milaputri17.blogspot.com/2017/12/komunikasi-terapeutik-pada-pasien-di-igd.html
Makalah komk
Komunikasi terapeutik pada pasien di IGD
Di susun Oleh :
Kelompok 6
16 B
Ayu anggraeni (16010054)
Diah ayu Amelia A. D (16010058)
Effendi (16010061)
Firdausil jannah devi (16010065)
Mila putri mastura (16010077)
Neneng hariati putri (16010081)
Rozana putri (16010084)
Yuka crimson yanti (16010096)
Kata pengantar
Penyusun mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KOMUNIKASI
TERAPEUTIK PADA PASIEN DI IGD" untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi
dengan baik kami mengucapkan terima kasih kepada kepada teman teman mahasiswa
yang telah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa berman'aat bagi pembaca pada
umumnya dan penyusun pada khususnya. seperti pepatah yang mengungkapkan bahwa
“Tiada gading yang tak retak" demikian pula dengan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu kami selaku mahasisiwa
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca terutama dosen pembimbing mata kuliah
komunikasi Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
Penyusun
Daftar isi
COVER i
KATA PENGANTAR ii
1/10
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 latar belakang 1
1.2 rumusan masalah 1
1.3 tujuan masalah ………………………………………………………………………..2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 pengertian komunikasi terapeutik 3
2.2 komunikasi gawat darurat 4
2.3 Tujuan komunikasi 7
2.4 Teknik komunikasi 7
2.5 prinsip komunikasi 8
2.6 fase fase komunikasi 8
BAB III. NASKAH DIALOG
3.1 Dialog 10
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi yang
akurat dan membina hubungan saling percaya dengan klien sehingga klien akan
merasa puas dengan pelayanan keperawatan yang diterimanya. Pada pasien gawat
darurat perlu memperhatikan tehnik-tehnik dan tahapan baku komunikasi terapeutik
yang baik dan benar.Komunikasi terapeutik merupakan cara yang efektif untuk
mempengaruhi tingkah laku manusia dan bermanfaat dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit, sehingga komunikasi harus dikembangkan secara terus –
menerus ( Kariyo, 1998 ). Hubungan antara perawat dan klien yang terapeutik bisa
terwujud dengan adanya interaksi yang terapeutik antar keduanya, interaksi tersebut
harus dilakukan sesuai dengan tahapan – tahapan baku interaksi terapeutik perawat
klien, tahapan itu adalah tahap pre orientasi, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap
terminasi ( Stuart and Sunden.1998 ). Pelayanan kesehatan menggunakan komunikasi
yang langsung seperti pelayanan kesehatan, Rumah Sakit merupakan tempat untuk
mendapatkan pelayanan baik yang bersifat medik maupun keperawatan.
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun
2009). Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan
semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup.Dalam pelaksanaan tindakan denagn klien gawat darurat perawat perlu
melakukan komunikasi terapiotik pada klien harus dengan jujur, memberikan
gambaran situasi yang sesunguhnya sedang terjadi dengan tidak menambahkn
kecemasan dan memberikan suport verbal maupun non verbal . Klien dapat merasakan
2/10
puas ataupun tidak puas apabila klien sudah mendapatkan pelayanan kesehatan yang
diberikan petugas di IGD, baik yang bersifat fisik, kenyamanan dan keamanan serta
komunikasi terpeutik yang baik.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari gawat darurat ?
2. Apa saja konsep dasar keperawtan gawat darurat ?
3. Apa yang dimaksud dengan SPGDT ?
4. Apa tujuan komunikasi pada gawat darurat ?
5. Bagaimana tehknik komunikasi pada gawat darurat ?
6. Apa rinsip-prinsip komunikasi gawat darurat ?
1.3 Tujuan masalah
1. Apa pengertian dari gawat darurat ?
2. Apa saja konsep dasar keperawtan gawat darurat ?
3. Apa yang dimaksud dengan SPGDT ?
4. Apa tujuan komunikasi pada gawat darurat ?
5. Bagaimana tehknik komunikasi pada gawat darurat ?
6. Apa rinsip-prinsip komunikasi gawat darurat ?
2.4.1 Mendengarkan
Perawat harus berusaha untuk mendengarkan informasi yang disampaikan oleh klien
dengan penuh empati dan perhatian. Ini dapat ditunjukkan dengan memandang kearah
klien selama berbicara, menjaga kontak pandang yang menunjukkan keingintahuan,
dan menganggukkan kepala pada saat berbicara tentang hal yang dirasakan penting
atau memerlukan ummpan balik. Teknik dimaksudkan untuk memberikan rasa aman
kepada klien dalam mengungkapkan perasaan dan menjaga kestabilan emosi klien.
2.4.2 Menunjukkan penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui, melainkan bersedia untuk mendengarkan orang
lain tanpa menunjukkan sikap ragu atau penolakan. Dalam hal ini sebaiknya perawat
tidak menunjukkan ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksetujuan atau penolakan.
Selama klien berbicara sebaiknya perawat tidak menyela atau membantah. Untuk
menunjukkan sikap penerimaan sebaiknya perawat menganggukkan kepala dalam
merespon pembicaraan klien.
2.4.3 Mengulang Pernyataan Klien
Dengan mengulang pernyataan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga klien
mengetahui bahwa pesannya mendapat respond an berharap komunikasi dapat
berlanjut. Mengulang pokok pikiran klien menunjukkan indikasi bahwa perawat
mengikuti pembicaraan klien.
2.4.4 Klarifikasi
6/10
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawta perlu mengehentikan pembicaraan untuk
meminta penjelasan dengan menyamakan pengertian. Ini berkaitan dengan pentingnya
informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan. Klarifikasi diperlukan untuk
memperoleh kejelasan dan kesamaan ide, perasaan, dan persepsi
2.4.5 Menyampaikan Hasil Pengamatan
Perawat perlu menyampaikan hasil pengamatan terhadap klien untuk mengetahui
bahwa pesan dapat tersampaikan dengan baik. Perawat menjelaskan kesan yang
didapat dari isyarat nonverbal yang dilakukan oleh klien. Dengan demikian akan
menjadikan klien berkomunikasi dengan lebih baik dan terfokus pada permasalahan
yang sedang dibicarakan
3.1.4 Terminasi
Perawat : “ Bagaimana ada yang ingin ditanyakan bapak?”
Pasien : ”tidak ada sus, sudah cukup jelas.”
Perawat: baiklah bapak tugas saya sudah selesai,apa bila bapak membutuhkan sesuatu
bapak bisa menghubungi kami dengan cara memencet tombol yang berwana hijau tepat
di atas kepala bapak.
Pasien: iya ners
Perawat : bapak istirahat saja dahulu, nanti 10 menit lagi dokter akan kesini untuk
memeriksa keadaan bapak.”
Pasien : “iya ners.
Perawat : “saya permisi dulu pak, terimakasih ata kerjasamanya.
Pasien : “iya ners, terimakasih juga.
9/10
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasi yang dilakukan kepada pasien yang dalam kondisi gawat darurat yaitu
dengan komunikasi seperti komunikasi terapiotik lain, tetapi dalam hal ini yang lebih
di utamakan dalam mengatasi gawat darurat adalah tindakan yang akan diberikan
kepada pasien harus lebih cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukharipah.2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik
Keperawatan.Bandung : PT Refika Aditama
http://elista-sunshine.blogspot.com/2012/01/komunikasi-terapeutik-pada-lansia.html
file:///C:/Users/USER/Downloads/224-451-3-PB.pdf
www.stikesdrsoebandi.ac.id
10/10