1. Profesi-profesi akuntan
1. Profesi Akuntan Publik (Public Accounting)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan
independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Akuntan
publik adalah akuntan yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam
prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang
harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan publik dapat
melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi
manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.
2. Profes Akuntan Profesiona
Akuntan profesional. Ciri pembeda profesi akuntansi aalah kesediaanya menerima
tanggung jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung
jawab Akuntan Profesional tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi
kerja.
3. Profesi Akuntan Pemerintah (Government Accountans)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lemabag-lembaga pemerintah,
misalnya di kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
4. Profesi Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi ,
melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
3. Jenis-jenis perusahaan
a Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Business)
Perusahaan jenis ini terlebih dahulu mengubah input/bahan mentah (raw material)
menjadi output /barang jadi (finisdhed goods). Baru kemudian di jual kepada para
pelanggan (distributor) contohnya: perusahaan perakit mobil, komputer, perusahaan
pembuat (pabrik) obat, tas, sepatu, pabrik penghasil keramik, dan sebagainya
b Perusahaan Dagang (Merchandising Business)
Perusahaan jenis ini menjual produk (barang jadi), akan tetapi peusaan tidak
membuat/menghasilkan sendiri produk yang akan dijualnya melainkan
memperolehnya daeri perusahaan lain. Contoh: Indomart, Alfamart, Carrefour,
Hypermart, Giant, Gramedia dan lainnya.
c Perusahaan Jasa(Service Business)
Perusahaan jenis ini tidak menjual barang tetapi menjual jasa kepada pelanggan,
Contoh: Jasa angkutan transportasi, pelayanan kesehatan (rumah sakit), jasa
konsultan, pelayanan pendidikan, telekomunikasi dan sebagainya
4. Asas-asas OJK
a Asas Independensi
Independen artinya berdiri sendiri, jadi sebagai lembaga pengatur jasa keuangan Otoritas Jasa
Keuangan mengambil keputusan berdasarkan undang-undang yang berlaku tidak terpengaruh
terhadap pihak lain.
Penyelenggaraan lembaga Otoritas Jasa Keuangan berlandaskan pada hukum yang ada dan
undang-undang yang berlaku.
Asas ini berpacu kepada kepentingan umum yakni konsumen, sehingga dalam menjalankan
tugasnya Otoritas Jasa Keuangan harus membela dan melindungi kepentingan para
konsumen.
d Asas Keterbukaan
Otoritas Jasa Keuangan membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif.
e Asas Profesionalisme
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Otoritas Jasa Keuangan harus berlandaskan asas
profesionalisme.// asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang OJK, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
f Asas Integritas
Lembaga Otoritas Jasa Keuangan harus berpegang teguh kepada nilai-nilai moral dalam
setiap tindakan yang diambil.// asas yang berpegang teguh pada nilai moral dalam tiap
tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK.
g Asas Akutabilitas
Dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh Otoritas Jasa Keuangan semuanya
akan dipertanggungjawabkan kepada publik.
a Rencana induk (master plan), yaitu perencanaan yang fokus kepada kebijakan
organisasi dimana di dalamnya terdapat tujuan jangka panjang dan ruang lingkupnya
luas.
b Rencana operasional (operational planning), yaitu perencanaan yang fokus kepada
pedoman atau petunjuk pelaksanaan program-program organisasi.
c Rencana harian (day to day planning), yaitu perencanaan yang di dalamnya terdapat
aktivitas harian yang bersifat rutin.
a Rencana jangka panjang (long term planning), yaitu perencanaan yang dibuat dan
berlaku untuk jangka waktu 10 – 25 tahun.
b Rencana jangka menengan (medium range planning), yaitu perencanaan yang dibuat
dan berlaku untuk jangka waktu 5 – 7 tahun.
c Rencana jangka pendek (short range planning), yaitu perencanaan yang dibuat dan
hanya berlaku selama kurang lebih 1 tahun.