MATA KULIAH
IBRANI LANJUTAN
Oleh :
NPM: 190141652
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kejadian 22:1-19 merupakan sebuah kisah pengujian iman Abraham (22:1-19) yang
kemudian menjadi salah satu pembuktian iman manusia yang paling istimewa kepada Allah
sepanjang sejarah. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menyelidiki lebih dalam
mengenai makna serta teladan dibalik kisahnya, khususnya dalam hal ini untuk menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Ibrani Lanjutan. Menurut penulis, catatan peristiwa ini sangat perlu
dipahami oleh generasi setelah Abraham (termasuk zaman sekarang ini) untuk memetik
pelajaran dibaliknya lebih dari itu untuk meneladani ke-istimewaan karakter tokoh utama yaitu
Abraham dan Ishak. Apa yang Abraham laksanakan dari perintah Tuhan adalah tidak kurang dan
tidak lebih sesuai dengan perintah Alah,Inilah yang berkenan dihadapan Tuhan.
Selanjutnya yang melatarbelakangi pemilihan pasal ini ialah karya Allah yang begitu luar
biasa yang telah Allah siapkan sebelumnya kepada Abraham. Namun jika diperhatikan dengan
seksama, sepertinya Allah ingin mempermainkan seorang Abraham. Penantian yang begitu
panjang dijalani oleh Abraham, namun setelah penantiannya itu terpenuhi, Allah meminta
Kisah ketabahan dan kesetiaan Abraham begitu ditekankan dalam pasal ini, ada perintah
yang begitu mengherankan yang diberikan Allah kepada hanba-Nya Abraham. Ketaatan
Abraham yang rupanya juga begitu mengherankan, serta yang terakhir ialah akhir yang
mengherankan dari hasil ujian ini. Karya dan rencana yang begitu spektakuler yang telah Allah
siapkan bagi Abraham yang kemudian menjadi teladan yang luar biasa bagi orang percaya hari
ini.
BAB II
ISI
Peristiwa dalam perikop ini kemungkinan terjadi tidak lama setelah peristiwa diusirnya
Hagar beserta Ismael oleh Abraham (Kej. 21:10). Setelah kejadian tersebut, Allah menguji
Abragam untuk mempersembahkan Ishak anaknya di salah satu gunung di tanah Moria (Kej.
22:2). Allah menguji Abraham apakah ia rela mempersembahkan Ishak anaknya yang terkasih.
Rupanya tidak memerlukan waktu yang lama, Abraham melakukan perintah itu tepat keesokan
harinya sejak Allah berfirman kepadanya (Kej. 22:3). Ia pergi dengan Ishak beserta 2 bujangnya,
keledai beserta segala keperluan yang biasa dibawa untuk mempersembahkan korban bakaran
(kayu bakar,pisau,api).
Setelah melewati 3 hari perjalanan yang cukup melelahkan, Abraham melihat tempat
yang hendak ditujunya dari kejauhan. Melihat itu, ia segera meminta 2 bujang yang bersamanya
untuk tinggal dari kejauhan sementara ia bersama Ishak melanjutkan perjalanan hingga ke salah
Setelah sampai di Gunung itu, Abraham dan Ishak langsung membangun sebuah mezbah
untuk tempat korban persembahan. Tetapi hal yang luar biasa ialah ketika Ishak sadar bahwa
ternyata dirinya sendirilah yang akan menjadi korban itu. Yang menarik adalah Ishak tidak
berusaha untuk melarikan diri atau paling tidak protes dan atau marah kepada ayahnya,
melainkan dengan rela Ishak membiarkan ayahnya untuk mengikatnya. Ketika Abraham
mengulurkan pisaunya hendak membunuh anaknya, tiba-tiba Malaikat Allah muncul dan
mencegah Abraham. Hal yang terjadi selanjutnya ialah Abraham mendapatkan seekor domba
yang tanduknya tersangkut di semak belukar, lalu Abraham mengambil domba itu dan
mempersembahkannya menggantikan Ishak sebagai korban. Berbicara soal gunung ini (Moria),
rupanya gunung ini kemudian akan menjadi sejarah bagi beberapa peristiwa penting lainnya
seperti: Salomo mendirikan bait suci disini (2 Taw. 3:1) serta salib Kristus juga akan
Analisa ayat
1. Ayat 1
Pada permulaan pasal atau perikop ini, penulis kitab menjelaskan rencana Allah terhadap
Abraham dan hidupnya. Salah satu rancangan terbaik yang pernah terjadi bagi seorang umat
Allah. Allah hendak “mencoba” Abraham. Kata “mencoba” sendiri dalam bahasa Ibrani adalah
“hon - naw-saw” akar kata yang primitif, diterjemahkan dalam KJV sebagai “tempt”. Kata
yang sama digunakan oleh Rasul Yakobus dalam Yakobus 1:13. Namun dalam Keluaran 15:25
kata yang sama (naw-saw) diterjemahkan sebagai “proved” atau “proveth” dalam Ulangan 13:3.
Kata yang sama yang digunakan oleh Yakobus dalam Yakobus 1:13 memiliki pengertian
membuat jatuh atau menjatuhkan. Jika melihat konteks di mana Allah mencobai Abraham,
cobaan yang Allah maksudkan disini mengacu ke Yakobus 1:3 yaitu suatu ujian iman untuk
menghasilkan ketekunan. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa Kata “mencoba” di
perikop ini bisa juga dilihat sebagai “proveth” (Ul. 13:3, Kel. 15:25), yaitu sebuah tindakan
2. Ayat 2
1
J. Davis, Eksposisi Kitab Kejadian, (Malang: Gandum Mas,2001), hal. 234.
Melihat konteks pasal sebelumnya, jelas bahwa Ishak sudah dapat dianggap sebagai anak
tunggal Abraham (satu-satunya anak Abraham yang sah) setelah peristiwa Ismael dan Hagar
diusir oleh Abraham (Kej. 21:10). Bukan suatu kesengajaan dengan tujuan merendahkan Ismael
bahwa Allah menyebut Ishak sebagai anak tunggal Abraham saat itu. tentu ada makna khusus di
baliknya. Hal ini menyiratkan bahwa ada makna khusus yang tersirat dari peristiwa ini. Peristiwa
ini seolah Allah sedang mereka peristiwa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, di mana ia
sebagai Bapa harus mengorbankan anak tunggal-Nya (Yesus) untuk dikorbankan, mati di kayu
salib untuk menebus dosa umat manusia. NKJV memperjelas makna di balik kata “kasihi”
dengan makna superlative yaitu “Lovest” atau “yang paling kasih” atau “yang terkasih”. Hal ini
menyiratkan mengenai hubungan afeksi yang sangat dalam antara Allah dengan Anak tunggal-
Nya (Yesus Kristus). Tentunya hal yang sulit untuk dilakukan oleh seorang manusia normal,
bahkan tidak mungkin seseorang mau melakukan hal yang “konyol” seperti ini. Namun
kebesaran iman serta ketekunan seorang Abraham kepada Allah membuatnya tanpa ragu dan
tanpa berpikir panjang, ia mengambil Keputusan yang mengherankan. Tidak heran bahwa
Abraham sampai hari ini disebut sebagai sahabat Allah oleh karena imannya itu (Yak. 2:23).
3. Ayat 3
Seperti yang telah penulis jelaskan diatas bahwa Keputusan yang Abraham ambil tidak
memakan waktu yang lama. Tanpa ragu Abraham membulatkan tekadnya untuk mengorbankan
harinya…” Mengindikasikan ketaatan hati Abraham yang sangat mendalam untuk menjalankan
4. Ayat 4
Perjalanan selama 3 hari sangat mungkin membuat Abraham yang telah berusia lebih dari
100 tahun kelelahan. Ada kemungkinan juga Allah sengaja pilih tempat yang cukup jauh untuk
memberikan kesempatan kepada Abraham untuk menentukan pilihan: tetap menaati perintah
Allah atau kembali2. Rupanya waktu tersebut tidak dipakai Abraham untuk merenung dan atau
mengurungkan niatnya, justru 3 hari tersebut ia pakai untuk semakin membulatkan tekadnya.
5. Ayat 5
Selanjutnya dalam ayat yang ke-5 Abraham kembali menunjukkan bahwa ia memiliki
Iman yang besar kepada janji Allahnya. Pernyataan Abraham bahwa ia akan kembali lagi
bersama Ishak sehabis dari sembahyang menunjukkan bahwa ia masih ingat kepada janji Allah
bahwa dari Ishak-lah akan disebut keturunannya (Kej. 21:12), dan bahwa dari Ishaklah ia akan
menjadi bapa segala bangsa. Dalam PB tepatnya dalam Ibrani 11:17-19 Alkitab mencatat bahwa
Iman Abraham adalah bukan Iman yang main-main. Ia berpikir bahwa sekalipun Ishak harus
dikorbankan (Mati), Allah pasti akan membangkitkannya dari antara orang mati.
6. Ayat 6
Dalam ayat yang ke-6 Abraham meyuruh Ishak membawa kayu bakar yang kemudian
akan dipakai untuk membakar jasad Ishak. Hal ini dilakukan Abraham unruk menguji ketaatan
anaknya dari hal yang kecil, hal ini juga bertujuan untuk melambangkan pribadi Kristus yang
memikul salib-Nya sendiri (Yoh. 19:17)3. Selanjutnya juga dapat diperhatikan bahwa ayat ini
terlihat sebagkgnknnjijai refleksi akan Allah Bapa yang meminta kepada Allah Anak-Nya yaitu
2
J. Davis, Eksposisi Kitab Kejadian, (Malang: Gandum Mas,2001), hal. 233.
3
Matthew Henry, Aplikasi Tafsiran Matthew Henry (Surabaya: Momentum), 2017.
7. Ayat 7
Tanpa terjadi kegaduhan antara keduanya, Abraham dan Ishak membahas mengenai
korban persembahan yang akan mereka korbankan. Padahal jika diperhatikan kondisi dan
suasana saat itu tidak memberikan rasa aman bagi Ishak, apalagi tidak ada sesuatupun yang
mereka bawa untuk dikorbankan sebagai persembahan bagi Allah. Informasi tentang apa yang
akan mereka sembelih untuk dijadika korban tidak diberikan oleh Abraham, tidak ada informasi
ataupun perintah bahwa setibanya di gunung Moria mereka akan mencari kambing atau domba
liar untuk dipersembahkan kepada Allah. Hal ini membuata mahasiswa meyakini bahwa
pertanyaan ishak disini bukanlah sebuah sandiwara, mahasiswa menduga bahwa pertanyaan
Ishak ini merupakan pertanyaan untuk menjawab kecurigaannya terhadap kondisi pada saat itu.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa Ishak memang benar-benar bertanya saat itu atas
pembaca perikop ini, bagaimana seorang Abraham harus mendengar pertanyaan anaknya, serta
bagaimana ia akan menjawabnya. Dari sekian banyaknya percakapan diantara mereka saat
perjalanan, mungkin ini satu-satunya pertanyaan yang paling menusuk hati Abraham.
8. Ayat 8
Jawaban yang Abraham berikan sangat bijak4 serta penuh dengan keyakinan dan Iman,
bahwa Allah-lah yang akan menyediakannya bagi mereka. Memperlihatkan imannya yang murni
kepada Allah. Pernyataan Abraham dalam ayat ini memberi pedoman bagi Ishak bagaimana ia
harus berserah diri sepenuhnya hanya kepada Allah. Selanjutnya ialah ungkapan ini
4
Matthew Henry, Aplikasi Tafsiran Matthew Henry (Surabaya: Momentum, 2017).
menunjukkan imannya kepada Allah. Selain dari pemikiran bahwa Allah akan membangkitkan
Ishak seperti yang mahasiswa telah bahas sebelumnya (Ibr. 11:17-19), kemungkinan Abraham
meyakini bahwa akan ada korban pengganti Ishak yang akan disediakan Allah.
9. Ayat 9
Tidak tercatat dalam Perjanjian Lama bahwa ada respon negatif dari Ishak. Akan sangat
mungkin bagi orang percaya ataupun pembaca kitab PL hari ini untuk berpikir bahwa Ishak telah
bersiap diri menjadi korban yang akan dipersembahkan. Hal itu dikarenakan memang tidak ada
perlawanana sama sekali dari Ishak mengenai situasi yang terjadi saat itu. Hal ini
Menggambarkan pribadi Yesus Kristus yang kemudian dimasa yang akan datang Ia merelakan
Dalam ayat 9 kata yang penting untuk diperhatikan adalah kata “Mezbah”. Kata ini dalam
bahasa aslinya (Ibrani) adalah “xbzm” (Mizbeach). Kata ini dalam NKJV diartikan sebagai
“altar” atau “mezbah” dalam terjemahan bahasa Indonesia. Dalam penerjamahan ITB kata xbzm
selalu diartikan sebagai “Mezbah – milik Allah”. Dengan makna dan tujuan bahwa Altar atau
Mezbah yang dibangun oleh Abraham dan Ishak adalah murni dibangun untuk Allah.
10. Ayat 10
Memang tidak disebutkan dengan eksplisit dalam Alkitab, namun dapat mahasiswa terka
bahwa selang waktu antara ayat 9 dengan 10 tidaklah terlalu lama. Setelah Abraham dan Ishak
selesai membangun mezbah “untuk Allah”, Abraham langsung bersigap unttk menjadikan
anaknya sebagai korban, tanpa perlawanan dari Ishak, Abraham segera mengulurkan tangannya,
mengambil pisau dan hendak menyembelih Ishak. Hal ini sangat mungkin terjadi karena ia ingin
segera mengakhiri tugas ini dan melihat kehendak ranangan Allah selanjutnya bagi dirinya
beserta Ishak.
11. Ayat 11
Ada satu fakta menarik di sini, yaitu bahwa Malaikat Tuhan yang dimaksud dalam ayat
ke-11 adalah Allah sendiri. memang seringkali Alkitab melaporkan peristiwa penampakan Allah
sebagai seorang Malaikat Tuhan (Kej. 16:7, Kel 3.2 dll). Kemungkinan ini semakin kuat ketika
mahasiswa membaca ayat ke-16, ketika Malaikat Allah itu bersumpah demi diri-Nya sendiri (Ay
16). Fakta yang diketahui oleh semua orang percaya bahwa Tercatat dalam Alkitab, hanya Allah
sendirilah yang dapat bersumpah demi diri-Nya sendiri. Seorang Malaikat tidak akan berani
untuk bersumpah demi dirinya sendiri melainkan hanya demi Dia yang kekal (Daniel 12:7).
12. Ayat 12
Frasa “takut akan Allah” merupakan frasa serta kata yang paling utama dalam perikop
ini. Frasa ini menjadi tema pokok perikop ini, bahwa seluruh kejadian dalam perikop dan ata
Kata “takut” di sini menggunakan kata “ary - (Yare')”. Kata ini memiliki makna yang
superlative. Kata ini memiliki beberapa terjemahan dalam NKJV “afraid dan fear” artinya
memiliki makna takut kepada sesuatu. Namun kata ini juga sering diartikan sebagai “Honour ata
Respect” yang dalam bahasa Indonesia kata ary diartitkan sebagai “menghormati”. Point utama
dalam ayat ini adalah Abraham takut dengan rasa hormat kepada Allah. Berbeda dengan
Ayat ini merupakan titik balik dari segala yang kekelaman (perasaan) yang dialami oleh
Abraham dan Ishak. Dapat dipastikan bahwa kedua tokoh utama dalam perikop ini dalam kondisi
hati dan atau perasaan yang berkecamuk. Namun buah dari Iman, ketekunan, serta ketaatan
seorang Abraham dan Ishak tergenapi dalam ayat ini. Klimaks dari keseluruhan perikop ini
terdapat pada ayat ke-13. Apa yang mereka gumuli (korban persembahan) dijawab oleh Allah
saat itu. Allah memberikan seekor domba jantan sebagai ganti Ishak. Domba yang dikorbankan
itu menggambarkan penebusan Yesus Kristus. Seharusnya Ishak yang dipersembahkan kepada
Allah, namun kemudian Allah menggantikannya dengan seekor domba jantan yang layak untuk
14. Ayat 14
Frasa yang unik dari perikop ini menunjukkan penyertaan Allah bagi hidup orang-orang
yang dengan tulus hati taat dan setia kepada-Nya. Frasa yang dipakai dalam ayat ini adalah “hry
hwhy – Yehovah Yireh” yang berarti “Tuhan menyediakan”. Allah menyediakan tidak hanya
mengacu kepada “Domba” saat itu, tetapi lebih lagi bahwa Allah akan, sedang dan telah
menyediakan Yesus Kristus sebagai “Domba korban” yang sempurna, yang menggantikan
Seperti yang telah dipaparkan mahasiswa diatas, bahwa Malaikat TUHAN disini
mengacu kepada pribadi Allah sendiri. Dalam ayat ke-16 dengan jelas Alkitab mencatat bahwa
malaikat TUHAN bersumpah demi diri-Nya sendiri, namun karena itu tidak mungkin, maka
dapat dipastikan bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah itu sendiri. Allah bersumpah demi
diri-Nya sendiri berarti bahwa Ia ingin memberi jaminan yang paling tinggi bahwa Ia akan
Oleh karena segala yang telah Abraham lakukan serta buktikan kepada Allah (ayat 1-14)
maka ia berhak menerima berkat yang telah Allah telah persiapkan baginya sehak awal (ayat 17-
18). Janji yang pernah Allah berikan kepada Abraham (Kej. 12:1-2) kembali Ia kumandangkan
bagi Abraham (ayat 17-18). Paling tidak Allah mengulangi janji-Nya kepada Abraham, artinya
adalah agar Abraham tidak lupa akan janji Allah kepadanya, terlebih tujuannya adalah agar iman
dan ketekunan Abraham terus dikuatkan. Janji Allah kepada Abraham ialah, Allah berjanji akan
seperti bintang dilangit, dan keturunannya akan menjadi keturunan yang besar (ayat 17), bahkan
melalui keturunannya semua bangsa akan mendapat berkat Allah (ayat 18).
17. Ayat 19
Seperti yang telah ia ucapkan dari awal kepada kedua bujangnya, bahwa ia akan pergi
sembahyang bersama dengan Ishak, juga ia akan kembali kepada mereka bersama dengan Ishak
(ayat 5). Sebuah Akhir kisah perjuangan yang luar biasa dari seorang Abraham dan Ishak, serta
sebuah rancangan yang indah dari Allah bagi Abraham. Semua sesuai dengan apa yang telah
Ujian Iman oleh Allah kepada Abraham merupakan skenario Allah yang begitu sempurna
dalam menguji iman anak-anak-Nya, dalam hal ini kepada Abraham dan Ishak. Ujian yang Allah
berikan sama sekali tidak ditujukan Allah agar mencobai Abraham dan membuatnya jatuh dalam
dosa, namun ujian yang Allah berikan bertujuan untuk menguatkan iman Abraham (Yak. 1:3).
Memang jika diperhatikan, perintah Allah seolah bertentangan dengan janji yang telah berulang-
ulang Ia ucapkan kepada Abraham. Satu hal yang mahasiswa garis bawahi, ialah peranan besar
seorang Ishak dalam peristiwa yang penting ini. Jika bukan karena peran vital Ishak dalam
ketaatan dan imannya kepada Allah-nya, maka bisa saja proses Abraham dalam menaati perintah
Allah akan sedikit sulit, memakan waktu yang lama, bahkan tidak menutup kemungkinan akan
gagal total. Oleh sebab itu, mahasiswa memberikan penghargaan lebih kepada iman dan ketaatan
seorang Ishak.
Oleh karena imannya, Abraham berani untuk terus maju dan melaksanakan perintah
Allah. Oleh karena iman, Abraham mendapatkan segala yang telah Allah janjikan kepadanya
sebelumnya. Selain itu, mahasiswa meyakini bahwa peristiwa ini menggambarkan sebuah
peristiwa besar yang akan datang. Peristiwa di mana Yesus harus menjadi korban mengganti
Pelajaran yang dapat orang percaya dapat terapkan melalui perikop ini, ialah :
1. Tentu hal pertama dan terutama ialah mengenai Iman. Iman seorang Abraham telah
membawanya kepada penggenapan akan janji-janji Allah kepadanya. Tidak heran bahwa
Allah menjuluki atau menyebut Abraham sebagai bapak oranag beriman. Tidak mudah
bagi Abraham untuk mengambil Keputusan dalam keadaan seperti demikian (Kej. 22:1-
19), namun oleh karena imannya kepada Allah-nya ia berani mengambil Keputusan yang
mengherankan.
2. Selanjutnya ialah mengenai ketekunan. Abraham tidak hanya 1 atau 2 kali menunjukkan
betapa ia beriman dan berpengharapan hanya kepada Allah. Namun imannya tersebut
senantiasa ia tunjukan dalam hidupnya hari lepas hari. Walaupun sebagai manusia,
dalam iman kepada Allah. Namun ketika ia bersalah, ia mengambil Keputusan untuk
Sebagai seorang Kristen, orang percaya hari ini seharusnya senantiasa hidup dalam iman,
ketaatan, serta ketekunan kepada Allah. Karena semua itu tidak akan menjadi sia-sia (1 Kor. 15:
58), Allah akan menepati janji-janji-Nya kepada orang-orang yang senantiasa taat dan tekun
dalam iman kepada-Nya. Orang percaya juga harus percaya pada janji-janji Allah, meskipun
suatu keadaan yang mungkin “bertentangan” dengan janji-janji itu sedang menimpa dirinya
(seperti yang dialami oleh Abraham), sebab Allah tidak pernah lalai menepati janji-Nya (2
Pet.3:9). Yang terakhir, orang percaya dituntut untuk memiliki kasih kepada Allah (Mat. 22:37,
MRK. 12:30) melebihi apapun bahkan kepada anak atau keluarganya sendiri.
BAB IV
Pendahuluan
Kesimpulan
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Free, P. Joshep. Arkeologi dan sejarah Alkitab. Malang: Gandum Mas. 2001.
APLIKASI