Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA E1 01111840000065

Analisa Rangkaian Node and Mesh (E1)


Rizqi Dzulkifli, Anindya Pangesti, dan Diky Anggoro
Departemen Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: anindyapangesti40@gmail.com

Abstrak—Telah dilakukan praktikum yang berjudul analisa Hukum Kirchoff yang pertama dikenal sebagai Hukum Arus
node and mesh. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari Kirchoff (Kirchoff’s Current Law). Hukum ini menyatakan
rangkaian resistif dan untuk menguji validitas dari analisa node bahwa jumlah aljabar dari suatu arus yang masuk ke suatu
and mesh melalui percobaan, simulasi, dan perhitungan. Dalam
titik nilainya adalah nol. Secara matematis dapat dituliskan
melakukan praktikum ini, perlu diketahui beberapa prinsip
sebelum praktikum ini dilakukan. Yang pertama adalah dengan :
Kirchoff’s Current Law, lalu Kirchoff’s Voltage Law, resistor dan ∑𝑁𝑛=1 𝑖𝑛 = 0 (1.1)
cara membacanya. Dan yang terakhir adalah analisa node and Dimana N adalah jumlah cabang, dan in adalah jumlah arus
mesh. Analisa node merupakan metode yang digunakan untuk yang masuk (atau keluar) dari node. Dengan hukum ini, arus
mencari jumlah tegangan yang mengalir di suatu titik. masuk ke suatu node akan bernilai positif, sedangkan yang
Sedangkan analisa mesh merupakan metode yang digunakan
meninggalkan node akan bernilai negatif [1].
untuk mencari jumlah arus yang mengalir di suatu loop. Dari
praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil V1 sebesar Selanjutnya ada Kirchoff’s Voltage Law, yang merupakan
3v, V2 sebesar 1,5v, V3 sebesar 1,5v, dan V4 sebesaar -3v. I1 hukum kedua dari Kirchoff. Hukum ini didasarkan pada
sebesar 0,0027 A, I2 sebesar -0,00023 A, I3 sebesar 0,021 A, Ia konsep konservasi energi. Pernyatannya adalah bahwa
sebesar 0,00293 A, dan Ib sebesar -0,02123 A. Dari analisa data jumlah aljabar dari semua tegangan dalam jalur (atau loop)
dan pembahasan, didapatkan nilai eror untuk metode analisa yang tertutup nilainya adalah nol. Secara matematis dapat
node sebesar 73,756%. Dan pada analisa mesh, didapatkan nilai
dituliskan dengan:
eror sebesar 461,81%.
∑𝑀𝑚=1 𝑉𝑚 = 0 (1.2)
Kata Kunci—KCL, KVL, Node, Mesh Dimana M merupakan jumlah tegangan didalam loop (atau
jumlah cabang didalam loop), dan Vm adalah tegangan ke-m
volt [1].
I. PENDAHULUAN Prinsip selanjutnya adalah resistor, yaitu sebuah komponen

D I era revolusi industri 4.0 ini, kita tidak pernah terlepas


dari sebuah teknologi. Disetiap teknologi yang ada
hingga sekarang ini, hampir seluruhnya merupakan peralatan
yang digunakan untuk mengontrol jumlah arus yang mengalir
dalam suatu rangkaian. Resistor memiliki nilai hambat yang
disebut dengan resistansi. Besarnya resistansi dimulai dari
elektronik. Didalam setiap peralatan tersebut, pasti terdapat kurang dari satu ohm, hingga jutaan ohm. Besarnya resistansi
sirkuit listrik. Sirkuit listrik selalu memiliki rangkaian listrik suatu benda selalu bergantung pada resistivitas suatu bahan.
didalamnya. Dalam membuat suatu rangkaian, kita perlu Besarnya resistivitas itu sendiri berbanding lurus dengan
mengetahui berapa arus yang mengalir didalamnya, berapa panjang bahan dan massa jenis suatu bahan, serta berbanding
tegangan pada suatu node, berapa nilai hambatan yang terbalik dengan luas permukaan bahan tersebut. Untuk
diperlukan dalam suatu jalur, dan masih banyak lagi. Salah membantu menentukan nilai resistor, biasanya disetiap
satu cara untuk menghitung itu semua adalah dengan resistor terdapat pita warna yang menunjukkan nilai
menggunakan analisa rangkaian node and mesh. Sehingga, resistansinya. Berikut ini merupakan daftar kode warna
dengan diketahuinya besaran-besaran tersebut, harapannya resistor yang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Pada Gambar 1.1,
bisa mempermudah pembuatan suatu rangkaian listrik yang contoh pita warna resistor tersebut menunjukkan resistor
ditujukan untuk membuat sebuah sistem tertentu. Oleh karena dengan warna merah, hijau, kuning, dan silver. Dari kode
itu, untuk mengetahui bagaimana cara menghitung jumlah warna tersebut, dapat diketahui bahwa nilai resistor tersebut
arus yang mengalir, jumlah tegangan yang ada, dan jumlah adalah 25x104 dengan toleransi 10% [2].
hambatan yang diperlukan dalam suatu rangkaian, maka Dan prinsip yang terakhir adalah tentang analisa node and
dilakukanlah praktikum analisa rangkaian node and mesh mesh. Node merupakan titik pertemuan antara dua cabang
yang bertujuan untuk mempelajari rangkaian resistif dan juga atau lebih. Node biasanya digambarkan dengan titik di sebuah
menguji validitas dari hasil analisa rangkaian node and mesh rangkaian. Pada Gambar 1.2, terdapat tiga node a, b, dan c.
melalui percobaan, simulasi, dan juga perhitungan. Perhatikan bahwa tiga titik di node b dapat disambungkan
Sebelum melakukan percobaan, kita perlu mengetahui secara sempurna dalam sebuah titik. Hal yang sama terjadi
beberapa prinsip praktikum untuk mempermudah jalannya pada titik c. Sehingga, rangkaian di Gambar 1.2 dapat diubah
percobaan. Yang pertama adalah Kirchoff’s Current Law, dan disederhanakan menjadi Gambar 1.3. Mesh merupakan
dikarenakan Hukum Ohm tidak cukup untuk menganalisa
suatu rangkaian. Bagaimanapun, ketika dipasangkan dengan
Hukum Kirchoff kedua, itu sudah tercukupkan. Sebuah alat
yang bisa digunakan untuk menganalisa suatu rangkaian,
yaitu adalah Hukum Kirchoff. Hukum ini pertama kali
diperkenalkan pada 1847 oleh Gustav Robert Kirchoff.
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA E1 01111840000065

Tabel 1.1.
Kode Warna Resistor

Warna Angka Pengali Toleransi

Hitam 0 1
Coklat 1 101 1%
Merah 2 102 2%
Jingga 3 103
Kuning 4 104
Gambar. 1.1 Contoh Pita Warna Resistor Hijau 5 105
Biru 6 106
Violet 7 107
Abu abu 8 108
Putih 9 109
Emas 10 10-1 5%
Perak 11 10-2 10%
Tak bewarna 12 20%

Gambar. 1.2. Node, Cabang, dan Loop

Gambar. 2.1. Skema Alat Praktikum Analisa Node and Mesh

analisa node pada proteus.


Pada langkah kerja analisa mesh, percobaan dimulai
Gambar. 1.3. Penyederhanaan Rangkaian
dengan disiapkannya alat dan bahan, kemudian nilai masing-
sebutan lain dari loop, yaitu adalah jalur rangkaian yang masing resistor diukur. Setelah itu, rangkaian disusun sesuai
tertutup yang dibentuk dari node. Loop dapat dikatakan dengan skema alat. Kemudian tegangan diatur menjadi
independen ketika mengandung sedikitnya satu cabang sebesar 3V. Lalu, catat nilai I1, I2, I3, dan arus percabangan Ia
dimana tidak ada bagian dari loop independen lainnya. Pada dan Ib. Hasil percobaan dibandingkan dengan perhitungan.
Gambar 1.3, abca dengan resistor 2Ω adalah independen. Selain itu, skema rangkaian juga dibuat dan pengambilan
Loop kedua dengan resistor 3Ω dan dengan sumber arus data analisa mesh pada proteus.
adalah independen. Loop ketiga adalah yang berisi resistor
D. Persamaan
2Ω dan resistor 3Ω [3].
Persamaan yang digunakan dalam percobaan kali ini
adalah persamaan Hukum Ohm. Yang secara sistematis
II. METODE PENELITIAN dapat dituliskan dengan :
A. Alat dan Bahan 𝑉 = 𝐼 .𝑅 (2.1)
Selain itu, digunakan pula persamaan Hukum Kirchoff,
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yang yaitu :
pertama adalah multimeter yang digunakan untuk mengukur ∑ 𝜀 − ∑ 𝐼. 𝑅 = 0 (2.2)
hambatan, tegangan, dan arus. Lalu, power supply untuk Dalam melakukan analisa data, diperlukan perhitungan
memberikan tegangan, resistor untuk menghambat arus, faktor eror juga, persamaannya adalah sebagai berikut :
kabel jumper untuk menghubungkan antar komponen, dan 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝑥 100% (2.3)
project board sebagai media dalam menyusun rangkaian. 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

B. Skema Alat
III. HASIL DAN DISKUSI
Skema alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat
dilihat pada Gambar 2.1 A. Analisa Data
C. Langkah Kerja Setelah dilakukan percobaan, didapatkan data tegangan di
V1 hingga V5 yang dapat dilihat di Tabel 3.1 dan didapatkan
Langkah kerja pada praktikum ini dibagi menjadi dua,
juga data percobaan untuk arus di I1 hingga Ib yang dapat
yaitu metode analisa node dan analisa mesh. Pada analisa
dilihat pada Tabel 3.2.
node, percobaan dimulai dengan disiapkannya alat dan bahan,
kemudian nilai masing-masing resistor diukur. Setelah itu, B. Perhitungan
rangkaian disusun sesuai dengan skema alat. Kemudian Berdasarkan hasil analisa data pada analisa node, dapat
tegangan diatur menjadi sebesar 3V. Lalu, tegangan pada dicari besar tegangan pada V1, V2, V3, V4, dan V5 secara
rangkaian diukur dan dicatat nilai V1, V2, V3, V4, dan V5. perhitungan dengan menggunakan KVL
Hasil percobaan dibandingkan dengan perhitungan. Selain Pada node 1
itu, skema rangkaian juga dibuat dan pengambilan data I1 = I2 + I3
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA E1 01111840000065

Tabel 3.1. 130%. Error maksimum yang terdapat pada V4 merupakan


Hasil Praktikum Analisa Node suatu kesalahan yang kemungkinan besar terjadi pada saat
Eror pengukuran tegangan menggunakan multimeter. Seperti pada
Perhitu Perco- Simu-
Tegangan
-ngan baan lasi Perhitungan Perhitungan – umumnya, angka multimeter tidak muncul secara langsung
- Percobaan Simulasi saat kutub positif dan negatif multimeter didekatkan pada
V1 3 1,61 2,1 46,33% 30% kaki resistor. Nilai yang tertera pada layar multimeter digital
V2 1,5 0,23 1,2 84,67% 20% tersebut akan berubah-ubah dan akan berhenti dengan
V3 1,5 3,05 2,7 -103,3% -80% sendirinya. Kemungkinan besar kesalahan yang terjadi
V4 -3 1,61 0,9 46,33% -130%
V5 1,4 0,17 0,3 87,85% 78,57% adalah nilai pada layar multimeter digital tersebut sudah
dicatat padahal masih ada kemungkinan nilai tersebut masih
bergerak. Hal inilah yang menyebabkan nilai percobaan
Tabel 3.2. dengan nilai simulasi tidak sesuai, dan membuat nilai error
Hasil Praktikum Analisa Mesh menjadi besar.
Eror Pada analisa mesh, diperoleh hasil perhitungan pada I1
Arus
Perhitu- Percob Simu- sebesar 0,0027A, I2 sebesar -0,00023A, I3 sebesar 0,021A,
ngan a-an lasi Perhitungan Perhitungan –
- Percobaan Simulasi
Ia sebesar 0,00293A, dan Ib sebesar -0,02123A. Sedangkan
berdasarkan hasil simulasi dengan proteus, didapatkan nilai
I1 0,00270 - -0,03 - 1211%
I2 -0,00023 -
-0,01 - 361,85%
pada I1 sebesar -0,03A, I2 sebesar -0,01A, I3 sebesar -0,02A,
I3 0,02100 -
-0,02 - 195% Ia sebesar 0,01A, dan Ib sebesar 0,0A. Nilai eror terbesar
Ia 0,00293 -
+0,01 - 441,2% terletak pada pengukuran I1,yaitu sebesar 1211%. Nilai error
-
Ib -0,02123 -0,00 - 100% yang besar ini merupakan suatu kesalahan yang kemungkinan
besar terjadi pada saat pengukuran arus menggunakan
multimeter. Seperti pada umumnya, angka multimeter tidak
𝑉1 −𝑉2 𝑉 −𝑉 𝑉 −𝑉
muncul secara langsung saat kutub positif dan negatif
= 2 0+ 2 3 multimeter didekatkan pada kaki resistor. Nilai yang tertera
𝑅1 𝑅2 𝑅3
3−𝑉2 𝑉2 𝑉2 −𝑉3 pada layar multimeter digital tersebut akan berubah-ubah dan
= +
68 68 122 akan berhenti dengan sendirinya. Kemungkinan besar
122(3-V2) = 122V2 + 68(V2 –V3) kesalahan yang terjadi adalah, nilai pada layar multimeter
366-122V2 = 122V2 + 68V2 - 68V3 digital tersebut sudah dicatat padahal masih ada kemungkinan
312V2 - 68V3 = 366 nilai tersebut masih bergerak. Hal inilah yang menyebabkan
Pada analisa mesh, dengan menggunakan KCL, dapat nilai percobaan dengan nilai perhitungan tidak sesuai dan
dilakukan perhitungan sebagai berikut membuat nilai error menjadi besar. Selain itu, tingkat
Pada mesh I1 ketelitian multimeter tidak terlalu besar, sehingga nilai yang
-VS1 + I1 R1 + Ia R2 = 0 diberikan kurang teliti.
-3 + 68 I1 + (I1 - I2) 68 = 0
-3 + 68 I1 + 68 I1 - 68 I2 = 0
136 I1 - 68 I2 = 3 IV. KESIMPULAN
Selain perhitungan tegangan dan arus, dihitung juga Dari hasil analisa data dan pembahasan, dapat diambil
presentase eror dari data yang didapat kesimpulan bahwa perhitungan dengan metode analisa node
𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Eror =
𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑥 100% memiliki tingkat ketidakakuratan sebesar 73,756%, dan
menggunakan metode analisa mesh memiliki tingkat ketidak
1,5 − 0,23
= 𝑥 100% akuratan sebesar 461,81%
1,5
= 84,67%
Dengan menggunakan perhitungan yang serupa, diperoleh LAMPIRAN
hasil perhitungan secara keseluruhan yang terlampir pada Lampiran hasil perhitungan secara keseluruhan terlampir
Lampiran 1. pada Lampiran 1
C. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dilakukanlah UCAPAN TERIMA KASIH
perhitungan dengan menggunakan analisa node dan juga Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
analisa mesh. Sebelum melakukan perhitungan, perlu Elektronika Fisika ITS, Bapak Diky Anggoro, yang telah
diketahui bahwa nilai resistor yang digunakan di R1, R2, R4, memberikan kami materi agar kami dapat menjalani
dan R5 adalah 68Ω, sedangkan R3nya sebesar 122Ω. Setelah praktikum dengan lancar. Saya juga mengucapkan terima
mengetahui nilai resistornya, dilakukanlah perhitungan. kasih kepada Asisten Laboratorium Elektronika, Mbak
Yang pertama yaitu menggunakan analisa node, diperoleh Anindya Pangesti, yang telah membimbing kami dengan
hasil perhitungan pada V1 sebesar 3v, V2 dan V3 1,5 v, dan sabar selama jalannya praktikum ini. Terima kasih juga saya
V4 sebesar -3v. Namun berdasarkan hasil pengamatan, ucapkan kepada teman-teman praktikan saya, Raychan
nilainya V1 sebesar 1,61v, V2 sebesar 0,23v, V3 sebesar Abyqa Fahriza, Dafa Miftahudin, dan juga Annisa Indah
3,05v, V4 sebesar 1,61, dan V5 sebesar 0,17v. Sedangkan Maharani yang telah sangat banyak membantu saya selama
berdasarkan hasil simulasi dengan proteus, nilainya V1 proses praktikum ini.
sebesar 2,1v, V2 sebesar 1,2v, V3 sebesar 2,7v, V4 sebesar
0,9, dan V5 sebesar 0,3v. Nilai eror terbesar dari data yang
telah didapatkan terletak pada pengukuran V4, yaitu sebesar
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA E1 01111840000065

DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli, Douglas C. 2014. Physics Principles with Application. USA
: Pearson Education
[2] Alexander, Sadiku. 2009. Fundamental of Electric Circuits. Newyork
: Mc Graw Hill
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA E1 01111840000065

Lampiran 1 Dengan menerapkan KVL, maka diperoleh persamaan


berikut
1. Perhitungan Analisis Node Pada mesh I1
Diketahui: -VS1 + I1 R1 + Ia R2 = 0
R1= R2= R4= R5= 68Ω -3 + 68 I1 + (I1 - I2) 68 = 0
R3= 122Ω -3 + 68 I1 + 68 I1 - 68 I2 = 0
VS1 = VS2 = 3 Volt 136 I1 - 68 I2 =
Node 1 3………………………………………...…(1)
I1 = I 2 + I3 Pada mesh I2
Node 2 -Ia R2 + I2 R3 + Ib R4 = 0
I3 = I 4 + I5 -(I1 - I2) 68 + 122 I2 + (I2 – I3) 68 = 0
Dengan menerapkan KCL, maka diperoleh persamaan -68 I1 + 68 I2 + 122 I2 + 68 I2 - 68 I3 = 0
berikut -68 I1 + 258 I2 - 68 I3 = 0
V1 – Vground = VS1 .....................................................(2)
V1 = VS1 + Vground Pada mesh I3
V1 = 3 + 0 -Ib R4 + I3 R5 -VS2 = 0
V1 = 3 V -(I2 – I3) 68+ 68 I3 - 3 = 0
Vground –V4 = VS2 -68 I2 + 68 I3 + 68 I3 = 3
V4 = Vground - VS1 -68 I2 + 136 I3 = 3............................................................…(3)
V4 = 0 - 3 Penyelesaian dari persamaan (1) dan persamaan (3)
V4 = -3 V 136 I1 - 68 I2 = 3
Pada node 1 - 68 I2 + 136 I3 = 3
I1 = I 2 + I3 136 I1 - 136 I2 + 136 I3 = 6
𝑉1 −𝑉2 𝑉 −𝑉 𝑉 −𝑉 I1 – I2 + I3 = 0,044…...…………………………………….(4)
= 2 0+ 2 3
𝑅1 𝑅2 𝑅3 Substitusi persamaan (4) ke persamaan (2)
3−𝑉2 𝑉2 𝑉2 −𝑉3
= + -68I1 + 258I2 - 68I3 = 0
68 68 122
122(3-V2) = 122V2 + 68(V2 –V3) 68I1 - 68I2 + 68I3 = 0,044
366-122V2 = 122V2 + 68V2 - 68V3 190 I2 = -0,044
312V2 - 68V3 = 366..................................(1) I2 = -0,00023.................…………………………………..(5)
Substitusi nilai I2 pada persamaan (3)
Pada node 2 -68 I2 + 136 I3 = 3
I3 = I 4 + I5 -68 (-0,00023) + 136 I3 = 3
𝑉2 −𝑉3 𝑉 −0 𝑉 −𝑉 136 I3 = 3 – 0,01564
= 3 + 3 4 136 I3 = 2,98
𝑅3 𝑅4 𝑅5
𝑉2 −𝑉3 𝑉3 −0 𝑉3 −3
= + I3 = 0,021 A
122 68 68
Jika nilai I3 = 0,021 A, maka
68(V2-V3) = 122 (2V3-3) I1 – I2 + I3 = 0,044
68V2 – 312V3 = -366................................(2) I1 = 0,044 – 0,021 + (-0,00023)
I1 = 0,0027 A
Penyelesaian kedua persamaan Ia = I1 - I2
312V2 – 68V3 = 366 = 0,0027 – (-0,00023)
68V2 – 312V3 = -366 = 0,00293 A
480V2 - 480V3= 0 Ib = I2 - I3
V3 = V2………….....……........................(3) = -0,00023 – 0,021
Substitusi persamaan (3) ke persamaan (2) = -0,02123 A
68V2 – 312V2 = -366
-244V2 = -366 Jadi, besar kuat arus berdasarkan perhitungan analisis mesh
V2 = 366/244 adalah
V2 = 1,5 volt I1 = 0,0027 A
Jadi, besar tegangan berdasarkan perhitungan analisis node I2 = -0,00023 A
adalah I3 = 0,021 A
V1 = 3 V Ia = 0,00293 A
V2 = 1,5 V Ib = -0,02123 A
V3 = 1,5 V
V4 = -3 V

1.2 Perhitungan Analisis Node

Diketahui:
R1 = R2 = R4 = R5 = 68Ω
R3 = 122Ω
VS1 = VS2 = 3 Volt
Ia = I1 - I2
Ib = I2 - I3
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA E1 01111840000065

Hasil Simulasi di Proteus

Gambar. 6 Analisa Mesh di Loop 1


Gambar. 1 Analisa Node di R1

Gambar. 7 Analisa Mesh di Loop 2


Gambar. 2 Analisa Node di R2

Gambar. 8 Analisa Mesh di Loop 3


Gambar. 3 Analisa Node di R3

Gambar. 4 Analisa Node di R4


Gambar. 9 Analisa Mesh di Ia

Gambar. 5 Analisa Node di R5

Gambar. 10 Analisa Mesh di Ib

Anda mungkin juga menyukai