Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – E2 - (1-6) 01111840000042 1

Teorema Thevenin dan Norton (E2)


Zulvan Avivi Akmal Firdaus, Nisrina Kamilia Salsabila, Bahtera Indarto
Departemen Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: zulvanavivi@gmail.com

Abstrak—Telah dilakukan percobaan berjudul Teorema ataupun yang tidak [1].


Thevenin dan Norton dengan kode percobaan E2, bertujuan Selanjutnya tentang resistor. Resistor adalah komponen
untuk menerapkan teorema Thevenin dan Norton untuk pemberi hambatan yang secara spesifik pada rangkaian dan
menentukan arus yang mengalir dalam resistor variabel dan mengatur arus yang mengalir pada suatu rangkaian.
untuk membandingkan hasil antara eksperimen, simulasi, Besarnya resistansi suatu resistor sangat bergantung pada
dan perhitungan. Praktikum kali ini menggunakan beberapa dimensi dan resisitivitas dari bahan pembentuk resistor
pengetahuan – pengetahuan dasar mengenai Hukum Ohm, tersebut [1].
teorema Thevenin dan Norton serta pengetahuan dasar Resistor memiliki cincin – cincin warna – warni yang
tentang resistor. Perbedaan antara teorema Thevenin dan melingkupinya. Pada resistor standar berisi 4 buah cincin,
Norton ada pada bentuk rangkaian yang digunakan, pada cincin pertama dan kedua menunjukkan besaran dari
teorema Thevenin menggunakan suatu rangkaian dengan resistor dengan keterangan warna secara urut hitam, coklat,
sumber tegangan Thevenin yang dipasang seri dengan merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu, abu – abu, dan
resistor ekuivalen, sedangkan pada teorema Norton putih menunjukkan nilai 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9, untuk pita
menggunakan suatu sumber arus Norton yang dipasang ketiga menunjukkan pengali atau skala yang digunakan
paralel dengan resistor ekuivalen. Pada percobaan ini dalam besaran resistansi sebuah resistor, dengan
digunakan 3 metode untuk menganalisis rangkaian yaitu
keterangan warna secara urut hitam, coklat, merah, jingga,
secara percobaan, perhitungan teoritis dan simulasi pada
kuning, hijau, biru, ungu, emas, dan perak menunjukkan
software Proteus, hal ini dilakukan dalam rangka melakukan
nilai 1, 10, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 0,1 dan 0,001 Ohm.
perbandingan hasil antara ketiga metode di atas dan
Selanjutnya pita keempat menunjukkan toleransi error dari
membuktikan keakuratan teorema Thevenin dan Norton
besarnya nilai resistor dengan keterangan warna secara
dengan aplikasi secara langsung. Hasilnya pada percobaan
ini ternyata analisis teorema Thevenin dan Norton secara
urut coklat, merah, hijau, biru, ungu, abu – abu, emas,
perhitungan akan mendapat nilai yang hampir sama dengan
perak, dan tidak berwarna sebesar ± 1%, ± 2%, ± 0,5%, ±
hasil percobaan dan simulasi (tingkat error hanya 0,9326 %) 0,25%, ± 0,1%, ± 0,05%, ± 5%, ± 10%, dan ± 20% [2].
Yang terakhir adalah tentang Teorema Thevenin dan
Kata Kunci— Norton, Resistor, Thevenin. Norton. Teorema Thevenin menyatakan bahwa sembarang
rangkaian linier dengan dua ujung terbuka dapat
disederhanakan atau digantikan dengan sumber tegangan
I. PENDAHULUAN yang dihubungkan seri dengan suatu resistor ekuivalen.

P eralatan listrik telah menjadi suatu hal yang tidak dapat


dipisahkan dari manusia sekarang ini. Manusia sangat
bergantung pada kebutuhan terhadap barang – barang
Sumber tegangan pengganti yang digunakan kemudian
disebut sebagai V Thevenin (VTh) dan resistor pengganti
disebut sebagai R Thevenin (RTh). Nilai dari RTH dapat
elektronik semisal HP, komputer dan lain – lain. dicari dengan melakukan analisa resistansi pada rangkaian
Penggunaan alat – alat listrik tentu saja memerlukan ketika sumber tegangan dilepas atau diganti dengan short
analisa dalam rangkaian yang digunakan. Rangkaian listrik circuit [3].
yang ada sehari – hari pun ada bermacam – macam, mulai Kemudian untuk teorema Norton pada prinsipnya sama
dari yang rumit hingga yang sangar sederhana. Rangkaian dengan teorema Thevenin yaitu untuk menyederhanakan
yang rumit tersebut ternyata dapat disederhanakan menjadi suatu rangkaian linier dengan dua ujung terbuka menjadi
rangkaian yang lebih sederhana, penyederhanaan inilah sebuah rangkaian paralel antara suatu sumber arus dengan
yang mendasari adanya teorema thevenin dan norton. suatu resistor ekuivalen. Besarnya nilai dari resistor
Dasar dari teorema thevenin dan norton yang pertama pengganti Norton (RN) dapat dicari dengan mengubah nilai
adalah tentang hukum Ohm. Hukum Ohm secara umum sumber tegangan menjadi nol atau diganti dengan short
menyatakan bahwa besarnya arus yang mengalir pada circuit lalu dilakukan analisa resistansi pada rangkaian
suatu material akan berbanding lurus dengan besarnya tersebut. Untuk nilai dari sumber arus pengganti (IN) dapat
tegangan yang diberikan pada material tersebut. Seringkali dicari dengan analisa rangkaian secara keseluruhan.
digunakan rumusan tegangan sama dengan arus dikalikan Apabila dicermati pada rangkaian linier yang sama nilai
resistansi sebagai pernyataan dari Hukum Ohm, padahal dari RTh dan RN akan sama, karena rangkaian yang
poin dari Hukum Ohm adalah perbandingan lurus antara dianalisis memiliki besaran dan susunan yang sama [3].
besar arus dengan tegangan yang diberikan. Sementara Secara umum kedua metode penyederhanaan rangkaian
rumusan yang telah disebutkan tadi adalah rumusan umum di atas hampir sama, yang membedakan, pada teorema
dalam mencari besar resistansi suatu material berdasarkan Thevenin kita menggunakan suatu sumber tegangan
tegangan dan arus yang mengalir di dalamnya baik untuk pengganti yang disusun seri dengan resistor ekuivalen dan
material yang mematuhi Hukum Ohm (Ohmic material) tidak diparalel seperti pada teorema Norton [3].
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – E2 - (1-6) 01111840000042 2

Gambar 1. Skema percobaan Teorema Thevenin dan Norton

Tabel 1
Hasil pengukuran resistansi pada percobaan (dalam Ω)
n R1 R2 R3 R4 RL RTh
1 98,1 99,1 98,6 98,9 68,5 165,8
2 98,2 99,2 98,5 98,9 68,4 168
3 98,3 99,1 98,7 98,8 68,2 165,1
4 100 99,3 98,6 99,1 68,1 164,9
5 98,8 99,1 98,5 98,8 68,3 165
6 98,3 99,1 98,5 99,1 68,3 164,8
7 98 99,3 98,5 98,7 68,1 164,8
8 98,1 99,2 98,6 99,2 68,2 164,9
9 98 99,2 98,5 99,3 68,5 164,8
10 98,2 99,4 98,7 98,9 68,1 164,8

Tabel 2
Hasil pengukuran tegangan (dalam V) dengan 10 kali pengulangan
Variasi 6V Variasi 9 V Variasi 13,8 V
VTh VN VRL VTh VN VRL VTh VN VRL
2,01 1,206 0,58 2,94 1,767 0,854 4,54 2,71 1,333
2,01 1,205 0,585 2,94 1,75 0,856 4,54 2,71 1,335
2,02 1,211 0,585 2,94 1,767 0,855 4,54 2,71 1,335
2,02 1,211 0,581 2,94 1,768 0,851 4,54 2,72 1,336
2,02 1,206 0,588 2,94 1,768 0,855 4,54 2,71 1,331
2,02 1,21 0,588 2,94 1,768 0,857 4,54 2,71 1,335
2,02 1,211 0,587 2,94 1,768 0,854 4,54 2,7 1,336
2,02 1,213 0,584 2,94 1,768 0,859 4,54 2,71 1,336
2,02 1,213 0,586 2,94 1,76 0,858 4,54 2,7 1,336
2,02 1,215 0,591 2,94 1,766 0,861 4,54 2,7 1,336

II. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Pada percobaan ini membutuhkan beberapa alat dan
bahan diantaranya yaitu dua buah Power Supply sebagai
penyuplai arus listrik DC, lima buah resistor (4 buah
sebesar 100 Ω dan 1 buah sebesar 68 Ω) sebagai Gambar 2. Diagram alir percobaan Teorema Thevenin dan Norton
penghambat dan pengatur arus dalam rangkaian,
Multimeter sebagai alat pengukuran besaran yang Supply; kelima, tegangan pada tiap ujung – ujung titik A
diperlukan (VTh, VN, dan VRL), satu Project Board sebagai dan B, tegangan Norton (VN) dan tegangan pada resistor
tempat merangkai komponen listrik, dan kabel Jumper beban (VRL) diukur dengan multimeter; keenam, dilakukan
sebagai penghubung komponen – komponen dalam analisa secara perhitungan dan disimulasikan pada
rangkaian. komputer untuk dibandingkan hasilnya satu sama lain.
D. Flowchart
B. Skema Rangkaian
Skema alat pada percobaan ini ditunjukkan oleh gambar. Untuk memudahkan memahami langkah kerja di atas
1. dibuatlah diagram alir (flowchart) dari percobaan yang
telah dilakukan pada gambar 2.
C. Langkah Kerja
Langkah kerja pada percobaan ini yaitu: pertama, besar III. HASIL DAN DISKUSI
nilai hambatan pada resistor-resistor ditentukan dengan
dilihatnya cincin warna resistor dan diukur dengan A. Analisis Data
multimeter; kedua, komponen-komponen dirangkai pada Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data
Project Board sesuai dengan skema rangkaian; ketiga, percobaan berupa nilai tegangan dan resistansi dari
rangkaian diberi tegangan dengan disambungkan ke Power variabel yang dibutuhkan, nilai – nilai yang didapat
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – E2 - (1-6) 01111840000042 3

dirangkum pada tabel 1 dan tabel 2. 𝑉𝑁 1,21


B. Perhitungan 𝐼𝑁 = = = 0,00732 𝐴
𝑅𝑁 165,29
Karena dari percobaan kita akan membandingkan hasil Selanjutnya untuk perhitungan IN secara teori bsia
antara perhitungan secara teori dan hasil dari percobaan dilakukan dengan analisis rangkaian dengan melepas RL
maka disajikan contoh perhitungan sebagai berikut yang dan menghitung arus yang mengalir pada R4, atau bisa juga
pertama untuk teorema Thevenin, untuk mencari nilai dari langsung menggunakan transformasi rangkaian Thevenin
RTh, pertama kita mencari hambatan seri antara R1 dan R2 ke rangkaian Norton, dengan hubungan sebagai berikut,
kemudian di paralelkan dengan R3 dan terakhir diserikan
dengan R4, atau secara matematis dituliskan sebagai 𝑉𝑇ℎ 2
𝐼𝑁 = = = 0,012 𝐴
berikut, 𝑅𝑇ℎ 166,66
𝑅𝑇ℎ = ((𝑅1 − − 𝑅2 )//𝑅3 ) − −𝑅4 Kemudian sama seperti sebelumnya kita perlu mencari
nilai error perbandingan antara hasil teori dan pengukuran
𝑅1 − − 𝑅2 = 𝑅1 + 𝑅2 = 100 + 100 = 200 𝛺
sebagai berikut,
200 200
((𝑅1 − −𝑅2 )//𝑅3 = = 𝛺 𝐼𝑁 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝐼𝑁 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
1+2 3 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
𝐼𝑁 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
200 500
((𝑅1 − − 𝑅2 )//𝑅3 − −𝑅3 = + 100 = 𝛺 0,012 − 0,00732
3 3 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100% = 39%
0,012
Ternyata secara teori diperoleh nilai dari RTh sebesar 500/3
Ω atau 166,66 Ω, berbeda sedikit dengan hasil percobaan Terlihat nilai error yang sangat besar sebesar 39% yang
yang memiliki rata – rata RTh sebesar 165,29 Ω. Kemudian alasannya akan dibahas pada bab pembahasan.
dilakukan perhitungan nilai error untuk RTh sebagai Kemudian yang terakhir adalah perhitungan untuk nilai
berikut, IRL, secara percobaan telah dihitung nilai dari VRL, sehingga
untuk mencari IRL kita gunakan Hukum Ohm, misal kita
𝑅𝑇ℎ 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝑅𝑇ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100% ambil contoh data untuk 6V,
𝑅𝑇ℎ 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑉𝑅𝐿 0,5855
𝐼𝑅𝐿 = = = 0,00861 𝐴
166,66 − 165,29 𝑅𝐿 68
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100% = 0,8279 %
166,66 Selanjutnya secara teori kita dapat menggunakan analisa
Kemudian untuk mencari nilai VTh secara teori nilai VTh loop pada rangkaian, pada contoh perhitungan untuk 6V
sama dengan nilai tegangan yang ada pada resistor 3 (R3). diperoleh ketiga persamaan berikut,
Jadi pertama kita harus mencari nilai dari arus yang −6 + (𝑅1 + 𝑅2 )𝐼1 − 𝑅3 𝐼2 = 0
mengalir pada R3 saat RL dibuka (open circuit), gunakan
hukum Ohm misal saat tegangan yang digunakan sebesar (𝑅𝐿 + 𝑅4 )𝐼3 + 𝐼2 𝑅3 = 0
6V, 𝐼1 + 𝐼2 = 𝐼3
𝑉 𝑉 6 1 Dimana I1 adalah arus yang mengalir pada R1 dan R2, I2
𝐼= = = = 𝐴
𝑅 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 100 + 100 + 100 50 adalah arus yang mengalir pada R3 dan I3 adalah arus yang
mengalir pada R4 dan RL atau bisa disebut sebagai IRL.
Kemudian gunakan kembali hukum Ohm untuk mencari
Kemudian ketiga persamaan diatas diselesaikan dengan
nilai tegangan pada R3,
aljabar hingga diperoleh nilai,
1
𝑉3 = 𝑉𝑇ℎ = 𝐼𝑅3 = 𝑥 100 = 2 𝑉 𝐼3 = 𝐼𝑅𝐿 = 0,008522 𝐴
50
Didapat nilai VTh secara teori saat tegangan yang diberikan Tak lupa kita lakukan perhitungan untuk mengetahui besar
6V sebesar 2 V. Selanjutnya sama seperti sebelumnya nilai error dari IRL,
dilakukan perhitungan error antara hasil perhitungan dan 𝐼𝑅𝐿 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝐼𝑅𝐿 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
pengukuran, dari percobaan diperoleh nilai VTh saat 6V 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
𝐼𝑅𝐿 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
rata – rata sebesar 2,018 V. Maka error diperoleh,
0,008522 − 0,00861
𝑉𝑇ℎ 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 − 𝑉𝑇ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100% = 1,02 %
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100% 0,008522
𝑉𝑇ℎ 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Untuk hasil simulasi pada proteus dan perhitungan secara
2 − 2,018 lengkap pada tiap variasi yang diberikan dirangkum pada
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100% = 0,9 %
2 bagian lampiran. Disertai juga nilai perhitungan ralat
Yang kedua berikut adalah contoh perhitungan untuk (tingkat kepresisian data yang diperoleh) yang juga
teorema Norton. Karena nilai dari RN = RTh maka kita tidak disertakan pada akhir laporan ini.
perllu mencari lagi nilai dari RN. lalu untuk IN atau nilai C. Pembahasan
sumber arus pengganti, dari hasil percobaan diperoleh nilai
Percobaan teorema Thevenin dan Norton yang telah
VN dan RN, maka untuk mencari nilai dari IN gunakan
dilakukan membuktikan bahwa teorema tersebut telah
hukum Ohm, dan misal kita ambil data rata – rata VN saat
terbukti dan dapat digunakan dalam penyederhanaan
power supply digunakan pada 6V,
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – E2 - (1-6) 01111840000042 4

sebuah rangkaian linier. Dari hasil yang diperoleh secara tegangan 9 V secara teori didapat 0,01799A & 3V, secara
keseluruhan nilai – nilai yang didapat pada percobaan simulasi didapat 0,018A & 3V, dan yang terakhir ketika
hampir sesuai dengan perhitungan secara teoritis. diberi tegangan 13.8 V nilai yang didapat secara teori
Secara singkat percobaan dilakukan dengan sebesar 0,02759A & 4,6V, secara simulasi sebesar 0,276 A
mempersiapkan 4 buah resistor 100 Ω dan 1 buah resistor & 4,6V. bahkan terlihat hasil yang sama persis antara
68 Ω sebagai resistor beban. Kemudian dirangkai sesuai keduanya, dikarenakan perbedaan terdapat pada lebih dari
skema gambar 1, dan dihubungkan dengan power supply, 7 angka dibelakang koma sehingga sangat kecil sekali
pengukuran nilai dari VTh dilakukan dengan menempelkan perbedaannya.
probe multimeter pada titik A dan B, kemudian untuk Selain perbandingan hasil antara 3 metode yang telah
mencari nilai RTh, power supply dan RL dilepas multimeter dilakukan, aplikasi teorema Thevenin dan Norton dalam
diukurkan pada titik A dan B. kemudian nilai – nilai Vth mencari nilai arus dalam suatu cabang pada rangkaian
diukur kembali untuk variasi – variasi tegangan sebesar kompleks linier juga dapat dibuktikan (hal ini dilakukan
6V, 9V dan 13,8 V. Hasilnya didapat dan dirangkum pada dalam percobaan dengan menghitung nilai IRL). Metode ini
tabel 1 dan tabel 2. akan sangat berguna saat kita akan mencari besaran dalam
Pada saat setelah percobaan dan dilakukan analisa suatu cabang dalam rangkaian. Dengan menyederhakan
perhitungan ternyata ada satu variabel yang menyimpang rangkaian menjadi rangkaian Thevenin atau rangkaian
jauh dari perhitungan teori, yaitu nilai dari IN dimana nilai Norton kita akan lebih mudah menganalisis dan mencari
errornya mencapai 39%. Penyimpangan ini bukan nilai besaran - besaran dalam cabang tersebut. Pada
dikarenakan adanya kesalahan alat dalam membaca percobaan ini (secara pengukuran) hasilnya didapat I RL
besaran pada rangkaian, namun kemungkinan besar untuk 6V sebesar 0,00861 A, untuk 9 V sebesar 0,01258 A
terdapat kesalahan kami sebagai praktikan dalam dan untuk 13.8 V sebesar 0,01963 A.
menempatkan probe multimeter sehingga nilai dari IN
menyimpang jauh dari teori. Dalam percobaan ini mencari
IV. KESIMPULAN
nilai IN dilakukan dengan metode perambatan melalui VN
dan RN (karena nilai IN yang sangat kecil dan susah untuk Telah dilakukan percobaan teorema Thevenin dan
diukur secara langsung), dan secara teori juga nilai dari VN Norton. dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik
seharusnya sama dengan VTh, namun dari hasil pengukuran kesimpulan sebagai berikut,
yang telah dilakukan nilai dari VN ≠ VTh sehingga pasti ada Pertama didapat nilai dari IRL atau arus pada hambatan
kesalahan dalam percobaan yang telah dilakukan. beban (RL) untuk tegangan 6V sebesar 0,00861 A, untuk
Kesalahan yang terjadi bukan dikarenakan alat yang tegangan 9V sebesar 0,001258 A dan untuk tegangan
digunakan karena berdasarkan hasil pengukuran alat dapat 13.8V sebesar 0,01963 A.
menghasilkan data yang presisi (nilai ralat atau presentase Kedua untuk perbandingan hasil masing – masing sesuai
penyimpangan hanya sebesar 0,25 %), namun kesalahan variasi 6V, 9V, dan 13.8V dari perhitungan, terhitung nilai
ada pada praktikan yang salah dalam menggunakan alat dari VTh sebesar 2V, 3V dan 4,6V, untuk RTh sebesar
ukur dalam percobaan. Dari penjelasan di atas nilai dari VN 166,66 Ω dan IRL sebesar 8,522 mA, 12,78 mA dan 19,6
hasil pengukuran dapat ditolak atau diabaikan, kemudian mA. Kemudian untuk hasil simulasi diperoleh nilai VTh
kita akan dapat menggunakan nilai dari VTh dalam mencari sebesar 2V, 3V dan 4,6V, untuk nilai RTh diperoleh 166,67
nilai IN. Ω, dan IRL sebesar 8,52 mA, 12,8 mA dan 19,6 mA. Yang
Dengan mengesampingkan kesalahan pengukuran pada terakhir berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai VTh
VN secara umum hasil – hasil yang didapat pada percobaan sebesar 2,018V, 2,94V dan 4,54V, untuk nilai RTh
ini cukup baik dan presisi dibuktikan dengan nilai diperoleh 165,29 Ω, dan IRL sebesar 8,57 mA, 12,53 mA
presentase ralat rata – rata hanya sebesar 0,25 % dengan dan 19,55mA.
total nilai error (perbandingan antara perhitungan dan
pengukuran) rata – rata sebesar 0,9326 %.
Hasil yang didapat dari perhitungan dan pengukuran
juga diperkuat oleh simulasi yang telah dilakukan pada
software proteus, selisih yang sangat kecil antara hasil
ketiganya membuktikan teorema Thevenin dan Norton
dapat digunakan dan diaplikasikan pada rangkaian linier
seperti apapun.
Terbukti juga teorema tentang transformasi dari
rangkaian Thevenin ke rangkaian Norton atau sebaliknya.
Menggunakan Hukum Ohm dimana nilai dari arus
pengganti Norton atau IN adalah hasil perkalian antara
tegangan Thevenin (VTh) dan resistor ekuivalen (RTh = RN).
pembuktian ini tidak didasari perbandingan antara hasil
teori dan hasil pengukuran (mengingat terjadinya
kesalahan pada pengukuran yang telah dilakukan), namun
didasari oleh teori dan hasil simulasi pada aplikasi proteus.
Pada saat tegangan yang diberikan 6 V, nilai IN dan VTh
yang didapat secara teori sebesar 0,01199A & 2V dan
secara simulasi sebesar 0,012A & 2V, kemudian ketika
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – E2 - (1-6) 01111840000042 5

UCAPAN TERIMA KASIH R4 100 99,04 100 0,96 %


RL 68 68,27 68 0,397 %
Penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah
RTh 166,67 165,29 166,67 0,8279 %
Yang Mahaesa karena atas berkatNya lah penulisan
laporan ini dapat diselesaikan. Selain itu juga terimakasih VTh (6V) 2 2,018 2 0,9 %
kepada Nisrina Kamilia Salsabila selaku asisten VTh (9V) 3 2,94 3 2%
laboratorium yang telah membimbing serta mengarahkan VTh
4,6 4,54 4,6 1,3043 %
(13,8V)
kami, sehingga praktikum dapat terlaksana dengan baik
IN (6V) 0,0119 0,0122 0,012 1,7466 %
sebagaimana mestinya. Tak lupa terimakasih kepada bapak
IN (9V) 0,0179 0,0177 0,018 1,1785 %
Diky Anggoro dan Bahtera Indarto selaku dosen pengampu
IN (13,8V) 0,0275 0,0274 0,0276 0,4771 %
mata kuliah elektronika dasar yang dari ilmu beliaulah saya
IRL (6V) 0,00852 0,00857 0,00852 0,6301 %
dapat melaksanakan praktikum ini dengan baik
IRL (9V) 0,0127 0,0125 0,0128 1,9196 %
IRL (13,8V) 0,0196 0,0195 0,0196 0,2481 %
DAFTAR PUSTAKA Rata – rata 0,9326 %
[1] Halliday, dan Resnick, Fundamentals of Physics : 10th Edition.
Danver : John Willey & Sons,Inc (2014). Selain perhitungan ralat, kita perlu mengetahui faktor
penolakan data dari data yang telah didapat, dihitung nilai
[2] M. Imam, Elektronika Dasar. Malang : Penerbit Gunung Samudra
(2013). terbesar dan terkecil dengan persyaratan tσ sebagai
berikut,
[3] Sadiku, dan Alexander, Fundamentals of Electric Circuit. New
York : The McGraw-Hill Company (2009).

LAMPIRAN
Lampiran hasil perhitungan

Pertama kita hitung presentasi ralat dan nilai deviasi Untuk t=1 hasil perhitungan dirangkum dalam tabel 5
standar (σ) dengan rumusan, berikut,

Variabel
σ P(XTerbesar) P(XTerkecil) P(tσ)

R1 0,5761 99,44% 50,98%


68%
(ditolak) (diterima)
Hasilnya diperoleh nilai dalam tabel 3 berikut,
R2 0,1 95,45% 67%
68%
(ditolak) (diterima)
Tabel 3. R3 0,0781 90,31% 62,65%
Nilai ralat untuk tiap variabel data hasil pengukuran 68%
(ditolak) (diterima)
R4 0,3104 59,35% 72,43%
Variabel Rata - rata Standar deviasi (σ) Presentase 68%
(diterima) (ditolak)
R1 98,4 Ω 0,5761 0,58 % RL 0,1486 87,64% 74,57%
68%
(ditolak) (ditolak)
R2 99,2 Ω 0,1 0,1 % 40,39% 38,99%
RTh 0,9481
68%
R3 98,57 Ω 0,0781 0,07 % (diterima) (diterima)
R4 99,04 Ω 0,3104 0,31 % VTh (6V) 0,004 38,29% 95,45%
68%
(diterima) (ditolak)
RL 68,27 Ω 0,1486 0,21 %
VTh (9V) 0 0% 0%
RTh 165,29 Ω 0,9481 0,57 % 68%
(diterima) (diterima)
VTh (6V) 2,018 V 0,004 0,19 % VTh (13,8V) 0 0% 0%
68%
(diterima) (diterima)
VTh (9V) 2,94 V 0 0%
VRL (6V) 0,0031 92,33% 92,33%
VTh (13,8V) 4,54 V 0 0% 68%
(ditolak) (ditolak)
VRL (6V) 0,5855 V 0,0031 0,53 % VRL (9V) 0,0027 93,57% 93,57%
68%
VRL (9V) 0,856 V 0,0027 0,31 % (ditolak) (ditolak)

VRL (13,8V) 1,3349 V 0,0015 0,11 % VRL (13,8V) 0,0015 53,46% 99,07%
68%
(diterima) (ditolak)
Rata – rata 0,25 %

Tabel 4.
Nilai error berdasarkan perhitungan dan pengukuran

Variabel Perhitungan Pengukuran Simulasi Error

R1 100 98,4 100 1,6 %


R2 100 99,2 100 0,8 %
R3 100 98,57 100 1,43 %
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – E2 - (1-6) 01111840000042 6

Lampiran simulasi

Gambar 7. Hasil simulasi untuk IRL saat 9V

Gambar 3. Hasil simulasi untuk IN saat 6V

Gambar 8. Hasil simulasi untuk IRL saat 13,8V

Gambar 4. Hasil simulasi untuk IN saat 9V

Gambar 9. Hasil simulasi untuk RTh

Gambar 5. Hasil simulasi untuk IN saat 13,8V

Gambar 10. Hasil simulasi untuk VTh saat 6V

Gambar 6. Hasil simulasi untuk IRL saat 6V

Gambar 11. Hasil simulasi untuk VTh saat 9V


LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – E2 - (1-6) 01111840000042 7

Gambar 10. Hasil simulasi untuk VTh saat 13,8V

Anda mungkin juga menyukai