Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM KAWASAN TANPA ROKOK

RS
TAHUN 2017

1. Pendahuluan
Program Kawasan tanpa Rokok adalah suatu area yang dinyatakan dilarang untuk
berbagai hal menyangkut kegiatan merokok, baik dalam hal penggunaan, kegiatan
produksi, penjualan, iklan, penyimpanan atau gudang, promosi dan sponsor rokok.

Kawasan tanpa rokok meliputi fasilitas kesehatan, fasilitas pelayanan sosial, Tempat
proses belajar mengajar, tempat bermain anak-anak, tempat ibadah, Kantor dan seluruh
area baik di bidang pelayanan maupun di bidang manajemen perkantoran.

RS SENTOSA sebagai fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaksanakan kawasan tanpa


rokok. Perlindungan pasien adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan pasien dan hak-haknya agar dapat sehat, sembuh dan hidup secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan
dari diskriminasi.

Asap rokok orang lain adalah asap yang keluar dari rokok yang, menyala atau dari
produk tembakau lain, yang biasanya merupakan asap yang dihembuskan oleh perokok
dari mulut / hidung orang lain.

Udara bebas asap rokok adalah udara yang 100% bebas dari asap rokok termasuk udara
dimana asap rokok tidak bias dilihat, dicium, dirasakan ataupun diukur. Selain untuk
menjaga kesehatan, larangan merokok dirumah sakit sebagai langkah
pencegahan bencana kebakaran.

LatarBelakang.
Berbagai penelitian ilmiah tentang dampak negatif rokok terhadap kesehatan yang
dilakukan oleh para ahli dari lembaga yang berkompeten semakin memperjelas
keseriusan ancaman kesehatan bagi manusia dan lingkungannya akibat dari konsumsi
rokok. Pada tahun 2008 penelitian menemukan perokok di Indonesia berjumlah 57 juta
orang, dimana 200.000 orang diantaranya meninggal dunia dikarenakan penyakit yang
memiliki hubungan dengan konsumsi rokok dan 97 juta orang terpapar rokok setiap
harinya. Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki resiko antara 50-70 persen
terhadap epidemik global karena tembakau. (Beyer, 2001). Terdapat banyak pendapat
dan hampir sebagian besar menyatakan bahwa konsumsi rokok menyebabkan kerugian
dan membahayakan kesehatan bagi perokok aktif, perokok pasif dan lingkungan sekitar
perokok.

RS merupakan sarana pelayanan kesehatan wajib melindungi warga masyarakat yang


berada di lingkungan RS sehingga Direktur RS telah mengeluarkan Peraturan yang
diadopsi dari Undang – Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, Sejalan dengan hal
tersebut, RS sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan besar di wilayah Bogor,
Jawa Barat, memiliki komitmen terhadap perlindungan kesehatan terhadap masyarakat.
Direktur RS telah mengeluarkan Peraturan Nomor : tentang larangan merokok di RS

Landasan hukum tersebut ditindak lanjuti dalam kesepakatan seluruh anggota dalam
rangka ikut melaksanakan akreditasi yang berbasis patient safety. Mempertimbangkan
hal-hal tersebut diatas, Direktur RS memandang perlu membangun kesepahaman
melalui K3RS untuk melakukan perlindungan kepada masyarakat terhadap paparan asap
rokok secara konkrit melalui penerapan dan pengembangan kawasan tanpa asap rokok.

2. Tujuan
a. Tujuan umum.
Program ini bertujuan sebagai wujud nyata mengembangakan dan
melaksanakan kawasan tanpa rokok bagi seluruh anggota dan masyarakat yang
berada di lingkungan rumah sakit

b. Tujuan Khusus.
1) Melindungi perokok pasif agar tidak terpapar asap rokok dari perokok aktif.
2) Merupakan pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang disebabkan oleh
putung rokok.

3. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.


a. Kegiatan Pokok.
1) Memperluas Kawasan Tanpa Rokok
2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana layanan
3) Meningkatkan intensitas sosialisasi lingkungan bersih dan sehat serta
Perilaku Bersih dan Sehat.
4) Intensitas penataan lingkungan bersih dan Perilaku Hidup bersih dan Sehat
5) Membuat papan atau poster larangan merokok di semua wilayah rumah
sakit.
b. Rincian Kegiatan.
1) Seluruh anggota rumah sakit wajib mentaati keputusan Direktur RS tentang
larangan merokok di lingkungan rumah sakit.
2) Seluruh anggota rumah sakit wajib menegur secara persuasif ketika
mendapati pengunjung atau tamu rumah sakit yang merokok.
3) Petugas K3RS melakukan inspeksi di seluruh wilayah rumah sakit terhadap
temuan putung rokok.
4) Hasil temuan di evaluasi selanjutnya dilaporkan kepada Direktur RS.
C. Cara Melaksanakan Kegiatan.
1) Seluruh anggota rumah sakit peduli dengan lingkungan disekitarnya.
2) Teguran secara persuasif mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
dan bisa diterima oleh perokok.
3) Inspeksi oleh petugas K3RS dilakukan seminggu sekali.
4) Membuat papan atau poster larangan merokok di semua wilayah rumah
sakit.
5) Pelaporan kepada Direktur RS setiap empat bulan.
4. Jadwal Kegiatan

TAHUN 201
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Membuat poster tentang larangan
merokok
2 Inspeksi terhadap putung rokok

a)3 Laporan temuan perokok

5. Sasaran.
a. Seluruh anggota RS
b. Seluruh pengunjung atau tamu RS
c. Seluruh wilayah RS
6. Anggaran
NO Strategi Biaya
1 Membuat poster tentang larangan merokok Rp. 1.000.000
2 Inspeksi terhadap putung rokok -
b)
3 Laporan temuan perokok -

7. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan.


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap akhir tahun.

8. Pelaporan.
Pelaporan kegiatan tahunan program kawasan tanpa rokok dilaporkan kepada Direktur
RS SENTOSA pada akhir program untuk melihat pencapaian sasaran..

9. Pencatatan Dan Evaluasi Kegiatan.


Pencatatan kegiatan dilakukan setiap bulan.

Ketua K3RS

Anda mungkin juga menyukai