Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN KAWASAN TANPA ROKOK

RUMAH SAKIT

RSUD TENGKU SULUNG


PULAU KIJANG
TAHUN
2022
BAB I
DEFINISI

1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang
memungkinkan setuap orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis
2. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksud untuk dibakar dan dihisap
dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies
lainnya atau sintesisnya yang asaspnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau bahan
tambahan.
3. Merorok adalah kegiatan membakar rokok atau menghisap rokok
4. Perokok aktif adalah setiap orang yang membakar rokok atau secara langsng menghisap
asap rokok yang sedang dibakar
5. Perok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghusap atau menghirup
asap rokok orang lain
6. Kawasan tanpa rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk
kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, atau
mempromosikan produk tembakau
7. Satuan petugas anti rokok adalah sekelompok orang yang telah mendapatkan SK dari
direktur yang bertugas mengawasi dan memonitoring pelaksanaan kawasan tanpa rokok
dilingkungan RS. Tim ini juga berhak memberikan teguran keapda pengunjung maupun
karyawan yang kedapatan merokok. Satgas juga bertugas untuk melakukna sosialisasi
akan bahaya rokok dan kebijakan KTR di rumah sakit.
8. Rumah sakit adalah imstitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurnayang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat dadurat.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduankawasan tanpa rokok (KTR) dir s mencakup definisi dari kawasan tanpa rokok,
manfaat kawasan tanpa rokok dan tata laksana dalam menjalankan kawasan tanpa rokok di RS.

Dalam hal ini semua pihak yang berada dilingkungan rumah sakit mulai dari staff medis
dan non medis, seluruh pengunjung rumah sakit dan seluruh pasien rumah sakit ikut brperan
dalam menaatu peraturan yang dibuat untuk mencapai kawasan tanpa rokok. Dengan cara tidak
merokok pada saat berada di area Rumah sakit.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Manfaat kawasan Tanpa Rokok


Manfaat kawasan tanpa rokok di rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan tempat yang sehat, nyaman dan aman
2. Pengunjung tidak terganggu asap rokok
3. Memberika citra yang positif
4. Mengurangi risiko terjadinya kebakaran
5. Menegakkan etika tidak merokok

B. Langkah-langkah mengembangkanb Kawasan tanpa rokok (KTR)

KEGIATAN AREA DALAM DAN LUAR RUMAH SAKIT


1. ANALISIS SITUASI Kajian :
Para penentu kebijakan a. Apakah ada larangan merokok ?
/pemimpin di tempat umum, b. Kapan peraturan dibuat dan mengapa
tempat kerja dan angkutan dibuat?
umum perlu mengkaji ulang c. Apa yang dilakukan pengelola dan
tentang kebijakan yang ada dan pengunjung melihat larangan tersebut?
bagaimana sikap dan perilaku d. Apakah ada ruangan khusus untuk
khalayak sasaran (karyawan, merokok
pengunjung, pasien) terhadap e. Bila belum ada kebijakan ambil keputusan
kebijakan kawasan tanpa rokok. untuk mengambangkan kawasan tanpa
Kajian ini untuk memperoleh rokok (KTR)
data sebagai dasar membuat f. Bagaimana peran pembuat kebijakan dan
kebijakan kawasan tanpa rokok aturan dalam mewujudakan Kawasan Tnpa
Rokok (KTR)
2. MEMBUAT KEBIJAKAN KAJIAN :
KAWASAN TANPA ROKOK Dasar untuk mengambangkan kebijakan :
a. Menentukan tujuan dengan jelas
b. Pesan yang jelas tentang pelanggaran
c. Fokus pada bahaya merokok
d. Focus pada kesehatan dan keselamatan
umum
e. Penyuluhan kawasan tanpa rokok
f. ‘pengadaan media promosi kawasa tanpa
rokok
3. MEMBUAT SATUAN Kajian :
PETUGAS ANTI ROKOK a. Membentuk Tim Satuan Petugas Anti
Rokok yang berdiri dari perwakilan
manajemen, dokter, perawat, staf
penunjang medis, staf non medis dan
outsourcing
b. Satgas ini berfungsi sebagai pengawasan
KTR di lingkungan Rumah Sakit
c. Focus pada pelanggaran KTR dan
keberlangsungan KTR
d. Focus juga kepada penyuluhan dan
sosialisasi bahaya merokok kepada pelaku
yang tertangkap tangan merokok
dilingkungan RS
e. Memberikan daftar nama karyawan yang
ketahuan merokok di lingkungan RS
kepada di rektur RS untuk tindak lanjut
4. SOSIALISASI KEBIJAKAN Kajian :
KAWASAN TANPA ROKOK a. Sosialisasi kebijakan kawasan tanpa rokok
b. Sosialisasi bahaya rokok
c. Sosialisasi tugas dan penanggung jawab
dalam pelaksanaan pengawasan kawasan
tanpa rokok
d. Melakukan pelatihan kepada satgas anti
rokok
e. Melakukan sidak oleh satgas Anti rokok
sesuai jadwal secara berkala dan konsisten
f. Menegur siapapun yang kdapatan merokok
di RS oleh tim satgas anti rokok
g. Menggoptimalkan media caetak dan
elektronik sebagai media sosialisasi dan
edukasi KTR dan bahaya rokok
h. Mengoptimalkan acara acara RS dan acara
acara unit untuk mengkampanyekan KTR
5. MEMANTAPKAN Kajian :
KAWASAN TANPA ROKOK a. Mengurutkan kabijakan kawasan tanpa
rokok melalui saluran standar rumah sakit,
seperti tanda larangan merokok, poster,
dan pengumuman
b. Sosialisasi secara berkala di tiap acara
acara unit dan RS akan bahaya rokok dan
kawasan Tanpa Rokok di RS
c. Memaksimalkan peran tim satgas anti
rokok
d. Memberikan punishment kepada karyawan
yang ketahuan merokok di RS

c. Evaluasi Kawasan Tanpa Rokok

EVALUASI AREA DALAM DAN LUAR RUMAH SAKIT


PENGAWASAN LARANGAN Kajian :
MEROKOK DIKAWASAN RUMAH a. Adanya tanda-tanda kawasan tanpa rokok
SAKIT yang dipasang
b. Kebijakan kawasan tanpa rokok diterima dan
dilaksanakan oleh karyawan dan pengunjung
rumah sakit
c. Tidak ada penjual rokok dikawasan area
rumah sakit
d. Tidak ada karyawan atau pengunjung yang
merokok dilingkungan RS
e. Adanya pemantauan terhadap karyawan
tentang larangan merokok di kawasan rumah
sakit
f. Pemberian sanksi dari bagian SDM kepada
karyawan yang melanggar peraturan.

BAB IV
DOKUMENTASI

Pelaporan pemantauan keoatuhan karyawan terhadap aturan tidak merokok dilakukan


oleh petugas satgas setiap hari dengan waktu yang tidak ditentukan, selanjutya laporan dilaporkan
setiap setiap bulan sekali ke kepala bagian umum, Tim K3 dan komite PMKP. Bagi karyawan
yang melanggar peraturan dakan diberikan sanksi oleh bagian SDM.

BAB V
PENTUPAN

Demikian bukupanduan kawasan Tanpa Rokok (KTR)di RS ini disusun untuk dapat
digunakan sebagai panduan dan pegangan seluruh karyawan RS.

Penyusunan panduan ini adlah langkah awal suatu proses yang panjang, sehingga
memerukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk
mencapaitujuan yang dimaksud.

LAMPIRAN I
FORMULIR KEPATUHANKARYAWAN TERHADAP ATURAN TIDAK MEROKOK
RSUD TENGKU SULUNG PULAU KIJANG

BULAN
NAMA LOKASI
TANGGAL WAKTU UNIT/BAGIAN KETERANGAN
KARYAWAN TEMUAN

Tanggal, 2019

Satuan petugas Anti rokok ketuan Tim K3

( ) ( )

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan
anugrahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Kawasan Tanpa
Rokok (ARK) Di rumah sakit ini dapat selesai disusun. Buku panduan ini merupakan panduan
kerja bagi semua pihak yang terkait dalam rangka memberikan pelayanan kepada karyawan,
pasien dan keluarga pasien di Rumah Sakit. Tidak luput penyusun menyampaikan terima kasih
yag sedalm-dalamnya atas bantuan semuapihak yang teah membantu dan menyelesaikan panduan
kawasan tanpa rokok(ARK) di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai