Sleeve Sponsorship Deal Rwanda Dengan Arsenal
Sleeve Sponsorship Deal Rwanda Dengan Arsenal
PROPOSAL SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Program Studi Hubungan
Disusun oleh:
155120407121003
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Proposal Skripsi ini benar-benar saya kerjakan
sendiri.
Proposal ini bukan merupakan plagiarisme, pencurian hasil karya milik orang lain, hasil
kerja orang lain untuk kepentingan saya karena hubungan material maupun non-material,
ataupun segala kemungkinan yang pada hakekatnya bukan merupakan karya tulis tugas
akhir saya secara orisinil dan otentik.
Bila di kemudian hari diduga kuat ada ketidaksesuaian antara fakta dengan kenyataan ini,
saya bersedia diproses oleh tim Fakultas yang dibentuk untuk melakukan verifikasi,
dengan sanksi terberat berupa pembatalan kelulusan/kesarjanaan.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran sendiri dan tidak atas tekanan ataupun paksaan
dari pihak manapun demi menegakkan integritas akademik di institusi ini.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti sampaikan kepada divine being yang entah seperti apa
wujudnya karena atas limpahan dan karunia-Nya peneliti diberikan kelancaran dalam
Arsenal Dalam Melakukan Nation Branding Melalui Program Visit Rwanda” di akhir
masa perkuliahan ini. Adapun maksud dan tujuan penelitian Proposal Skripsi ini adalah
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Pendidikan
dan juga Proposal Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, dorongan, dan
motivasi dari:
1. Divine being yang telah menciptakan alam semesta sehingga peneliti mampu
2. Kedua orang tua, adik, dan juga pasangan peneliti yaitu Bapak Hendriyanto
Rachman, Ibu Dewi Ina Safarina, Fauzi Ilham Hendriyanto, dan Alicia Calista
Sevanya yang telah menjadi motivasi peneliti serta mendukung peneliti dalam
3. Bapak Muhammad Riza Hanafi, S.IP, M.IA., selaku pembimbing utama saya
4. Bapak Adhi Cahya Fahadayna, S.Hub.Int., M.S., selaku pembimbing kedua saya.
5. Bapak Reza Triarda, S.Sos., M.A., yang telah membantu dalam brainstorming
6. Bapak Ariyanto Azis, S.IP., M.DevSt selaku Ketua Program Studi Hubungan
iii
7. Teman-teman kontrakan peneliti yaitu Alif, Kukang, Cokin, Yahyun, Atya, dan
juga Codel.
10. Bagian dari peer group peneliti yang tidak dapat ditulis satu persatu.
11. Seluruh mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional angkatan 2015 yang
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK................................................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................44
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 : Daftar klub Sepak Bola Terkaya di Dunia per tahun 2019..............................9
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 : Total Bantuan Luar Negeri yang diterima oleh Rwanda..................................2
Grafik 1.2 : Ketergantungan Rwanda terhadap BLN Inggris dalam berbagai sektor........4
vii
DAFTAR SINGKATAN
UN : United Nations
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Rwanda --yang merupakan negara landlocked di Afrika timur-- adalah salah satu
negara termiskin di Dunia. Kemiskinan masih menjadi polemik yang nyata bagi
Rwanda; sebanyak 39% populasi negaranya masih hidup di bawah garis kemiskinan
dan 19% warganya berada di kategori kemiskinan ekstrem. 1 Sebanyak 44% anak-
Meskipun pertumbuhan ekonomi dapat terbilang stabil, angka inflasi meningkat dan
nasional Rwanda. Dengan motivasi untuk memperbaiki kondisi negaranya yang telah
mengalami peristiwa genosida, total nominal BLN yang diterima oleh Rwanda telah
meningkat secara signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan fakta bahwa 40% APBN
pemerintah Rwanda bersumber dari bantuan luar negeri. 3 Adapun jumlah bantuan luar
1
Unicef, “Rwanda at a glance”, https://www.unicef.org/rwanda/overview.html, Diakses pada 5 Maret
2019.
2
ibid
3
Rosamond Hutt, “5 things to know about Rwanda’s economy”, 2016, World Economic Forum,
https://www.weforum.org/agenda/2016/04/5-things-to-know-about-rwanda-s-economy/, Diakses pada 12
Maret 2019.
1
negeri yang diterima oleh Rwanda dapat dijabarkan melalui grafik dan juga tabel
sebagai berikut:
Grafik 1.1 Total bantuan luar negeri yang telah diterima Rwanda
Tabel 1.1 Jumlah Foreign Aid yang diterima oleh Rwanda dari
berbagai negara
SOURCE
United States
195,513,663 163,086,298 170,434,858 529,034,819
of America
2
United 113,018,839 61,233,900 53,907,168 228,159,907
Kingdom
3
Melihat data yang dipaparkan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Rwanda
Bantuan luar negeri memiliki peranan penting dalam laju roda perokonomian
Rwanda. Dalam konteks ini peneliti akan lebih mengerucut pada salah satu pemberi
bantuan luar negeri terbesar kepada Rwanda. Tentunya dapat kita lihat bahwa
faktanya Inggris merupakan donatur terbesar ke-2 setelah Amerika Serikat. Adapun
Tidak dapat kita pungkiri bahwa Inggris mendukung Rwanda untuk melanjutkan
terbuka dan inklusif, dan juga menempatkan posisinya dalam ruang yang kosong
4
untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin. 4 DFID berinvestasi dalam
keterampilan yang mereka butuhkan agar bekerja secara produktif di masa yang akan
datang.5 Tak hanya sampai di situ, Inggris pun melalui bantuan luar negerinya dengan
pertanian serta menciptakan lebih banyak peluang untuk komersialisasi dan juga
privatisasi. 6 Dengan bantuan Inggris yang dapat dikatakan jumlahnya sangat masif
pula Inggris memilki tujuan serta maksud untuk membantu mengurangi biaya yang
Sepak bola atau The Beautiful Game, sebagaimana olahraga ini sering disebutkan,
memiliki penggemar dari Timur Jauh, Amerika Utara, hingga negara-negara dari
benua Hitam. Akan tetapi dalam konteks popularitas, olahraga sepak bola sangat
diminati di Eropa.8 Bagi sebagian besar negara-negar di Eropa, sepak bola dipandang
Hal tersebut menjadi masuk akal apabila kita mengingat bahwa aksebilitas
masyarakat terhadap olahraga ini relatif mudah. Alasan peneliti berargumen demikian
4
Department for International Development, “DFID Rwanda Profile: July 2018”, 2018,
https://www.gov.uk/government/publications/dfid-rwanda-profile-july-2018, Diakses pada 20 Maret
2019.
5
Ibid
6
Ibid
7
Ibid
8
Total Sportek, “25 Most Popular Sports Ranked by 13 Factor”, https://www.totalsportek.com/most-
popular-sports/, Diakses pada 27 Maret 2019.
5
sepak bola ini. Bermodalkan jumlah pemain yang cukup dan juga satu buah bola
sepak, olahraga ini bisa dimainkan dimana saja dan kapan saja. Tak ayal, banyak
sekali orang-orang dari segala rentang umur menginginkan tim kesayangannya untuk
Dalam penelitian kali ini, fokus peneliti akan mengerucut pada salah satu tim
sepak bola yang berkompetisi di liga yang dapat dikatakan sebagai liga terbaik dalam
kasta persepakbolaan dunia. Kompetisi sepak bola yang dimaksudkan oleh peneliti
ialah Liga Primer Inggris. Ketika kita berbicara mengenai Liga Primer Inggris, stigma
yang akan muncul adalah glamor serta kemewahan yang diberikan oleh taburan
pemain bintang dan elit dari berbagai penjuru dunia. Liga Primer Inggris merupakan
kasta tertinggi dalam sistem kompetisi sepak bola Inggris. Dikontestasi oleh 20 klub,
Liga Primer Inggris beroperasi pada sistem promosi dan relegasi dari kasta di
anggota dari kompetisi tersebut dianggap sebagai pemegang saham. Musim kompetisi
berlangsung dari bulan Agustus hingga Mei dengan masing-masing tim bermain 38
besar permainan dimainkan pada hari sabtu dan minggu sore. Sejak awal bergulirnya
kompetisi tersebut, tercatat 47 klub Inggris dan 2 klub Wales telah menjadi
9
Premier League, “When will goal-line technology be introduced?”, 2013,
https://web.archive.org/web/20130709015312/http://www.premierleague.com/content/premierleague/en-
gb/fans/faqs/when-will-goal-line-technology-be-introduced.html, Diakses pada 8 April 2019.
6
kompetitor yang dimana hal tersebut menjadikan Liga Primer Inggris liga lintas
negara. 10
Liga Primer Inggris meraup keuntungan sebesar GBP 2.2 miliar dari hak siar
GBP 2,4 miliar pada periode 2016-2017.12 Liga Primer Inggris adalah olahraga yang
paling banyak ditonton di dunia, disiarkan di 212 wilayah ke 643 juta rumah dengan
estimasi penonton sebanyak 4,7 miliar orang. 13 Pada musim 2014-2015, angka rata-
rata penonton pertandingan di dalam stadion mencapai 36.000, tertinggi kedua dari
liga sepak bola profesional mana pun yang dimana posisi puncak diduduki oleh
Bundesliga dengan perolehan angka 43.500 penonton.14 Fakta tersebut tertuang dalam
10
ibid
11
Tariq Panja, “Top Soccer Leagues Get 25% Rise in TV Rights Sales”, 2013, Bloomberg,
https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-11-11/top-soccer-leagues-get-25-rise-in-tv-rights-sales-
report-says, Diakses pada 8 April 2019.
12
Premier League, “Premier League value of central payments to Clubs”, 2017,
https://www.premierleague.com/news/405400, Diakses pada 13 April 2019.
13
British Council, “Playing the game: The soft power of sport”, 2015,
https://www.britishcouncil.org/organisation/policy-insight-research/insight/playing-game-soft-power-
sport, Diakses pada 14 April 2019.
14
ibid
7
Grafik 1.3 Perbandingan penonton dari 5 liga sepak bola di Eropa
pada salah satu tim terbesar dalam olahraga sepak bola yaitu Arsenal. Berdasarkan
statistik yang ada, Arsenal FC merupakan salah satu tim terkaya dan tersukses. Hal
8
Tabel 1.2 Daftar klub Sepak Bola Terkaya di Dunia per tahun 2019
9
#6 $2.238 16% 12% $531 $178
Sedikit menilik dari sejarah yang ada, Arsenal Football Club merupakan klub
sepak bola profesional yang berbasis di London, Inggris. Arsenal telah memenangkan
13 titel divisi utama Liga Inggris, 13 Piala FA, 2 Piala Liga, 15 Community Shields
10
dan 1 UEFA Cup Winners’ Cup. 15 Dengan pemaparan fakta tersebut, tentunya sangat
masuk akal serta rasional apabila kita menempatkan Arsenal FC sebagai salah satu
klub elit papan atas. Tidak hanya berdasarkan prestasi, akan tetapi dari persepektif
ekonomi pun Arsenal merupakan salah satu klub terkaya dengan estimasi nilai jual
tertinggi ke-6 apabila kita merujuk pada tabel yang dipaparkan di atas.
Dengan jumlah pemasukan yang dapat terbilang masif, menjadi suatu anomali dan
juga absurditas apabila kita melihat faktanya di lapangan bahwa salah satu pendonor
yang melakukan kesepakatan kerja sama dengan Arsenal adalah Rwanda. Dewan
Primer Inggris asal London, Arsenal. Selama periode tiga tahun, iklan "Visit Rwanda"
seluas 200 sentimeter persegi akan menelan biaya $39 juta bagi Rwanda. 16
Fokus pembahasan peneliti akan tertuju kepada promosi Rwanda sebagai tempat
yang tepat untuk dijadikan destinasi wisata melalui program Visit Rwanda yang
sebelumnya menjadi alasan yang mendasari peneliti dalam melakukan penelitian ini.
15
James Ross, Michael Heneghan, Stuart Orford, dan Eoin Culliton, “English Clubs Divisional
Movements 1888-2016”, 2016, http://www.rsssf.com/tablese/engall.html, Rec Sport Statistics Foundation,
Diakses pada 16 April 2019.
16
Filip Reyntjens, “When the poor sponsors the rich: Rwanda and Arsenal FC”, 2018, The Conversation,
https://theconversation.com/when-the-poor-sponsor-the-rich-rwanda-and-arsenal-fc-97330, Diakses pada
17 April 2019.
11
1.2 Rumusan Masalah
Mengingat bahwa Rwanda merupakan salah satu penerima bantuan luar negeri
dari negara dimana Arsenal berasal, besarnya investasi yang dilakukan oleh Rwanda
kepada Arsenal melalui kerja sama penyantuman slogan Visit Rwanda di lengan baju
maka rumusan masalah yang akan ditelaah lebih lanjut dalam penelitian ini adalah
Dari penelitian rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti, maka tujuan
Peneliti berharap tulisan ini mampu memberikan manfaat bagi setiap insan yang
membacanya baik dari segi akademis maupun praktis, yang antara lain adalah:
12
b. Sebagai bekal wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam
memberikan informasi bagi para peneliti lain yang memliki minat dan kajian yang
sama dalam studi ilmu Hubungan Internasional. Adapun manfaat praktis yang
Arsenal.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, peneliti akan membahas beberapa bahasan yang diantaranya adalah
studi terdahulu, definisi konseptual, operasionalisasi konsep, alur pemikiran, dan juga
hipotesa. Bahasan pertama akan menjabarkan mengenai studi terdahulu, dimana studi
peneliti melakukan penelitian ini. Secara spesifik, peneliti akan menggunakan dua
studi terdahulu yang memiliki beberapa aspek persamaan dan juga perbedaan
dibahas, akan tetapi fokus pembahasan menjadi pembeda yang jelas dan konkrit.
penelitiannya jelas berbeda dengan judul yang diangkat oleh peneliti. Meskipun
demikian, kesamaan konsep beserta fokus pembahasan dalam studi terdahulu kedua
konseptual yang memaparkan konsep yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
pemikiran dari penelitian ini untuk mempermudah dalam melihat bagaimana cara
kerja berpikir peneliti dalam memandang penelitian ini. Pembahasan terakhir ialah
hipotesa yang merupakan analisis awal atau dugaan peneliti terhadap penelitian ini.
14
2.1 Studi Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua studi terdahulu yang dapat
berjudul “Global and Local Footall: Politics and Europeanisation on the fringes of
the EU” oleh Gary Armstrong dan Jon P. Mitchell pada tahun 2008 silam. 17 Berbeda
dengan studi terdahulu pertama, studi terdahulu kedua yang digunakan peneliti untuk
menunjang penelitian ini merupakan sebuah jurnal yang berjudul “South African
Nation Branding: A comparative study and the analysis of incidents that have affected
the country nation’s brand during and post 2010 FIFA World Cup.” yang ditulis oleh
karangan Gary Armstrong dan Jon P. Mitchell yang terdiri dari 10 bab dan berisi
pengenalan Eropanisasi dan sepak bola. Lalu pada bab pertama, penyortiran serta
Berlanjut ke bab kedua, pembahasan lebih berfokus kepada taktik dan juga gaya
17
Gary Armstrong dan Jon P. Mitchell, “Global and Local Football: Politics and Europeanisation on the
fringes of the EU”, 2008, Routledge.
18
Kirsty Michelle G, “South African Nation Branding: A comparative study and the analysis of incidents
that have affected the country nation’s brand during and post 2010 FIFA World Cup.”, 2016, Vega
School of Brand Leadership: Cape Town.
15
permainan sepak bola baru yang ditawarkan oleh Gary Armstrong dan juga Jon
P. Mitchell. Pada bab ketiga, terdapat penjeleasan mengenai korelasi antara empat
aspek yang dianggap memiliki identitas berbeda akan tetapi nyatanya sulit
dipisahkan: sepak bola, tradisi, modernitas, dan juga politik. Di bab keempat,
suatu negara. Pada bab selanjutnya, Gary Armstrong dan juga Jon P. Mitchell
bola. Lalu tidak hanya itu, pada bab keenam terdapat penjelasan mengenai harga
yang perlu ditebus dari seseorang apabila ingin bermain dalam industri sepak bola.
Berlanjut ke bab ketujuh, Gary Armstrong dan juga Jon P. Mitchell mencoba
domestik. Dan lalu pada bab yang terakhir, pendukung lintas negara menjadi
Peneliti menyadari bahwa tidak semua bab maupun subbab yang telah
dijabarkan dalam buku karangan Gary Amstrong dan Jon P. Mitchell akan dipakai
penekanan pada beberapa bab yang telah mereka tulis. Pengerucutan tersebut
dilakukan atas dasar asumsi bahwa hanya dua bab yang memiliki korelasi dengan
judul penelitian yang telah diamini oleh peneliti. Adapun pembagian bab tersebut
16
Pembahasan pertama yang peneliti anggap memiliki korelasi dengan
penelitian yang telah diangkat tercantum pada bab 3. Dalam bab tersebut,
masyarakat Malta terutama sepak bola.19 Hal tersebut tersajikan dalam kontestasi
kekuasaan yang tergambar dalam dua klub sepak bola yang merepresentasikan
Partai Buruh Malta-- adalah manifestasi konkrit dari polaritas politik yang tidak
bisa dipisahkan dengan sepak bola. 20 Dengan contoh tersebut, terdapat maksud
implisit yang menyatakan bahwa nilai-nilai tradisi, kelas sosial, politik dan juga
sepak bola merupakan kesatuan entitas yang sukar dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya.
keuntungan yang dapat diraup apabila suatu negara melakukan investasi kepada
industri sepak bola. Adapun salah satu contoh keuntungan yang dimaksudkan oleh
Gary Armstrong dan juga Jon P. Mitchell tertuang dalam tulisannya yang
berbunyi:
“As with all such global scapes, its manifestations are locally specific.
Hence, access to the globalised consumer products that are the big European
19
Gary Armstrong dan Jon P. Mitchell, “Global and Local Footall: Politics and Europeanisation on the
fringes of the EU”, 2008, Routledge, hal.53.
20
Ibid, hal. 54.
17
teams is mediated by local figures with the organisational and business abilities
in action.”21
masyarakat yang jumlahnya masif terhadap permintaan akan sepak bola Eropa
yang angkanya kian meningkat. Tentunya hal tersebut secara langsung maupun
pembahasan peneliti ialah tulisan ini tidak serta merta menjelaskan secara spesifik
mengenai hubungan antara sepak bola dan juga nation branding, terutama
Rwanda. Akan tetapi Gary Armstrong dan juga Jon P. Mitchell lebih
memfokuskan pembahasan kepada kaitan erat yang dimiliki oleh sepak bola
dengan tradisi, budaya, politik, dan juga nilai jualnya yang sangat tinggi.
comparative study and the analysis of incidents that have affected the country’s
nation brand during and post 2010 FIFA World Cup” telah menjadi pilihan
21
Ibid, hal. 162.
18
peneliti untuk membantu peneliti dalam memandang kasus ini. Sebuah jurnal
karangan Kirsty Michelle Gourlay yang diterbitkan pada tahun 2016 lalu dan
nation branding yang dilakukan oleh Afrika Selatan kepada dunia melalui
mengantarkan kita pada hal-hal fundamental seperti latar belakang masalah yang
konseptualisasi penelitian, dan lain hal sebagainya. Berlanjut kepada bab kedua,
indikator kesuksesan Piala Dunia FIFA dalam ranah ekonomi, politik, dan juga
sosial menjadi pilihan Kirsty Michelle Gourlay untuk dibahas. Pada bab 3,
pembahasan berikutnya pada bab 4, analisis data dan juga interpretasi yang
tentunya peneliti tidak akan menggunakan keseluruhan bab yang tertuang dalam
jurnal yang diteliti oleh Kirsty Michelle Gourlay dalam menelaah judul yang
peneliti angkat. Meskipun demikian, nyatanya peneliti memilih empat dari total
19
lima bab yang tersedia. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat tingkat
relevansi yang tinggi apabila peneliti menjadikan tulisan Kirsty Michelle Gourbay
Pada bab pertama, terdapat penjelasan bahwa Piala Dunia FIFA 2010
merupakan ajang meleburnya seluruh ras, etnis, budaya, dan latar belakang sosial
dalam satu tempat dengan harapan terbentuknya identitas nasional yang kuat.22
Dengan sejarah politik apartheid dan juga minimnya pemcapaian dalam berbagai
ajang olahraga, Piala Dunia FIFA 2010 dianggap sebagai kesempatan bagi mereka
untuk mengubah pandangan dan juga stigma dunia internasional terhadap Afrika
Selatan yang pada mulanya political outcast menjadi negara demokrasi baru yang
pagelaran Piala Dunia FIFA 2010 dan juga dampaknya terhadap ekonomi, sosial,
dan politik. Disebutkan dalam penelitiannya bahwa Piala Dunia FIFA merupakan
kompetisi akbar yang menghasilkan 35 juta milyar penonton hanya dari layar kaca
saja. Hal tersebut tentunya mengimplikasikan bahwa Piala Dunia FIFA bisa
menjadi ajang publisitas yang baik untuk memasarkan segala bentuk brand.24
22
Kirsty Michelle G, “South African Nation Branding: A comparative study and the analysis of incidents
that have affected the country nation’s brand during and post 2010 FIFA World Cup.”, 2016, Vega
School of Brand Leadership: Cape Town. hal. 1
23
Ibid.
24
Ibid, hal. 10.
20
Melanjutkan pembahasan pada bab berikutnya, peneliti menganggap bab
dengan judul peneliti. Pada bab 4, terdapat analisis data dan juga temuan yang
dihasilkan oleh penelitian Kirsty Michelle Gourby. Dapat dikatakan bahwa Afrika
Selatan telah berhasil menyelenggarakan Piala Dunia FIFA 2010 dalam upaya
memberikan imej bangsa yang positif.Ini dicapai melalui organisasi tanpa cela
kesimpulan atas seluruh penelitiannya. Atas dasar itu, peneliti menggunakan bab
tersebut untuk dijadikan tolak ukur dalam penelitian yang diangkat. Dalam bab
anggota yang terlibat. Bagaimanapun juga, nation branding yang dapat dikatakan
berhasil dapat dicapai melalui dukungan segala entitas dan juga pihak yang
terkait.26
25
Ibid, hal. 30
26
Ibid, hal. 38
21
Selain penggunaan konsep yang sama dengan peneliti, jurnal ini juga
membahas mengenai upaya nation branding suatu negara yang juga sama-sama
dijelaskan dalam ranah sepak bola. Hal yang kemudian menjadi pembeda yang
nyata ialah negara yang menjadi titik fokus permasalahan. Dalam jurnal ini, Kirsty
Michelle Gourby memilih Afrika Selatan dan kompetisi Piala Dunia FIFA 2010
Melalui penelitian yang telah ditulis oleh Kirsty Michelle Gourby, peneliti
menggunakan konsep nation branding milik Keith Dinnie. Di tahun 2008, Dinnie
menjelaskan terdapat berbagai bentuk nation branding yang mana dapat peneliti
perlu adanya pemahaman yang cukup akan pengertian dari sleeve sponsorship deal
itu sendiri. SSD merupakan kerja sama yang dilakukan oleh pihak manapun yang
22
Seperti apa yang peneliti telah jabarkan pada latar belakang masalah di awal,
industri sepak bola merupakan lahan yang sangat menguntungkan apabila kita
memandang dari kacamata ekonomi. Menilik dari sejarah yang ada, fakta di lapangan
yang ada terhitung relatif baru apabila disandingkan dengan sejarah sepak bola itu
sendiri. Merujuk kembali pada bukti sejarah seperti foto ataupun video dari
pesepakbola di era 40 hingga 80-an, dapat kita lihat bahwa hanya terdapat warna,
logo, dan nomor pemain dari klub itu sendiri. Di masa sekarang, hal pertama yang
segera terlintas pada baju tim sepak bola adalah sponsornya. Bahkan apabila kita
Pengiklanan pada baju olahraga klub sepak bola tentunya tidak muncul begitu
sponsor tersebut telah meningkat secara drastis, jauh melebihi tingkat inflasi. 27
Dengan angka yang fantastis, menjadi masuk akal apabila klub-klub sepak bola EPL
lebih mencari sponsorship deals yang memilki jangka kontrak yang panjang. Akan
tetapi hal tersebut berdampak pada berkurangnya jumlah perusahaan yang mampu
Meningkatnya pendapatan klub sepak bola dari sponsor SSD tentunya tidak dapat
dipisahkan dari arus globalisasi, yang dimana hal tersebut sangat menguntungkan
27
These Football Times, “The Rise Of Shirt Sponsorship In English Football”, 2018,
https://thesefootballtimes.co/2018/09/30/the-rise-of-shirt-sponsorship-in-english-football/, Diakses pada
21 April 2019.
23
negara-negara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Sebagian
besar uang sponsor sekarang berasal dari perusahaan-perusahaan Asia Timur yang
sedang berkembang, dengan beberapa klub - seperti Crystal Palace dan Huddersfield
- bahkan memiliki alphabet Cina di baju mereka, untuk menarik perhatian penonton
dari berbagai belahan dunia. 28 Tidak hanya Cina, dua dari kesepakatan sponsorship
terbesar - Etihad Airways dan Fly Emirates yang ditandatangani oleh Manchester City
dan Arsenal – bersumber dari negara Uni Emirat Arab yang kaya akan minyak
buminya.29
Zaman berubah dengan cepat dalam dunia sepak bola. SSD telah menjadi cara
bersedia mengambil risiko yang sangat besar dalam pelaksanaannya. Kurang dari 50
tahun yang lalu, baju klub sepak bola sangatlah polos. Apabila kita melihat realita
yang ada sekarang, setiap klub sepak bola di dunia memiliki kesepakatan sponsor
yang bernilai jutaan poundsterling hanya untuk tambalan pada baju mereka. Adapun
karakter dari sponsor pun berubah setiap tahunnya; namun satu hal yang pasti ialah
angka tersebut tentunya akan semakin meningkat di masa yang akan datang.
milik Keith Dinnie, peneliti akan mencoba menjelaskan mengenai pengertian nation
branding itu sendiri secara umum menurut tokoh-tokoh lainnya. Nation branding
28
Ibid
29
Ibid
24
pasar dunia; memikat investor asing; pariwisata; imigran; media dan yang lainnya. 30
Secara langsung maupun tidak langsung, negara dengan branding yang baik akan
internasional. 31
Menurut pakar nation branding, Peter Van Ham, suatu negara yang telah
perhatian ekonomi dan politik, yang dimana hal tersebut akan berimbas pada kesulitan
dalam membangun imej serta reputasi yang positif. 32 Sejalan dengan pernyataan Peter
Van Ham, Wally Olins berpendapat bahwa suatu negara akan dipandang sebagai
sebelumnya, Kevin Lane Keller menyebutkan bahwa hal fundamental dari kesuksesan
dan juga ekuitas merek adalah citra ataupun imej dari brand itu sendiri. 34 Keller
menambahkan bahwa merek secara nyata berkaitan erat dengan cara berpikir
negara. Hal tersebut dilakukan dengan cara menerapkan konsep dan teknik pemasaran
30
Simon Anholt, “Beyond the Nation Brand: The Role of Image and Identity in International Relations.”,
2011, SURFACE, hal. 65.
31
Peter Van Ham, “The Rise of the Brand State”, 2001, Foreign Affairs.
32
Ibid, hal. 52.
33
Wally Olins, “Wally Olins on Brand”, 2003, Thames & Hudson, hal. 34
34
Kevin Lane Keller, “Marketing Management and Strategy”, 2008, Pearson Education, hal. 65.
35
Ibid
25
internasional. 36 Citra dan juga imej dari suatu negara sebenarnya sama pentingnya
nation branding merupakan upaya atau langkah yang dilakukan oleh suatu negara
untuk memberikan stigma, stereotip, reputasi, dan imej yang baik kepada negara lain.
Citra yang baik tentunya akan berdampak pada mudahnya interaksi serta kerja sama
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menjelaskan upaya nation branding
yang dilakukan oleh Rwanda melalui program Visit Rwanda dengan investasi kepada
Arsenal. Peneliti menggunakan konsep nation branding milik Keith Dinnie tahun
Nation branding suatu negara dapat dicapai dan juga direalisasikan dengan
menggunakan strategi yang spesifik dan juga tujuan serta target yang terukur. Salah
satu strategi nation branding yang kemudian acap digunakan dalam kajian Hubungan
praktik atau penerapan yang memliki tujuan untuk membangun, mengukur, serta
36
Pauline Kerr dan Geoffrey Wiseman, “Diplomacy in a Globalizing World: Theories and Practice”,
2013, Oxford University Press., hal. 354.
37
Jacqui True, “Globalisation and Identity”, 2006, Oxford Univeristy Press., hal. 74
26
mengatur reputasi dari suatu negara.38 Keith Dinnie juga memandang bahwa nation
branding masih memiliki hubungan yang erat dengan place branding.39 Nation
branding itu sendiri dapat menjadi alat yang memiliki tendensi kompetitif bagi
negara, kota, maupun wilayah dalam berkompetisi sebagai pemenuh kebutuhan bagi
Dalam bukunya ”Nation Branding: Concepts, Issues, and Practice” Keith Dinnie
menjelaskan bahwa nation branding terdiri dari beberapa elemen yang spesifik untuk
merek. Hal tersebut dapat menghasilkan pasar baru untuk suatu merek;
nation branding. Advertising memainkan peranan penting bagi produsen dan juga
konsumen yang dimana dalam konteksi ini adalah Rwanda dan masyarakat
38
Keith Dinnie, “Nation Branding: Concepts, Issues, Practice”, 2015, Routledge; 2nd Edition.
39
Ibid, hal. 13.
40
Keith Dinnie, ”The Dimensions of Nation Brand Personality: A Study of Nine Countries”, 2013.
41
Keith Dinnie, “Nation Branding: Concepts, Issues, Practice”, 2015, Routledge; 2nd Edition, hal. 224-
230.
42
Ibid, hal. 225.
27
internasional. Alasan yang mendasari mengapai advertising sangatlah krusial
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media seperti televisi, radio, surat
kabar, spanduk, pamflet, situs web, dan lain-lain. Setiap media iklan ini memiliki
kelebihan dan kekurangannya tersendiri dan setiap negara yang ingin melakukan
advertising perlu melakukan evaluasi dan juga perencanaan dalam memilih media
tertentu. Hal utama yang perlu dipertimbangkan adalah media pengiklanan yang
telah dipilih harus dapat menjangkau konsumen dalam jumlah yang besar.
Keith Dinnie beranggapan bahwa nation branding tidak hanya terdiri dari
ampuh. Akan tetapi pengiklanan hanyalah satu elemen dari total keseluruhan
strategi nation branding. Bukan saja pengiklanan merupakan bagian dari total
keseluruhan strategi nation branding, apabila suatu negara memiliki sumber daya
finansial yang terbatas, mungkin akan jauh lebih baik untuk memberdayakan
43
Ibid, hal. 224.
28
2.2.3.2 Customer And Citizen Relationship Management
konsep CRM dalam konteks nation branding terhitung masih relatif baru, dimana
pemerintah perlu terlibat dan merespon kepada warga mereka dengan cara yang
konsumen dalam frekuensi yang tepat tentunya sesuai dan sejalan dengan strategi
nation branding.44
juga memiliki penerapan langsung kepada strategi nation branding yang memiliki
44
Ibid, hal.227
45
Ibid.
29
2.2.3.3 Nation-brand Ambassadors
ini adalah individu yang sangat antusias dan memiliki pengetahuan mendalam
yang ditargetkan.47 Negara, di lain sisi, umumya memilih duta besar mereka
secara hati-hati.
peranan yang dimiliki oleh duta besar suatu negara tanpa dukungan resmi dari
negara ataupun perjanjian secara tertulis. Demikian pula perilaku warga negara di
negara asing dapat dipandang sebagai perwakilan dari negara asal mereka. 48 Jelas
tidak realistis untuk mengharapkan setiap warga negara dalam jutaan populasi
46
Ibid, hal. 228.
47
Ibid.
48
Ibid.
30
2.2.3.4 Diaspora Mobilization
jaringan diaspora mereka telah menyia-nyiakan sumber daya unik dan berharga.
Keberadaan jaringan diaspora yang tersebar di seluruh dunia merupakan aset yang
berpotensi besar bagi negara, tidak hanya dalam hal pengiriman uang yang dikirim
oleh anggota diaspora tetapi juga dalam hal menarik FDI melalui intervensi oleh
dan peran tidak langsung (berfungsi sebagai jembatan dan antena untuk
pengembangan proyek di negara asal) dan ketiga, inisatif dari diaspora itu sendiri
49
Ibid.
50
Ibid.
31
Serikat, Asosiasi Insinyur dari Amerika Latin atau Pengusaha Indus. 51 Pemerintah
dalam strategi nation branding, baik secara internal dimana hal tersebut
dan juga membedakannya dari produk yang lain. Pelabelan tersebut tentunya
berdampak pada asumsi masyarakat terhadap nilai, asosiasi, imej, dan juga posisi
Terdapat efek yang sangat potensial dari penamaan suatu negara terhadap
persepi dan juga stigma negaranya. Pada umumnya, suatu negara jarang sekali
51
Ibid, hal. 229.
52
Ibid.
32
sering kali hal tersebut dikarenakan terjadinya peristiwa simbolis yang kuat
kekuasaan kolonial. 53
negara mendapat skor tinggi pada kriteria ini, maka negara tersebut harus
branding yang digagas oleh Keith Dinnie untuk menganalisis investasi Rwanda
kepada Arsenal dalam melakukan nation branding melalui program Visit Rwanda,
53
Ibid, hal. 230.
54
Ibid.
55
Ibid.
33
khususnya pada sleeve sponsorship deal mereka. Konsep ini dipilih karena melalui
konsep ini, peneliti dapat menjelaskan upaya nation branding yang telah dilakukan
oleh Rwanda melalui kerja samanya dengan Arsenal. Terdapat tujuh strategi nation
branding yang dijabarkan oleh Keith Dinnie. Melalui konsep inilah kemudian peneliti
Variabel yang pertama yaitu nation brand advertising dimana pengiklanan suatu
Berkat perkembangan teknologi yang sangat pesat, pengiklanan suatu negara tidak
hanya dapat dilakukan melalui media cetak, akan tetapi terdapat media yang lebih
menjanjikan seperti media virtual. Terdapat tiga indikator dalam variabel ini yang
meliputi brand positioning, media channels, dan media vehicles. Melalui variabel ini,
peniliti dapat menilai upaya pengiklanan yang telah dilakukan oleh Rwanda.
pemerintah perlu terlibat dan merespon kepada warga mereka dengan cara yang sama
dapat melihat aksi dan juga reaksi yang dilakukan oleh pemerintah Rwanda dalam
bersangkutan. Dalam konteks ini, variabel tersebut digunakan atas dasar rasa
34
keingintahuan peneliti terhadap peranan yang diamanahkan oleh Rwanda kepada duta
serta tindak-tanduk diaspora di negara lain menjadi fokus utama dalam variabel ini.
Peneliti menggunakan variabel ini untuk melihat fungsi yang dimiliki oleh diaspora
Variabel yang kelima merupakan nation days. Variabel ini berbicara mengenai
oleh diaspora mereka di luar negeri ataupun di dalam negaranya. Peneliti menganggap
variabel ini relevan dengan penelitian ini karena Rwanda memiliki hari perayaan yang
terbilang unik seperti Umuganura, yang merupakan hari panen nasional, dan juga Hari
Peringatan Genosida Tutsi setiap 7 April yang merupakan hari yang didedikasikan
untuk mengenang sekitar 500.000 hingga 1 juta orang Rwanda yang dibantai tanpa
tersebut menjadi masuk akal apabila kita melihat faktanya bahwa nama dapat
memberikan pandangan terhadap nilai, asosiasi, imej, dan juga posisi Rwanda dalam
panggung internasional.
studies. Variabel terakhir ini merupakan alat ukur yang digunakan untuk melihat
35
tingkat keberhasilan suatu negara dalam menjalankan strategi nation branding
mereka. Penempatan variabel ini dalam penelitian yang diangkat oleh peneliti
merupakan hal yang wajar apabila kita mengingat bahwa perlu adanya pembanding
dalam melakukan analisis upaya nation branding yang dilakukan oleh Rwanda.
Pengaplikasian ini dilakukan terhadap data yang telah peneliti temukan di lapangan.
Adapun analisis mengenai investasi Rwanda kepada Arsenal dalam melakukan nation
branding melalui program Visit Rwanda akan dibahas pada Bab V sebagai bab
pembahasan.
dikarenakan peneliti berusaha untuk melihat strategi nation branding Rwanda yang
terdapat dalam konsep Keith Dinnie yang dimana konsep tersebut diharapkan dapat
menjabarkan upaya nation branding Rwanda melalui program Visit Rwanda yang
direalisasikan dengan investasinya kepada Arsenal. Berdasarkan data dan fakta yang
Keterlibatan aktor baru serta data-data yang peneliti tidak sebutkan dalam tabel
lakukan:
36
Tabel 2.1: Operasionalisasi Konsep Nation Branding Keith Dinnie
Nation Brand Advertising - Brand positioning yang - Adanya upaya yang dilakukan oleh
Customer and Ctizen - Langkah yang dilakukan - Peran pemerintah Rwanda dalam
warganya. konsumennya.
37
Nation-brand - Penetapan ambassador - Pemilihan Arsenal sebagai duta
The Naming of Nation- - Penamaan dalam - Pemilihan slogan Visit Rwanda oleh
negara.
38
2.4 Alur Pemikiran
Latar Belakang
Meskipun Rwanda merupakan negara aid dependent, upaya nation branding
kepada kancah internasional tetap dilakukan.
Rumusan Masalah
Bagaimana upaya nation branding Rwanda dalam mempromosikan program
Visit Rwanda melalui investasinya kepada Arsenal?
39
2.5 Hipotesa
Ketergantungan suatu negara terhadap bantuan luar negeri tidak serta merta
dibuktikan dengan investasi yang dilakukan oleh Rwanda kepada Arsenal melalui
kerja sama sleeve sponsorship deal yang berdurasi selama tiga tahun, terhitung
dari 2018 silam hingga 2021 mendatang. Perjanjian sponsor lengan dengan
Arsenal tersebut telah menelan biaya sebesar $39 juta bagi Rwanda. Tentunya
dengan angka yang sangat masif tersebut terdapat pesan yang ingin disampaikan
Rwanda kepada dunia yaitu eksistensi mereka dalam sistem tatanan global patut
diperhitungkan.
tidak fokus kepada semua strategi nation branding yang dijelaskan oleh Keith
mensponsori klub sepak bola terkaya keenam di dunia yang dimana titel tersebut
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang diambil oleh peneliti, maka penelitian ini
menjelaskan upaya nation branding Rwanda melalui program Visit Rwanda yang
Dalam penelitian ini, tentu perlu adanya pembatasan untuk memperjelas masalah
yang akan dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan yang meluas ataupun
deal Rwanda dengan Arsenal. Peneliti memutuskan untuk membahas pada ranah
Arsenal tersebut. Untuk melihat upaya yang dilakukan oleh Rwanda, peneliti
mengacu kepada 5 strategi nation branding yang dijabarkan oleh Keith Dinnie.
media perantara. Data-data yang peneliti peroleh melalui teknik ini merupakan data-
41
data yang dapat diakses oleh berbagai elemen masyarakat. Peneliti menggunakan
sumber berupa buku, jurnal, video, ataupun artikel yang mengandung topik atau
pembahasan yang serupa. Data-data yang terkumpul memiliki nilai kegunaan sebagai
Sub bab ini menjelaskan mengenai sistematika penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terkait dengan topik dalam penelitian ini. Terdapat enam bab dalam penelitian
BAB I: Pendahuluan
Dalam bab pertama, dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang mendorong
dan juga memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai topik terkait.
Melalui latar belakang masalah tersebut kemudian muncul rumusan masalah dari
penelitian. Dalam bab ini dibahas pula mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian
ini.
Bab selanjutnya menjelaskan mengenai dua studi terdahulu yang peneliti gunakan
untuk dijadikan acuan dalam melakukan penelitian ini. Bab ini juga membahas
mengenai definisi konsep yang peneliti pilih untuk menjelaskan isu yang juga telah
peneliti tentukan. Berangkat dari konsep dan juga definisinya, peneliti kemudian
42
BAB III: Metode Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian yang peneliti lakukan.
Dijelaskan pula ruang lingkup penelitian yang ditujukan untuk memberikan batasan
fenomena yang sedang diteliti oleh pnulis. Dalam bab ini peneliti mencoba
gunakan untuk menganalisis pada bab selanjutnya. Pada bab ini peneliti akan
menjelaskan secara rinci mengenai EPL, sleeve sponsorship deals, dan program
BAB V: Pembahasan
Bab ini merupakan bab analisis. Pada bab ini peneliti akan berusaha untuk
Bab ini merupakan bab penutup. Pada bab ini peneliti akan menarik kesimpulan
terhadap masalah yang telah dianalisis. Pada bab ini pula peneliti akan memberikan
saran pada permasalahan yang telah peneliti analisis pada bab sebelumnya.
43
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Anholt, Simon. 2011. Beyond the Nation Brand: The Role of Image and Identity in International Relations.
SURFACE.
Armstrong, Gary & Mitchell, P. Jon. 2008. Global and Local Footbal: Politics and Europanisation on the
Routledge.
Dinnie, Keith. 2013. The Dimensions of Nation Brand Personality: A Study of Nine Countries.
Pearson Education.
Kerr, Pauline & Wiseman, Geoffrey. 2013. Diplomacy in a Globalizing World: Theories and Practices.
Gourlay, M. Kirsty. 2016. South African Nation Branding: A comparative study and the analysis of
44
SITUS WEB RESMI
British Council. 2015. Playing The Game: The Soft Power of Sport.
https://www.britishcouncil.org/organisation/policy-insight-research/insight/playing-
game-soft-power-sport
Panja, Tariq. 2013. Top Soccer Leagues get 25% Rise in TV Rights Sales.
Bloomberg
https:://www.bloomberg.com/news/article/2013-11-11/top-soccer-leagues-get-25-rise-in-tv-
rights-sales-reports-say
Reyntjens, Filip. 2018. When The Poor Sponsors The Rich: Rwanda and Arsena FC..
The Conversation
https:://www.theconversation.com/when-the-poor-sponsor-the-rich-rwanda-and-arsenal-fc-
97330
These Footbal Times. 2018. The Rise of Shirt Sponsorship in English Football.
https://www. thesefootballtimes.co/2018/09/30/the-rise-of-shirt-sponsorship-in-english-football/
45