Anda di halaman 1dari 2

Biografi Muhammad Yamin

Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. adalah sastrawan, sejarawan, budayawan,


politikus, dan ahli hukum yang telah dihormati sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Wikipedia

Lahir : 24 Agustus 1903, Kota Sawahlunto


Meninggal : 17 Oktober 1962, Jakarta
Jabatan dalam kabinet yang pernah dipegang : Menteri Penerangan, LAINNYA
Kementerian yang pernah dikelola : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, LAINNYA
Menjabat dalam kabinet: Kabinet Sukiman-Suwirjo, LAINNYA
Era kabinet: Demokrasi Terpimpin, Demokrasi liberal
Profil dan Biografi Muhammad Yamin

Prof. Mr. Muhammad Yamin, S.H dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat, pada tanggal 23
Agustus 1903. Ia menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmadjo. Salah seorang
anaknya yang dikenal, yaitu Rahadijan Yamin.

Ketika kecil , Muhammad Yamin oleh orang tuanya diberi pendidikan adat dan agama hingga
tahun 1914. Di zaman penjajahan, ia termasuk segelintir orang yang beruntung karena dapat
menikmati pendidikan menengah dan tinggi. Lewat pendidikan itulah, ia sempat menyerap
kesusastraan asing, khususnya kesusastraan Belanda.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tradisi sastra Belanda diserapnya sebagai seorang
intelektual sehingga ia tidak menyerap mentah-mentah apa yang didapatnya itu. Dia
menerima konsep sastra Barat, dan memadukannya dengan gagasan budaya yang nasionalis.

Riwayat Pendidikan Muhammad Yamin

Pendidikan yang sempat diterima oleh Muhammad Yamin, antara lain, Hollands inlands
School (HIS) di Palembang, tercatat sebagai peserta kursus pada Lembaga Pendidikan
Peternakan dan Pertanian di Cisarua, Bogor, Algemene Middelbare School (AMS) ‘Sekolah
Menengah Umum’ di Yogya, dan HIS di Jakarta.

Muhammad Yamin menempuh pendidikan di AMS setelah menyelesaikan sekolahnya di


Bogor yang dijalaninya selama lima tahun. Studi di AMS Yogya sebetulnya merupakan
persiapannya untuk mempelajari kesusastraan Timur di Universitas Leiden, Belanda.

Di AMS, ia mempelajari bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Kaei, dan sejarah purbakala.
Dalam waktu tiga tahun saja ia berhasil menguasai keempat mata pelajaran tersebut, suatu
prestasi yang jarang dicapai oleh otak manusia biasa.

Dalam mempelajari bahasa Yunani, ia banyak mendapat bantuan dari pastor-pastor di


Seminari Yogya, sedangkan dalam bahasa Latin ia dibantu Prof. H. Kraemer dan Ds. Backer.

Setamat AMS Yogya, Ia bersiap-siap berangkat ke Leiden. Akan tetapi, sebelum sempat
berangkat sebuah telegram dari Sawahlunto mengabarkan bahwa ayahnya meninggal dunia.

Karena itu, kandaslah cita-cita Yamin untuk belajar di Eropa sebab uang peninggalan
ayahnya hanya cukup untuk belajar lima tahun di sana. Padahal, belajar kesusastraan Timur
membutuhkan waktu tujuh tahun.

Ia akhirnya melanjutkan kuliah di Recht Hogeschool (RHS) di Jakarta dan berhasil


mendapatkan gelar Meester in de Rechten ‘Sarjana Hukum’ pada tahun 1932.

Anda mungkin juga menyukai