Anda di halaman 1dari 8

1) Long Wall Mining PT.Kitadin Embalut & PT.

Fajar Bumi Sakti, Kaltim

Pada metode ini, penambangan dilakukan setelah terlebih dulu membuat 2 buah lorong
penggalian pada suatu blok lapisan batubara. Lorong yang satu terhubung dengan lorong
peranginan utama (main shaft in-take), berfungsi untuk menyalurkan udara segar serta untuk
pengangkutan batubara. Lorong ini sebut dengan main gate. Sedangkan lorong satunya lagi yang
disebut dengan tail gate terhubung dengan lorong pembuangan utama (main shaft out-
take/exhaust), berfungsi untuk menyalurkan udara kotor keluar tambang serta untuk
pengangkutan material ke lapangan penggalian (working face). Udara kotor yang dimaksud
disini adalah udara yang telah melewati lapangan penggalian, sehingga telah tercampur dengan
debu batubara dan gas – gas seperti metana, karbondioksida, CO, atau gas yang lain tergantung
dari kondisi geologi di lokasi tersebut. Bila ditinjau dari arah kemajuan lapangan (working face),
maka terdapat 2 metode pada LW, yaitu advancing LW (LW maju) dan retreating LW (LW
mundur).

Pada advancing LW, penggalian maju untuk main gate dan tail gate dilakukan bersamaan
dengan penambangan batubara, seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 6. Skema LW maju.

Berdasarkan skema penggalian di atas, maka seiring dengan majunya kedua lorong serta
lapangan penggalian, terlihat bahwa lokasi yang batubaranya telah diambil akan meninggalkan
ruang yang terisi dengan batuan atap yang telah diambrukkan. Bekas lapangan penggalian itu
disebut dengan gob. Pada metode ini, pekerjaan penting yang harus dilakukan adalah menjaga
agar main gate dan tail gate tetap tersekat dengan sempurna terhadap gob sehingga sistem
peranginan atau ventilasi dapat berjalan dengan baik.
Kelebihan metode ini adalah produksi dapat segera dilakukan bersamaan dengan
penggalian lorong main gate dan tail gate. Namun seiring dengan semakin majunya penggalian,
maintenance kedua lorong menjadi semakin sulit dilakukan karena tekanan lingkungan yang
Page 1 of 8
bertambah akibat keberadaan gob yang meluas. Selain membawa resiko ambrukan, tekanan
batuan tersebut juga akan menyebabkan dinding lorong yang merupakan sekat antara kedua
lorong dengan gob menjadi mudah retak dan rusak sehingga angin dapat mengalir masuk ke
dalam gob. Karena di gob juga terdapat banyak serpihan atau bongkahan batubara yang tersisa,
maka masuknya angin ke lokasi ini secara otomatis akan meningkatkan potensi swabakar.
Disamping itu, kelemahan metode LW maju yang lain adalah rentan terhadap fenomena geologi
yang tidak menguntungkan yang muncul di dalam tambang, misalnya patahan atau batubara
menghilang (wash out). Tidak sedikit penggalian LW maju terpaksa harus terhenti dan pindah ke
lokasi lain dikarenakan faktor geologi tadi.

Agar penambangan menjadi lebih efektif, aman, dan ekonomis, maka pada LW diterapkan
metode mundur atau retreating.
Pada LW mundur, main gate dan tail gate dibuat terlebih dulu pada blok lapisan batubara
yang ingin ditambang, dengan panjang lorong dan lebar area penggalian ditentukan berdasarkan
kondisi geologi serta teknik penambangan yang sesuai di lokasi tersebut. Gambar 7 di bawah ini
menunjukkan pekerjaan persiapan lapangan penggalian, sedangkan gambar 8 menampilkan
lapangan penggalian yang telah siap untuk dilakukan LW mundur.

Persiapan LW mundur

Ketika penambangan secara LW mundur telah dimulai, maka keadaannya dapat digambarkan
seperti pada gambar di bawah ini.

Page 2 of 8
Kondisi penambangan LW mundur

Penambangan dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi penyangga besi (steel prop) dan
link bar untuk menopang atap lapangan, serta coal pick untuk ekstraksi batubara. Sedangkan
kereta tambang (mine car) digunakan sebagai alat transportasi batubara.

Gambar 10. LW mundur menggunakan steel prop & link bar

(Sumber: PT Kitadin Embalut, Kaltim)

Gambar 11. Ekstraksi batubara menggunakan coal pick

(Sumber: PT Fajar Bumi Sakti, Kaltim)

Page 3 of 8
Untuk lebih meningkatkan efisiensi penambangan, mekanisasi tambang dalam secara
menyeluruh atau sebagian (semi mekanisasi) dapat dilakukan dengan terlebih dulu
memperhatikan kondisi geologi dan perencanaan penambangan secara jangka panjang.
Mekanisasi pada lapangan penggalian misalnya melalui kombinasi penggunaan drum cutter dan
penyangga berjalan (self-advancing support), sedangkan pada fasilitas transportasi batubara
misalnya dengan menggunakan belt conveyor.

Gambar 12. Ekstraksi batubara menggunakan drum cutter

2) Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia

Block caving merupakan cara dengan biaya rendah untuk melakukan penambangan
bawah tanah, di mana blok-blok besar bijih bawah tanah dipotong dari bawah sehingga bijih
runtuh akibat gaya beratnya sendiri. Setelah runtuh, bijih yang dihasilkan "ditarik" dari
drawpoint (titik tarik) dan diangkut menuju alat penghancur.

Page 4 of 8
Pada block cave DOZ, alat LHD (loader) meletakkan lumpur ke dalam ore pass yang
menuju saluran pelongsor. Selanjutnya saluran tersebut memuat truk-truk angkut AD-55 pada
tingkat angkutan untuk mengangkut bijih ke alat penghancur. Dari sana, bijih yang telah
dihancurkan dikirim ke pabrik pemroses (mill) melalui ban berjalan (conveyor).

Block Caving, Metode Penambangan Bawah Tanah


Block caving adalah metode penambangan yang bertujuan untuk memotong bagianbawah
dari blok bijih sehingga blok bijih tersebut mengalami keruntuhan. Metode iniditerapkan
terutama pada blok badan bijih yang besar karena tingkat produksinya yang lebih
tinggi. Bidang pada massa batuan dengan ukuran yang sudah di tentukan d i l e d a k a n p a d a
t a h a p l e v e l U n d e r c u t s e h i n g g a m a s s a b a t u a n y a n g b e r a d a diatasnya akan
runtuh. Penarikan bijih hasil runtuhan pada bagian bawah kolom bijihmenyebabkan proses
runtuhan akan berlanjut keatas sampai semua bijih diatas l e v e l u n d e r c u t h a n c u r
m e n j a d i u k u r a n ya n g s e s u a i u n t u k p r o s e s s e l a n j u t n ya . Area dan Volume dari
bijih yang di pindahkan pada bagian bawah blok pada saatundercutting harus seluas
mungkin untuk memulai terjadinya peronggaan massabatuan diatasnya, dan akan
terus berlangsung dengan sendirinya. Penarikan bijih y a n g b e r a d a d i b a g i a n
b a w a h b l o k m e m b e r i k a n t e m p a t u n t u k b i j i h ya n g h a n c u r terkumpul dan
memberikan proses peronggan berlanjut keatas sampai semua bijihpada blok batuan runtuh dan
ditarik. Jika diaplikasikan dengan benar metode blockcaving dapat memberikan biaya
rendah dari pada metode penambangan lainnya.

Page 5 of 8
3) Tambang Batubara Ikeshima
Tambang Ikeshima di Jepang merupakan salah satu tambang batubara yang unik di dunia.
Bagaimana tidak, tambang ini beroperasi di bawah dasar laut. Sehingga dari segi teknologi
tingkat kesulitannya cukup tinggi.

Pulau Ikeshima Lokasinya 256 Ohaza Kamiura Ikeshimakyo, Sotomecho Nishisonogi-


gun, Nagasaki Prefecture. Sekitar 7 km ke arah barat di lepas pantai dari pantai barat
semenanjung Nishisonogi. Sedangkan ukuran dari pulau tersebut adalah dari Timur-barat 1,5
km, utara-selatan 1,0 km, keliling 4,0 km, luas 0,86 km2. Jumlah konsesi tambang yang dimiliki
70, dengan luas 35.500 ha. Cadangan batu bara tertambang teoritis ±1,7 milyar ton dan
Cadangan batu bara tertambang terbukti ±270 juta ton.
Seluruh permukaan pulau ditutupi oleh lapisan konglomerat zaman kuarter dan batuan
andesit basalan dari zaman Neogene, serta di bawah permukaan laut terdiri dari lapisan
Palaeogene. Dari atas berturut-turut terbagi menjadi formasi Nishisonogi, formasi Matsushima,
formasi Terajima dan formasi Akasaki. Batuannya terdiri dari batu pasir dan serpih atau
mudstone, di beberapa tempat terdapat sisipan tipis lapisan konglomerat. Batuan alasnya adalah
granit atau crystalline schist.

Page 6 of 8
Bentuk tambang bawah tanah ikeshima
Di bagian atas formasi Matsushima terdapat formasi pembawa batu bara. Lapisan batu
baranya terdiri dari lapisan batuan atas, lapisan atas dari lapisan 18 shaku, lapisan bawah dari
lapisan 18 shaku, lapisan 3 shaku dan lapisan 4 shaku. Jurus lapisan tanah mengarah kurang
lebih ke timur-barat di sekitar Ikeshima dan mengarah kurang lebih ke utara-selatan di sekitar
Hikishima. Kemiringannya landai, masing-masing 1~10 derajat ke selatan dan timur. Struktur
geologinya relatif stabil.

Untuk ekstraksi batubara, datanya adalah sebagai berikut :


Jalan udara dan gate : panjang gate 400~1000 mMetode ekstraksi batu bara longwall sistem
mundurPanjang permuka kerja : 100~180 mPenyanggaan : IS-14 shield type self advancing
support, Mesin ekstraksi : 3300V multi motor type (DR-900) drum cutter, 60kw electric haulage
(DR-500) double ranging drum cutter, AFC 225kw×2 3300V pole change.
Tambang Ikeshima mulai dibangun tahun 1952 tetapi saat ini telah ditutup dan beralih
fungsi menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tambang Batubara Bawah Tanah. Program alih
teknologi ini telah menghasilkan lulusan dari 27 negara, antara lain dari Indonesia, RRC dan
Filipina, total lebih dari 420 orang.

4) PT.BUKIT ASAM
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Unit Pertambangan Ombilin mempunyai
dua daerah penambangan dengan metode tambang bawah tanah yang masih aktif terdiri dari
Ombilin I di Sawahluwung, Ombilin III di Sigalut. Penambangan dilakukan dengan cara
mekanis yaitu dengan menggunakan metode tambang bawah tanah Longwal Fully mechanized.
Salah satu kegiatan utama dari tambang bawah tanah di Sawahluwung, khususnya
dengan metode Longwall Fully Mechanized ini di awali dengan pekerjaan persiapan
penambangan (development) yang meliputi beberapa kegiatan kerja, diantaranya adalah
pembuatan Lubang Material Utama (LMU) dan Lubang Ban Utama (LBU) serta pembuatan

Page 7 of 8
panel. Panel merupakan suatu tempat untuk meletakan Double Ended Ranging Drum Shearer
(DERDS) yaitu peralatan mekanis yang digunakan untuk melakukan kegiatan penambangan
batubara. Pada Panel, lubang ban disebut dengan main gate sedangkan lubang material disebut
dengan tail gate. Pekerjaan persiapan penambangan (development) ini dilakukan dengan
peralatan gali mekanis “Roadheader Machine”,dan akan dibantu dengan pemboran dan
peledakan apabila peralatan tersebut kurang mampu melakukan penggalian sehingga kondisi
“Roadheader Machine” dapat terjaga.
Peralatan gali mekanis Roadheader Machine yang digunakan ditambang bawah tanah
Sawahluwung ini terdiri atas dua tipe, yaitu Dosco MK – 2A dan Alpine Miner – 50 (AM -50)
yang mempunyai perbedaan pada pola penggalian, jumlah cutting head dan kecepatan
penggalian. Dosco MK -2A mempunyai satu cutting head dengan jumlah pick sebanyak
24pick/bit, sedangkan AM -50 mempunyai dua cutting head dengan jumlah pick sebanyak
96pick/bit. Untuk kecepatan penggalian, Dosco MK – 2A akan lebih cepat menggali pada
lapisan batuan disbandingkan pada lapisan batubara. Sebaliknya, AM -50 lebih cepat menggali
pada lapisan batubara dibandingkan pada batuan. Tujuan pemakaian peralatan gali mekanis
Roadheader Machine adalah untuk mempercepat pekerjaan pembuatan lubang maju
(development), sehingga pekerjaan persiapan penambangan akan lebih dahulu selesai sebelum
kegiatan operasi penambangan batubara di suatu panel penambangan selesai. Akhirnya, kegiatan
face to face transfer peralatan penambangan dapat dilaksanakan dengan baik.

Sumber referensi :

 (Sumber:http://www.coaleducation.org/technology/Underground/images/Joy_Mining/Lo
ngwall-Face.jpg
 http://www.google.com/search?q=tambang+freeport&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai