Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUBAITUL HIKMAH KENDAL

NOMOR : 0012/SK/DIR/RSBH/I/2018
TENTANG
PENETAPAN AREA PRIORITAS DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN 3 H + 1 P

DIREKTUR KLINIK UTAMA RAWAT INAP BAITUL HIKMAH

Menimbang : a. bahwa Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien


adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu
pelayanan klinik utama rawat inap dan keselamatan
pasien secara terus menerus, melalui pemantauan,
analisa dan tindak lanjut adanya penyimpangan dari
standar yang ditentukan;
b. bahwa agar upaya peningkatkan mutu dan keselamatan
pasien di Klinik utama rawat inap Umum Baitul Hikmah
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur Klinik utama rawat inap Baitul Hikmah sebagai
dasar hukum peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
Klinik utama rawat inap Baitul Hikmah;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
item 1 dan 2,perlu di tetapkan kebijakan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien dengan Keputusan Direktur
Klinik utama rawat inap Umum Baitul Hikmah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit:
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1676);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri, dan Dokter
Gigi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Managemen
Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi;
10. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Kendal
No 800/1877/Dinkes tentang Indikator Mutu dan
Kinerja Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Keputusan Direktur Klinik Utama Rawat Inap Baitul Hikmah


Tentang Penetapan Area Prioritas Pelayanan Klinis ;
KEDUA : Bahwa cara menentukan prioritas pelayanan di Klinik
berdasarkan panduan yang terdapat pada lampiran surat
keputusan ini ;
KETIGA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan kembali
sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK UTAMA RAWAT
INAP BAITUL HIKMAH TENTANG PENETAPAN
AREA PRIORITAS PELAYANAN KLINIS
Nomor : 067/021 TAHUN 2018
Tanggal : 10 Januari 2018

PENETAPAN AREA PRIORITAS DENGAN


MEMPERTIMBANGKAN 3 H + 1 P

I. Definisi
Penetapan prioritas adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan prioritas dari yang paling penting sampai yang
kurang penting. Penetapan prioritas dapat dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif.
Penetapan prioritas dilakukan oleh Manajemen Mutu dan Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien bersama dengan Direktur
Klinik Utama Rawat Inap Baitul Hikmah dan Unit kerja Klinik Utama
Rawat Inap Baitul Hikmah
II. Tujuan
Sebagai acuan dalam menetapkan area prioritas dan pelayanan
prioritas Klinik Utama Rawat Inap Baitul Hikmah.
Agar Klinik Utama Rawat Inap Baitul Hikmah memiliki fokus area
dan pelayanan yang akan dilakukan evaluasi dan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.

III. Prosedur
1. Identifikasi unit kerja di Klinik utama rawat inap yang kritikal,
risiko tinggi (high risk), diberikan dalam volume besar (high
volume), pembiayaan yang tinggi(high cost),cenderung bermasalah
(problem prone) yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan
keamanan lingkungan, dengan melihat dari data insiden
keselamatan pasien, komplain pasien, data 10 besar penyakit, atau
data lain yang mendukung.
2. Tetapkan nilai dari unit kerja yang paling bermasalah dengan
menggunakan 3 kriteria, diberi nilai 1-5 dari yang paling sedikit
hingga yang paling banyak : (a) high risk, dilihat dari laporan
insiden dari unit ; (b) high volume, dilihat dari jumlah pasien yang
mendapatkan pelayanan di unit tersebut, (c) pembiayaan yang
tinggi(high cost) dan (d) problem prone, dilihat dari data register
resiko masing-masing unit.
3. Hitung skor masing-masing unit dengan mengalikan nilai dan bobot.
Nilai diperoleh dari data high risk, high volume,high cost dan
problem prone yang tadi sudah diberi angka, sedangkan bobot
sudah ditetapkan yaitu bobot high risk adalah 40, high volume
adalah 30, high cost adalah 10 dan problem prone adalah 20.
4. Tetapkan area prioritasnya yaitu unit yang memiliki skor tertinggi
setelah dijumlahkan skor high risk, high volume,high cost dan
problem prone nya.
5. Identifikasi pelayanan yang bermasalah dari area prioritas (unit
yang skornya paling tinggi) yang sudah ditetapkan pada pelayanan
yang kritikal, risiko tinggi (high risk), diberikan dalam volume besar
(high volume), pembiayaan yang tinggi(high cost), cenderung
bermasalah (problem prone) yang langsung terkait dengan mutu
asuhan dan keamanan lingkungan, dengan melihat dari data insiden
keselamatan pasien, komplain pasien, data 10 besar penyakit, atau
data lain yang mendukung.

Masukkan area prioritas dan pelayanan prioritas yang sudah ditetapkan pada
program Peningkatan Mutu dan keselamatan pasien.
IDENTIFIKASI PEMILIHAN AREA PELAYANAN YANG PRIORITAS

HIGH PROBLEM

TOTAL

PERINGKAT
HIGH RISK HIGH COST
VOLUME PRONE

NO AREA KLINIS
NILAI

BOBOT

JUMLAH
NILAI

BOBOT

JUMLAH
NILAI

BOBOT

JUMLAH
NILAI

BOBOT

JUMLAH
Pelayanan
1. Rawat Inap 3 40 120 3 10 30 5 30 150 2 20 40 340 II

Pelayanan
2. 2 40 80 2 10 20 3 30 90 2 20 40 230 V
Pendaftaran
Pemeriksaan
3. 1 40 40 2 10 20 4 30 120 1 20 20 200 VI
umum
Pelayanan
4. 2 40 80 3 10 30 3 30 90 2 20 40 240 IV
Farmasi
Pemeriksaan
5. Gigi dan 1 40 40 3 10 30 1 30 30 1 20 20 120 VII
mulut
Pelayanan
6. 1 40 40 1 10 10 1 30 30 1 20 20 100 VIII
gizi
Pelayanan
7. 3 40 120 4 10 40 3 30 90 3 20 60 310 III
laboratorium
Instalasi
8. Gawat 4 40 160 4 10 40 5 30 150 4 20 80 430 I
Darurat

Dari Hasil identifikasi maka yang memerlukan prioritas pelayanan klinis untuk
perbaikan adalah unit :
1. Unit Gawat Darurat
2. Rawat Inap
3. Laboratorium
4. Pelayanan Farmasi
Ditetapkan di : Kendal
Pada tanggal :5 Januari 2019

DIREKTUR
KLINIK UTAMA BAITUL HIKMAH

AZHAR ARIEF SULISTIYO


NIK. 29.04.01.10

Anda mungkin juga menyukai