BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pembelajaran Maharah al-Kitabah
Kitabah (menulis) berarti melukiskan lambang-lambang grafis yang
menggambarkan suatu bahasa yang difahami seseorang untuk dibaca orang lain. Lambang-
lambang grafis adalah kesatuan fonem yang membentuk kata, dari kata membentuk kalimat,
dari rangkaian kalimat membentuk paragraf yang mengandung satu kesatuan pikiran serta
maksud atau pesan tertentu. Makna lebih dalam kitabah (menulis) merupakan penuangan
buah pikiran melalui kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah
pikiran tersebut berhasil dikomunikasikan kepada orang lain.
Keterampilan menulis (maharah Al-kitabah/ writing skill) adalah kemampuan dalam
mendiskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti
menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang. 3[3]
Kemahiran menulis mempunyai dua aspek:
1. Kemahiran membentuk Huruf 4[4]
Latihan untuk membentuk huruf sebaiknya dimulai dengan latihan- latihan pra
penulisan huruf.
Latihan pra- penulisan huruf ini meliputi:
a. Latihan memegang pena dan meletakkan kertas atau buku pada posisi yang tepat.
b. Latihan membuat garis- garis lurus vertikal dan horisontal dengan panjang pendek yang
bervariasi
c. Latihan membuat garis- garis mirip dengan variasi kemiringan yang berbeda- beda.
d. Latihan membuat garis melengkung, dari kiri ke kanan, dari kanan ke kiri, dari atas ke
bawah, dan dari bawah ke atas.
Latihan ini lebih menekankan kepada kemampuan menulis huruf arab dalam
berbagai posisinya secara benar, terutama yang menyangkut penulisan hamzah dan alif
layyinah.5[5]
2. Kemahiran mengungkapkan dengan tulisan
Aspek ini merupakan inti dari kemahiran menulis. Latihan menulis pada prinsipnya
diberikan setelah latihan menyimak, berbicara, dan membaca.
Latihan menulis ini dapat pula yang diberikan bersamaan dengan latihan kemahiran
yang lain, sesuai tingkat kemampuan siswa.
2. Khat (Kaligrafi)
Khat16[12] adalah kategori menulis yang tidak hanya menekankan rupa/postur huruf
dalam membentuk kata-kata dan kalimat, tetapi juga menyentuh aspek-aspek estetika. Maka
tujuan pembelajaran khat adalah agar para pelajar terampil menulis huruf-huruf dan kalimat
arab dengan benar dan indah.
3. Insya (Mengarang)
Mengarang (al-insya’)17[13] adalah kategori menulis yang berorientasi kepada
pengekspresian pokok pikiran berupa ide, pesan, perasaan dan sebagainya ke dalam bahasa
tulisan, bukan visualisasi bentuk atau rupa hurup, kata, atau kalimat saja. Maka wawasan dan
pengalaman pengarang sudah mulai dilibatkan.
Menulis karangan tidak hanya mendeskripsikan kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan
secara struktural, melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara
sistematis untuk meyakinkan pembaca. Menurut tarigan (1994/ IV: 21) menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang. Yang perlu dicatat adlah menulis menulis merupakan
representasi bagian dari kesatuan ekspresi-ekspresi bahasa. Gambar atau lukisan mungkin
dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak emnggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa.
Ini merupakan perbedaan antara menulis dengan melukis, dan antara tulisan dengan lukisan,
maka menggambar huruf-huruf bukan menulis.
Pada prinsifnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk
berpikir dan dalam tingkatan yang lebih tinggi dan dapat mendorong mereka untuk berpikir
secara kritis dan sistematis, memperedalam daya tanggap/ persepsi, meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi, dan sebagainya. Tulisan juga dapat
membantu menjelaskan pikiran-pikiran yang hendak dikemukakan . tidak jarang kita
menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang, gagasan, masalah
dan kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual.
Menulis karangan boleh dikatakan sebagai keterampilan yang paling sukar
dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya. Apabila seorang pelajar
menggunakan bahasa kedua atau asing secara lisan (syafawi), maka seorang penitir asli dapat
mengerti dan menerima lafal yang kurang sempurna atau ungkapan-ungkapan yang kurang
sesuai atau bahkan tidak sesuai dengan kaidah gramatikal. Akan tetapi, apabila pelajar itu
menggunakan bahasa kedua/asing secara tulis (kitabi), maka penutur asli yang membacanya
kan lebih keras dalam menilai tulisan yang banyak kesalahan ejaan atu tata bahasanya .
meskipun maknanya yang disampaikan itu cukup jelas dan tulisannnya cukup rapi, tetapi
suatu karangan tertulis dituntut harus baik dan sedapat mungkin tanpa kesalahan karena
dianggap mencerminkan tingkat kepebdidikan penulis karangan yang bersangkutan.
a. Teknik Pembelajaran Mengarang
Mengarang (al-insya’) dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu mengarang terpimpin
(al-insya’ al-muwajjah) dan mengarang bebas (al- insya’ hurr).
a) Mengarang terpimpin (al-insya al-muwajjah)18[14]
Mengarang terpimpin adalah membuat kalimat atau paragraf sederhana dengan
bimbingan tertentu berupa pengarahan, contoh: kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya.
Mengarang terpimpin bisa juga disebut mengarang terbatas (al-insya al-muqayyad), sebab
karangan pelajar dibatasi oleh ukuran-ukuran yang diberikan oleh pemberi soal, maka dalam
prakteknya tidak menuntut pelajar untuk mengembangkan pikirannya secara bebas.
Ada berapa tekhnik latihan pengembangan mengarang terpimpin yang dikenal dalam
pengajaran Bahasa Arab, antara lain: mengganti/merubah (al-tabdil), misalnya mengganti
salah satu unsur dalam kalimat, merubah kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya, positif
menjadi negatif atau sebaliknya, berita menjadi tanya atau sebaliknya , kalimat yang ber-fi’il
mudhari menjadi ber-fi’il madhi atau sebaliknya, dan sebagainya; mengisi bagian kosong
(imla al-firagh), menyusun kata-kata yang tersedia menjadi kalimat lengkap (al-tartib),
membuat kalimat lengkap tertentu berdasarkan perintah (takwin al-jurnal), menjawab
pertanyaan tentang bacaan (al-ijabah), dan sebagainya.
b) Mengarang Bebas (al-insya al-hurr)19[15]
Mengarang bebas adalah membuat kalimat atau paragraf tanpa pengarahan, contoh :
kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya. Para pelajar dalam hal ini diberi kebebasan
untuk mengekspresikan pikirannya tentang suatu hal tertentu. Mengarang bentuk ini lebih
tinggi tingkatannya dibandingkan mengarang terpimpin, sebab merupakan kelanjutan dari
serangkaian kegiatan mengarangterpimpin. Akan tetapi kemampuan mengarang bebas dalam
prakteknya dipisahkan dari kemampuan mengarang terpimpin, sebab memiliki cara, prosedur,
dan tahapan tersendiri jika dikembangkan lebih dalam lagi.
Ada beberapa teknik latihan yang harus dilalui untuk sampai pada keterampilan
mengarang bebas, antara lain yaitu :
a) Meringkas bacaan terpilih (al-talkhish) yaitu menuliskan kembali intisari bacaan dengan
bahasa arab yang dimiliki pelajar.
b) Menceritakan gambar yang dilihat (al-qishshah) atau narasi yaitu menceritakan isi gambar
yang dilihat berupa pekerjaan sehari-hari sejak bangun tidur sampai saat hendak tidur.
c) Menjelaskan aktifitas tertentu (al-idhah) atau eksposisi yaitu menerangkan pekerjaan yang
bisa dilakukan oleh pelajar dalam situasi-situasi tertentu, misalnya : berangkat ke sekolah
menggunakan sepeda motor, pulang kampung naik kendaraan umum, dll.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembelajaran mengarang bebas, adalah
sebagai berikut:
a) Topik yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebahasaan pelajar dan ruang
lingkup kehidupannya.
b) Sebelum dilakukan kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini, dan
kepada siapa ditujukan.
c) Untuk mempermudah uraian dalam karangan, sebaiknya ditentukan outline karangan.
d) Mewujudkan karangan diatas kertas, sebaiknya melalui langkah-langkah berikut : mula-mula
konsep kasar, konsep ini kemudian di edit/diperbaiki barangkali ada hal-halyang salah,
setelah itu ditulis rapi pada kertas karangan.
b. Perbaikan menulis
Proses perbaikan/remedial dipandang sebagai cara penting untuk membantu siswa
belajar bahasa baru. Jadi dari sistem remedial ini kesalahan siswa dapat diketahui dan
diperbaiki. Sistem remedial ini bertujuan agar siswa memperhatikan kesalahan ketika
berbicara atau menulis.
Guru dapat mengarahkan kepada siswa tentang penggunaan bahasa yang baik dan
benar. Untuk itu, ada beberapa hal yang dibutuhkan dalam keterampilan menulis yakni:
a) Memberikan pelatihan menulis, disini siswa di tuntut untuk mengidentifikasi kesalahan dan
bertanggung jawab memperbaikinya, sehingga dilakukan latihan yang efektif untuk
menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam penggunaan bahasa supaya diterapkan
dengan benar.
b) Siswa mengoreksi/mengetahui kesalahanya sendiri dibimbing oleh pelatihnya.
c) Guru Membuat serangkaian proses pendidikan yang efektif bukan hanya formal, misalnya
sebagai berikut:
setiap siswa membaca tulisan kemudian dikoreksi dan dimintauntuk menulis ulang.
jika siswa tidak dapat menyimpulkan kesalahan-kesalahan maka siswa memperhatikan sedikit
bimbingan dari guru.
Ketika guru menemukan tulisan-tulisan yang kurang baik, gurumengembalikan tulisan kepada
siswa dan meminta siswa untuk segera menulis.
penggunaan media papan tulis, guru menyuruh siswa maju ke depan. Ini berguna dalam
memotivasi siswa untuk bisa dan memperbaiki kesalahannya. Dalam arti bahwa siswa
mengoreksi kesalahan, pada saat yang sama rekan-rekannya juga ikut mengoreksi dan
menulis kalimat yang benar di sisi lain.
guru dapatmenggarisi penulisan-penulisan yang salah.
dalam penulisan dapat menggunakan simbol, seperti:
م= امالء ق= قواعد
ت= ترقيم خ= خط
الخ...ف= فكرة أ= أسلوب
menyuruh siswa mengisi tulisan. Untuk mengoreksinya guru menyuruh siswa untuk menukar
jawabanya untuk dikoreksi oleh siswa lain.
siswa mengoreksi tulisan dari apa yang diucapkan guru. pilihan kata, struktur, rasa makna,
ragam komposisi, ejaandan penyusunan.
siswa menulis sangat hati-hati dan tidak membuat kesalahan dalam ejaan dan tanda baca.
Guru menyuruh siswa pertama menulis.Jika penulisan belum benar, makaguru menyuruh siswa
yang lainya untuk mengoreksi dan membenarkan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam
penulisan siswa yang pertama.
PENGERTIAN
Makhraj ialah tempat menahan/menyekat udara ketika bunyi huruf dilafazkan. Huruf yang
dimaksudkan ialah huruf hijaiyah Bahasa Arab yang mengandungi 28 huruf.
ALAT-ALAT UCAPAN
Organ-organ atau alat-alat ucapan yang bertanggungjawab dalam menjayakan makhraj ini
boleh dilihat dalam gambarajah di bawah.
BAHAGIAN MAKHRAJ
Menurut pendapat imam Al-Khalil bin Ahmad dan kebanyakan Ahli Qira’at dan ulama’
nahwu antaranya imam Ibn Al-Jazari jumlah bilangan makhraj yang umum/utama terbahagi
kepada lima bahagian, seperti berikut:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maharah al-kitabah (keterampilan
menulis) adalah kemampuan seseorang dalam mengolah lambang-lambang grafis menjadi
kata-kata, lalu kata-kata menjadi kalimat yang efektif yang sesuai dengan kaidah bahasa yang
berlaku, guna menyampaikan dan menginformasikan ide, buah pikiran, pendapat,
pengalaman, sikap, perasaan dan emosi kepada orang lain.
Secara umum pembelajaran maharah al-kitabah bertujuan agar siswa dapat
berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa Arab, terutama untuk kebutuhan yang nyata
dalam kehidupan.
B. Saran
Dengan ucapan syukur alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga apa yang kami uraikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang
konstrutif sangat kami harapkan untuk perbaikan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pembaca khususnya dosen pengampu
dan semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Ahmad Fuad. 2012. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Fakhrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. 2012. Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta Pusat: Direktoral
Hamid, Abdul. 2010. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk Studi Islam. Malang: UIN Maliki
Press.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muin, Abdul. 2004. Analisi Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Al-
Husna Baru.