Anda di halaman 1dari 10

MEMPERKUAT WAWASAN DAN MENINGKATKAN KESADARAN TERHADAP

KETAHANAN NASIONAL

KU4078 STUDIUM GENERALE

Oleh :
TSAQIF ALFATAN NUGRAHA
13214036
Kelas : 01

MATA KULIAH DASAR UMUM


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ABSTRAK

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengkaji perlunya wawasan dan kesadaran seluruh
rakyat terhadap ketahanan nasional Indonesia. Adapun, latar belakang dari penulisan ini
berawal dari memudarnya jiwa kebangsaan dan rasa patriotisme seluruh rakyat Indonesia
khususnya para mahasiswa yang dapat diamati secara mudah oleh penulis. Penulisan makalah
juga didasarkan atas kuliah umum yang diberikan oleh Bapak Laksamana Madya TNI Dr. Didit
Herdiawan, M.P.A., M.B.A. Metodi yang digunakan ialah metode studi literatur yang disertai
dengan survei dan pengamatan terhadap data-data sekunder. Data yang akan disajikan dalam
makalah berkaitan seberapa perlunya nilai wawasan dan kesadaran rakyat seluruh Indonesia.
Selanjutnya pada akhir makalah diharapkan menghasilkan solusi untuk meningkatkan
wawasan dan kesadaran rakyat terhadap ketahanan nasional.

Kata Kunci : Wawasan , Kesadaran, Ketahanan Nasional.

PENDAHULUAN

. Hakekatnya tidak ada satu negarapun di dunia ini yang bebas dari gangguan yang dapat
mengancam keberadaan dari negara tersebut sebagai negara yang merdeka. Zaman berubah
sangat cepat. Era industri telah masuk ke versi 4.0 dimana membutuhkan kecepatan arus
informasi yang besar. Bila tidak disikapi dengan bijak hal ini dapat mengganggu ketahanan
nasional Indonesia. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya dapat membantu
kemaslahatan umat bisa saja berbalik menjadi musuh yang akan mengancam ketahanan
nasional negara kita. Perubahan budaya menjadi sangat disruptif. Masyarakat kita cenderung
menerima semua yang masuk ke kita tanpa melakukan penyaringan mana informasi yang baik
dan mana informasi yang buruk. Salah satu contoh kasus yang marak dibicarakan di
masyarakat contohnya ialah penyebaran HOAX yang dapat memecah belah persatuan negara.
Selain dari dalam negeri juga terdapat isu global yang dapat mengancam ketahanan nasional
negara kita. Isu global yang dimaksud antara lain seperti Demokratisasi, HAM,lingkungan
hidup, pasar bebas, radikalisme dan terorisme internasional. Bila pemerintah dan seluruh
masyarakat Indonesia menyepelekan isu global ini, tentunya akan semakin banyak gangguan
yang akan mengancam ketahanan dalam negri. Hal ini dapat dimulai dari hal kecil yakni
meningkatkan kesadaran rakyat terhadap ketahanan nasional karena sejatinya kewajiban
menjaga kedaulatan NKRI bukan hanya menjadi tanggung jawab TNI atau POLRI namun itu
ialah tugas seluruh rakyat Indonesia.
METODOLOGI

Metodologi yang digunakan ialah metode studi literatur dan juga metode survei.
Studi literatur yang dilakukan oleh penulis ialah dengan melihat artikel, buku,
jurnal baik di media tulis maupun daring yang berkaitan dengan pentingnya
ketahanan nasional dan bagaimana cara untuk meningkatkan ketahanan nasional.
Sebelum membahas literatur, penulis juga memasukkan data survei terkait 1pada
akhir tulisan akan dihasilkan metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
wawasan ketahanan nasional khususnya di kalangan masyarakat.

DATA DAN ANALISIS

1. Pengertian Ketahanan Nasional dan Fungsi Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamika suatu bangsa yang berisi
ketangguhan dan keuletan yang dapat mengembangkan ketahanan, Kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman dan
hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung
maupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara[2].

Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak


terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan
keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut,
bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang
dinamakan ketahanan nasional.

Ketahanan Nasional dibutuhkan dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan


negara dari segala gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar
negeri. Untuk itu bangsa Indonesia harus tetap memiliki ketangguhan dan
keuletan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
Srijanti, dkk (2009) menjelaskan tujuan, fungsi, dan sifat dari ketahanan nasional
sebagai berikut[3]:
a) Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteran
dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya
keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk
mengaktualisasi diri.
b) Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional mempunyai fungsi sebagai:
(1). Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan,
ketahanan nasional Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas,
eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek: ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
(2). Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
(3). Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja
intersektor, antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini selanjutnya
diterjemahkan dalam RJP yang dibuat oleh pemerintah yang memuat
kebijakan dan strategi pembangunan dalam setiap sektor untuk mencapai
tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

2. Pentingnya Kesadaran Ketahanan Nasional dalam rangka menjaga kedaulatan


Republik Indonesia
Wawasan dan kesadaran terhadap ketahanan nasional sangatlah dibutuhkan bagi rakyat
Indonesia untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti apa yang
disampaikan oleh Bapak Herdiawan bahwa ketahanan nasional bukanlah hanya menjadi
tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia saja tapi menjadi tanggung jawab semua elemen
Berbangsa, Bernegara, dan Bernegara baik pemerintah maupun masyarakat. Beragam isu
global beliau ungkapkan antara lain seperti Demokratisasi , HAM, Lingkungan Hidup , Pasar
Bebas,Radikalisasi ,Terorisme Internasional. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
saja tidak cukup untuk menjaga ketahanan nasional namun diperlukan juga pendekatan sosial
lebih dalam lagi. Hal ini dapat dilihat dari sebab lunturnya social capital di kalangan
masyarakat. Bapak Herdiawan ada 4 social capital yang luntur antara lain rendahnya toleransi
antar sesama, rendahnya semangat kesetiakawanan, menurunya semagat gotong royong,
menurunya semangat bermufakat dan musyawarah. Keempat-lah hal ini yang dulu pada saat
zaman penjajahan membawa semangat perjuangan melawan penjajah dan membawa
kemerdekaan bagi Indonesia. Pengalaman perjalanan sejarah bangsa indonesia menunjukkan
telah terjadinya penyimpangan-penyimpangan, akan tetapi NKRI tetap mampu
mempertahankan eksistensi dan integritasnya.

3. Data kesadaran mahasiswa ITB terhadap ketahan nasional


Penulis melakukan survei pada selang waktu satu empat hari yang dimulai dari tanggal 8 Mei
2018 hingga 12 Mei 2018. Survei diperuntukkan untuk mahasiswa ITB dan dilakukan melalui
media form online. Seluruh massa yang mengikuti

Pertama untuk menguji wawasan ketahanan nasional mahasiswa, penulis memberikan


pertanyaan sebagai berikut yang jawabannya berupa level antara 0 -10.

1. Seberapa tahu kamu terhadap wawasan dan ketahanan nasional Indonesia ?


1 2 3 4 5

2. Seberapa tahu kamu terhadap fungsi ketahanan nasional ?


1 2 3 4 5

3. Contoh perbuatan yang sudah dilakukan sebagai representasi kesadaran ketahanan


nasional Indoensia
 Opsi bebas [ ]
 Tidak pernah

4. Apa kamu pernah tahu tentang kegiatan Bela Negara yang dikhususkan bagi
mahasiswa yang ingin meningkatkan kesadaran ketahanan Nasional ?
 Tahu
 Tidak Tahu

5. Menurut kamu bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan kesadaran ketahanan


nasional ?
(bebas)

Dari pertanyaan pertama diperoleh hasil grafik sebagai berikut.

Tingkat Wawasan Ketahanan Nasional


Pada grafik di samping,
Mahasiswa ITB
kebanyakan mahasiswa ITB
0%
mengetahui wawasan ketahanan
9%
23%
nasional di tingkat 3 (dari skala 1-

23% 5) yakni sebanyak 45% dan perlu


digarisbawahi dari data di
samping tidak ada satupun
45%
mahasiswa yang mengaku
memiliki wawasan ketahanan
1 2 3 4 5
nasional di tingkat 5.

Hal ini menunjukkan bahwa wawasan ketahanan nasional di lingkungan mahasiswa masih
sangatlah rendah. Selanjutnya, pada pertanyaan kedua terungkap data sebagai berikut.

Tingkat Pemahaman Fungsi Ketahanan Nasional pada


Pada grafik di samping kita dapat
kalanganan Mahasiswa ITB
melihat bahwa sebanyak 45%
paham fungsi ketahanan nasional
9% 9%
di tingkat keempat (skala 1-5).
14%
Hal ini tentu sangat menarik untuk
dibahas apabila dikaitkan dengan
45% 23%
data pada pertayaan pertama.
Sebagaian mahasiswa paham
dengan fungsi ketahanan nasional
1 2 3 4 5
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara namun diantaranya tidak ingin mempelajari apa itu ketahanan nasional sendiri dan
bagaimana mewujudkannya.

Untuk pertanyaan ketiga terdapat beberapa jawaban yang berbeda satu sama lain antar sesama
responden. Beberapa contoh jawaban responden antara lain juga seperti bergabung dalam
kegiatan resimen mahasiswa, memberikan sumbangan ketika sedang ada bencana, mengikuti
voluntir bakti sosial, dan lain sebagainya. Selain itu, beberapa responden juga mengungkapkan
belum pernah melakukan kegiatan yang dapat membantu ketahanan nasional. Persentasenya
sebesar 15% dari total responden. Dari pertanyaan ini sebenarnya kita sulit menganalisanya
karena kita tidak dapat mengetahui motif responden melakukan kegiatan-kegiatan tersebut
apakah itu murni memang untuk didekasikan kepada negara atau hanya sebagai kegiatan yang
tidak membawa motif ketahanan nasional.

Kemudian dari pertanyaan keempat dapat disimpulkan grafik sebagai berikut.


Tingkat awareness terhadap program Bela Negara yang
diberikan pemerintah Mulai bulan Oktober tahun 2015,
pemerintah membuat program
Bela Negara di bawah naungan
Kementrian Pertahanan. Pelatihan
40%
melibatkan 100 pelatih di seluruh
60% resimen induk komando daerah
militer (rindam). Program ini pun
bukan program main-main
Tidak Tahu Tahu dengan anggaran mencapai 45
milliar. Program ini juga pun
terbuka khusus untuk seluruh rakyat khususnya mahasiswa yang ingin meningkatkan rasa cinta
tanah air dan perjuangannya terhadap negara. Namun, berdasarkan grafik yang ditunjukkan di
atas masih terdapat beberapa mahasiswa yang tidak mengetahui apa itu program bela negara
yang didirikan oleh Kementrian Pertahanan. Hal ini cukup ironis karena seharusnya dapat
dimanfaatkan sebagai ajang untuk menunjukkan kepedulian mahasiswa terhadap ketahanan
nasional negara kita.

Terakhir untuk pertanyaan kelima, penulis menanyakan seharusnya bagimanakah cara yang
baik untuk meingkatkan wawasan bela negara secara maksimal. Beberapa responden
menjawab salah satu caranya ialah dengan belajar sebagai mahasiswa dan memahami ilmu-
ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Pendapat in pun sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh Bapak Didit di mana terdapat lingkungan yang VUCA (Volatility,
Uncertainty, Complex,Ambiguity). Lingkungan VUCA umumnya disebabkan karena
perkembangan IPTEK yang berlangsung sangat cepat. VUCA dapat menyebabkan beberapa
ancaman bagi Indonesia antara lain ancaman kesejahteraan seperti Ekstrimisme,
Radikalisme,dan populisme , ancaman siber seperti indetity theft, HOAX, dan lone wolf, dan
juga ancaman bio threats seperti penyebaran virus atau bakteri yang disengaja[1].

Berdasarkan data-data survei di atas penulis menyimpylkan bahwa tingkat kesadaran


mahasiswa ITB terhadap wawan ketahanan nasional Indonesia masih sangtlah minim
meskipun beberapa diantaranya suah sadar seberapa pentingnya ketahanan nasional dalam
menjaga keutuhan NKRI. Penulis mengasumsikan bahwa beberapa mahasiswa ITB masih
belum memiliki motif untuk dapat memiliki wawasan ketahanan nasional. Motif tersebut dapat
timbul setelah adanya kesadaran yang berdampak langsung bagi orang tersebut apabila ia tidak
melakukannya. Timbulnya motif tersebut bisa dari kegiatan besar contohnya seperti mengikuti
kegiatan bela negara, tolong menolong sesama, mengikuti voluntir sehingga dapat
menghilangkan sifat ego dari masing-masing individual.

4. Strategi untuk meningkatkan ketahanan nasional

Ketahanan nasional hakekatnya merupakan tanggung jawab semua elemen dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Elemen-elemen itu terdiri atas peran pemerintah, peran angkatan
bersenjata, peran masyarakat , dan juga peran generasi muda. Dalam hal ini pemerintah
khususnya presiden sebagai koordinator semua kementrian dan lembaga negara lainnya harus
mengedepankan seluruh lembaga tersebut untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Selain
itu pemerintah juga harus bersinergi dengan seluruh komponen masyarakat seperti ORMAS,
LOAA, TOMAS, TODAT/Tokoh daerah. Sementara untuk organisasi angkatan bersenjata
yakni TNI dan juga POLRI harus menjadi organisasi pertahanan negara yang profesional
,modern & tangguh serta bersinergi dengan seluruh komponen bangsa. Selanjutnya, generasi
muda sebagai generasi penerus bangsa mengambil peranan penting dalam mewujudkan
ketahanan nasional. Peran generasi muda dimulai di bidang pendidikan di mana mereka harus
terus belajar sebagai kader pemimpin bangsa dan juga mengamati perkembangan IPTEK
sehingga dapat mengetahui ancaman ketahanan nasional dari segi teknologi. Diharapkan juga
generasi muda dapat memiliki karakter yang unggul yang memiliki komitmen,
kompetensi,semangat, dan disiplin[1].
Selain itu juga yang tak boleh dilupakan, kita sebagai Bangsa Indonesia tetap memegang teguh
konsensus dasar negara yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Karena
di dalam konsensus dasar sudah terdapat nilai-nilai yang menjaga persatuan dan kesatuan
Indonesia. Selain itu, kita juga harus melihat kepada negara-negara yang sudah maju.
Tentunya, budaya yang ada di negara maju berbeda dengan apa yang ada di Indonesia. Sebagai
contoh jika di Indonesia masyarakatnya mudah mempercayai informasi yang masuk sehingga
mungkin timbulnya HOAX , namun di Amerika Serikat , masyarakatnya sudah bisa menyaring
mana informasi yang benar dan tidak bahkan anak-anak sejak kecil pun juga sudah diajari
membuat aplikasi anti hoax[1].

Kesimpulan

Tingkat kesadaran mahasiswa terhadap wawasan ketahanan nasional masih sangat rendah.
Meskipun diantaranya sudah mengerti fungsi apa yang dipegang oleh ketahanan nasional
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini harus kita sikapi bersama karena tanggung
jawab menjaga ketahanan nasional merupakan tanggung jawab kita bersama bukan tanggung
jawab pemerintah ataupun TNI saja. Apalagi khususnya untuk mahasiswa yang merupakan
generasi penerus bangsa. Mahasiswa harus ikut berperan aktif dalam menjaga ketahanan
nasional khususnya di bidang IPTEK. Perkembangan IPTEK bisa saja menjadi ancaman bagi
negara karena sangat disruptif. Maka dari itu, kita perlu paham benar apa manfaat IPTEK dan
juga kerugiannya. Dan juga yang paling penting ialah memaknai konsesus dasar negara dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Karena di dalam konsensus dasar sudah terdapat nilai-nilai
yang menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Daftar Pustaka

[1] Kuliah Umum Laksamana Madya Didit Herdiawan M.P.A, M.B.A. 29 April 2018.
Memperkuat Wawasan Kebangsaan dan Meningkatkan Kesadaran terhadap Ketahanan
Nasional.

[2] Anonim. 2017. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional , Lengkap Penjelasannya.
http://www.markijar.com/2017/09/wawasan-nusantara-dan-ketahanan.html . Diakses pada
tanggal 11 Mei 2018. Pukul 07.36.

[3] Juan Dynash. 2018. Ketahanan Nasional – Pengertian, Fungsi dan Tujuan.
http://demokrasiindonesia.blogspot.co.id/2014/08/ketahanan-nasional-pengertian-fungsi.html
. Diakses pada tanggal 10 Mei 2018. Pukul 23.30.

Anda mungkin juga menyukai