Anda di halaman 1dari 12

HEART MONITOR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Konsep Kegawatdaruratan Yang Dibimbing


Oleh : Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :
Lindia Esi Susila

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN-NUR PURWODADI
TAHUN AJARAN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Heart Monitor”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep
Kegawatdaruratan Program Studi Ilmu Keperawatan semester dua.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Rachmawati,.selaku dosen


mata kuliahKonsep Kegawatdaruratan yang telah membimbing penulis dalam
menyusun makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Harapan penulis bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Heart Monitor.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik.

Purwodadi, 16 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................. 3
A. Pengertian Heart Monitor...................................................................................... 3
B. Jenis Heart Monitor ............................................................................................... 3
C.
D. Indikasi Pemasangan EKG .................................................................................... 4
E. Kontraindikasi Pemasangan EKG ......................................................................... 5
F. Tujuan Pemasangan EKG ..................................................................................... 7
G. Cara Pemasangan EKG ......................................................................................... 8
H. Hal-hal yang Diperhatikan Setelah Pemasangan EKG ....................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11
A. Simpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan pada Holter Monitoring (HM) terdiri dari alat perekam (recorder) 24 jam
yang berbentuk kaset, penanda gejala (symptom-indicator but-ton) sistem ini di hubungkan
dengan elektrode dua sedapan untuk mendapatkan gambaran EKG yang optimal .
HM biasanya di gunakan pada pasien dengan gejala aritmia yang muncul setiap hari
karena yang di pasang selama 24 jam. Untuk pasen dengan aritmia yang jarang (muncul dalam
dua atau tiga hari sekali), digunakan modifikasi HM yaitu alat perekam kejadian (event recorder)
yang merekam EKG secara terus menerus pada pita dan hanya kejadian 30 samapai 90 detik
terakhir yang dapat di putar ulang. Saat pasien merasakan gejala aritmia maka ia dapat
mengakftikan simbol dan menghentikan rekaman serta mengirim data melalui telepon ke pusat
penerima data.
Heart Monitor adalah sebuah mesin yang terus mencatat irama jantung selama 24-48 jam
selama kegiatan normal untuk melihat perkembangan irama jantung abnormal yang mungkin
tidak terktangkap oleh EKG. Heart monitor merupakan alat yang bertujuan untuk memantau
irama jantung, ambulatori yang non infasif. ( Sudoyo, Aru W, dkk. 2007 )
Sedangkan Elektrokardiografi (EKG) merupakan alat diagnostik dibidang kardiovaskular
dengan dasar gelombang suara frekuensi tinggi. EKG adalah rekaman potensial listrik yang
timbul sebagai aktifitas jantung. Yang dapat direkam adalah aktifitas listrik yang timbul pada
waktu otot-otot jantung berkontraksi, sedangkan potensial aksi pada sistem induksi jantung tak
terukur dari luar karena terlalu kecil. Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan
dengan kecepatan baku 25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dengan potensial mV. Sehingga
dengan alat elektrokardiografi akan diperoleh kontur dinding pembuluh darah, ruang-ruang
jantung, katup-katup jantung serta katup pembungkus jantung. ( Hampton, John R. 2006 )
Modifikasi HM yang tercanggih adalah ILR(implanttable loop recorder) yang ditanam di
bawah kulit seperti pacujantung. Alat ini merekam EKG secara berkesinambungan selama 24
jam dan menghapusnya kembali. Bila pasien mengalami gejala maka dapat dilakukan introgasi
degan alat khusus yang disebut programmer. ILR dapat dipakai selama satu tahun. Alat ini
bermanfaat untuk diagnosis aritmia yang sangat jarang muncul yang biasanya disertai sinkop.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian heart monitor?

2. Apa pengertian elektrokardiogram?

3. Bagaimana prosedur pemasangan elektrokardiogram?

4. Bagaimana teknik memonitor elektrokardiogram?

C. Tujuan

1. Mengetaui pengertian heart monitor

2. Mengetaui pengertian elektrokardiogram

3. Mengetahui prosedur pemasangan elektrokardiogram

4. Mengetahui teknik monitoring elektrokardiogram

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian heart monitor
Heart monitor merupakan alat yang bertujuan untuk memantau irama jantung, ambulatori
yang non infasif. ( Sudoyo, Aru W, dkk. 2007 ). Heart monitor adalah sebuah peralatan
elektronik untuk mengamati fungsi jantung.
Monitoring hasil resusitasi didasarkan pada ABC penderita.
1. Airway : seharusnya sudah diatasi.
2. Breathing : pemantauan laju nafas ( sekaligus pemantauan airway ) dan bila ada
pulse oximetry.
3. Circulation: nadi, tekanan nadi, tekanan darah, suhu tubuh dan jumlah urine setiap
jam. Apabila ada sebaiknya terpasang monitor EKG.
4. Disability: nilai tingkat kesadaran penderita dan adakah perubahan pupil.
Monitor EKG dianjurkan dipasang pada setiap pasien dengan trauma, agar dapat
mengetahui keadaan gangguan pada jantung. Perlu diingat, tindakan resusitasi dilakukan
pada saat masalahnya sudah dikenal, bukan setelah survei primer selesai.
Ketika hendak mengambil keputusan untuk merujuk pasien, perlu adanya komunikasi
antara petugas pengirim dengan petugas penerima rujukan.
B. Pengertian Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot
jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan
memasang electroda pada badan.
EKG dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung,
pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis), dan penyakit
jantung koroner.
Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf. Elektrokardiograf akan
mencatat aktivitas listrik otot jantung dan menampilkan data ini pada layar visual atau
pada kertas print. Data ini kemudian ditafsirkan oleh dokter yang ahli.
Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik yang khas. Irama jantung
yang tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung dapat berdampak pada aktivitas listrik
jantung sehingga mengubah bentuk EKG. Seorang dokter mungkin akan
merekomendasikan tes EKG pada pasien yang mungkin berisiko mengalami penyakit
jantung karena adanya riwayat keluarga penyakit jantung, atau karena kebiasaan
merokok, obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi.Masalah-masalah

6
jantung yang didiagnosis dengan EKG Berbagai masalah jantung yang dapat didiagnosis
dengan EKG, antara lain:
1. Pembesaran jantunCacat jantung bawaan yang melibatkan sistem kelistrikan
jantung
2. Aritmia (irama jantung abnormal - cepat, lambat atau denyutnya tidak teratur
3. Kerusakan jantung seperti ketika salah satu arteri jantung tersumbat (oklusi
koroner)
4. Suplai darah yang buruk ke jantung
5. Posisi normal dari jantunG
6. Peradangan jantung - perikarditis atau miokarditis
7. Serangan jantung selama di ruang gawat darurat atau pemantauan di ruang ICU
(intensive care unit)
8. Gangguan sistem konduksi jantung
9. Ketidakseimbangan kimia darah (elektrolit) yang mengontrol aktivitas jantung.
Seseorang dengan penyakit jantung bisa jadi menunjukkan hasil EKG yang normal jika
kondisi penyakit jantungnya itu tidak melibatkan gangguan dalam aktivitas kelistrikan
jantung. Untuk kondisi ini disarankan untuk melakukan metode diagnostik lain.
C. Prosedur pemasangan elektrokardiogram
Tiga jenis utama EKG, meliputi:
1. EKG istirahat (resting ECG) - pasien berbaring. Selama tes pasien tidak
diperbolehkan bergerak, karena impuls listrik lain dapat dihasilkan oleh otot-otot lain
selain jantung yang dapat mengganggu pemeriksaan jantung Anda. Jenis EKG ini
biasanya memakan waktu lima sampai sepuluh menit.
2. EKG ambulatory (ambulatory ECG) - EKG ambulatory atau Holter dilakukan dengan
menggunakan alat perekam portabel yang dipakai setidaknya selama 24 jam. Pasien
bebas untuk bergerak secara normal sementara monitor terpasang. Jenis EKG ini
digunakan untuk pasien yang gejalanya intermiten dan mungkin tidak muncul selama
tes EKG istirahat. Orang yang sembuh dari serangan jantung dapat dimonitor dengan
cara ini untuk memastikan ketepatan fungsi jantungnya.
3. Test stres jantung - tes ini digunakan untuk merekam EKG pasien sementara pasien
menggunakan alat seperti sepeda atau berjalan diatas treadmill. Jenis EKG ini
membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.
EKG merupakan suatu pemeriksaan ataupun perekaman menggunakan gelombang
elektrik kepada jantung. Langkahnya dengan cara memasang elektroda-elektroda pada
dada untuk menghasilkan rekaman 12 lead. 12 lead ialah banyaknya arah/arus gelombang

7
elektrik jantung yang akan diukur bukan jumlah kabel yang ada pada elektroda yang
diletakkan pada klien.
Agar menghasilkan hasil rekaman EKG yang berkualitas dan tepat, seorang praktisi EKG
harus mengerti dan memahami betul-betul mengenai prosedur cara memasang EKG yang
benar dan tepat.
Elektrokardiogram digunakan hanya pada saat
1. Sesuai ketentuan/indikasi
2. Instruksi dari dokter.
Alat-alat :
1. Mesin EKG (yang dapat merekam 12 lead)
2. Kabel sebagai sumber listrik
3. Tissue
4. EKG paper/kertas EKG
5. Balon elektroda
6. Plat elektroda
7. Elektroda EKG
8. Kasa/kapas
9. Alkohol
10. Water based gel atau jeli EKG
Langkah-langkah pemasangan EKG:
1. Salam, perkenalan, TWT (tempat, waktu dan topik)
2. Inform consent
3. Mengatur posisi pasien, posisi supine atau terlentang
4. Memasang sampiran
5. Buka pakaian bagian atas pasien, jika pasien menggunakan gelang, ikat pinggang,
jam tangan atau logam-logam lainnya perintahkan untuk dilepas
6. Bersihkan dada pasien dengan menggunakan kapas, kedua pergelangan tangan serta
kedua tungkai dilokasi penempatan manset elektroda.
7. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda yang akan dipasang serta oleskan juga
pada daerah tubuh yang akan dipasang tepatnya sekitar dada.

8
8. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai.
9. Menghidupkan monitor elektrokardiogram.
Menyambungkan kabel Elektrokardiogram di kedua tungkai pergelangan tangan dan
kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas (Lead I, II, III,
AVR, AVL, AVF) dengan cara :
a. Warna merah di pergelangan tangan kanan
b. Warna hijau di kaki kiri
c. Warna hitam di kaki kanan.
d. Warna kuning di pergelangan tangan kiri.
10. Elektoda pada ekstremitas atas dipasang di pergelangan tangan kiri dan kanan dan
searah terhadap telapak tangan.
11. Pada bagian ekstremitas bawah pasang pada pergelangan kaki kiri dan kanan
sebelah/arah bagian dalam.Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lea
a. V1 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kanan
b. V2 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kiri
c. V3 diletakkan pada pertengahan V2 dan V4
d. V4 diletakkan pada interkosta kelima garis mid (pertengahan) clavikula kiri
e. V5 pada axila sebelah depan kiri
f. V6 pada axila sebelah belakang kiri atau sejajar dengan axila line
12. Selanjutnya tinggal menekan tombol start tunggu beberapa saat
13. Bila rekaman Elektrokardiogram sudah lengkap terekam, semua elektroda-elektroda
yang melekat di tubuh pasien dilepas dan dibersihkan dengan alkohol.
14. Membantu merapihkan pakaian pasien kembali.
Pemasangan EKG diatas adalah pemasangan EKG secara umum, biasanya ada beberapa
kasus dengan dipasangnya EKG yang menggunakan pesangan elektroda EKG tambahan
yaitu elektroda V7, V8, V9, dan V3R - V9R. Berikut letak elektroda tambahannya :
a. V7 dipasang di garis aksila bagian belakang sejajar V4
b. V8 dipasang di garis skapula bagian belakang sejajar V4
c. V9 dipasang di batas kiri dari yaitu kolumna vetebra sejajar V4
d. V3R - V9R ditempatkan sama dengan posisi V3 - V9, tetapi dibagian sebelah kanan.
Jadi pada umumnya sebuah EKG dibuat dengan 12 sandapan (lead).
9
Catatan Penting:
1. Perlu diperhatikan pemasangan elektroda serta kabel elektroda pada EKG agar supaya
tidak terjadi kesalahan saat interpretasi data yang dikeluarkan mesin EKG.
2. Diusahakan pasien senyaman mungkin jangan tegang karena kontraksi otot akan
berpengaruh terhadap hasil EKG.
D. Teknik monitoring elektrokardiogram
Berikut adalah teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :
1. Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard limb leads
Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
a. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan
lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 0º
b. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan
kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 60º
c. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan
lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 120º
2. Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam menggunakan teknik ini,
dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
a. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan
anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30º
b. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda positif dan
anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -150º
c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan anggota
tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi +90º monitoring EKG
prekordial/ dada atau standard chest leads monitoring EKG

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Initial assessment adalah proses evaluasi secara cepat pada penderita gawat darurat yang
langsung diikuti dengan tindakan resusitasi (Suryono dkk, 2008). Monitor EKG dianjurkan
dipasang pada setiap pasien dengan trauma, agar dapat mengetahui keadaan gangguan pada
jantung. Perlu diingat, tindakan resusitasi dilakukan pada saat masalahnya sudah dikenal, bukan
setelah survei primer selesai.
Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf. Elektrokardiograf akan mencatat
aktivitas listrik otot jantung dan menampilkan data ini pada layar visual atau pada kertas print.
Data ini kemudian ditafsirkan oleh dokter yang ahli.
B. Saran
Sebagai calon perawat atau tenaga medis, hal yang penting di tingkatkan mengenai kondisi
kegawat daruratan ialah Skil dalam melaakukan resusitasi kepada pasien salah satunya dengan
menguasai ilmu dan skill dalam Initian Asessment ini sehingga pertolongan pasien dengan
kondisi gawat drurat dapat kita lakukan dengan cepatdan tepat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Basic Trauma Life Support dan Basic Cardiac Life Support ed. III. Jakarta:
Yayasan ambulans Gawat Darurat 118
Darwis, Allan dkk. 2005. Pedoman Pertolongan Pertama. Ed 2. Jakarta : Kantor Pusat Palang
Merah Indonesia.
Suryono, Bambang dkk. 2008. Materi Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
( PPGD) dan Basic life Support Plus ( BLS ). Yogyakarta: Tim PUSBANKES 118 BAKER-
PGDM PERSI DIJ
http://www.perbidkes.com/2015/12/initial-assessment-penilaian.html?m=1
http://gustinerz.com/konsep-dr-abc-defgh-dalam-menolong-korban-gawat-darurat/
http://www.askepkeperawatan.com/2016/08/initial-assesment-pasien-gawat-darurat.html?m=1
https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2011/10/13/initial-assement/
http://www.jantungarea.com/2016/01/cara-mudah-membaca-gambaran-ekg-atau.html?m=1
https://pulauherbal.com/jurnal/796-apakah-manfaat-dari-monitor-detak-jantung.html
Avi-Siena at Friday, September 29, 2017

12

Anda mungkin juga menyukai