11 - EKG 12 LEAD - Halaman 1-24
11 - EKG 12 LEAD - Halaman 1-24
I. DESKRIPSI SINGKAT
___________________________________________________________________________
1
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
IV. METODE
Metode pembalajaran yang digunakan dalam pelatihan ini adalah:
A. Ceramah tanya jawab
B. Brain storming
C. Diskusi kelompok
D. Latihan
Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif, maka perlu disusun langkah-
langkah sebagai berikut:
2
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum jelas dan
perlu diklarifikasi.
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting.
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan yang
diberikan.
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
3
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
I. PENDAHULUAN.
Terminologi yang menerangkan mengenai EKG seperti Elektrokardiografi adalah ilmu
yg mempelajari aktivitas listrik jantung. Kalau merupakan suatu ilmu berarti dapat dipelajari
oleh siapapun termasuk oleh perawat, khususnya oleh perawat critical care. Karena EKG
sangat berguna dalam membantu menegakkan beberapa diagnose beberapa penyakit jantung,
akan tetapi yang paling penting dingat oleh perawat adalah kondisi klinis pasien lebih penting
dibandingkan dengan gambaran EKG. Karena adakalanya kelainan gambaran pada EKG
didapatkan pada orang yang normal, atau sebaliknya gambaran EKG normal didapatkan pada
orang yang menderita kelainan jantung.
Membaca EKG merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat
ICU, karena monitoring yang paling simple yang dilakukan pada bedside monitor adalah
monitoring EKG. Dan pada sessi ini peserta kompetensi diharapkan: mampu melakukan
perekaman EKG 12 Lead dengan benar, mampu melakukan perekaman EKG lead II panjang
dengan benar, mampu mengenal bentuk-bentuk gelombang EKG, mampu melakukan
interpretasi EKG normal dan EKG 12 Lead.
POKOK BAHASAN A
Anatomi fisiologi system konduksi
4
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Terdiri dari empat
ruang yang berfungsi sebagai pompa, yaitu atrium kanan dan atrium kiri, Ventrikel kanan dan
Ventrikel kiri. Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan
basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta
ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal
kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.
Hubungan fungsional antara atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh jaringan susunan
hantar khusus yang menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem tersebut
terdiri dari nodus Sinoatrial (SA), nodus nodus Atrioventrikuler (AV), berkas His ( His
Bundle) dan serabut-serabut purkinye.
‐ Sinoatrial Node (SA Node)/ Pacemaker: sekumpulan masa kecil dari sel khusus yang
terbentang pada dinding atrium kanan dekat pembukaan vena cava superior. Disebut
pacemaker karena menginisiasi impuls menyebabkan kontraksi atrium.
‐ Atrioventrikular Node (AV Node): terdapat pada dinding atrial septum dekat katup
atriventrikular. Menkonduksi impuls yang tiba melalui atria dan yang berasal dari SA
Node. Disini terdapat delay, sinyal elektrik butuh 0,1 sekon untuk melewati ventrikel,
menyebabkan atria selesai berkontraksi sebelum ventrikel mulai berkontraksi. AV
Node juga memiliki fungsi secondary pacemaker, mengambil alih fungsi SA Node
bila terjadi masalah, namun menjadi lebih lambat daripada SA Node.
‐ Atrioventrikular Bundle (AV Bundle atau Bundle of His): fiber khusus yang berasal
dari AV Node. AV Bundle melintasi fibrous ring yang memisahkan atrium dan
ventrikel, pada ujung atas sekat ventrikel, AV Bundle terbagi menjadi cabang bundle
kanan dan kiri. Bersamaan dengan myocardium ventrikel, cabang-cabang membagi
menjadi fiber halus yang disebut serat purkinje. AV bundle, cabang bundle, dan serat
purkinje menghantarkan impuls elektrik dari AV node ke apex jantung dimana
mulailahterjadi kontraksi ventrikel.
5
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
Fase 0
Dinamakan fase depolarisasi yang menggambarkan arus masuk Natrium ekstra seluler ke
dalam intra seluler yang berlangsung dengan cepat. Terjadi perubahan muatan dalam sel
menjadi positif dan diluar menjadi negatif.
Fase 1
Merupakan fase permulaan proses repolarisasi yang mengembalikan potensial dalam sel
menjadi 0 mV. Terjadi akibat penutupan saluran Natrium.
Fase 2
6
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
Kalsium masuk kedalam sel miokard dengan lajut relatif lebih lambat dan menyebabkan
keadaan stabil yang agak lama sesuai masa istirahat (refrakter) absolut miokardium.
Fase 3
Fase ini merupakan fase pengembalian potensial intrasel ke potensial istirahat, akibat
pengeluaran Kalium dari dalam sel keluar sel, sehingga mengurangi muatan positif di dalam
sel.
Fase 4
Disebut sebagai fase istirahat, dimana sel miokard kembali bermuatan positif di luar sel dan
negatif di dalam sel hal ini disebut POLARISASI.
POKOK BAHASAN B
PRINSIP PEREKAMAN EKG
A. Persiapan Pasien
Pasien yang akan dilakukan perekaman EKG harus diistirahatkan dan posisi pasien yang akan
dilakukan perekaman adalah posisi tberbaring, namun pada kondisi tertentu dapat pula
dilakukan pada posisi lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan
pasien ujtuk perekaman EKG adalah pasien harus diinformasikan tentang rencana tindakan
perekaman tersebut, dan hal – hal yang perlu diperhatikan pasien adalah pada saat perekaman
pasien diminta untuk tenang dan rilek, dan untuk sementara pasien tidak berbicara, pasien
diharapkan tidak tegang dan seluruh otot ektremitas direlaksasikan, dan pasien bernafas
seperti biasa, hal lain yang harus disampaikan adalah perkiraan lama tindakan dan hal – hal
yang mungkin muncul pada saat perekaman dan pasien harus melaporkan apabila dalam
proses perekaman muncul keluhan yang dirasakan.
B. Sandapan Ekg
Untuk mendapatkan hasil rekaman EKG, maka harus dipasang elektroda-elektroda pada kulit
di tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda ini sangatlah penting, karena
penempatan elektroda yang salah akan didapatkan hasil rekaman yang berbeda. Terdapat dua
jenis sandapan (“LEAD”) pada perekaman EKG, yaitu:
1. Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena pada sandapan ini hanya merekam perbedaan
potensial dari 2 elektroda (elektroda positif dan elektroda negative ), sandapan ini ditandai
dengan angka romawi I,II,III
7
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
2. Sandapan Unipolar
Sandapan Unipolar Ektremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ektremitas, elektroda ekplorasi diletakan
pada ektremitas yg mau diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ektremitas yg lain
membentuk elektroda indiferen ( potensial 0 ), sandapan ini ditandai dengan ( aVR, aVL,
aVF )
SandapanUnipolar Prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yg
ditempatkan di beberapa dingding dada. Elektroda indiferen diperoleh dengan
menggabungkan ketiga elektroda ektremitas (V1 s/d V9 dan V3R, V4R).
8
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
yang ditentukan. Ada tiga pilihan kekuatan yang dapat ditentukan yaitu 0,5 mV, 1
mV, 2mV. Apabila alat ditentukan menggunakan voltase 0.5 mV maka bentuk
gelombang kalibrasi yang muncul harus terdiri dari 5 (lima) kotak kecil, begitu juga
bila voltase yang ditentukan 1 mV maka gelombang yang terbentuk setinggi 10
(sepuluh) kotak kecil, dan bila menggunakan voltase 2 mV tinggi gelombang yang
terbentuk 20 (dua puluh) kotak kecil. Apabila bentuk gelombang yang terbentuk tidak
sama dengan nilai voltasenya maka alat tidak dapat digunakan untuk proses
perekaman.
Prosedur Perekaman :
Cara Merekam EKG
1. Siapkan mesin EKG beserta alat-alatnya
2. Siapkan mengenai pasien AL:
■ Pasien harus diberi tahu maksud dan tujuan perekaman
■ Pakaian atas pasien harus dibuka
■ Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang dengan tungkai lurus tidak bersentuhan
dengan tubuh lainnya (dalam keadaan rileks)
3. Alat didekatkan pada pasien untuk memudahkan bekerja
4. Kabel power dihubungkan dengan listrik dan tombol power pada posisi off.
5. Kabel bumi atau ground dipasang dan dihubungkan dengan pipa saluran air.
6. Hidupkan mesin EKG (power on), biarkan sebentar untuk melakukan pemanasan.
7. Periksa kembali standarnisasi dari ICKG AL
■ Kalibrasi 1 MV
■ Speed 25 mm / detik
Setelah itu dilakukan kalibrasi dengan menekan tombol Run. Start setelah kertas
bergerak, tombol kalibrasi ditekan 3 X, berturut-turut & periksa apakah 10 mm
(IMV)
8. Dengan memindahkan lead Aclector kemudian dibuat
pencatatan EKG secara berturut-turut yaitu:
Lead I – II – III, AVR, AVL, AVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Untuk EKG (12 Lead)
9. Setelah selesai pencatatan pindahkan lagi ke lead Aclector
kalibrasi dan lakukan kalibrasi sebanyak 3 X setelah itu matikan mesin ICKG.
9
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
POKOK BAHASAN C
CARA MENGOPERASIKAN MESIN EKG
1. Persiapan Alat
1. Mesin EKG yang dilengkapi 3 macam kabel yaitu
■ Satu kabel untuk listrik (Power)
■ Satu kabel untuk bumi (Ground)
■ Satu kabel untuk pasien ( kabel elektroda )
- Extremitas
- Dada
2. Plat Elektode yaitu
■ Elektrode extrimitas dieratkan dengan ban pengikat khusus
■ Electroode dada dengan balon pengisap
3. Jelly Elektrode
4. Kertas EKG (siap pada alat)
5. Kertas Tissue
6. Kassa/ kapas alcohol
7. Spidol untuk perekaman yang serial.
8. Ballpoint untuk mendokumentasikan
2. Kalibrasi Alat
Sebelum melakukan perekaman harus selalu dilakukan kalibrasi alat untuk mengetahui
apakah fungsi alat yang kita gunakan, dan juga untuk mengetahui standar voltase yang
digunakan. Pada mesin terkini fungsi kalibrsai susdah diatur secara tetap sehingga mesin
akan langsung melakukan kalibrasi baik pada saat pengaturan manual maupun
automatis, namun kita harus tetap menilai hasil kalibrasinya apakah benar atau tepat.
Apabila kita merubah pengaturan maka hasil kalibrasi yang muncul hasil kita tegaskan
dengan diberi keterangan atau diberikan tanda, dapat juga diberikan lingakaran pada
gambaran hasil kalibrasinya
10
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
Kertas Ekg
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan garis
vertical dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5 mm. Garis
Horizontal menggambarkan waktu dimana 1mm= 0,04 detik jadi 5 kotak atau 5 mm=0,20
detik. Sedangkan garis vertical menggambarkan Voltase dimana 1 mm = 0,1 millivolt jadi
10 kotak atau 10 mm = 1 millivolt.
Pada peraktek sehari-hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25mm/detik. Kalibrasi
yang biasa dilakukan adalah 1 milivolt yang menghasilkan defleksi setinggi 10 mm. Pada
kondisi klinis tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menghasilkan defleksi
setinggi 20 mm atau diperkecil yang akan menghasilkan defleksi setinggi 5 mm.
Sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang membacanya.
11
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
3. Pemasangan Elektroda
Pemasangan Kabel elektroda harus baik dan benar, yaitu:
■ Kabel Merah (RA) : lengan kanan
■ Kabel Kuning (LA) : lengan kiri
■ Kabel Hitam (ICF) : kaki / tungkai kanan
■ Kabel Hijau (LF) : kaki / tungkai kiri
1. Elektro dada harus selalu terpasang pada:
■ V1 : RIC IV disebelah pinggir kanan
■ V3 : antra V2 dan V4
■ V4 : PIC V pada garis Midelavichly kiri
■ V5 : Garis Axilaris Anterior kiri setinggi
■ V6 : Garis mid Axilaris Kiri setinggi V5
Penempatan elektrodan juga dapat dilakukan pada bagian posterior (v7 – V9) dan pada
bagian kanan dan lateral kanan dada (V3R,V4R) dan pada kondisi dextro kardi.
POKOK BAHASAN D
INTERPRETASI EKG NORMAL
Kurva Ekg
Kurva EKG menggambarkan prosen listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel. Proses
listrk ini terdiri dari:
1. Depolarisasi Atrium
2. Repolarisasi Atrium
3. Depolarisasi Ventrikel
4. Repolarisasi Ventrikel
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal memperlihatkan 3
proses listrik yaitu: depolarisasi Atrium, depolarisasi Ventrikel dan repolarisasi ventrikel.
Repolarisasi atrium pada umumnya tidak terlihat pada EKG, karena disamping intensitasnya
kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan depolarisasi ventrikel yang
mempunyai intensitas lebih besar.
Kurva EKG normanl terdiri dari gelombang P, gelombang Q, gelombang R, gelombang S
dan gelombang T serta kadang-kadang terlihat gelombang U. Selain itu juga ada beberapa
interval dan segmen EKG. ( seperti pada gambar)
( Gambar EKG Normal )
12
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
a. Gelombang P
Merupakan gambaran proses dari depolarisasi Atrium
Nilai normal:
- Lebar ≤ 0,12 detik
- Tinggi ≤ 0,3 milivolt
- Selalu (+) di Lead II
- Selalu (-) di Lear aVR
b. Gelombang QRS
Merupakan gambaran proses depolarisasi Ventrikel
Nilai normal:
- Lebar 0,06 – 0, 12 detik
- Tinggi tergantung sandapan ( Lead )
Gelombang QRS terdiri dari gelombang Q, gelombang R dan gelombang S
c. Gelombang Q
Adalah defleksi negative pertama pada gelombang QRS
Nilai normal;
- Lebar < 0,04 detik
- Dalamnya < 1/3 tinggi R
Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q patologis.
d. Gelombang R
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS
Nilai normal:
- Umumnya positif di defleksi positif pertama pada gelombang QRS.
- Gelombang R umumnya positif di lead I,II,V5 dan V6.
- Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada
Gambar macam-macam bentuk gelombang R
13
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
e. Gelombang S
Gelombang S adalah defleksi negative setelah gelombang R
Nilai normal:
- Di lead aVR dan V1 gelombang S terlihat dalam dari V2 ke V6 akan terlihat
makin lama makin menghilang atau berkurang dalamnya.
f. Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolarisasi Ventrikel.
Nilai normal:
- Umumnya gelombang T positif di hampir semua Lead kecuali di Lead aVR
- 1 MV di lead dada
- 0,5 MV di lead ekstrimitas
- Minimal ada 0,1 MV
Kepentingan:
- Mengetahui adanya Ischemik/ Infark
- Mengetahui kelainan elektrolit.
Gambar Gelombang T
g. Gelombang U
Gelombang U adalah merupakan defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui,
namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat system konduksi interventrikuler.
h. Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai dengan permulaan QRS.
Nilai Normal :
- 0,12 - 0,20 detik, ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi
Atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi
ventrikel.
Kepentingan :
- Kelainan sistem konduksi
Gambar contoh-contoh menghitung P-R Interval
14
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
i. Segment ST
Diukur dari akhir QRS sampai dengan awal gelombang T .
Nilai Normal :
- Isoelektris
- Tetapi pada lead precordial berfariasi dari -0.5 sampai + 2 mm.
- Segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST elevasi
- Segmen ST yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi
Kepentingan :
- Elevasi Pada injuri/infark akut
- Depresi Pada iskemia
POKOK BAHASAN E
INTERPRESTASI EKG 12 LEAD
Cara Interpretasi Ekg 12 Lead
1. Tentukan Irama Jantung ( “ Rhythm”)
2. Tentukan Frekuensi ( Hr )
3. Tentukan Sumbu Jantung ( Axis )
4. Tentukan Adakah Tanda Hipertrofi ( Atrium D/Ventrikel )
5. Tentukan Adakah Tanda Iskemia/ Infark
6. Tentukan Ada RBBB dan LBBB, tanda –tanda akibat distritmia
15
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
R R R R R R R R R
CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR. RUMUS C UNTUK YANG
TIDAK TERATUR.
16
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
3. Menentukan Hipertropi
a. Hipertrofi Atrium Kanan ( RAH )
Gelombang P lancip dan tinggi ( P Pulmonal ) paling jelas terlihat di lead I
dan II.
17
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
18
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
(gustizealmeow.blogspot.com/2012)
19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
- Pada fase awal terjadi infark perubahan EKG yang pertama timbul adalah
terbentuknya gelombang T yang tinggi sekali ( “ Hyper Acut T”).
- Pada fase akut umumnya gelombang Q patologis disertai adanya elevasi
segmen ST atau hanya berupa elevasi segmen ST
- Sedangkan pada fase sub akut atau “recent” gelombang Q patologis disertai
gelombang T terbalik.
20
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
- Pada fase “old” gambaran EKG nya berupa gelombang Q patologis, segmen
ST dan gelombang T notmal kembali.
Adapun untuk menentukan lokasi ischemia atau infark digunakan ketentuan sebagai
berikut:
- Kelainan pada daerah Anterior di Lead V2 – Lead V4
- Kelainan pada daerah Anteroseptal di Lead V1 – Lead V3
- Kelainan pada daerah Anterolateral di Lead V5 – Lead V5, Lead I dan Lead
AVL
- Kelainan pada daerah Inferior di Lead II, Lead III dan Lead AVF
- Kelainan pada daerah Posterior kelainannya di Lead V1 – Lead V2 ( berupa
“ resiprokal”)
- Kelainan pada daerah Infark Ventrikel kanan di Lead V1, Lead V3R dan
Lead V4R. (Chuchum .2010)
21
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
22
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
POKOK BAHASAN F
PENDOKUMENTASIN PADA PEREKAMAN EKG
Prinsip pendokumentasi pada hasil perekaman EKG adalah harus dicantumkan identitas
pasien yang kita rekam untuk mencegah terjadinya kesalahan diagnsosis, adapun yang harus
didokumentasikan adalah :
- Nama Pasien yang diperiksa
- Usia pasien, sebaiknya menggunakan tanggal, bulan dan tahun lahir pasien
- Nomor medikal rekor
- Waktu perekaman ( jam ) dan tanggal perekaman
- Nama perekam, dicantumkan pada bagian bawah hasil perekaman
Pada kondisi tertentu dapat pula ditambahkan nama sandapan yang kita rekam
23
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Konprehensif
HIPERCCI JAWA TENGAH
DAFTAR PUSTAKA
Utami, R.S. & Awaluddin S. (2009). Interpretasi EKG Sederhana. Modul Pelatihan EKG
Bagi Perawat. Unpublished. Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNDIP
24