Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PERFORMA MESIN

PENGUJIAN OPASITAS GAS BUANG PADA ENGINE


TRAINER ISUZU C 190

Oleh:
Ferdian Dwi Mahardika
(16050754081)

Dosen Pengampu:

1. Dr. Warju S.Pd., S.T., M.T.


2. Priyo Heru Adiwibowo S.T., M.T

S1 TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah


melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Laporan ini disusun untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan Praktik
performa mesin yang telah penulis laksanakan di Universitas Negeri Surabaya
dengan judul “Laporan Praktikum Analisis Performa Mesin Pengujian Opasitas
Pada Mesin Isuzu C190”. Sebelum melanjutkan penyusunan, terlebih dahulu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Warju, S.Pd., S.T., M.T. selaku dosen pengajar dan kepala lap
performa mesin Universitas Negeri Surabaya.
2. Semua pihak yang selalu membantu baik moral maupun materi.
3. Seluruh teman – teman Jurusan Teknik Mesin dan semua pihak yang telah
banyak membantu mencurahkan pikiran dan memberikan dorongan kepada
penulis sampai terselesainya laporan ini.
4. Kedua orang tua, kakak, adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan
dorongan dan doa kepada penulis.
Penulis mengakui bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, dengan
dasar itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan
ini dapat berguna bagi semua pihak

Surabaya, 19 November 2019

Ferdian Dwi Mahardika


NIM. 16050754081

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
LATAR BELAKANG............................................................................................ 1
TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................................1
MANFAAT PRAKTIKUM..................................................................................... 1
ALAT, BAHAN, DAN OBYEK............................................................................. 2
KESELAMATAN KERJA...................................................................................... 3
KAJIAN TEORI...................................................................................................... 3
PROSEDUR OPERASIONAL STANDART......................................................... 8
HASIL PRAKTIKUM...........................................................................................13
ANALISA DAN PEMBAHASAN …...................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Opacitimeter .......................................................................................... 1


Gambar 2. Blower ................................................................................................... 2
Gambar 3. Engine trainer Isuzu C 190 ................................................................... 2
Gambar 4. Prinsip Kerja Motor Diesel ................................................................... 4
Gambar 5. Rute Untuk Pembentukan Asap Fotokimia ........................................... 5
Gambar 6. Prinsip Dasar Opacitimeter ................................................................... 7
Gambar 7. PerMENLH No. 5 Tahun 2006. ............................................................ 8
Gambar 8. Menyiapkan Engine trainer Isuzu C 190. .............................................. 8
Gambar 9. Memasang Selang Sampling ................................................................. 9
Gambar 10. Memsang Selang Samping Probe Ke Dalam Lubang Pipa Ekor ........ 9
Gambar 11. Display Smoke Opacitimeter 820 ..................................................... 10
Gambar 12. Display Smoke Opacitimeter 820 ..................................................... 10
Gambar 12. Display Smoke Opacitimeter ............................................................. 8
Gambar 13. Display Smoke Opacitimeter ............................................................. 11
Gambar 14. Display Smoke Opacitimeter ............................................................. 11
Gambar 15. Display Smoke Opacitimeter ............................................................. 11
Gambar 16. Display Smoke Opacitimeter ............................................................. 11
Gambar 17. Display Smoke Opacitimeter ............................................................. 12
Gambar 19. Display Smoke Opacitimeter ............................................................. 12
Gambar 20. Display Smoke Opacitimeter ............................................................. 13
Gambar 21. Langkah-Langkah Print Opacitimeter .............................................. 13
Gambar 22. Hasil rekap Print Opacitimeter satuan K (M-1)................................ 13
Gambar 23. Grafik Perbandingan Hasil Pengujian Opasitas ................................ 14

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengujian Opasitas Gas Buang ...................................................... 14


Tabel 2. Perbandingan Hasil Uji Opasitas Gas Buang .......................................... 15

v
PRAKTIKUM IV
PENGUJIAN OPASITAS GAS BUANG
ENGINE TRAINER ISUZU C 190

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pengujian kepekatan asap (opasitas) engine
trainer Isuzu C 190 adalah:
1. Mengetahui cara pengujian kepekatan asap (opasitas) pada mesin isuzu C
190.
2. Mahsiswa dapat mengetahui prinsip kerja alat ikur opaciti meter.
3. Mahasiswa dapat memahami/mengetahui SOP (Standart Operational
Procedure) yang benar dalam melakukan praktikum kepeketan asap
(opasitas) pada kendaraan.
4. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengujian kepekatan asap (opasitas)
pada engine trainer isuzu C 190.
5. Masisiwa mampu mengetahui standar dari kepketan asap mesin diesel.

B. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum kepekatan asap (opasitas) engine trainer
Isuzu C 190 adalah:
1. Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa sudah bisa melakukan
praktikum kepekatan asap (opasitas) secara mandiri dalam pengawasan
dosen pembimbing.
2. Mengetahui cara pengujian kepekatan asap (opasitas) pada mesin diesel.
3. Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa sudah memahami SOP
(Standart Operational Procedure) yang harus diperhatikan sebelum mulai
melakukan praktikum.
4. Mahasiswa mampu memakai alat opaciti meter.
5. mengetahui apa saja faktor yang dapat memengaruhi kepekatan asap mesin
diesel.

1
C. Alat, Bahan, dan Obyek Praktikum
Alat:

Gambar 1. Opacitimeter

Gambar 2. Blower

Bahan: bahan bakar solar dan pertalite.


Obyek Praktikum:

Gambar 3. Engine trainer Isuzu C 190

2
D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Memakai pakaian praktikum dan sepatu pada saat praktikum berlangsung.
2. Memperhatikan SOP yang benar dalam melaksanakan praktikum.
3. Menggunakan perkakas atau peralatan dan bahan sesuai dengan fungsinya.
4. Membersihkan semua peralatan yang sudah dipakai dan dikembalikan
pada tempatnya.
5. Menggunakan masker dan earphone/headshet untuk melindungi dari asap
kendaraan serta kebisingan dari bunyi mesin.
6. Dilarang bergurau pada saat praktikum berlangsung.
E. Kajian Teori
1. Dasar Motor Diesel
Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion
engine) yang beropasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat
sebagai bahan bakar. Prinsip dari motor diesel yaitu bahan bakar
disemprotkan (diinjeksikan) ke dalam silinder yang di dalamnya sudah
terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi sehingga bahan
bakar tersebut dapat spontan terbakar (Soenarta dan Furuhama, 2002:117).
Perbedaan utama antara motor bensin dan motor diesel adalah
pembakaran pada motor bensin tidak dapat berlangsung bila campuran
udara bahan bakar tidak dinyalakan oleh bunga api dari busi. Karena itu
pada throttle diperlukaan udara yang mengalir pada semua tingkat
campurannya sama dan mudah menyala. Sedangkan pada motor diesel
yang dihisap oleh piston dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya
udara, yang selanjutnya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai
suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai titik
mati atas (TMA), bahan bakar solar diinjeksikan ke ruang bakar. Dengan
suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup tinggi, maka partikel-
partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sehingga terjadi
proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka
diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira 600
ºC (Daryanto dan Setyabudi, 2015:16-17).

3
2. Prinsip Kerja Motor Diesel
Mesin diesel 4 tak merupakan motor bakar yang mana untuk
menghasilkan satu proses kerja membutuhkan 4 gerakan torak atau 2
putaran poros engkol. Adapun prinsip kerja mesin diesel 4 tak, yaitu:
a. Langkah hidap (suction stroke)
Pada langkah ini udara murni akan tersedot oleh piston yang
bergerak dari atas ke bawah.
b. Langkah kompresi
Pada langkah ini, katup masuk dan keluar dalam keadaan tertutup
dan piston bergerak dari bawah ke atas sehingga piston menekan udara
sampai beberapa derajat sebelum titik mati atas.
c. Langkah usaha (power stroke)
Pada akhir langkah kompresi, injektor menyemprotkan bahan
bakar ke dalam ruang bakar yang sudah terdapat udara dengan suhu dan
tekanan tinggi sehingga terjadi ledakan yang menyebabkan piston
bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah.
d. Langkah pembuangan
Gas buang yang dihasilkan dari proses pembakaran akan
dikeluarkan dari ruang bakar melalui katup buang. Pada langkah ini
piston bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas.

Gambar 4. Prinsip kerja Motor diesel

3. Emisi Gas Buang Mesin Diesel


Pada mesin diesel, besarnya emisi ditentukan dalam bentuk
opasitas (ketebalan asap) yang tergantung pada banyaknya jumlah bahan

4
bakar yang disemprotkan ke dalam silinder. Rute untuk pembentukan
asap fotokimia sebagai berikut:

Gambar 5. Rute untuk pembentukan asap fotokimia

Menurut Heywood (1988:567), motor diesel merupakan salah satu


sumber utama polusi udara di perkotaan. Emisi gas buang yang
dihasilkan oleh motor diesel antara lain hidrokarbon (HC), karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx) serta partikulat. Kandungan
emisi gas buang tergantung pada desain mesin dan kondisi operasi,
namun secara umum terdiri dari:
A. NOx: 500-1000 ppm (20 g/kg bahan bakar)
B. CO: 1-2 % (200 g/kg bahan bakar)
C. HC: 3000 ppm (25 g/kg bahan bakar)
Pada emisi gas buang motor diesel, NOx merupakan salah satu
emisi gas buang dengan jumlah persentase di atas 50 % yang diikuti oleh
PM pada urutan kedua (Azam et al, 2016).

4. Sumber Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor


Polusi berasal dari empat sumber pada kendaraan bermotor, yaitu:
a) Pipa gas buang (knalpot) adalah sumber yang paling utama (65-
85%) dan mengeluarkan hidrokarbon (HC) yang terbakar maupun
tidak terbakar, bermacam-macam nitrogen oksida (NOx), karbon
monoksida (CO), dan campuran alkohol, aldehida, keton, penol,
asam, ester, ether, epoksida, peroksida, dan oksigenat yang lain.

5
b) Bak oli adalah sumber kedua (20%), dan mengeluarkan
hidrokarbon yang terbakar maupun tidak yang dikarenakan blow
by.
c) Tangki bahan bakar adalah faktor yang disebabkan oleh cuaca
panas dengan kerugian penguapan hidrokarbon mentah (5%).
d) Karburator adalah faktor lainnya, terutama pengendaraan pada
posisi stop-and go (kondisi macet) dengan cuaca panas, dengan
kerugian penguapan dan bahan bakar mentah (5-10%).
Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan polutan yang
mengotori udara yang dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor dan
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, tumbuhan serta harta
dan benda.Emisi gas buang kendaraan bermotor yang berbahan bakar
bensin dan solar terdiri dari zat yang tidak beracun, seperti nitrogen (N2),
karbondioksida (CO2), dan uap air (H2O) dan zat yang beracun seperti
karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx),
sulfur oksida (SOx), timbal (Pb), dan partikulat. Sedangkan pada mesin
diesel yang merupakan mesin berbahan bakar solar, besarnya emisi
ditentukan dalam bentuk opasitas (ketebalan/kepekatan asap) yang
tergantung pada banyaknya jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke
dalam silinder, karena pada motor diesel yang dikompresikan adalah
udara murni. Semakin kaya campuran bahan bakar, maka semakin besar
konsentrasi NOx, CO dan asap. Sementara itu, semakin kurus campuran
bahan bakar, maka konsentrasi NOx, CO, dan asap juga semakin kecil.

5. Kepekatan Asap (Opasitas)


Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 Tahun
2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Lama, opasitas adalah tingkat penyerapan cahaya oleh asap yang
dinyatakan dalam satuan persen. Biasanya alat yang digunakan untuk
mengukur opasitas adalah smoke opacimeter.
Menurut Jones (2002), bagian dalam opacimeter terdapat cahaya
yang diarahkan ke sebuah ruangan dengan panjang sekitar 400 mm.

6
Intensitas cahaya yang masuk ke ruangan tersebut diukur oleh sensor
optic. Jika asap melewati ruangan tersebut, maka sensor akan
membacanya sebagai koefisien penyerapan cahaya (k) dengan satuan m-
1
.

Gambar 6. Prinsip dasar opacimeter

Sedangkan menurut Syaiful dan Budiman (2011: 25), presentase


opasitas bisa dihitung dengan rumus:
N = (1 - e -KL) x 100
Dimana,
N = presentase kepekatan asap (%)
K = Kepekatan asap (m-1)
L = Panjang lengan pengukuran (m)
6. Ambang Batas Emisi Gas Buang
Emisi gas yang dikeluarkan oleh kendaraan lama harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam PerMENLH No. 5 Tahun
2006. Pengendalian dilakukan dalam bentuk represif dilakukan dengan
cara menguji kendaraan lama untuk memastikan zat emisi yang
dikeluarkan kendaraan lama tidak melebihi ketentuan dalam PerMENLH
No. 5 Tahun 2006.

7
Gambar 7. PerMENLH No. 5 Tahun 2006.

F. Prosedur Operasional Standar/Standard Operational Procedure (SOP)


1. Siapkan Obyek penelitian yaitu engine trainer Isuzu C 190.

Gambar 8. Menyiapkan Engine trainer Isuzu C 190

8
2. Siapkan alat dan bahan yang digunakan antara lain:
a) Smoke opacity meter Tecnomotor tipe G-820
b) Alat tambahan/ pelengkap: rpm counter, sampling probe, sensor suhu,
kabel power.
c) Bahan bakar solar untuk mesin diesel.
3. Hubungkan kabel power alat ukur smoke opacity meter Tecnomotor tipe G-
820 ke sumber listrik.
4. Pasang selang sampling probe ke dalam probe connector alat ukur smoke
opacity meter Tecnomotor tipe G-820 menggunakan obeng agar selang
dapat terpasang dengan rapat dan benar.

Gambar 9. Memasang selang sampling

5. Pasang sampling probe ke dalam lubang pipa ekor (tail pipe) dengan
kedalaman ± 30 cm kemudian jepit agar tidak berubah posisi.

Gambar 10. Memasang sampling probe ke dalam lubang pipa ekor

9
1. Tekan tombol ON pada smoke opacity meter Tecnomotor tipe G-
820.
2. Pada display akan ditunjukkan smoke opacimeter 820 dan pilihan
untuk pengujian Pilih free page untuk pengujian dengan rpm bebas
atau bukan uji emisi secara resmi Tekan enter.

Gambar 11. Display Smoke Opacimeter

3. Jika pada display menampilkan peringatan bahwa kalibrasi telah


expired, maka hal tersebut menunjukkan alat ukur perlu dikalibrasi
ulang. Pilih yes untuk pilihan apakah rpm counter berdiri sendiri.
Tekan enter untuk melanjutkan.

Gambar 12. Display Rpm Counter


4. Kemudian display akan menunjukkan warming up dan autozero.
Tunggu hingga warming up ± 3 menit dan auto zero ± 1 menit.
Setelah selesai, maka display akan menampilkan hasil dari autozero
yaitu semua bernilai 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa alat ukur
siap digunakan untuk melakukan pengujian.

10
Gambar 13. Display Smoke Opacimeter 820
5. Setelah semua alat terpasang dan siap untuk pengujian, nyalakan
mesin diesel.
6. Setelah mesin menyala, kembali pada alat ukur smoke opacity meter
Tecnomotor tipe G-820. kemudian tekan tombol F, lalu enter, maka
akan muncul tampilan pada display seperti gambar.

Gambar 14. Display Smoke Opacimeter 820


7. Untuk memulai pengujian pilih acceleration kemudian tekan enter.

Gambar 15. Display Smoke Opacimeter 820


8. Setelah dipilih tombol fungsi acceleration, Display akan
menampilkan Prepare to accelerate Press a key Tekan enter.

Gambar 16. Display Smoke Opacimeter 820

11
9. Kemudian lakukan akselerasi pada mesin secara cepat namun
lembut.
10. Tunggu sampai bar graph accelerate penuh sambil melakukan
akselerasi. Kemudian display akan menampilkan:
a) Data acquisition in progress
b) Decelerate

Gambar 17. Display Smoke Opacimeter 820


11. Ketika display menunjukkan perintah decelerate, lepas handle gas.

Gambar 18. Display Smoke Opacimeter 820


12. Setelah itu akan muncul nilai peak opacity. Kemudian tekan enter.

Gambar 19. Display Smoke Opacimeter 820

13. Kemudian untuk mencetak hasil pengujian opasitas, maka tekan


tombol F pada operation keypad. Pilih Print lalu tekan enter.

12
Gambar 20. Langkah – langkah Print

14. Untuk pengujian kembali tekan tombol F dan pilih acceleration.


Lakukan pengujian minimal sebanyak 3 kali. Kemudian analisa
hasil dari pengujian tersebut.

G. Hasil Praktikum
1. Hasil rekap Print Opaciti Meter dengan konversi ke satuan K (M-1) .

Gambar 21. Hasil Print Opacitimeter


2. Data Hasil Pengujian Opasitas Gas Buang

Tabel 1. Hasil Pengujian Opasitas Gas Buang


Pengujian K(m¯¹) %HSU
1 1,51 36,0
2 1,66 38,8
3 4,11 70,4

13
3. Diagram Hasil Pengujian Opasitas.

Grafik % HSU
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1,51 1,66 4,11

Gambar 22. Grafik Perbandingan Hasil Pengujian Opasitas


4. Perbandingan Hasil Opasitas Gas Buang
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5
tahun 2006, ambang batas maksimal kendaraan dengan penyalaan kompresi
sebesar 70 % HSU (hartridge smoke unit). Pada knalpot standar Isuzu C
190.

Tabel 2. Perbandingan Hasil Uji Opasitas Gas Buang


Kategori Tahun Hasil opasitas Standart Keterangan
(%HSU) (%HSU)
70,4 70 Tidak lolos uji
ISUZU C 190 <2010 38,8 70 Lolos uji
(Motor 36,0 70 Lolos uji
diesel)

H. Analisa dan Pembahasan


1. Pada keempat pengujian tersebut memiliki nilai K dan % HSU selalu
meningkat nilainya
2. Pada pengujian kedua dan ketiga memiliki perbedaan nilai K dan % HSU
yang cukup signifikan ini dikarenakan temperature mesin dan oli yang
berbeda serta cara memutar gas yang berbeda juga

14
I. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Semakin besar rpm yang ada pada mesin diesel akan semakin besar
pula kepekatan asap yang keluar sehingga opasitas gas buang yang
dihasilkan oleh mesin diesel Isuzu C 190 sebesar 70,4 % HSU. Hasil belum
lolos uji emisi jika dibandingkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 5 tahun 2006, yang hanya mengijinkan opasitas maksimum sebesar
70% HSU
2. Saran
a) Menyediakan mesin diesel terbaru agar mata kuliah performa mesin
menjadi up to date dan perbandingan data menjadi lebih banyak.
b) Penambahan alat yang mampu untuk menjebak partikulat pada mesin
diesel agar dapat lolos uji emisi gas buang.
c) Memperbaiki mesin diesel lama agar praktik performa mesin tidak
terlalu lama.
d) Pada Laboratorium seharusnya terdapat ventilasi yang berguna untuk
gas pembuangan langsung di lepaskan keluar ruangan

15
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dan Setyabudi, Ismanto 2015. Teknik Motor Diesel. Bandung:


Alfabeta.

Heywood, John B. 1988. Internal Combustion Engine Fundamentals.


NewYork: McGraw-Hill.

Jones, M. 2002. “Advanced Opacitymeters: Their Potential Role in Future


Emission Testing Legislation for Diesel Vehicles”. Makalah disajikan
dalam 6th ETH Conference on Nanoparticle Measurement, Zurich, 19-21
Agustus.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang


Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama.

Obert, E. F. 1973. Internal Combustion Engine and Air Pollution. Third


Edition. New York: Harper & Row, Publisher, Inc.

Soenarta, Nakoela dan Furuhama, Soichi. 2002. Motor Serba Guna. Jakarta:
PT Pradnya Paramita.

Syaiful dan Budiman, Arif. 2011. “Karakteristik Emisi Jelaga Mesin Disel
Menggunakan Venturi Scrubber EGR Dengan Bahan Bakar Solar”.
ROTASI. Vol. 13 (4): hal. 24-28.

Warju, 2009. Pengujian Performa Mesin Kendaraan Bermotor. Surabaya:


UNESA University Press.

16

Anda mungkin juga menyukai