Ferdian Dwi - 081 - Opsaitas Gas Buang
Ferdian Dwi - 081 - Opsaitas Gas Buang
Oleh:
Ferdian Dwi Mahardika
(16050754081)
Dosen Pengampu:
S1 TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
LATAR BELAKANG............................................................................................ 1
TUJUAN PRAKTIKUM.........................................................................................1
MANFAAT PRAKTIKUM..................................................................................... 1
ALAT, BAHAN, DAN OBYEK............................................................................. 2
KESELAMATAN KERJA...................................................................................... 3
KAJIAN TEORI...................................................................................................... 3
PROSEDUR OPERASIONAL STANDART......................................................... 8
HASIL PRAKTIKUM...........................................................................................13
ANALISA DAN PEMBAHASAN …...................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
PRAKTIKUM IV
PENGUJIAN OPASITAS GAS BUANG
ENGINE TRAINER ISUZU C 190
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pengujian kepekatan asap (opasitas) engine
trainer Isuzu C 190 adalah:
1. Mengetahui cara pengujian kepekatan asap (opasitas) pada mesin isuzu C
190.
2. Mahsiswa dapat mengetahui prinsip kerja alat ikur opaciti meter.
3. Mahasiswa dapat memahami/mengetahui SOP (Standart Operational
Procedure) yang benar dalam melakukan praktikum kepeketan asap
(opasitas) pada kendaraan.
4. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengujian kepekatan asap (opasitas)
pada engine trainer isuzu C 190.
5. Masisiwa mampu mengetahui standar dari kepketan asap mesin diesel.
B. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum kepekatan asap (opasitas) engine trainer
Isuzu C 190 adalah:
1. Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa sudah bisa melakukan
praktikum kepekatan asap (opasitas) secara mandiri dalam pengawasan
dosen pembimbing.
2. Mengetahui cara pengujian kepekatan asap (opasitas) pada mesin diesel.
3. Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa sudah memahami SOP
(Standart Operational Procedure) yang harus diperhatikan sebelum mulai
melakukan praktikum.
4. Mahasiswa mampu memakai alat opaciti meter.
5. mengetahui apa saja faktor yang dapat memengaruhi kepekatan asap mesin
diesel.
1
C. Alat, Bahan, dan Obyek Praktikum
Alat:
Gambar 1. Opacitimeter
Gambar 2. Blower
2
D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Memakai pakaian praktikum dan sepatu pada saat praktikum berlangsung.
2. Memperhatikan SOP yang benar dalam melaksanakan praktikum.
3. Menggunakan perkakas atau peralatan dan bahan sesuai dengan fungsinya.
4. Membersihkan semua peralatan yang sudah dipakai dan dikembalikan
pada tempatnya.
5. Menggunakan masker dan earphone/headshet untuk melindungi dari asap
kendaraan serta kebisingan dari bunyi mesin.
6. Dilarang bergurau pada saat praktikum berlangsung.
E. Kajian Teori
1. Dasar Motor Diesel
Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion
engine) yang beropasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat
sebagai bahan bakar. Prinsip dari motor diesel yaitu bahan bakar
disemprotkan (diinjeksikan) ke dalam silinder yang di dalamnya sudah
terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi sehingga bahan
bakar tersebut dapat spontan terbakar (Soenarta dan Furuhama, 2002:117).
Perbedaan utama antara motor bensin dan motor diesel adalah
pembakaran pada motor bensin tidak dapat berlangsung bila campuran
udara bahan bakar tidak dinyalakan oleh bunga api dari busi. Karena itu
pada throttle diperlukaan udara yang mengalir pada semua tingkat
campurannya sama dan mudah menyala. Sedangkan pada motor diesel
yang dihisap oleh piston dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya
udara, yang selanjutnya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai
suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai titik
mati atas (TMA), bahan bakar solar diinjeksikan ke ruang bakar. Dengan
suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup tinggi, maka partikel-
partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sehingga terjadi
proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka
diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira 600
ºC (Daryanto dan Setyabudi, 2015:16-17).
3
2. Prinsip Kerja Motor Diesel
Mesin diesel 4 tak merupakan motor bakar yang mana untuk
menghasilkan satu proses kerja membutuhkan 4 gerakan torak atau 2
putaran poros engkol. Adapun prinsip kerja mesin diesel 4 tak, yaitu:
a. Langkah hidap (suction stroke)
Pada langkah ini udara murni akan tersedot oleh piston yang
bergerak dari atas ke bawah.
b. Langkah kompresi
Pada langkah ini, katup masuk dan keluar dalam keadaan tertutup
dan piston bergerak dari bawah ke atas sehingga piston menekan udara
sampai beberapa derajat sebelum titik mati atas.
c. Langkah usaha (power stroke)
Pada akhir langkah kompresi, injektor menyemprotkan bahan
bakar ke dalam ruang bakar yang sudah terdapat udara dengan suhu dan
tekanan tinggi sehingga terjadi ledakan yang menyebabkan piston
bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah.
d. Langkah pembuangan
Gas buang yang dihasilkan dari proses pembakaran akan
dikeluarkan dari ruang bakar melalui katup buang. Pada langkah ini
piston bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas.
4
bakar yang disemprotkan ke dalam silinder. Rute untuk pembentukan
asap fotokimia sebagai berikut:
5
b) Bak oli adalah sumber kedua (20%), dan mengeluarkan
hidrokarbon yang terbakar maupun tidak yang dikarenakan blow
by.
c) Tangki bahan bakar adalah faktor yang disebabkan oleh cuaca
panas dengan kerugian penguapan hidrokarbon mentah (5%).
d) Karburator adalah faktor lainnya, terutama pengendaraan pada
posisi stop-and go (kondisi macet) dengan cuaca panas, dengan
kerugian penguapan dan bahan bakar mentah (5-10%).
Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan polutan yang
mengotori udara yang dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor dan
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, tumbuhan serta harta
dan benda.Emisi gas buang kendaraan bermotor yang berbahan bakar
bensin dan solar terdiri dari zat yang tidak beracun, seperti nitrogen (N2),
karbondioksida (CO2), dan uap air (H2O) dan zat yang beracun seperti
karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx),
sulfur oksida (SOx), timbal (Pb), dan partikulat. Sedangkan pada mesin
diesel yang merupakan mesin berbahan bakar solar, besarnya emisi
ditentukan dalam bentuk opasitas (ketebalan/kepekatan asap) yang
tergantung pada banyaknya jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke
dalam silinder, karena pada motor diesel yang dikompresikan adalah
udara murni. Semakin kaya campuran bahan bakar, maka semakin besar
konsentrasi NOx, CO dan asap. Sementara itu, semakin kurus campuran
bahan bakar, maka konsentrasi NOx, CO, dan asap juga semakin kecil.
6
Intensitas cahaya yang masuk ke ruangan tersebut diukur oleh sensor
optic. Jika asap melewati ruangan tersebut, maka sensor akan
membacanya sebagai koefisien penyerapan cahaya (k) dengan satuan m-
1
.
7
Gambar 7. PerMENLH No. 5 Tahun 2006.
8
2. Siapkan alat dan bahan yang digunakan antara lain:
a) Smoke opacity meter Tecnomotor tipe G-820
b) Alat tambahan/ pelengkap: rpm counter, sampling probe, sensor suhu,
kabel power.
c) Bahan bakar solar untuk mesin diesel.
3. Hubungkan kabel power alat ukur smoke opacity meter Tecnomotor tipe G-
820 ke sumber listrik.
4. Pasang selang sampling probe ke dalam probe connector alat ukur smoke
opacity meter Tecnomotor tipe G-820 menggunakan obeng agar selang
dapat terpasang dengan rapat dan benar.
5. Pasang sampling probe ke dalam lubang pipa ekor (tail pipe) dengan
kedalaman ± 30 cm kemudian jepit agar tidak berubah posisi.
9
1. Tekan tombol ON pada smoke opacity meter Tecnomotor tipe G-
820.
2. Pada display akan ditunjukkan smoke opacimeter 820 dan pilihan
untuk pengujian Pilih free page untuk pengujian dengan rpm bebas
atau bukan uji emisi secara resmi Tekan enter.
10
Gambar 13. Display Smoke Opacimeter 820
5. Setelah semua alat terpasang dan siap untuk pengujian, nyalakan
mesin diesel.
6. Setelah mesin menyala, kembali pada alat ukur smoke opacity meter
Tecnomotor tipe G-820. kemudian tekan tombol F, lalu enter, maka
akan muncul tampilan pada display seperti gambar.
11
9. Kemudian lakukan akselerasi pada mesin secara cepat namun
lembut.
10. Tunggu sampai bar graph accelerate penuh sambil melakukan
akselerasi. Kemudian display akan menampilkan:
a) Data acquisition in progress
b) Decelerate
12
Gambar 20. Langkah – langkah Print
G. Hasil Praktikum
1. Hasil rekap Print Opaciti Meter dengan konversi ke satuan K (M-1) .
13
3. Diagram Hasil Pengujian Opasitas.
Grafik % HSU
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1,51 1,66 4,11
14
I. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Semakin besar rpm yang ada pada mesin diesel akan semakin besar
pula kepekatan asap yang keluar sehingga opasitas gas buang yang
dihasilkan oleh mesin diesel Isuzu C 190 sebesar 70,4 % HSU. Hasil belum
lolos uji emisi jika dibandingkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 5 tahun 2006, yang hanya mengijinkan opasitas maksimum sebesar
70% HSU
2. Saran
a) Menyediakan mesin diesel terbaru agar mata kuliah performa mesin
menjadi up to date dan perbandingan data menjadi lebih banyak.
b) Penambahan alat yang mampu untuk menjebak partikulat pada mesin
diesel agar dapat lolos uji emisi gas buang.
c) Memperbaiki mesin diesel lama agar praktik performa mesin tidak
terlalu lama.
d) Pada Laboratorium seharusnya terdapat ventilasi yang berguna untuk
gas pembuangan langsung di lepaskan keluar ruangan
15
DAFTAR PUSTAKA
Soenarta, Nakoela dan Furuhama, Soichi. 2002. Motor Serba Guna. Jakarta:
PT Pradnya Paramita.
Syaiful dan Budiman, Arif. 2011. “Karakteristik Emisi Jelaga Mesin Disel
Menggunakan Venturi Scrubber EGR Dengan Bahan Bakar Solar”.
ROTASI. Vol. 13 (4): hal. 24-28.
16