Dusun Nanasan, Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang
Salah satu Relief yang terdapat di Situs
Berbicara tentang Kabupaten Malang tentunya tidak akan lepas dari berbagai peninggalan arkeologis yang saat ini masih bisa dijumpai. Banyak sekali situs – situs penting yang terdapat disini seperti, Candi Jago, Candi Kidal dan Candi Badut yang notabennya adalah Candi tertua yang ada di Jawa Timur. Peradaban di Malang sudah dimulai sejak era Kerajaan Kanjuruhan/Kanyuruhan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Dinoyo bertarikh 682saka atau 760M. Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Gajayana inilah bukti jika telah ada peradaban kuno di Malang. Ukiran yang terdapat di Kolam Relief di Salah satu Petirtaan Peradaban – peradaban yang terdapat di Malang tentunya mengalami tumpeng tindih, sehingga banyak sekali peninggalan – peninggalan dari berbagai era. Banyak sekali situs – situs yang belum ditetapkan sebagai Cagar Budaya di Kabupaten Malang, salah satunya adalah Situs Ngawonggo. Situs Ngawonggo merupakan sebuah Petirtaan yang dibangun pada Masa Mpu Sindok (929-947M). Hal ini bisa didasarkan dari Prasasti Wurandungan yang dikeluarkan oleh Mpu Sindok dimana dalam prasasti tersebut menyebutkan salah satu Desa yang menjadi Mandala Kadewaguruan, yakni “Kaswangga” yang saat ini berubah menjadi “Ngawonggo”. Kompleksitas temuan yang telah didapat berupa patirthan (3 buah), relief tebing, dawuhan (dam kuno), weluran (saluran air permukaan kuno) dan arung (terowongan air kuno) pada sepanjang DAS Manten di Desa Ngawonggo. Selain itu, terdapat 2 titik sumber mata air yang masih aktif mengeluarkan air. Situs Ngawonggo sendiri memang sempat viral di tahun 2017. Pihak BPCB bahkan Balar pun juga sudah mendatangi situs ini, namun SK sebagai Cagar Budaya yang dikeluarkan oleh Pemkab Malang belum juga dikeluarkan. Hal ini sangat disayangkan mengingat situs ini memiliki nilai arkeologis dan historis yang sangat penting. Hal – hal yang tidak diinginkanpun juga sudah terjadi, diantaranya hilangnya salah satu Jaladwara yang terdapat di Situs ini. Seperti diketahui bersama, Mpu Sindok memang gemar membangun petirtaan di Jawa Timur dengan keelokan tempatnya. Saat ini, situs Ngawonggo masih dikelola swadaya oleh masyarakat sekitar.
Jaladwara yang hilang Relief di salah satu Dinding
Banyak sekali keuntungan apabila situs ini bisa dijadikan objek wisata. Para wisatawan bisa mengetahui sejarah mengapa petirtaan ini dibuat, serta bagian – bagian apa saja yang terdapat pada petirtaan kuno karena di situs ini masih cukup lengkap. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa memahami tentang arti penting dari sebuah petirtaan. Petirtaan bukan hanya sekedar kolam yang hanya digunakan untuk mandi, melainkan sebuah tempat suci yang digunakan untu menyucikan diri serta meditasi. Wisatawan juga bisa menikmati sensasi berendam di dalam Patirtaan ini. Situs ini juga sudah dibuatkan beberapa taman serta bunga – bunga yang indah sehingga cocok sebagai spot untuk berfoto ria. Desa Ngawonggo sendiri juga mempunya Batik khas desa tersebut. Maka dari itu wisatawan juga bisa membeli cinderamata khas yang menjadi andalan desa ini.