Anda di halaman 1dari 38

BUKU SAKU

Pedoman untuk Pelaksanaan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
edit by : Dadhi Ploso
PENGENALAN
ALAT PELINDUNG DIRI
( APD )
Pakaian Pelindung Diri
sebagai Manajemen

Helm warna putih


dengan pengait
didagu

Rompi warna Biru


tampak depan

Rompi warna Biru


tampak belakang

PENGAWAS

Safety boots

1
Pakaian Pelindung Diri
sebagai Pengawas Pekerjaan

Helm warna putih


dengan pengait
didagu

Rompi warna merah


tampak depan

Rompi warna merah


tampak belakang

PENGAWAS
PEKERJAAN

Safety boots

2
Pakaian Pelindung Diri
sebagai Pengawas K3

Helm warna putih


dengan pengait
didagu

Rompi warna hijau


tampak depan

Rompi warna hijau


tampak belakang

PENGAWAS K3

Safety boots

3
Pakaian Pelindung Diri
sebagai Pelayanan Teknik

Helm warna kuning


dengan pengait
didagu

4
Pakaian Pelindung Diri
sebagai Pelaksana menggunakan
Full Body Harness
Helm warna kuning
dengan pengait
didagu

Wear Pack warna


orange
Safety Shoes
Kaca mata
Full body Harness

5
Tahap

PERSIAPAN PEKERJAAN
Sebelum memulai
pekerjaan, Supervisor
membuat work order

6
Koordinator pelayan teknik
berkoordinasi dengan
Pengawas K3 untuk melakukan
survei lapangan

7
Pengawas K3 membuat
dokumen IBPR dan untuk pekerjaan
dengan resiko high/extreme
dibuat juga JSA

8
Dokumen yang
dibuat selanjutnya
diperiksa oleh
supervisor dan
disahkan oleh
menajer rayonn
sebagai dasar
persetujuan pelak-
sanaan pekerjaan
9
Waktunya untuk memeriksa kelengkapan
K3 dan peralatan kerja serta rambu-rambu
K3, biar pekerjaan lancar dan aman

10
Tahap

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb. selamat pagi/siang
rekan rekan sekalian. Mari kita selalu mengu-
tamakan keselamatan saat bekerja. Periksa
semua kelengkapan APD yyang akan diguna-
kan, lakukan pekerjaan sesuai SOP.
Salam Safety !!!

Sebelum memulai pekerjaan,


pengawas melakukan safety
11
briefing kepada pekerja
Formulir Pengawasan K3 diisi ketika....

Saat melakukan
pekerjaan

Akan melakukan
pekerjaan

Setelah melakukan
pekerjaan
12
Pengawas melaporkan kepiket
untuk pelaksanaan pekerjaan
melalui (HT = Handy Talky)

Pekerjaan telah siap


dilaksanakan mohon
perhatikan K3
(Taati, Awasi, Aman)
Siap laksanakan !!!

13
Melepas PMT
Setelah PMT dilepas, maka operator GI
harus segera memasang LOTO

14
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan (terjadi
unsafe action), pekerja tidak menggunakan
APD lengkap...

Pak/mas...tolong APD
nya digunakan sebelum
bekerja !!!
“ ingat utamakan kese
lamatan keluargamu
menunggu dirumah “

15
Tahap

SELESAI PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dengan menggunakan Alat Pelindung Diri
16
Pengawas memastikan pekerjaan
telah selesai dan personil komplit

Asslm, selamat pagi/siang


rekan-rekan. Pekerjaan telah
selesai dan aman tidak ada
terjadi Accident. Tapi sebe-
lumnya saya akan mengabsen
kembali rekan-rekan. Terimakasih
Mari kita tutup denga berdoa.
Keep Safety !!! Safety...Safety...
Safety...
17
Laporan ke Piket Pengendali

Kepada piket bahwa


pekerjaan telah selesai
dilaksanakan dan
bisa dilakukan
penormalan
jaringan...

18
Memasukkan PMT
Setelah Operator GI memasukkan PMT
LOTO dilepaskan dari kubikel

19
Laporan dari GI bahwa tegangan sudah
masuk ke piket pengendali APD lalu
disampaikan kembali ke piket

20
PERATURAN TERKAIT
KESEHATAN &
KESELAMATAN KERJA (K3)
UU NO 1 TAHUN 1970
Pasal 5 Tentang Pengawasan
Poin (1) : Direktur melakukan pelaksanaan umum
terhadap Undang-Undang, sedangkan

PARA PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG-
UNDANG INI DAN MEMBANTU
PELAKSANAANNYA.

21
UU NO 1 TAHUN 1970
PASAL 12 Tentang Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja

Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan


atau hak tenaga kerja untuk :

a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta


oleh pegawai pengawas dana tau keselamatan
kerja;
b. Memakai ALAT PELINDUNG DIRI yang
diwajibkan
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan
semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan
dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja
serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam
batas-batas yang masih dapat
dipertanggungjawabkan.

22
NO : PER.03/MEN/1978
Pasal 4 Poin (1) Pegawai Pengawas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Berwenang untuk :

a. Memasuki semua tempat kerja;


b. Meminta keterangan baik tertulis maupun lisan
kepada pengusaha, pengurus dan tenaga kerja
mengenai syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja;
c. Memerintahkan agar pengusaha, pengurus dan
tenaga kerja melaksanakan syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja;
d. Mengawasi langsung terhadap ditaatinya

Undang-Undang Keselamatan Kerja beserta


peraturan pelaksanaannya termasuk :

1. Keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-


alat serta peralatan lainnya, bahan-bahan dan
sebagainya;
2. Lingkungan;
3. Sifat pekerjaa;
4. Cara kerjal
5 .Proses produksi.

23
e. Memerintahkan kepada pengusaha/pengurus
untuk memperbaiki, merubah dan dan atau
mengganti
bilamana terdapat kekurangan, kesalahan
dalam melaksanakan persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja;
f. Melarang penggunaan pesawat-
pesawat, alat-alat maupun proses
produksi yang membahayakan.
(masukkan gambar Pengawas K3 –
seragam hijau)

24
PERATURAN MENTERI
NO : PER.03/MEN/1978
Pasal 4 Poin (1) Pegawai Pengawas
Berkewajiban :

a. Mengadakan pemeriksaan disemua


tempat kerja;
b. Menelaah dan meneliti segala
perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja;
c. Memberikan petunjuk dan penerangan
kepada pengusaha, pengurus dan
tenaga kerja atas segala persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Merahasiakan segala keterangan
tentang rahasaia perusahaan yang
dapat berhubungan dengan jabatannya.

25
PERATURAN MENTERI
NO : PER.08/MEN/VII/2010
Pasal 4 Poin 1 APD wajib digunakan di tempat kerja
dimana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin,
pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang
berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
b. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau
barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau
bersuhu rendah;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau
bangunan lainnya termasuk bangunan perairan,
saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan
persiapan;
d. dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan
dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan
batu-batuan, gas, minyak, panas bumi, atau mineral
lainnya, baik di permukaan, di dalam bumi maupun di
dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau
manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di
permukaan air, dalam air maupun di udara;

26
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal,
perahu, dermaga, dok, stasiun, bandar udara dan
gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan
pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas
permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau
suhu yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya
tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan
benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam ruang terbatas tangki,
sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu,
kotoran, api, asap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara atau getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan
sampah atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau
penerimaan telekomunikasi radio, radar, televisi, atau
telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan,
penyelidikan atau riset yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan,
disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air; dan
r. diselenggarakan rekreasi yang memakai
peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

27
PERATURAN MENTERI
NO : PER.08/MEN/VII/2010
Pasal 4 Poin 2 :

“Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli


Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat mewajibkan
penggunaan APD di tempat kerja selain sebagaiman
dimaksud.”

Pasal 5 :

“Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan


secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat
kerja.”

28
PERATURAN MENTERI
NO : PER.08/MEN/VII/2010
Pasal 6 :
(1) Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki
tempat kerj wajib memakai atau menggunakan APD
sesuai dengan bahaya dan risiko.
(2) Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan
untuk melakukan pekerjaan apabila APD yang
disediakan tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan.

Pasal 7 :
(1) Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan
manajemen APD di tempat kerja.
(2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi :
a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya
dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;
c. pelatihan;
d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. pembinaan;
g. inspeksi; dan
h. evaluasi dan pelaporan

29
PERATURAN MENTERI
NO : PER.08/MEN/VII/2010
Pasal 8 :

(1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat


berfungsi dengan baik harus dibuang
dan/atau dimusnahkan.
(2) APD yang habis masa
pakainya/kadaluarsa serta mengandung
bahan berbahaya, harus dimusnahkan sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan.
(3) Pemusnahan APD yang mengandung
bahan berbahaya harus dilengkapi dengan
berita acara pemusnahan.

30

Anda mungkin juga menyukai