Anda di halaman 1dari 4

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012

Tentang Jenis Rencana Usaha Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan:

a. Potensi dampak penting Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau kegiatan
tersebut ditetapkan berdasarkan:

1) besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
2) luas wilayah penyebaran dampak;
3) intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4) banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5) sifat kumulatif dampak;
6) berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
7) kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau
8) referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai landasan kebijakan
tentang Amdal.
b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak penting
negatif yang akan timbul.

Ada beberapa point yang menjadi pertimbangan PT. Taqwa Barokah Properti harus mempunyai
AMDAL

- Lampiran I No. 2, 3 dan 4

Bidang Multisektor Bidang Multisektor berisi jenis kegiatan yang bersifat lintas sektor. Jenis
kegiatan yang tercantum dalam bidang multisektor merupakan kewenangan
Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian terkait sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan.

Lampiran I nomor 2

Jenis Kegiatan : Pemotongan bukit dan pengurugan lahan dengan Volume

Skala/Besaran : ≥ 500.000 m3

Alasan Ilmiah Khusus : a. Mengubah bentang alam


b. Longsor dan peningkatan run-off dan banjir

Lampiran I No. 3

Jenis Kegiatan : Pengambilan air bersih dari danau, sungai, mata air, atau sumber
air permukaan lainnya - debit pengambilan

Skala/Besaran : ≥ 250 l/detik, ini setara dengan kebutuhan air bersih 250.000 orang

Alasan Ilmiah Khusus : a. Kalau berdasarkan kapasitas 250 l/detik, itu setara dengan
(sambungan ke pelanggan) 250.000 orang dengan asumsi 1
lt/det/orang atau 86,41 lt/org/hari
b. dengan asumsi per SL untuk 6 orang, akan memenuhi kebutuhan
250.000 penduduk.
c. Potensi konflik penggunaan air dengan pengguna air lainnya
d. gangguan neraca air
Lampiran I nomor 4

Jenis Kegiatan : Pengambilan air bawah tanah (sumur tanah dangkal, sumur tanah
dalam)

Skala/Besaran : ≥ 50 liter/detik (dari satu atau beberapa sumur pada kawasan < 10
ha)

Alasan Ilmiah Khusus : Potensi gangguan terhadap kondisi lingkungan, antara lain
amblesan tanah (land subsidence), intrusi air laut/asin (salt water
intrusion) dan kekeringan terhadap sumur bor dangkal/gali yang
dipergunakan masyarakat sekitar. b. Longsor dan peningkatan run-
off dan banjir.
Prosedur Perolehan Izin Amdal
1. Proses Penapisan
Penapisan (seleksi) wajib Amdal adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana
kegiatan wajib menyusun Amdal atau tidak. Proses ini dilakukan dengan sistem penapisan
satu langkah.
Ketentuannya terdapat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 05 Tahun 2012
tetang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Amdal.
2. Proses Pengumuman
Proses dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara
dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaia saran, pendapat, dan tanggapan diatur
dalam keputusan Kepala Bapedal No 8 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi dalam Proses Amdal.
3. Proses Pelingkupan
Tahapan ini adalah untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak
penting yang terkait dengan rencana kegiatan. Hasil dari proses ini adalah KA-Andal (Analisis
Dampak Lingkungan).
4. Proses Penyusunan KA-Andal
Setelah itu, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai Amdal untuk
dinilai. Lama waktu penilaian adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki kembali dokumen.
5. Proses Penyusunan dan Penilaian Andal, RKL, dan RPL
Penyusunan Andal, RKL, dan RPL, dilakukan dengan mengacu pada KA-Andal yang telah
disepakati (hasil penilaian Komisi Amdal) untuk dinilai. Berdasarkan peraturan lama, waktu
maksimal penilaian Andal, RKL, dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan
penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumen.
6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan
Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha kegiatan pusat diterbitkan oleh:

 Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat


 Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai provinsi
 Bupati/wali kota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai kabupaten/kota

Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:

 Dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan


 Pertimbangan terhadap saran, pendapat, dan tanggapan yang diajukan oleh
masyarakat

Syarat Mengajukan Amdal


Kerangka Acuan Andal (KA-Andal)

 Dokumen KA-Andal sesuai PP LH No 16 Tahun 2012


 Surat pengantar permohonan pembahasan dokumen KA-Andal
 Fotokopi Sertifikat Tanah
 Fotokopi SIPPT (Surat Izin Peruntukkan Tanah), Izin Pemanfaatan Ruang (IPR)
 Fotokopi Blok Plan/Ketetapan Rencana Kota yang sudah ditandatangani pejabat
berwenang
 Fotokopi rencana letak bangunan yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
 Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan/KTP (apabila perorangan)
 Peta titik lokasi
 Gambar perspektif rencana bangunan
 Fotokopi MOU (apabila ada kerja sama)
 Quisioner
 Informasi dewatering (jika ada rencana basement)
 Foto kondisi eksisting lapangan 1 minggu terakhir
 Hasil konsultasi publik, terdiri dari:
 Berita acara yang ditandatangani lurah
 Daftar absen
 Foto Pelaksanaan
 Fotokopi bukti pengumuman di media massa
 Foto pengumuman pada papan pengumuman di lokasi kegiatan

Andal, RKL, dan RPL

 Dokumen KA-Andal sesuai PP LH No 16 Tahun 2012


 Surat pengantar permohonan pembahasan dokumen KA-Andal
 Surat pernyataan pengelolaan lingkungan ditandatangani oleh direksi (bermaterai
6.000)
 Fotokopi surat pengesahan KA-Andal (Dokumen KA-Andal dibawa saat pembahasan)
 Fotokopi Sertifikat Tanah
 Fotokopi SIPPT (Surat Izin Peruntukkan Tanah), Izin Pemanfaatan Ruang (IPR)
 Fotokopi Blok Plan/Ketetapan Rencana Kota yang sudah ditandatangani pejabat
berwenang
 Fotokopi rencana letak bangunan yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
 Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan/KTP (apabila perorangan)
 Peta titik lokasi
 Gambar perspektif rencana bangunan
 Fotokopi MOU (apabila ada kerja sama)
 Quisioner
 Informasi dewatering (jika ada rencana basement)
 Foto kondisi eksisting lapangan 1 minggu terakhir (Foto diberi tanggal)
 Hasil analisis laboratorium (Lab yang sudah punya legalitas dan akreditasi KAN)
 Surat rekomendasi Peil Banjir (dari Dinas Pekerjaan Umum)
 Hasil Kajian Tata Air
 Surat rekomendasi hasil kajian lalu lintas (dari Dinas Perhubungan)

Anda mungkin juga menyukai