Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH WAWASAN KAJIAN MIPA

METODE ILMIAH

KELOMPOK 2

ANGGA DWI WARDANA (18308141032)

EVA ROSANTI (18308141044)

HAFIDHAH ULFAH D. (18308144005)

SULISTIYANI DIAN I. (18308144039)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari


pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan.
Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan
dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah.
Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup
sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Sedangkan
pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang
terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu
dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk
meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah
pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis,
konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi
harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara
metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa
diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan
menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha
menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi
suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu
pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian
(konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research)
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur
oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk
memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah
berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum
akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah
benar, dan sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle
(1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.”
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian metode ilmiah?

2. Bagaimana kriteria-kriteria (karakteristik) apa saja yang tercantum dalam metode


ilmiah ?

3.Apa sajakah unsur-unsur dalam metode ilmiah?

4. Apa saja langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam membuat metode
ilmiah?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pebulisan makalah ini memberi pengetahuan dan wawasan
mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode ilmiah kepada
masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual (mahasiswa) pada
khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.DEFINISI METODE ILMIAH

Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan
untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan
terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara
alami berdasarkan bukti fisis.
Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau
cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah
diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu
pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya,
jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis
berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak
terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran.
Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari
kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa
begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan
lebih mudah terjawab.

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk


memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan febomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hiotesis tersebut di
uji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos di uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.Metode ilmiah yaitu
menggabungkan cara berfikir deduktif dan cara berfikir induktif dakam
membangun pengetahuan. Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebs
prasngka,bersih dan jauh dari pertimbangan subyektif , menggunakan prinsip
analisis, menggunakan teknik kuantitatif atau kualitatif. Menggunakan suatu fakta
haruslah dengan alasan an bukti yang lengkap dan dengan pembuktisn yang
obyektif.
B. KARAKTERISTIK METODE ILMIAH

Menurut Kuncoro (2009) “karakteristik metode ilmiah adalah kritis dan analitis,
logis objektif, konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis” dari definisi
karakteristik metode ilmiah jelas bahwa semua penelitian telah menggunakan
metode ilmiah karena memiliki tujuan memecahkan masalah.

Selanjutnya Cooper & Schindler, (2008) menjelaskan prinsip penting dari metode
ilmiah adalah:

1. Pengamatan langsung darifenomena


2. Variabel, metode dan prosedurdidefinisikan dengan jelas
3. Hipotesisdiujisecara empiris
4. Kemampuanuntuk menyingkirkanhipotesis saingan
5. Statistikbukanpembenarankesimpulan
6. Prosesmengoreksi diri Jika prinsip penting metode ilmiah dijalankan
dengan baik akan menjaga kualitas suatu penelitian yang pada akhirnya
akan menghasilkan pengembangan ilmu pengetahuan.

C. UNSUR-UNSUR DALAM METODE ILMIAH

Metode ilmiah memiliki setidaknya empat unsur utama yaitu karakterisasi,


hipotesis, prediksi, dan eksperimen.

1. Karakterisasi / Pengamatan dan Pengukuran. Karakterisasi merupakan


proses pengidentifikasian sifat-sifat utama yang berhubungan ataupun relevan
dengan subjek yang sedang diteliti. Proses karakterisasi terdiri dari proses
pengamatan dan pengukuran objek-objek yang berkaitan dengan objek penelitian.
Hasil pengamatan dan pengukuran biasanya akan ditabulasikan dalam bentuk tabel
dan disajikan dalam bentuk grafik ataupun diagram yang dibuat dengan
menggunakan perhitungan statistika.

2. Hipotesis

Unsur metode ilmiah yang kedua adalah hipotesis. Hipotesis merupakan


aktivitas pendugaan sementara dari apa yang telah didapatkan dari aktivitas
pengamatan dan pengukuran yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pembuatan
hipotesis biasanya dilakukan dengan jalan mencocokkan data-data aktual yang
didapatkan dari aktivitas pengamatan dengan data-data sekunder yang telah ada
sebelumnya.

3. Prediksi / Deduksi dari Hipotesis

Unsur metode ilmiah yang ketiga adalah prediksi. Jika hipotesis yang dibuat
berguna, maka peneliti dapat segera membuat prediksi dari kejadian yang
diamatinya. Prediksi biasanya dibuat untuk meramalkan hasil akhir dari sebuah
eksperimen yang dilakukan oleh seorang peneliti. Hasil peramalan atau pun
prediksi yang dibuat bersifat statistik dan belum diketahui tingkat kebenarannya.

4. Eksperimen

Setelah prediksi ataupun deduksi dari hipotesis dibuat, unsur metode ilmiah
yang selanjutnya adalah eksperimen. Aktivitas eksperimen dijalankan untuk
menguji apa yang telah diprediksikan sebelumnya. Jika prediksi yang diuji sesuai
dengan hasil eksperimen, maka kemungkinan besar hipotesis yang dibuat benar
(masih membutuhkan penelitian lebih lanjut), akan tetapi jika prediksi yang diuji
tidak sesuai dengan hasil eksperimen, maka hipotesis perlu ditinggalkan dan
digantikan dengan hipotesis yang baru.

D. LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH

Metode adalah langkah –langkah yang diambil, menurut urutan tertentu, untuk
mencapai pengetahuan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh
pengetahuan. Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific
method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,
empiris, dan terkontrol. Menurut Suriasumantri (1985) metode ilmiah adalah
prosedur dalam mendapatkan pengetahuan melalui penggunaan metode ilmiah.
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau
pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari
sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus.
Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata.
Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus
dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya.
Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.

Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap.
Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah
hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir
dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. Maksudnya adalah
bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus
tersedia datanya yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau
tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode
ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka
itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah. Di saat melaksanakan metode ilmiah,
proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah,
dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga. Seseorang yang
berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan
tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap
langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Metode ilmiah
merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi lmu
didapatkan dari metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu ,
sebab pengetahuan yang disebut ilmu apabila pengetahuan tersebut bersifat rasional
dan empiris dan telah mendapatkan uji kelayakan. Yang menjadi tujuan ilmu
pengetahuan tidak lain adalah (tercapainya) kebenaran. Untuk mencapai sebuah
kebenaran, maka harus melalui cara atau jalan tertentu. Alur berpikir yang tercakup
dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang
mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah, diantaranya :
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah.
Masalah yang diajukan haruslah menarik, penting dan mampu untuk diteliti sesuai
dengan bidang orang yang hendak meneliti serta bermanfaat untuk pengembangan
teori atau bermanfaat secara praktis bagi manusia (Syukur, Kholil. 2006). Suatu
gejala baru dapat disebut masalah apabila gejala tersebut terdapat dalam situasi
tertentu. Contoh, sebuah mobil yang dengan tenang diparkir di sebuah garasi
mungkin tidak merupakan masalah, tetapi sekiranya kita melihat sebuah mobil
tersebut mogok ditengah jalan yang macet dan mengganggu lalu lintas, maka jelas
hal ini merupakan masalah (Sumantri S. Jujun. 1999). Ternyata identifikasi
masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak sekali. Untuk
itu, maka permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya. Pembatasan masalah
merupakan upaya untuk menetapkan batas permasalahan dengan jelas, yang
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk ke
dalam ruang lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak.

Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih
memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode
ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan
hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam
metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti
merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis
yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-
benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan.
Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan
data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data
memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian
hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data
yang dikumpulkan.

Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari
suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya
merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah
menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis,
namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian
hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf
signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini
dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan
suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

Merumuskan Kesimpulan

Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah
kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan
masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam
bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Kesimpulan penelitian ini
merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian. Sintesisi ini membuahkan
kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan
meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Oleh
karena itu, diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari
aspek-aspek tersebut dalam kerangka yang mengarah kepada kesimpulan. Dalam
mengkaji kesimpulan penelitian ini, disebabkan sifatnya yang terpadu dan
menyeluruh maka seorang peneliti meninggalkan perannya sebagai ilmuan dan
beralih menjadi seorang filsuf (George J. Mouly. 1963). Hal ini berarti ia harus
mampu menarik kesimpulan yang utuh dari data yang bersifat terpisah dengan
tidak meninggalkan sifat keilmuan. Kesimpulan penelitian ini harus tetap
dipertanggungjawabkan alam kerangka teori keilmuan yang didukung oleh
penemuan penelitian. Kesimpulan ini kemudian dibahas dengan jalan
membandingkannya terhadap penelitian lain serta pengetahuan ilmiah yang
relevan (Sumantri S. Jujun. 1999).
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

a. Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam
melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
b. Kriteria-kriteria metode ilmiah
 Pengamatan langsung darifenomena
 Variabel, metode dan prosedurdidefinisikan dengan jelas
 Hipotesis diuji secara empiris
 Kemampuanuntuk menyingkirkanhipotesis saingan
 Statistik bukan pembenaran kesimpulan
 Proses mengoreksi diri
c. Metode ilmiah memiliki setidaknya empat unsur utama yaitu karakterisasi,
hipotesis, prediksi, dan eksperimen.
d. Langkah – langkah dalam membuat metode ilmiah adalah merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis
dan merumuskan kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA
 Cooper & Schindler, 2008. Business Research Methods. Tenth edition.
New York: McGrawHill.
 George J. Mouly, The science of Educational Research (New York:
American Book Company, 1963).
 Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 3.
Jakarta: Erlangga.
 Sumantri S. Jujun, Filsafat Ilmu:Sebuah Pengantar Populer,(Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan,1999).

 Syukur, Kholil. Metodologi Penelitian Komunikasi. (Bandung: Citapustaka


Media, 2006).
 https://pengertiandefinisi.com

Anda mungkin juga menyukai