Pengukuran Aliran Fluida Rev
Pengukuran Aliran Fluida Rev
Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil
dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang
relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan
suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada
zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya,
sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat
cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan
padanya gaya yang sanga besar (Fauziah dkk,2017).
Jenis-jenis alat untuk mengukur laju aliran fluida yang paling banyak digunakan
adalah Pitot tube, Venturi meter, dan Orifice meter (Geankoplis, 1993).
2(p +p )
v = Cp √ 2 1
ρ
Venturi meter dipakai untuk mengukur kecepatan rata-rata aliran fluida dalam pipa.
Prinsip pengukurannya hampir sama dengan pitot tube, yang membedakan adalah
v1 dan v2 pada Venturi meter dapat diukur atau dihitung berdasarkan berdasarkan
diameter pipa dan leher Venturi meter tersebut.
Orifice meter serupa dengan Venturi meter, yang membedakan adalah diameter dari
plat Orifice-nya bisa diatur/diganti sesuai keinginan.
Co 2(p -p )
v0 = ×√ 1 1
4
ρ
D0
√1-( )
D 1
Perbedaan dari ketiga alat ukur fluida terletak pada diameter pipa. Venturi-meter
merupakan gabungan dua pipa sehingga ada perbedaan diameter (2 diameter),
Orifice-meter merupakan pipa yang ditengahnya ada sekat sehingga memiliki 2
diameter, sedangkan pitot tube hanya memiliki satu diameter.
Praktikum pengukuran aliran fluida menggunakan tiga variabel alat ukur yaitu pitot
tube, orifice tube dan venturi tube. Pipa tersebut yang akan digunakan untuk
mengukur aliran fluida. Bukaan valve maksimal (100%) sebanyak 24 putaran,
valve sendiri berfungsi untuk mengatur volumetric rate pada alat yang akan
digunakan dan didapatkan putaran. Variabel yang digunakan yaitu pada putaran
valve sebesar 5%, 12%, dan 19%.
12
10
8
V(m/s)
6
4
2
0
0% 5% 10% 15% 20%
Bukaan valve
Gambar menunjukan pengaruh bukaan valve terhadap kecepatan alir fluida pada
setiap alat ukur nya. Semakin besar bukaan valve maka semakin besar pula
kecepatan alir fluida nya
Venturimeter
0.0100
0.0090
0.0080
0.0070
0.0060
Q (m3/s)
0.0050
Q Percobaan
0.0040
0.0030 Q Perhitungan
0.0020
0.0010
0.0000
0.000 20000.00040000.00060000.000
ΔP (Pa)
Gambar menunjukkan pengaruh laju alir dengan tekanan pada venturi meter antara
praktek telah sesuai dengan teori yaitu keduanya mengalami kenaikan. Perbedaan
nilai yang begitu jauh dapat disebabkan oleh kurang telitinya praktikan pada saat
pengukuran.
Orrifice Meter
0.0070
0.0060
0.0050
Q (m3/s) 0.0040
0.0030 Q Percobaan
0.0020 Q Perhitungan
0.0010
0.0000
0.000 20000.00040000.00060000.000
ΔP (Pa)
Gambar menunjukkan pengaruh laju alir dengan tekanan pada oriface antara
praktek telah mendekati dengan teori yaitu keduanya mengalami kenaikan. Namun
terdapat perbedaan nilai antara percobaan dengan teori.
Pitot Tube
0.0100
0.0090
0.0080
0.0070
Q (m3/s)
0.0060
0.0050
0.0040 Q Percobaan
0.0030 Q Perhitungan
0.0020
0.0010
0.0000
0.000 1000.0002000.0003000.0004000.000
ΔP (Pa)
Gambar menunjukkan pengaruh laju alir dengan tekanan pada pitot tube antara
praktek telah mendekati dengan teori yaitu keduanya mengalami kenaikan. Namun
terdapat perbedaan nilai antara percobaan dengan teori.
Dilihat pada grafik, besar laju alir perhitungan secara teori ketiga alat ukur tersebut
memiliki nilai yang cukup berbeda. Nilai Q teori dan Q percobaan yang nilainya
mendekati menyatakan alat ukur aliran fluida yang berupa air tersebut memiliki
nilai efektifitas yang tinggi. Berdasarkan nilai efektifitasnya dapat diurutkan alat
ukur aliran fluida yang paling efektif atau nilainya paling mendekati Q perhitungan
secara berturut-turut ialah, pitot tube, orifice meter, dan venturi meter.
Variasi bukaan valve juga akan berpengaruh pada perubahan tekanan pada alat
ukur. Ketiga alat ukur aliran fluida akan mengalami kenaikan perubahan tekanan
jika bukaan valve semakin besar. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
perubahan tekanan paling besar terjadi pada alat venture meter hal ini terjadi karena
luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada
bagian tengahnya atau diamter pipa bagian tepi lebih besar dari pada tengahnya. Zat
cair yang dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir
melalui pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit, dengan demikian
kecepatan akan berubah dan tekanan yang dihasilkan lebih tinggi karena aliran alir
mengalir dari diameter penampang yang besar ke yang kecil.
Data pada grafik diketahui pula bahwa ada sedikit penyimpangan antara laju alir
saat praktikum dan laju alir perhitungan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh turbulensi
yang terjadi pada saat fluida dialirkan sehingga mempengaruhi pada laju alir dan
perbedaan tekanan pada manometer yang dihasilkan.
APPENDIKS
B. Venturi Meter
D1 0,039 m A1 0,001195 m2
D2 0,022 m A2 0,00038 m2
Cv 0,99 ρ 997,08 kg/m3
g 9,8 m/s ρA 13600 kg/m3
∆H V1 V2 Qperhitungan
Variabel Q1 (m3/s) ∆P (Pa)
(m) (m/s) (m/s) (m3/s)
1 0,002455 0,202 24948,74 2,0458 7,168 0,0027
2 0,005000 0,303 37423,11 4,1667 8,779 0,0033
3 0,008638 0,462 57060,98 7,1970 10,840 0,0041
C. Orrifice Meter
D1 0,039 m A1 0,001195 m2
Do 0,022 m Ao 0,00038 m2
Co 0,61 ρ 997,08 kg/m3
g 9,8 m/s ρA 13600 kg/m3
∆H1 Vo Qperhitungan
Variabel Q1 (m3/s) ∆P (Pa)
(m) (m/s) (m3/s)
1 0,001545 0,192 23713,65 4,438 0,00169
2 0,004273 0,275 33964,86 5,311 0,00202
3 0,005909 0,395 48785,90 6,365 0,00242
D. Pitot Tube
D 0,039 m A 0,001195 m2
Cp 0,99 ρ 997,08 kg/m3
g 9,8 m/s ρA 13600 kg/m3
∆H1 V1 Qperhitungan
Variabel Q1 (m3/s) ∆P (Pa)
(m) (m/s) (m3/s)
1 0,002455 0,020 2470,17 2,204 0,002634
2 0,005455 0,025 3087,72 2,464 0,002944
3 0,009091 0,028 3458,24 2,607 0,003115
Contoh Perhitungan :
1. Venturi Meter
Pada variabel 1
D1 = 0,039 m
D2 = 0,022 m
A1 = 0,001195 m2
A2 = 0,00038 m2
Cv = 0,99
ρ = 997,08 kg/m3
ρA = 13600 kg/m3
g = 9,8 m/s2
∆H = 0,202 m
Q
V1 =
A
0,002455 m3 /s
=
0,001195 m2
= 2,0458 m/s
∆P = ∆ρ × g × ∆H
= (13600 kg/m3 - 997,08 kg/m3) × 9,8 m/s2 × 0,202 m
= 24948,74 Pa
Cv 2(∆P )
V2 = ×√
4 ρ
√1-(D2)
D 1
0,99 2(24948,74 Pa )
= ×√
4 997,08 kg/m3
√1-(0,022 m)
0,039 m
= 7,168 m/s
Qperhitungan =V×A
= 7,168 m/s × 0,00038 m2
= 0,0027 m3/s
2. Orrifice Meter
Pada variabel 1
D1 = 0,039 m
Do = 0,022 m
A1 = 0,001195 m2
Ao = 0,00038 m2
Co = 0,61
ρ = 997,08 kg/m3
ρA = 13600 kg/m3
g = 9,8 m/s2
∆H = 0,192 m
∆P = ∆ρ × g × ∆H
= (13600 kg/m3 - 997,08 kg/m3) × 9,8 m/s2 × 0,192 m
= 23713,65 Pa
Co 2(∆P )
Vo = ×√
4 ρ
√1-(Do)
D1
0,61 2(23713,65 Pa )
= ×√
4 997,08
√1-(0,022 m)
0,039 m
= 4,438 m/s
Qperhitungan =V×A
= 4,438 × 0,00038
= 0,00169 m3/s
3. Pitot Tube
Pada variabel 2
D1 = 0,039 m
A1 = 0,001195 m2
Cp = 0,99
ρ = 997,08 kg/m3
ρA = 13600 kg/m3
g = 9,8 m/s2
∆H = 0,025 m
∆P = ∆ρ × g × ∆H
= (13600-997,08) × 9,8 × 0,025
= 3087,72 Pa
2(∆P)
Vo = Cp√ ρ
2(3087,72)
= 0,99√ 997,08
= 2,464 m/s
Qperhitungan =V×A
= 2,464 × 0,001195
= 0,002944 m3/s