Kabupaten Maluku Tengah. Secara astronomis Negeri Morella terletak antara garis
BT
pantai yang landai dan ditumbuhi oleh beberapa jenis lamun yaitu Cyomodoceae
hemprichii (Irene, 2013) dengan tipe substrat pasir berlumpur, pasir, pasir bercampur
patahan karang dan karang mati. Aktivitas pemanfaatan sumberdaya moluska yang
ada pada perairan pantai Bintang dimanfaatkan oleh masyarakat dengan melakukan
aktivitas bameti pada saat air surut untuk mencari beberapa jenis moluska untuk
keperluan konsumsi dan adapun yang dimasak untuk dijual, masyarakat juga
4.2.1 Kependudukan
Penduduk Negeri Morella sebanyak 3.203 jiwa, termasuk dalam 706 kepala
Laki-Laki
49.7% 50.3%
Perempuan
Negeri Morella. Semakin banyak masyarakat yang berpendidikan tinggi maka akan
memiliki pemahaman yang baik dan mudah untuk menyerap informasi serta memiliki
kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Sebaliknya,
lebih sulit untuk meningkatkan sumber kehidupan ekonomi dengan baik sehingga
hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah penduduk yang sebagian besar telah
9%
2%
25%
41%
23%
Gambar 4.2. Tingkat Pendidikan Penduduk Negeri Morella (Sumber: Kantor Negeri
Morella, 2019)
4.2.2 Pengetahuan Masyarakat Tentang Jumlah Moluska
bahwa moluska mengalami penurunan cukup besar. Hal ini diketahui saat melakukan
dan 9% responden mengatakan tidak mengalami penurunan (Gambar 4.3). Hal ini
mungkin disebabkan oleh banyaknya moluska yang diperoleh pada saat bameti.
perubahan kualitas air tempat hidupnya sehingga hal ini dapat juga menentukan
Tidak Tahu 0%
parang dan pisau memberikan dampak negatif terhadap sumberdaya yang ada pada
parang dan pisau tidak ada pengaruh terhadap sumberdaya moluska (Gambar 4.4).
Hal ini ditunjukan pada saat kegiatan bameti berlangsung, sedikit dari masyarakat
tidak menggukan parang dan pisau karena mereka mengetahui bahwa penggunaan
memiliki kondisi yang stabil, baik dalam suhu, salinitas dan substrat. Namun kadang
kenyataan kondisi lingkungan tidak selalu stabil dan berubah-ubah. Hal ini
dikarenakan adanya berbagai macam gangguan baik dari alam maupun aktivitas
manusia.
Parameter hidrologi yang diukur dalam pengambilan data penelitian ini adalah
suhu dan salinitas.Pengukuran parameter hidrologi dilakukan pada siang hari dengan
kondisi cuaca yang cerah. Adapun hasil pengukuran parameter hidrologi tertera di
Tabel 4.1.
Kondisi Perairan
Parameter
Range Rerata
o
Suhu ( C) 31-33 33,8
Salinitas (o/oo) 28-29 31,3
hasil seperti terlihat pada pada Tabel 4.1, dimana rata-rata nilai suhu perairan adalah
33,8 0C dan rata-rata nilai salinitas perairan adalah 31,3o/oo. Kisaran suhu yang
dengan salinitas berkisar antara 31-37 ppm. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, dan curah hujan, Suhu yang
Negeri Morella ditemukan 584 individu yang terdiri atas 5 ordo, 11 famili, 12 genera,
dan 19 spesies. Pada ordo Neogastropoda terdiri atas 5 famili, 6 genera, 9 spesies dan
spesies terbanyak yaitu Nassarius globosus sebesar 278 individu diikuti oleh Hebra
corticata dengan jumlah 197 individu. Ordo kedua yaitu Mesogastropoda yang terdiri
atas 3 famili, 3 genera, 7 spesies dan spesies dengan jumlah individu tertinggi yaitu
Nerita signata dengan sebesar 12 individu. Ordo yang ketiga yaitu Caenogastropoda
yang terdiri atas 1 famili, 1 genus, 1 spesies. Hasil yang sama juga diperoleh pada
individu yang terdiri dari 2 ordo, 2 famili, 2 genera dan 2 spesies, Pada ordo yang
pertama terdiri atas 1 family, 1 genus, 8 spesies dan ordo yang kedua terdiri dari 1
globosus dan Hebra corticata karena hampir ditemui pada semua transek penelitian.
Ini menunjukan perairan pantai Bintang, Negeri Morella memiliki habitat yang cocok
patahan karang, karang mati, pasir, pasir berlumpur. Spesies ini ditemukan di
berbagai tipe substrat dikarenakan adanya faktor arus yang kuat pada perairan.
Dengan adanya arus yang kuat, Nassarius sp. yang memiliki cangkang berukuran
kecil mudah terbawa arus (Afni dkk, 2016). Spesies Hebra corticata biasanya
dan Anadara antiquata. Ditemukannya kedua spesies ini menunjukkan bahwa tipe
substrat pada perairan tersebut kurang mendukung keberadaan bivalvia karena hanya
ditemukan dua spesies dengan jumlah yang tidak banyak. Spesies Gafrarium
pectinatum dan Anadara antiquata memiliki tipe substrat berlumpur (Rastania, dkk
2017).
kepadatan tertinggi diwakili oleh Nassarius globosus yaitu sebesar 4,27 ind/m2
dengan kepadatan relatif 47,6%, diikuti oleh Hebra corticata 3,07 ind/m2 dengan
kepadatan relatif 33,7%, Nassarius pullus 0,86 ind/m2 dengan kepadatan relatif
9,5%, Nassarius luridus 0,27 ind/m2 dengan kepadatan relative 3,08%, Nerita
signata 0,18 ind/m2 dengan kepadatan relative 2,0%, Nerita filosa 0,09 ind/m2
tertentu, luasan tertentu, dan waktu tertentu (Brower & Zar, 1977 dalam Irawan,
2008). Nilai kepadatan yang tinggi menunjukkan jumlah organisme yang banyak. Hal
ini dapat mengindikasikan bahwa habitat tersebut dapat ditempati oleh organisme
dalam jumlah yang banyak. Menurut Mike (2007) dalam Saripantung, dkk (2013),
Nassarius sp. dikenal sebagai siput pemakan detritus yang hidup membenamkan diri
di lumpur berpasir. Dalam penelitian di zona intertidal Teluk Ambon, Islami &
Mudjiono (2009) juga mendapatkan famili Nassariidae pada berbagai tipe substrat
seperti lumpur, pasir, dan batuan dengan jumlah individu yang melimpah. Hal
ini diduga karena melimpahnya bahan makanan (detritus) pada perairan tersebut serta
Nerita filosa menjadi salah satu spesies yang memiliki kepadatan terendah
pada lokasi penelitian dikarenakan spesies ini hidup menempel pada batuan dan
karang (Afrizal, 2015). Perairan Pantai Bintang di Negeri Morella memiliki substrat
berpasir, pasir berlumpur, serta pasir bercampur patahan karang, sehingga tidak
cukup menunjang hidup Nerita filosa. Kondisi habitat yang didominasi pasir sedikit
Tempat melekat berguna untuk mempertahankan diri dari aksi gelombang yang terus
5.00
4.50
Kepadatan spesies (ind/m²)
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Spesies Gastropoda
5.00
Kepadatan Relatif (%)
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Nassarius Hebra Nassarius Nassarius Nerita Nerita
globosus corticata pullus luridus signata filosa
Spesies Gastropoda
Gastropoda
kepadatan tertinggi diwakili oleh Gafrarium pectinatum yaitu sebesar 0,1231 ind/m²
dengan kepadatan relatif 80%. Kemudian diikuti oleh Anadara antiquata dengan
mendapatkan makanan dan merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan
untuk bertahan hidup, dibandingkan kelas bivalvia yang hanya hidup menempel atau
membenamkan diri di dalam substrat (Cappenberg, 2016). Maka dari itu kelas
bivalvia memiliki kepadatan yang lebih sedikit dibandingkan kelas lain yang didapat
pada lokasi penelitian. Kelas bivalvia hidup menempel atau membenamkan diri
dalam substrat, sehingga tipe substrat merupakan faktor yang sangat penting bagi
pada substrat berpasir dengan patahan karang, sehingga bivalvia hanya ditemukan
0.05
0.00
Gafrarium Anadara
pectinatum antiquata
Spesies Bivalvia
0.15
Kepadatan Relatif (%)
0.10
0.05
0.00
Gafrarium Anadara
pectinatum antiquata
Spesies Bivalvia
kehadiran tertinggi di perairan pantai Bintang Negeri Morella (Gambar 4.8) adalah
spesies Hebra corticata (0,69), Nassarius globosus (0,61), Nassarius pullus (0,43),
Nassarius luridus (0,21), Nerita signata (0,20), Nerita filosa (0,12). Sementara 13
spesies lainya memiliki frekuensi kehadiran kurang dari 0,04. Hal ini menunjukkan
bahwa kedua spesies Hebra corticata dan Nassarius globosus karena hampir
nilai frekuensi kehadiran terendah yaitu 0,01 karena hanya bisa ditemukan pada satu
dan Nassarius globosus yang memiliki nilai frekuensi kehadiran tinggi. Artinya,
kedua spesies tersebut memiliki sebaran yang cukup luas, yaitu ditemukan di hampir
yang ditumbuhi oleh vegetasi lamun (Islami & Mudjiono, 2009), maka dari itu
spesies ini banyak ditemukan di perairan Pantai Bintang yang memiliki komunitas
lamun, sedangkan Nassarius globosus banyak ditemukan pula karena substrat tempat
0.80
0.70
Frekuensi Kehadiran Spesies
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
Spesies Gastropoda
Negeri Morella (Gambar 4.9) adalah 2 spesies dan memiliki frekuensi kehadiran
Gafrarium pectinatum (0,1231) dan Anadara antiquata (0,0308). Hal ini menunjukan
bahwa untuk spesies bivalvia memiliki frekuensi kehadiran yang paling rendah
diri ke dalam substrat, sehingga kehadiran bivalvia dipengaruhi oleh tipe substrat
meter. Anadara antiquata hidup di dasar lumpur pada daerah intertidal dan sublitoral
spesies ini ditemukan adalah di substrat berpasir dengan patahan karang, sehingga
0.13
Frekuensi Kehadiran Spesies
0.12
0.11
0.10
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
Gafrarium Anadara
pectinatum antiquata
Spesies Bivalvia
Dari hasil perhitungan (Gambar 4.9) menunjukan bahwa nilai potensi tertinggi
dari gastropoda di perairan Pantai Bintang, Negeri Morella yaitu di wakilkan oleh
corticata dengan nilai potensi 96.984,62 individu, Nassarius pullus dengan nilai
individu, Nerita signata dengan nilai potensi 5.907,69 individu, Nerita filosa dengan
nilai potensi 2.953,85 individu dan 13 spesies lainnya memiliki nilai potensi sebesar
1.476,92 individu, sampai pada nilai potensi terendah yaitu 492,31 individu.
yang cocok untuk spesies ini. Nassarius sp. ditemukan pada substrat pasir, pasir
berlumpur, patahan karang, dan karang mati (Afni dkk, 2016). Pantai Bintang
memiliki tipe substrat pasir, pasir berlumpur, patahan karang, dan karang mati
sehingga Nassarius globosus dapat hadir dalam jumlah besar pada area sampling.
Hal ini didukung oleh pendapat Manuputty (2001) dalam Makoy (2008), apabila
suatu individu ditemukan dengan jumlah kehadiran yang tinggi disebabkan karena
habitat yang cocok bagi pertumbuhan spesies tersebut dan tersedianya sumber
120000
80000
40000
Spesies Gastropoda
tertinggi dari bivalvia di perairan pantai Bintang, Negeri Morella yaitu spesies
Gafrarium pectinatum dengan nilai potensi sebesar 3.938,46 individu dan spesies
banyak.
4500
melibatkan ayah, ibu, dan anak. Hasil tangkapan yang diperoleh berkisar antara 50-
100 individu dalam ember berukuran 1 kg. Hasil yang diperoleh juga bergantung
pada lamanya waktu penangkapan, cuaca, dan banyaknya pelaku pemanfaatan pada
saat bameti. Pelaku pemanfaatan di perairan pantai Bintang, Negeri Morella bukan
saja masyarakat yang mendiami perairan tersebut tetapi juga masyarakat dari luar
(Buton).
banyak dan sedikitnya hasil tangkapan yang diperoleh, Semakin singkat waktu yang
digunakan dalam kegiatan pemanfatan sumberdaya maka hasil yang diperoleh juga
sedikit dan sebaliknya jika semakin lama waktu yang digunakan dalam kegiatan
masyarakat pesisir pantai Bintang, Negeri Morella yaitu 1-3 kali dalam seminggu
pada saat air surut, masyarakat melakukan pemanfaatan pada siang dan malam hari.
sumberdaya (bameti) masih tergolong sederhana. Jenis alat yang ditemukan pada saat
dimasak kemudian dijual kisaran harga untuk dijual yaitu Rp 3.000-Rp 10.000 per
spesies bivalvia hal ini di karenakan kurangnya spesies bivalvia yang ada di perairan
pantai Bintang Negeri Morella. Moluska yang dimanfaatkan untuk konsumsi dari
kelas gastropoda yaitu Turbo heynesi, Nerita filosa, Nerita signata, Nassarius
antiquata.
maksud tersebut, perlu memahami dan mengetahui faktor lingkungan internal dan
Faktor Internal
Peluang ( O ) Ancaman ( A )
terdapat dalam faktor eksternal (peluang dan ancaman) guna mendapatkan strategi
Strategi S – O Strategi S - T
1. Pengelolaan 1. Peningkatan
berbasis masyarakat pegawasan untuk
Kekuatan ( S ) dimana masyarakat menghindari adanya
lokal secara aktif kemungkinan
terlibat dalam proses penyelewengan
pengelolaan terhadap
pemanfaatan
moluska.
2. Konservasi 2. Penetapan waktu
sumberdaya pengambilan
moluska untuk moluska
menjamin
kesinambungan
persediaan dari SD
moluska
Strategi W – O Strategi W –T
habitatnya pada perairan pantai Bintang, Morella. Melalui strategi tersebut maka
No
Strategi Arahan Pengelolaan
* Penertiban regulasi
disertai sanksi yang tegas
ditingkat desa terkait
pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya
Revitalisasi kapasitas moluska
kelembagaan pengelolaan
1
sumberdaya pesisir dan laut * Mengaktifkan kembali
khususnya sumberdaya fungsi kewang dan
moluska tingkat desa kelembagaan lainnya yang
berkaitan dengan
pengelolaan sumberdaya
pesisir dan laut khususnya
moluska
Melalui penyuluhan
sehingga memberikan
Melakukan pembatasan
pemahaman dan informasi
3 penangkapan pada daerah
kepada masyarakat tentang
penangkapan moluska
batas – batas dalam proses
pengelolaan
Melalui penyuluhan
sehingga memberikan
pemahaman dan informasi
Tidak menggunakan alat kepada masyarakat tentang
4
yang tidak ramah lingkungan alat-alat yang merusak
(pisau dan parang) dan cara
ramah lingkugan (memungut
dengan tangan)
Melakukan pengawasan
terhadap habitat moluska, Menyusun dan
membuat sistem pemantauan melaksanakan program atau
dan evaluasi yang pendidikan dengan
5
melibatkan para pemangku masyarakat tentang
kepentingan dalam pentingnya menjaga
perlindungan sumberdaya sumberdaya moluska
moluska
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut:
sebesar 4,27 ind/m2 dengan kepadatan relatif 47,6%, diikuti oleh Hebra
5.2 Saran
1. Strategi dan program yang dihasilkan dari penelitiaan ini diharapkan dapat