Anda di halaman 1dari 3

KEWARGANEGARAAN & KEBEABAS BEREKSPRESI

HARUN AL RASYID P/19071010218

PENDAHULUAN
Kewarganegaraan adalah hak bagi setiap orang. Menurut pasal 26 UUD 1945, yangmenjadi
warga negara Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli, dan orang-orangbangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Semenjak diproklamasikan Republik
Indonesia soal kewarganegaraan merupakan suatu masalah yangtetap aktual. Perhatian terhadap
persoalan ini tak kunjung padam. Terutama dari pihak mereka yang dipandang sebagai “warga
negara baru”. Masalah ini merupakan buah tuturan yang tak ada habis habisnya dalam percakapan
sehari-hari .Salah satu unsur negara adalah adanya penduduk. Orang yang berada dalam wilayah
negara Republik Indonesia dapat dibagi menjadi dua yaitu penduduk dan bukan penduduk.Mereka
yang digolongkan sebagai penduduk Indonesia adalah mereka yang berada di wilayah NKRI dalam
jangka waktu tertentu dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam peraturan
Republik Indonesia sehingga diperbolehkan berdomisili diwilayah Republik Indonesia. Di negara
dimana saja seseorang menetap, maka ia disebut memiliki status kewarganegaraan adalah tuntutan
mutlak kehidupan modern. Setiap orang modern tentu sadar akan kepentingannya. Banyak
persoalan dan kesulitan akan dialami oleh mereka yang tidak jelas status kewarganegaraanya.
Kesulitan yang paling mengancam adalah bahwa sulit sekali mendapat perlindungan hukum dari
pemerintah apa pun untuk mereka yang tidak memiliki status tersebut apabila pada suatu ketika
mereka membutuhkan jaminan dan perlindungan hukum.
Kebebasan berekspresi merupakan hak setiap individu sejak dilahirkan yang telah dijamin
secara konstitusi. Negara Indonesia sebagai negara hukum dan demokratis berwenang untuk
mengatur dan melindungi pelaksanaannya. Kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat diatur
dalam perubahan keempat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 E ayat (3) setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Termasuk kebebasan berekspresi
yang merupakan hak yang paling mendasar dalam kehidupan bernegara. Indonesia sebagai negara
hukum tentu memiliki sejumlah peraturan yang melindungi hak-hak asasi manusia. Salah satu
haknya ialah hak untuk kebebasan berekspresi yang dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia tanpa
memandang suku, ras dan agama. Kebebasan berekspresi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk.
Misalnya dalam bentuk tulisan, buku, diskusi, atau dalam kegiatan pers. Semakin dewasa suatu
bangsa maka kebebasan berekspresi dan berpendapat akan semakin dihormati Keberadaan Hak
Asasi Manusia dalam konsepsi negara hukum terkait dengan pengaturan Hak Asasi Manusia oleh
negara bukan berarti telah terjadi pengekangan oleh negara namun dalam konsepsinya adalah
pengaturan oleh negara. Dalam suatu sisi Hak Asasi memiliki sifat dasar yang membatasi
kekuasaan pemerintahan, namun sebaliknya pada sisi lain pemerintah diberi wewenang untuk
membatasi hak-hak dasar sesuai dengan fungsi pengendalian (Sturing). Jadi walaupun hak-hak
dasar itu mengandung sifat yang membatasi kekuasaan pemerintah, pembatasan tersebut tidak
berarti mematikan kekuasaan pemerintah yang dasarnya berisi wewenang untuk mengendalikan
kehidupan masyarakat. Salah satu hak dasar warga negara adalah hak demokrasi dan kebebasan atas
penyelenggaraan, pemenuhan, dan penggunaan hak demokrasi itu sendiri. Hak tersebut merupakan
bagian yang penting dalam perjalanan kebangsaan memngingat bahwa upaya demokratisasi yang
berujung pada kebebasan demokrasi tersebut dari waktu ke waktu yang kian terus mengalami
perkembangan.
ISI
Kewarganegaraan adalah suatu hal yang berhubungan dengan warga negara serta
keanggotaan sebagai warga negara. Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seorang warga
negara dalam kontrol satuan negara yang dengannya membawa hak dan kewajiban untuk dapat
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan
memiliki implikasi hak dan kewajiban dalam berpartisipasi di dalam kehidupan bernegara.
Pentingnya hak dan kewajiban dalam suatu kewarganegaraan Republik Indonesia ini diatur dalam
UU No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Prinsip utama dalam
penentuan hak dan kewajiban warganegara adalah terlibatnya warga secara langsung ataupun
perwakilan dalam setiap perumusan dan kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan menganggap
hak dan kewajiban tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri. Undang-
Undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa
kewarganegaraan (apatride). yang berisi tentang :
Pasal 2 Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Pasal 3 Kewarganegaraan Republik Indonesia hanya dapat diperoleh berdasarkan persyaratan
yang ditentukan dalam UndangUndang ini.
Dari undang-undang yang diatur pada UU No.112 Tahun 2006 dan dari pasal 2 dan 3 ini
pentingnya kewarganegaraan adalah bebas dalam menentukan ekspresi baik dalam pandangan
politik maupun non-politik serta berhak memiliki hak untuk hidup dan dilindungi oleh suatu negara.
Dari pentingnya kewarganegaraan, hal ini merambah ke pentingnya status kewarganegaraan adalah
untuk mengetahui keberadaan seseorang dalam suatu wilayah yang bersangkutan, karna jika
seseorang tidak memiliki kewarganegaraan maka dia tidak akan diakui keberadaanya dalam suatu
wilayah. Untuk memperoleh status kewarganegaraan, diatur dalam UU No. 12 Tahun 2016 yaitu
pada BAB III Syarat dan Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia Pasal 8
yang berisi tentang : Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui
pewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep Kenegaraan dan juga
bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari. Adapun harapan yang ingin dicapai adalah
pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka akan didapatkan generasi yang menjaga keutuhan
dan persatuan bangsa.
Kebebasan masyarakat dalam berekspresi untuk mengemukakan pendapatnyamerupakan hak
dan tanggung jawab dari negara demokrasi. Memilih dan dipilihmerupakan hak sipil politik.
Sebagai hak, ia menghendaki jaminan kebebasan untukmenggunakan atau tidak menggunakannya.
Memilih untuk memilih atau memilihuntuk tidak memilih adalah pilihan dan pilihan adalah hak.
Dalam suatu pemerintahan yang demokratis masyarakat diberi kesempatan untukmenilai
kinerja pemerintah. Dalam penilaian dan kontrol itulah masyarakatmemerlukan semua informasi
tentang pemerintahan. Kebebasan berekspresi memilikidimensi politik, bahwa kebebasan berekpresi
dianggap sebagai elemen yang mendasar bagi keikutsertaan warga dalam kehidupan politik serta
mendorong gagasan kritis.Hubungan kebebasan berekspresi dengan demokrasi yang kemudian
diakui dalamhukum internasional hak asasi manusia yang menyatakan bahwa kebebasan
berekspresi menjadi prasyarat dalam terwujudnya prinsip transparansi danakuntabilitas yang pada
akhirnya sangat esensial bagi pemajuan dan perlindungan hakasasi manusia. Kebebasan berekspresi
kemudian juga digunakan sebagai pintu bagidinikmainya kebebasan berkumpul, berserikat dan
pelaksanaan hak untuk memilih.
PENUTUP
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara
khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga negara berhak
memiliki paspor dari negara yang dianggotainya. Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep
kewargaan. Di dalam pengertian ini warga suatu kota ataukabupaten, karena keduanya merupakan
satuan politik. Dalam otonomi daerah,kewarganegaraan ini menjadi penting, karena masing masing
satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.
Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat karakteristik seorang warga. Memiliki
kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas atau status dalam lingkup nasional.
Memiliki kewarganegaraan berarti didapatkannya sejumlah hak dan kewajiban yang berlaku timbal
balik dengan negara. Ia berhak dan berkewajiban atas negara, sebaliknya negara memiliki hak dan
kewajiban atas orang tersebut. Maka dari itu seseorang menjadikan ia turut terlibat dalam
berpatrisipasi dalam kehidupan negaranya.
Kebebasan berekspresi (dan beropini) merupakan salah satu kategori hak asasi manusia yang
utama. Hak ini masuk dalam kategori hak asasi pertama, hak dengan dimensi sipil-poitik. Kategori
hak ini misalnya dapat ditemui dalam salah satu dokumen HAM acuan tertua, seperti French
Declaration of The Rights of Man and Citizen of 1789. Meskipun hak berekspresi dianggap ‘tidak’
sefundamental ha katas hidup, hak beragama dan berkeyakinan, hak bebas dari penyiksaan, dan
masih dimungkinkan untuk diderogasi, hak ini selalu menjadi pengawal utama hak-hak dasar
manusia. Pertanyaan muncul ketika kebebasan berekspresi digunakan untuk menghasut dan
mengorbankan kebencian, atau etnisitas, kebangsaan, asal usul, xenophobia (kebencian terhadap
orang asing), dan agama.

Anda mungkin juga menyukai