Anda di halaman 1dari 3

Masa Reformasi ( 1998 – Sekarang )

1. Lahirnya Gerakan Reformasi di Indonesia disebabkan oleh :


1. Ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum
2. Pemerintah Orde baru tidak konsisten dan konsekwen terhadap tekad awal munculnya orde
baru yaitu melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen dalam
tatanan kehidupan bernasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Munculnya suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya ( status
quo )
4. Terjadinya penyimpangan dan penyelewengan terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945 yang direkayasa untuk melindungi kepentingan penguasa.
5. Timbulnya krisis politik, hukum, ekonomi dan kepercayaan.
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan
kehidupan yang baru dan secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi yang
terjadi di Indonesia tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan
dan perubahan terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum.
2. Perkembangan Politik
a. Sidang Istimewa MPR 1998
Pada tanggal 10 – 13 November 1998, MPR mengadakan Sidang istimewa untuk
menentapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di segala bidang. Dalam
Sidang Istimewa MPR 1998 terjadi perombakan besar besaran terhadap sistem hukum dan
perundang undangan. Sidang ini mnghasilkan 12 ketetapan MPR, yaitu :
1) Ketetapan MPR No. VIII Tahun 1998, yang memungkinkan UUD 1945 diamandemen.
2) Ketetapan MPR No. XII Tahun 1998, mengenai pencabutan ketetapan MPR No. IV Tahun
1993 tentang pemberian Tugas dan wewenang Khusus kepada Presiden/ Mandataris MPR
dalam rangka menyukseskan Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila.
3) Ketetapan MPR No. XVIII Tahun 1998, mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. II Tahun
1978 tentang pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa).
4) Ketetapan MPR No. XIII Tahun 1998, tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden Maksimal Dua Periode.
5) Ketetapan MPR No. XV Tahun 1988, tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah,
pengaturan Pembangunan dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan serta
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
6) Ketetapan MPR No. XI Tahun 1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari KKN.
b. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan otonomi daerah tersebut diiringi dengan
perubahan sistem pemilu berupa penyelenggaraan pemilu langsung untuk mengangkat
kepala daerah mulai dari gubernur hingga bupati dan walikota. Dengan pelaksanaan otonomi
daerah ini diharapkan dapat meminimalkan ancaman disintegrasi bangsa.
c. Pencabutan pembatasan partai politik
Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai
politik. Dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik, pada pertengahan bulan
oktober 1998 sudah tercatat sebanyak 80 partai dibentuk. Menjelang pemilihan umum tahun
1999, partai politik yang terdaftar mencapai 141 partai, namun komisi pemilihan umum hanya
boleh mengikutkan 48 partai politik saja.
d. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
Pada masa reformasi Dwi Fungsi ABRI dihapuskan secara bertahap sehingga ABRI
berkonsentrasi pada fungsi pertahanan dan keamanan. Kedudukan ABRI dalam MPR
jumlahnya sudah dikurangi dari 75 orang menjadi 38 orang.
e. Penyelenggaraan Pemilu
Sejak dimulainya masa reformasi hingga tahun 2015, pemerintah telah melaksanakan empat
kali pemilihan umum, yaitu pemilu tahun 1999, 2004, 2009, dan 2014. Berbeda dengan pemilu
-pemilu pada masa Orde Baru yang hanya diikuti oleh tiga partai politik, pemilu pada masa
reformasi diikuti oleh banyak partai politik. Meskipun diikuti oleh banyak partai politik, pemilu
pada masa reformasi berlangsung aman dan tertib.
3. Perkembangan Ekonomi
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat, pemerintah melihat 5
sektor kebijakan yang harus digarap yaitu :
a. Perluasan lapangan kerja secara terus menerus melalui investasi dalam dan luar negeri
seefisien mungkin
b. Penyediaan barang kebutuhan pokok sehari-hari untuk memenuhi permintaan pada harga
yang terjangkau
c. Penyediaan fasilitas umum seperti : rumah, air minum, listrik, bahan bakar, komunikasi,
angkutan, dengan harga yang terjangkau
d. Penyediaan ruang sekolah, guru dan buku-buku untuk pendidikan umum dengan harga
terjangkau
e. Penyediaan klinik, dokter dan obat-obatan untuk kesehatan umum dengan harga yang
terjangkau pula.
Di samping penanganan masalah pengangguran dalam rangka meningkatkan kegiatan
ekonomi masyarakat, pemerintah juga memperhatikan harga-harga produk pertanian
Indonesia, karena selama masa pemerintahan Orde Baru maupun krisis sejak tahun 1997
tidak pernah berpihak kepada para petani. Oleh sebab itu, kehidupan petani Indonesia rata-
rata dalam keadaan miskin. Keadaan seperti ini hendaknya diubah, agar dapat memperbaiki
nasib para petani. Apabila pendapatan petani meningkat, maka permintaan petani terhadap
barang-barang nonpertanian juga meningkat.
Dengan ditetapkannya harga produk pertanian yang tidak merugikan petani, maka para
petani yang mampu membeli produk industri nonpertanian akan memberi semangat
bangkitnya pengusaha untuk mengembangkan kegiatan pertanian. Perkembangan
perusahaan itu akan dapat menarik tenaga kerja untuk dipekerjakan pada perusahaan-
perusahaan. Namun demikian, pihak pemerintah tidak mungkin dapat menangani seluruh
pengangguran tersebut. Walaupun demikian, pihak pemerintah telah berusaha untuk
membawa Indonesia keluar dari krisis. Tetapi tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu
yang singkat. Oleh karena itu, pemerintah membuat skala prioritas yang artinya hal mana
yang hendaknya dilakukan agar Indonesia keluar dari krisis. Oleh karena itu, sejak jatuhnya
Soeharto dan naiknya Habibie menjadi presiden, terpilihnya Presiden Abdurrahman Wahid
(Gusdur) dan Megawati Soekarnoputri yang naik menggantikan Gus Dur bertugas untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat dengan meningkatkan kehidupan ekonomi
masyarakat. Namun, dengan kondisi perekonomian negara yang ditinggalkan oleh
pemerintahan Soeharto, tidak mungkin dapat diatasi oleh seorang Presiden dalam waktu yang
singkat. Oleh sebab itu, untuk mengatasi krisis, presiden sebagai pemegang kekuasaan
pemerintahan Republik Indonesia, memerlukan penyelesaian secara bertahap berdasarkan
skala prioritas. Bahkan, dalam upaya menyelesaikan krisis ekonomi setiap komponen bangsa
memiliki peran dan tanggung jawab yang sama.
4. Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Reformasi
a. Kehidupan Sosial
Sejak krisis moneter tahun 1997 perusahaan swasta mengalami kerugian dan kesulitan dalam
membayar gaji karyawan. Sementara itu harga sembako semakin tinggi sehingga banyak
karyawan yang menuntut kenaikan gaji pada perusahaan yang pada akhirnya berimabas
pada memPHKkan karyawannya.
Karyawan yang di PHK itu menambah jumlah pengangguran sehingga jumlah pengangguran
mencapai 40 juta orang. Dampaknya adalah maraknya tindakan kriminalitas yang terjadi
dalam masyarakat.Oleh karena itu pemerintah harus membuka lapangan kerja baru yang
dapat menampung para penganggur tersebut. Dan juga menarik kembali para investor untuk
menanamkan modalnya ke Indonesia sehingga dapat membuka lapangan kerja.
b. Pendidikan
Pemerintah pada masa Reformasi menjalankan amanat UUD 1945dengan memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang- kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara
(APBN). Sesuai dengan agenda reformasi bidang pendidikan, terutama masalah kurikulum
yang harus ditinjau paling sedikit lima tahunan, pemerintah pada masa reformasi melakukan
beberapa kali perubahan kurikulum. Kurikulum tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
2) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
3) Kurikulum 2013

c. Kebudayaan

Dalam bidang kebudayaan dilakukan upaya pelestarian budaya dengan mendaftarkan warisan budaya
Indonesia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) atau
organisasi Pendidikan, keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa -Bangsa, Upaya ini dilakukan
untuk menghindari klaim negara lain terhadap warisan budaya Indonesia, Beberapa warisan budaya
Indonesia yang telah mendapat pengakuan internasional melalui UNESCO, yaitu :

1) Kompleks Candi Borubudur


2) Kompleks Candi Prambanan
3) Situs Prasejarah Sangiran, dll.

Anda mungkin juga menyukai