Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Seminar Nasional

(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)


Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

WAWASAN LETAK GEOGRAFI INDONESIA DALAM PERPEKTIF


KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEMARITIMAN DAN KURIKULUM NASIONAL
oleh:
Fahrudi Ahwan Ikhsan
Universitas Jember, Indonesia
Ahwan.fkip@unej.ac.id.

Abstrak
Tulisan ini menganalisis pentingnya pendidikan kemaritiman dan wawasan letak
geografi Indonesia dalam mewujudkan poros maritim dunia. Wawasan kebangsaan
diperlukan dalam menunjukkan jati diri bangsa Indonesia kepada generasi muda.
Bentuk pembelajaran wawasan letak geografi menjadi penting dalam mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran wawasan kebangsaan akan potensi maritim
dan geografi bagi generasi muda harus berkesinambungan dari jenjang pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi. Kesinambungan wawasan geografi dalam pendidikan
kemaritiman diperlukan sesuai kebijakan pemerintah yang ingin membangun pusat
poros maritim dunia.
Penanaman wawasan kebangsaan tentang potensi maritim Indonesia perlu
dimasukkan dalam kurikulum nasional. Pendidikan maritim sesungguhnya memiliki
relevansi dengan ilmu geografi. Penanaman pendidikan maritim dengan konsep
wawasan geografi bagi generasi muda berguna untuk membangun dimensi berpikir
kemaritiman dan geografi Indonesia. Implementasi dalam pembelajaran melalui dunia
pendidikan lebih efektif dalam membangun pemahaman potensi besar maritim
Indonesia. Pemahaman yang spesifik dan komprehensif akan potensi maritim Indonesia
belum terintegrasi dalam kurikulum nasional. Konsekuensinya wawasan potensi letak
geografi dan pendidikan maritim Indonesia tidak tersampaikan dengan baik kepada
generasi muda.

Kata kunci: Letak Geografi Indonesia, Pembelajaran Kemaritiman, dan


Kurikulum Nasional

A. PENDAHULUAN
Wawasan nusantara menjadi pondasi dalam merumuskan falsafah bangsa Indonesia.
Wawasan nusantara juga dikenal sebagai wawasan nasional Indonesia yang disepakati
sebagai kekuatan dalam mencapai tujuan nasional. Konsep dasar wawasan itu sesuai dengan
kondisi geografis Indonesia yang menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah
perairan laut lebih dari 75% yang mencapai 5,8 juta kilometer persegi dengan 17.500 pulau
dan panjang garis pantai sekitar 81.000 km. Keunggulan ini perlu dipahami oleh setiap
penduduk Indonesia potensi geografi Indonesia khususnya pada sektor maritim. Sondita dan
Solihin (2006) menyatakan bahwa keunggulan komparatif (Comparative Advantage)
Indonesia dengan luas wilayah laut mengantungi potensi sumberdaya yang melimpah

179
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

diantaranya sumberdaya ikan. Potensi ini belum dioptimalkan secara komprehensif oleh
masyarakat Indonesia khususnya. Pertimbangan dinamika di kawasan ini yaitu sebagai jalur
lalu lintas perdagangan dunia. Tantangan Indonesia yang menjadi prioritas dalam segi
keamanan sebagai domain dalam perdagangan internasional. Komunikasi yang lebih cepat
dan perdagangan internasional yang lebih tinggi menggunakan lautan sebagai sumber daya
milik bersama yang digunakan oleh seluruh negara di dunia (Tangredi, 2002).
Potensi-potensi Indonesia dalam bidang maritim secara komprehensif belum dikelola
secara maksimal. Pengelolaan bukan hanya berorientasi pada potensi laut secara menyeluruh,
namun juga pada aspek perdagangan, industri, dan pariwisata. Potensi-potensi yang sangat
strategis bagi Indonesia khususnya di wilayah perbatasan belum merata pengelolaannya
secara geografi. Kawasan yang potensial memberikan peluang bagi peningkatan kegiatan
produksi yang selanjutnya akan menimbulkan berbagai efek pengganda (multifier effects),
(Mukti, 2003). Efek yang dapat dilihat dalam pengembangan dan pengelompokan tata ruang
potensi maritim Indonesia.
Mahan (1991) mengidentifikasi enam karakteristik yang dibutuhkan dalam
pengembangan poros maritim diantaranya posisi geografis, bentuk fisik suatu negara, luas
wilayah, jumlah penduduk, karakter masyarakat, serta dukungan dan kemauan pemerintah.
Karakteristik ini perlu dikembangkan dalam menghadapi perkembangan zaman.
Perkembangan teknologi, industri, dan ekonomi menjadi fokus bagi pemerintah Indonesia
dalam pengembangan poros maritim saat ini.
Sasaran pengembangan poros maritim sesuai dengan letak geografi Indonesia yang
strategis di dunia. Penanaman kehidupan geografi politik dan geografi strategi menjadi
penting dalam menjaga kedaulatan negara Indonesia. Kehidupan geografi politik dan geografi
strategi memiliki relevansi antara kebijakan pemerintah dengan kondisi geografi fisik
Indonesia. Geoffrey (2013) menyatakan bahwa terdapat empat komponen dasar dalam
menciptakan sea power sebagai basis negara maritim yaitu (1) masyarakat yang memiliki
preferensi terhadap laut (maritim community), (2) sumberdaya maritim (sumberdaya laut,
infrasrtuktur, perkapalan), (3) posisi geografis, dan (4) political will pemerintah. Keempat
aspek tersebut sudah dimiliki Indonesia secara praktik, namun secara teori fokus poros
maritim belum menyentuh dunia pendidikan secara spesifik.
Prospek potensi-potensi maritim Indonesia yang menjadi fokus pemerintah belum
dibelajarkan secara maksimal kepada masyarakat maupun siswa di sekolah bahkan

180
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

mahasiswa di perguruan tinggi. Kebijakan pendidikan khusus kemaritiman sesungguhnya


wajib dibelajarkan kepada siswa di sekolah khususnya. Dalam hal ini sekolah atau perguruan
tinggi memiliki peranan dalam memberlajarkan letak geografi dan maritim Indonesia untuk
menghasilkan penerus bangsa yang berwawasan nusantara atau nasional, mengingat wilayah
Indonesia banyak dipisahkan oleh perairan laut. Penyiapan sumber daya manusia yang
demikian perlu dilakukan sejak sekarang agar generasi bangsa memahami potensi geografi
dan maritim Indonesia. Problematika yang berkembang saat ini bahwa kebijakan tentang
pendidikan kemaritiman belum ditanamkan secara benar kepada siswa atau mahasiswa pada
jenjang sekolah formal. Dampaknya siswa atau mahasiswa pada jenjang pendidikan formal
tidak memahami wawasan maritim dan geografi Indonesia. Tantangan ini perlu diperbaiki
dengan memasukkan pendidikan kamaritiman dalam kurikulum nasional dari jenjang sekolah
dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Pendidikan kemaritiman perlu masuk kurikulum nasional pada kajian ilmu yang
relevan dengan letak geografi Indonesia. Wawasan pendidikan maritim sampai saat ini masih
dalam wacana akan diintegrasikan dalam kurikulum nasional. Generasi muda pada saat ini
perlu dibekali pendidikan maritim dan pendidikan geografi sebagai bagian strategi nasional
penanaman bela negara secara nasional melalui dunia pendidikan. Penanaman pendidikan
maritim dan geografi diperlukan sekali, mengingat letak geografis Indonesia yang terletak
diantara dua benua dan samudera, sehingga posisi strategis ini memberikan banyak potensi
konflik baik secara kebijakan politik, batas wilayah, dan potensi wilayah.
Pendidikan kemaritiman sesungguhnya memiliki relevansi dengan esensi kajian ilmu
geografi pada jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Namun demikian kajian
pendidikan kemaritiman belum dibelajarkan secara komprehensif kepada siswa atau
mahasiswa mulai jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Disisi lain, tidak semua
tenaga pendidik menguasai wawasan geografi dan maritim Indonesia, sehingga tentang
pendidikan maritim dan geografi belum mengakar dalam diri siswa atau mahasiswa yang
sejak masa lalu sudah menjadi jati diri yang dibelajarkann oleh leluhur bangsa melalui
wawasan nusantara.

181
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

B. PEMBAHASAN
Wawasan tentang letak geografi kajian yang spesifik dari segala aspek di wilayah
Indonesia. Aspek-aspek kajian geografi tidak hanya berdasarkan pada kondisi alam saja,
namun juga potensi laut, politik, pertumbuhan penduduk, dan kondisi sosial-ekonomi.
Penanaman wawasan geografi diperlukan untuk membangun pemahaman dari setiap
penduduk. Pemahaman yang perlu dipahami diantaranya potensi geografi Indonesia dan batas
wilayah negara. Permasalahan kedua tersebut menjadi konflik yang sering terjadi di
Indonesia. Contohnya beberapa tahun lalu kasus sengketa pulau sipadan dan ligitan dengan
negara malaysia yang sampai ke mahkamah internasional. Muncul pertanyaan apakah pulau
sipadan dan ligitan bagian dari wilayah Indonesia. Posisi seperti kasus tersebut hanya
diketahui oleh TNI selaku pemegang wilayah yang menjaga keamanan secara nasional. Dari
kasus tersebut menunjukkan bahwa tidak seluruh masyarakat Indonesia memahami potensi
dan batas wilayah negaranya.
Ilmu geografi memiliki peranan yang penting dalam menanamkan wawasan letak
geografis Indonesia dengan potensi maritimnya yang besar. Potensi yang menjanjikan belum
dikelola secara baik. Kajian ilmu geografi sangat membantu masyarakat dengan ilmu bantu
pemetaan dalam menganalisis potensi di wilayah Indonesia baik darat maupun maritim.
Geografi menonjol dalam kajian ini khususnya pada tema-tema khusus seperti politik,
ekonomi, dan regional. Gresmehl (2008) memaparkan empat tema dasar yang berhubungan
dengan geografi pada gambar 1 berikut:

Basic Themes of Geography


Location
Where is it ?

Place Human-Environtement Link


What’s there? Interaction How is it
How do traits and links connected ?
interact in that location?

Region
Where else is
like there ?
Gambar 1. Tema Dasar Geografi
Berdasarkan tema dasar tersebut menunjukan kajian geografi dan potensi maritim
Indonesia memiliki relevansi dalam objek kajian geografi. Wawasan kegeografian perlu

182
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

dibelajarkan secara komprehensif dengan ilmu bantu pemetaan wilayah-wilayah Indonesia


yang memiliki potensi secara fisik khsusunya. Potensi yang banyak menjadi incara negara
asing khususnya di sektor energi dan sumberdaya alam. Aspek lokasi, wilayah, tempat, dan
kondisi lingkungan menjadi vital dalam penanaman wawasan geografi. Sering kali rangkaian
wawasan kajian geografi pada jenjang pendidikan nasional belum ditanamkan secara
komprehensif. Secara nyata posisi dan potensi Indonesia perlu diketahui oleh setiap
penduduk yang di wilayah Indonesia. Tujuannya agar terdapat sinegri diantara masyarakat
dan pemerintah dalam mengoptimalkan potensi strategis Indonesia. Fakta saat ini tidak semua
masyarakat Indonesia mau mengoptimalkan pengelolaan potensi maritim, namun lebih
memilih tinggal di perkotaan dalam menjalani hidupnya.
Hasil kekayaan maritim yang tersebar di wilayah Indonesia belum di eksplorasi
secara menyeluruh. Proses eksplorasi sering kali tidak memperhatikan kondisi lingkungan.
Proses eksplorasi sering mengalami tumpang tindih diantara kebijakan pemerintah dengan
masyarakat. Pemenuhan infrastuktur kurang sekali khususnya wilayah Indonesia yang
berbatasan dengan wilayah negara lain baik di darat maupun laut. Penguatan infrastruktur dan
kebijakan hukum menjadi tujuan yang realitis dalam mengoptimalkan potensi maritim. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Kadar (2015) bahwa dengan kondisi infrastruktur yang
memadai memungkinkan sektor kemaritiman Indonesia yang secara otomatis cita-cita
mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia akan bisa tercapai.
Kualitas pendidikan dirancang berdasarkan tujuan pendidikan secara nasional.
Bentuk rancangan kurikulum berupa dokumen yang harus dipelajari oleh peserta didik pada
jenjang dasar sampai perguruan tinggi. Kualitas hasil belajar peserta didik harus relevan
dengan perencanaan, kualitas bahan, dan proses pendidikan yang dibelajarkan kepada peserta
didik. Dool (1993) menyatakan bahwa kurikulum dalam bentuk fisik sering kali menjadi
fokus utama dalam setiap proses pengembangan kurikulum karena menggambarkan ide atau
pemikiran para pengambil keputusan yang digunakan sebagai dasar bagi pengembangan
kurikulum sebagai suatu pengalaman.
Dokumen kurikulum sebagai konsep pengembangan kualitas pendidikan. Perbedaan
pandangan atau pemikiran sering menjadi permasalahan dalam implementasi kurikulum.
Secara langsung penerapan kurikulum sesungguhnya untuk membangun pola berpikir peserta
didik agar memahami tujuan belajar sepanjang hayat. Olivia (1997) memaparkan bahwa

183
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

kurikulum sendiri bertujuan membangun atau konsep dari sebuah verbalisasi (penjelasan)
dari ide yang sangat kompleks atau serangkaian ide.
Pengembangan ide atau konsep diperlukan dalam pendidikan kemaritiman. Konten
yang menjadi dasar kajian dan pengembangan perlu mengintegrasi ilmu geografi dan
pemetaan ke dalam obyek kajian pendidikan kemaritiman. Ruang lingkup ilmu kajian
pendidikan kemaritiman jika dianalisis dalam kacamata geografi mencakup: geografi politik,
geografi ekonomi, geografi sumber daya alam, geografi strategi, pertahan dan keamanan,
ekologi, geologi, geomorfologi, hidrologi, pengembangan wilayah, pemetaan, klimatologi,
dan geografi regional. Kajian kajian ilmu tersebut menjadi elemen yang relevan masuk dalam
pengembangan pendidikan maritim yang diintegrasikan dalam kurikulum nasional mulai
jenjang dasar sampai perguruan tinggi.
Kebijakan pemerintah tentang fokus poros maritim perlu ditindak lanjuti dalam
pembentukan revolusi mental dalam dunia pendidikan. Integrasi pendidikan kemaritiman atau
geomaritim menjadi penting yang mencakup akademik, kebijakan, dan pemerintahan.
Pengembangan pendidikan maritim mencakup banyak disiplin ilmu. Pengembangannya
mencakup struktur monodisiplin, intradisiplin, multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin.
Kontruksi kurikulum pendidikan maritim perlu menggabungkan ilmu yang relevan dari
berbagai struktur disiplin ilmu dapat dilihat pada gambar 2:

Geografi Fisik
Pemetaan Geologi
Geomorfologi
Hidrologi
Klimatologi

Geografi Politik Pendidikan


Geografi Strategi Kemaritiman
Ilmu lingkungan
Geografi Ekonomi atau Geografi Ekologi
Geografi Transportasi
Maritim
Geografi Pengembangan
Wilayah
Geografi Regional
Ilmu Kelautan
Oseanografi
Biologi Laut
Belajar dan Ekologi Laut
Pembelajaran

Gambar 2. Kontruksi Pendidikan Maritim atau Geografi Maritim Indonesia

184
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

Pengembangan pendidikan maritim dengan konstruksi keilmuan diatas akan


memberikan gambaran wawasan geografi kepada siswa atau mahasiswa pada dunia
pendidikan. Pengembangan kurikulum pendidikan kemaritiman atau geografi maritim
menjadi penting. Smith (1986) memaparkan bahwa perkembangan ilmu geografi di dunia
terdapat pada sub bidang kajian yang mempelajari laut yaitu maritime geography yang
komponennya terdiri atas 3 hal diantaranya: (1) pengaruh struktur keilmuan geografi dalam
mengkaji wilayah laut, apakah menganut paham orthodoks (objek kajian dipelajari
berdasarkan pemisahan antara komponen fisik, manusia, dan area studies) atau terintegrasi
(dimana objek dikaji dengan didekati secara terintegrasi berdasarkan aspek ekologi, spasial,
dan kompleks kewilayahan), (2) terapan-terapan geografi untuk manajemen sumberdaya
maritim, dan (3) hubungan sub bidang international studies dengan marine enviromental
impact.
Muatan-muatan berbagai disiplin ilmu dalam pendidikan maritim perlu
dikembangkan secara holistik khususnya dalam kurikulum nasional. Kebijakan pemerintah
juga diperlukan dalam dunia pendidikan. Mengingat proses edukasi kepada masyarakat jauh
lebih penting melalui media pendidikan dalam mewujudakan poros maritim dunia. Kontruksi
kurikulum khususnya untuk membangun konsep atau ide dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar pada kurikulum pendidikan dasar sampai tinggi. Berikut ini contoh
konstruksi pembentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar pendidikan maritim atau
geografi maritim Indonesia dalam kurikulum nasional jenjang pendidikan dasar, menengah
serta perguruan tinggi:

Tabel 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum Berwawasan Pendidikan


Maritim atau Geografi Maritim Indonesia
No. Jenjang Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Ajar
Pendidikan
1) Memahami pengetahuan 1) Mengidentifikasi batas - Batas wilayah
faktual dengan cara wilayah geografi geografi Indonesia
mengamati dan Indonesia. - Kebudayaan
menanya berdasarkan 2) Mengidentifikasi Indonesia
rasa ingin tahu tentang persebaran kebudayaan - Pemanfaatan
Sekolah ciptaan tuhan pada di Indonesia dalam sumber daya
1.
Dasar pembentukan wilayah interaksi antar wilayah. maritim
dan laut Indonesia. 3) Mengidentifikasi - Potensi ekonomi
2) Menyajikan pemanfaatan sumber dan pariwisata
pengetahuan faktual daya yang ada di maritim Indonesia
dalam bahasa yang maritim baik sumber - Pemetaan batas
mencerminkan perilaku daya alam, sumber daya wilayah dan

185
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

beriman dan berakhlak hayati, dan sumber daya kelautan Indonesia


mulia akan wawasan hewani.
geografi Indonesia dan 4) Membuat contoh peta
potensi maritim. wilayah geografi dan
maritim Indonesia
5) Menganalisis batas-batas
wilayah geografi dan
maritim Indonesia
1) Memahami, 1) Memahami pengetahuan - Pendekatan dan
menerapkan, dasar geografi dalam obyek kajian
menganalisis kehidupan seharihari. geografi
pengetahuan faktual, 2) Mengidentifikasi - Lingkungan laut
konseptual, prosedural penerapan wawasan - Proses geologi dan
berdasarkan rasa ingin geografi dalam geomorfologi laut
tahu pada wawasan kehidupan sehari-hari - Hidrologi laut
kegeografian Indonesia berdasarkan - Potensi pesisir laut
dan potensi maritim kemaritiman. - Kebijakan politik
terkait dengan 3) Mengidentifikasi sifat dan ekonomi
pengembangan potensi ekologi dan lingkungan maritim
pusat poros maritim kelautan. - Wawasan letak
dunia berdasarkan 4) Memahami proses geografi dan
ciptaan tuhan. geologis dan potensi maritim
2) Mengelolah, menalar, geomorfologis Indonesia
dan menyajikan dalam pembentukan daerah - Pengembangan
Sekolah ranah konkret dan ranah dasar laut. ekonomi kreatif
2.
Menangah abstrak terkait dengan 5) Membuat pemetaan pesisir
wawasan kegeografian potensi sumber daya
Indonesia dan potensi maritim, batas wilayah,
maritim dalam dan sumber daya alam.
mewujudkan poros 6) Menganalisis proses
maritim dunia dari yang hidrologi dan
dipelajari di sekolah oseanografi di seluruh
berdasarkan kaidah wilayah Indonesia.
keilmuan. 7) Menganalisis potensi
daerah pesisir dalam
pengembangan ekonomi
kerakyatan.
8) Menganalisis potensi
ekonomi, sosial,
pariwisata, industri
kerakyatan di wilayah
pesisir

Tabel 2. Capaian Pembelajaran Matakuliah Pendidikan Maritim atau Geografi


Maritim Indonesia di Perguruan Tinggi
No. Jenjang Capaian Pembelajaran Deskripsi Matakuliah Materi Ajar
Pendidikan

Mahasiswa dapat Matakuliah pendidikan - Obyek materiil dan


menggunakan pengetahuan maritim atau geografi formil geografi
Perguruan
1 dan soft skillnya untuk maritim Indonesia sebagai - Proses geologi dan
Tinggi geomorfologi dasar
menganalisis potensi matakuliah pengembangan
laut
geografi dan maritim wawasan kebangsaan. - Pengembangan

186
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

Indonesia secara kreatif. Mahasiswa diharapkan dapat zonasi wilayah


menganalisis dan Indonesia
mengaplikasikan potensi - Zonasi potensi
sumber daya
letak geografi dan maritim
maritim
Indonesia tentang obyek - Iklim Indonesia
materiil dan formil geografi, - Lingkungan dan
proses geologi Indonesia, ekologi maritim
pengembangan wilayah di - Wawasan letak
Indonesia, kondisi iklim geografi dan
Indonesia, potensi maritim Indonesia
- Pemetaan zonasi
lingkungan dan ekologi
pengembangan
maritim, wawasan geografi sumber daya
Indonesia, pemetaan wilayah (sumber daya alam,
potensi sumber daya maritim, perikanan,
dan pengembangan ekonomi lingkungan laut)
kreatif, sehingga mahasiswa - Pengembangan
mampu mengembang ekonomi kreatif
daerah pesisir
kreativitas dalam
Indonesia
pengelolaan potensi maritim - Indonesia poros
setelah mengikuti maritim dunia
perkuliahan ini

Kompetensi diatas sebagai contoh pendidikan kemaritiman atau geografi maritim


yang perlu diberikan kepada peserta didik pada jenjang pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi. Kompetensi-kompetensi tersebut yang perlu dibangun dalam menanamkan pendidikan
kemaritiman dalam mewujudkan poros maritim dunia. Pengembangan pendidikan maritim
juga perlu didukung landasan tata kelola yang baik. Seluruh aspek-aspek untuk memperkuat
dan menumbuhkan poros maritim dunia untuk memperkuat posisi Indonesia.
Penanaman wawasan geografi maritim diharapkan dapat membuat setiap penduduk
memahami wawasan nasional atau nusantara Indonesia. Sasaran kebijakan itu untuk
mewujudkan kebijakan pemerintah, namun demikian dukungan penduduk juga penting dalam
mewujudkan cita-cita tersebut. Murniningtyas (2016) mengkonstruksi perwujudkan poros
maritim dengan desain pada gambar 3 sebagai berikut:

187
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

Gambar 2. Kerangka Membangun Poros Maritim Indonesia menjadi Poros Maritim


Dunia

Mewujudkan poros maritim dunia tidak hanya pada kebijakan politik pemerintah.
Penanaman wawasan geografi maritim diharapkan terdapat sinergi cita cita pemerintah dalam
melakukan revolusi mental. Implementasi revolusi mental direlevansikan diantara kebijakan
politik, kebijakan ekonomi, kebijakan kependuduk, dan kebijakan pendidikan dalam
mewujudkan poros maritim dunia. Proses pembelajaran wawasan geografi dan maritim
diharapkan seluruh penduduk tidak hanya mengandalkan potensi yang ada di daratan, namun
juga di lautan. Dengan demikian pendidikan kemaritiman sangat penting dalam menanamkan
wawasan geografi Indonesia sesuai amanat undang-undang dasar dan pancasila sebagai
bagian dari kurikulum pendidikan nasional.

C. SIMPULAN
Pengembangan wawasan geografi Indonesia diperlukan dalam membangun generasi
muda yang cinta tanah air. Pemberian wawasan geografi diperlukan untuk membangun
dimensi mengenai wilayah dan potensi geografi Indonesia. Wawasan geografi perlu
dibelajarkan kepada peserta didik pada jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan
tinggi. Penanaman wawasan geografi Indonesia memiliki relevansi dengan pendidikan
kemaritiman, mengingat wilayah Indonesia banyak dipisahkan oleh perairan kelautan.
Posisi Indonesia yang strategis perlu menanamkan wawasan geografi kepada setiap
penduduk. Tujuannya agar setiap penduduk memahami potensi dan batas wilayah negara
Indonesia. Pemahaman tersebut memiliki korelasi dengan dunia pendidikan sebagai media
yang efektif dalam penanaman wawasan geografi maritim. Penanaman wawasan pendidikan
maritim memiliki keterkaitan dengan kebijakan pemerintah yang ingin mewujudkan

188
Prosiding Seminar Nasional
(Pendidikan Geografi, FISH UNESA)
Surabaya, 23 Mei 2017
PENGELOLAAN POTENSI MARITIM INDONESIA

Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kebijakan pemerintah yang direncanakan perlu sejak
dini disosialisasikan khususnya pada dunia pendidikan. Dengan demikian pendidikan
kemaritiman atau geografi maritim menjadi muatan pembelajaran wajib dalam kurikulum
nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Dool, W.E.1993. A Post-Modern Perspective on Curriculum. New York: Teacher College,


Columbia Uniersity.
Geoffrey, Till. 2013. Seapower: A Guide for the Twenty-First Century, Third Edition. New
York: Routledge.
Gresmehl, Phil.2008. Teaching Geography. Second Edition. New York: The Gilford Press.
Kadar, A.2015.Pengelolaan Kemaritiman Menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia,
Jurnal Keamanan Nasional Volume I, Nomor 3, ISSN 2442-7985
Mahan, A.1991. The Influence of Sea Power Upon History 1660-1783. In J.B. Hattendorf,
Mahan on Naval Strategy. Annapolis: Naval Institute Press
Mukti, Sri Handoyo.2003. Konsep Pengembangan Kawasan Perbat.asan Kalimantan Indo
Malay Techno Agropolitan Corridor (IMTAC), Buletin Tata Ruang 8-9, September-
Oktober.
Murniningtyas, Endah.2016. Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Kelautan Menuju
Terwujudnya Indonesia Sebagai Poros Martim. Jakarta: Bapennas.
Olivia, P.F.1997. Developing the Curriculum Edition. New York: Longman.
Smith, Hance D.1986.The Geography of the Sea. Geography, Vol. 71(4), 320-324
Sondita MFA dan Solihin I. 2006. Kumpulan Pemikiran tentang Teknologi Perikanan
Tangkap yang Bertanggung Jawab. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Tangredi, S. J. 2002. Globalization and Maritime Power. Washington: NDU Press
Publications.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

189

Anda mungkin juga menyukai