Anda di halaman 1dari 5

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

GAMBARAN KELUHAN DI RONGGA MULUT PADA PENGGUNA


OBAT ANTIHIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT TINGKAT III ROBERT WOLTER MONGISIDI
MANADO

1
Priscilia G. J. Tambuwun
2
Pieter L. Suling,
3
Christy N. Mintjelungan

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
3
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: prisciliatambuwun@gmail.com

Abstract: Hypertension is a condition with an increased blood pressure above normal.


Treatment of hypertension is proved to be very effective and widely available but
some side effects inter alia in the oral cavity cannot be avoided. This study aimed to
obtain the oral complaints of hypertensive outpatients at the Internal Department of
Robert Wolter Mongisidi Hospital Manado. This was a descriptive cross sectional
study. The results showed that of the 30 respondents there were more females (60%)
than males (40%). The most frequent age group was 56-60 years (20% males and
26,6% females), and the most frequent antihypertensive agent was amlodipine (80%).
The oral complaints were as follows: xerostomia (80%), swollen gums (16,67%), and
stomatitis aphtous recurrent (3,33%).
Keywords: hypertension, antihypertensive agents, oral complaints.

Abstrak: Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
di atas normal. Pengobatan hipertensi terbukti sangat efektif dan tersedia luas, namun
beberapa efek samping akibat penggunaan obat hipertensi antara lain pada rongga
mulut tidak dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
keluhan di rongga mulut pengguna obat antihipertensi rawat jalan di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Manado.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan dessain potong lintang. Responden penelitian
berjumlah 30 orang. Hasil penelitian memperlihatkan jenis kelamin perempuan (60%)
lebih banyak dari laki-laki (40%); usia responden terbanyak 56-60 tahun (46,67%);
dan obat antihipertensi yang tersering digunakan ialah amlodipine (80%). Keluhan
rongga mulut yang dialami responden ialah xerostomia (80%), gingiva bengkak
(16,7%), dan sariawan (3,3%).
Kata kunci: hipertensi, obat antihipertensi, keluhan rongga mulut

Hipertensi adalah suatu keadaan Hipertensi ini telah menjadi masalah utama
peningkatan tekanan darah di atas normal. dalam kesehatan masyarakat yang ada di
241
Tambuwun, Suling, Mintjelungan: Gambaran keluhan di rongga mulut pada pengguna ...

Indonesia maupun di beberapa negara yang Keluhan di rongga mulut pada


ada di dunia. Pada tahun 2000, kasus penderita hipertensi tidak diketahui, tapi
hipertensi di negara berkembang berjumlah obat-obat antihipertensi seringkali menye-
639 juta kasus. Diperkirakan sekitar 80% babkan keluhan seperti xerostomia, gingiva
kenaikan kasus hipertensi di negara tumbuh berlebihan, pembengkakan kelenjar
berkembang menjadi 1,15 milyar kasus di liur atau nyeri, reaksi obat lichenoid,
tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada erythema multiforme, perubahan sensasi
angka penderita hipertensi saat ini dan rasa, dan parastesia.7
pertambahan penduduk saat ini.1 Kumar et al. meneliti keluhan obat
Hipertensi merupakan penyakit kronik antihipertensi terhadap rongga mulut dan
yang paling sering terjadi di dunia. Di melaporkan adanya perdarahan gingiva
Amerika Serikat sekitar 31% atau sekitar dengan karakteristik kemerahan pada
75 juta populasi dewasa mengalami gingiva marginal (85,38%), hiposalivasi
hipertensi. Prevalensi hipertensi di (16,99%), lichenoid (4,5%), paralisis
Indonesia mencapai 31,7% pada tahun nervus fasial (1,2%), dan pembengkakan
2013, mulai dari populasi usia 18 tahun ke gingiva (16,9%).7 Keluhan lain yang
atas. Prevalensi hipertensi meningkat muncul ialah rasa berpasir dalam mulut,
dengan pertambahan usia. Hipertensi kesulitan bicara, mengunyah, atau menelan
merupakan faktor resiko utama terjadinya karena kurangnya produksi air liur, yang
stroke, gagal jantung, penyakit ginjal dapat menyebabkan xerostomia.8
kronik, aterosklerosis progresif dan
demensia. Penanganan hipertensi sangat METODE PENELITIAN
efektif menurunkan mortalitas dan Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
morbiditas kejadian kardiovaskuler.2,3 pendekatan potong lintang. Penelitian
Progresifitas tekanan darah meningkat dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam
sesuai pertambahan usia. Hipertensi Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter
menurut usia lebih banyak terlihat pada Mongisidi Manado pada bulan Juni tahun
tekanan sistolik dibandingkan diastolik. 2015. Populasi penelitian ialah seluruh
Tekanan sistolik meningkat pada dekade pasien hipertensi rawat jalan di Poliklinik
kedelapan atau kesembilan, sedangkan Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III
tekanan darah diastolik tetap konstan atau Robert Wolter Mongisidi Manado periode
meningkat sesudah usia 40 tahun. Minggu III bulan Juni 2015. Pengambilan
Prevalensi hipertensi meningkat dengan sampel dilakukan dengan teknik
pertambahan usia pada semua kelompok consecutive sampling, yaitu setiap pasien
usia dan ras. Prevalensi usia pada pria kulit yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
putih usia 18-29 tahun sebesar 3,3%. dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah
Prevalensi ini meningkat 13,2% pada sampel minimal 30 responden.
kelompok usia 30-39 tahun; 22% pada usia Variabel penelitian ialah obat
40-49 tahun; 37,5% pada kelompok usia antihipertensi (jenis obat antihipertensi
50-59 tahun; dan 51% pada kelompok usia yang digunakan oleh pasien, yaitu
60-74 tahun.4,5 amlodipine, Micardis, captopril, dan
Pengobatan hipertensi yang terbukti nifedipine), lama mengonsumsi obat
sangat efektif dan tersedia luas berhasil antihipertensi (waktu mengonsumsi obat
mengontrol penderita hipertensi sehingga antihipertensi oleh pasien hipertensi
mengurangi morbiditas dan mortalitas minimal 1 tahun), keluhan di rongga mulut
akibat hipertensi. Konsumsi obat anti- (mulut kering, gingiva bengkak, gingiva
hipertensi tidak dapat diabaikan penderita, berdarah, dan sariawan pada saat
namun beberapa efek samping akibat obat mengonsumsi obat anti-hipertensi).
hipertensi tidak dapat dihindari.6 Pengumpulan data dilakukan dengan
242
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

menggunakan rekam medik pasien dipilih ialah yang telah menggunakan obat
hipertensi rawat jalan di Poliklinik Penyakit antihipertensi selama 1 tahun. Hampir
Dalam Rumah Sakit Tingkat III Robert sebagian besar responden mengalami mulut
Wolter Mongisidi Manado. kering (80%), gusi bengkak (16,67%), dan
sariawan (3,33%) (Tabel 4).
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 memperlihatkan distribusi ke- Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan
30 responden berdasarkan jenis kelamin. keluhan rongga mulut
Responden perempuan (60%) lebih banyak
dari laki-laki (40%). Keluhan
n %
Rongga Mulut
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Mulut kering 24 80
jenis kelamin Gingiva bengkak 5 16,67
Gingiva berdarah 0 0
Jenis Sariawan 1 3,33
n % Total 30 100
Kelamin
Laki-laki 12 40
Perempuan 18 60 BAHASAN
Total 30 100 Obat antihipertensi digunakan sangat
luas dan harus terus digunakan untuk
Tabel 2 memperlihatkan usia responden memelihara kesehatan, tetapi efek samping
yang terlibat dalam penelitian ini terbanyak dari obat antihipertensi harus dihadapi oleh
pada usia 56-60 tahun (46,67%). setiap pasien. Keluhan rongga mulut
merupakan salah satu efek samping yang
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan sering ditemukan pada pasien hipertensi.
umur (tahun) Tabel 2 memperlihatkan proporsi
hipertensi lebih banyak pada usia yang
Umur n % semakin meningkat. Proporsi peningkatan
(Tahun) juga terjadi di area perkotaan dibandingkan
40-45 4 13,33 pedesaan, kemungkinan disebabkan oleh
46-50 5 16,67 perubahan dalam pola hidup dan aktifitas
51-55 7 23,33 fisik yang semakin berkurang. Proporsi
56-60 14 46,67
hipertensi ditemukan meningkat dengan
Total 30 100
pertambahan usia. Perubahan tekanan darah
oleh pertambahan usia mungkin disebabkan
Tabel 3 memperlihatkan bahwa obat
oleh perubahan dalam sistem vaskular yaitu
antihipertensi yang paling sering digunakan
aterosklerosis dalam pembuluh darah.9
ialah amlodipin (80%).
Golongan obat antihipertensi yang
paling sering digunakan pasien hipertensi
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan obat
antihipertensi yang digunakan ialah calcium channel blocker (CCB).
Golongan obat ini sangat efektif
Obat menurunkan tekanan darah, bekerja secara
n % langsung pada pembuluh darah untuk
Antihipertensi
Amlodipine 24 80 menyebabkan relaksasi, dan seringkali
Micardis 3 10 menjadi terapi lini pertama. CCB sangat
Captopril 1 3,33 efektif dalam menurunkan tekanan darah
Nifedipine 2 6,67 pada populasi yang lebih tua, obes, kulit
Total 30 100 hitam, dan penyandang diabetes. Golongan
ini sangat baik mencegah terjadinya stroke
Dalam penelitian ini, responden yang namun kurang efektif dibandingkan
243
Tambuwun, Suling, Mintjelungan: Gambaran keluhan di rongga mulut pada pengguna ...

diuretik, ACE-Inhibitor dan Angiotensin SIMPULAN


Receptor Blockers (ARB) dalam mencegah Dari hasil penelitian di Poliklinik
gagal jantung.10 CCB terbagi dalam dua Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III
kategori: 1) dihydropyridine calcium Robert Wolter Mongisidi Manado dapat
channel blocker yaitu amlodipine, disimpulkan bahwa keluhan rongga
felodipine, nifedipine dan nicardipine; 2) mulut yang tersering dialami pengguna
nondihydropyridine calcium channel obat antihipertensi ialah xerostomia
blocker yaitu diltiazem dan verapamil.10 diikuti oleh gingiva bengkak dan
Dalam penelitian ini, obat yang paling sariawan.
banyak digunakan oleh pasien adalah
amlodipin. Selain efektif untuk SARAN
menurunkan tekanan darah, obat ini juga 1. Bagi Institusi Kesehatan: Pasien
digunakan cukup sekali sehari sehingga hipertensi di instruksikan kontrol
lebih disukai dibandingkan obat lain. berkala atau periodik ke dokter gigi bila
Jumlah responden yang menggunakan ditemukan adanya keluhan atau
amlodipin sebanyak 24 orang (80%) (Tabel penyakit rongga mulut yang disebabkan
3). Obat antihipertensi ini bekerja pada oleh penggunaan obat antihipertensi.
saraf autonom, yaitu melalui saraf 2. Bagi Institusi Pendidikan: Dapat
parasimpatik yang kemudian mempunyai memberikan masukan atau informasi
pola perpindahan neurohumoral sama mengenai keluhan di rongga mulut pada
seperti saraf simpatik yang berakibat pengguna obat antihipertensi, dan
intervensi kerja dari kelenjar saliva untuk pentingnya meningkatkan pemeliharaan
mengalirkan saliva sehingga saliva menjadi kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya
berkurang. Efek sinergis dari pemakaian peningkatan kualitas hidup manusia.
kombinasi dua atau tiga macam obat 3. Bagi Masyarakat: Memberikan
antihipertensi dapat meningkatkan kemung- informasi kepada masyarakat tentang
kinan terjadinya xerostomia.11 Penelitian pentingnya menjaga kesehatan rongga
yang dilakukan oleh Nonzee et al. mulut, serta memberikan wawasan dan
menemukan bahwa 50% pasien yang pengetahuan masyarakat tentang
menggunakan obat antihipertensi keluhan rongga mulut pada penggunaan
12
mengalami xerostomia. obat antihipertensi.
Berat ringannya pembengkakan gusi
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti DAFTAR PUSTAKA
kontrol plak, jenis kelamin dan usia. 1. Schwartz GL, Sheps SG. Hypertension. In:
Derajat dari kontrol plak dianggap paling Dale DC, Federman DD editors. ACP
penting dibandingkan faktor-faktor lainnya. Medicine (3rd ed.). American Collage
Manifestasi klinik biasanya terlihat antara of Physicians, 2007.
1-3 bulan dari awal terapi. Amlodipin dapat 2. Madhur MS, Riaz K, Dreishbach AW,
Harisson DG, Maron DJ.
menyebabkan pertumbuhan gingiva Hypertension. Medscape Refference,
berlebihan pada 2 bulan sejak pemberian 2014.
obat.13 3. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR,
Papila interdental dan segmen anterior Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et
dari permukaan labial terlihat mengalami al. Prevention, detection, evaluation
lobulasi menyebabkan gangguan pada and treatment of high blood pressure.
estetik. Proses mengunyah, bicara, nutrisi National Institutes of Health, US
dan akses untuk higienitas oral juga Department of Health and Human
terpengaruh. Keadaan ini meningkatkan Service, 2004.
kerentanan mulut terhadap infeksi oral, 4. Dreisbach AW, Prisant LM, Talavera F,
karies dan penyakit periodontal.13 Aronoff GR. Epidemiology of
hypertension. Medscape Refference, 2014.
244
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Nat J Comm Med. 2011;2(1): 43-8.


Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 10. Georgetown University Medical Center.
Tahun 2013 [serial online] 2013 [cited Georgetown University. [Serial Online]
2015 May]. Available from: Url: 2014 [cited 2015 July]. Available from:
http://depkes.go.id/downloads/riskesdas https://medicine.georgetown.edu/divisi
2007/Hasil%20Riskesdas202013.pdf. ons/nephrology/knowledge/hypertensio
6. Kenning I, Kerandi H, Luehr D, Margolis ndrug.
K, O'Connor P, Pereira C, et al. 11. Pejcic A. Drug-induced oral reaction.
Hypertension diagnosis and treatment. Emerging trends in oral health science
Health care guideline. Institute for and dentistry. INTECH. 2015;25:567-
Clinical System Improvement, 2014. 80.
7. Kumar P, Mastan K, Chowdhary R, 12. Nonzee V, Manopatanakul S,
Shanmugam K. Oral manifestation in Khovidhunkit SO. Xerostomia,
hypertensive patients: A clinical study. hyposalivation and oral microbiota in
Journal of Oral and Maxillofacial patients using antihypertensive
Pathology. 2012;16(2): 215-21. medications. J Med Assoc Thai. 2012;
8. BWH. Xerostomia and hyposalivation ("dry 95(1):96-104.
mouth"). Brigham and Women's 13. Agnihortri R, Bhat SG, Bath KM.
Hospital, 2013. Amlodipine induced gingival
9. Mahmood SE, Srivastava A, Shrotriya overgrowth: conside-ration in a
VP, Shaifali I, Mishra P. Prevalence geriatric patient. Geriatr Gerontol Int.
and epidemiological correlates of 2010;11: 365-8.
hypertension among labour population.

245

Anda mungkin juga menyukai