Anda di halaman 1dari 3

HASYIYAH IANATUL MUSTAIN ALA HILLI ALFADZ FATHUL MUIN

An Editing Manuscrip

SKRIPSI

OLEH
AHMAD ZAKI HIJRIANA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UNIVERSITAS AL-AHGAFF
HADRAMAUT-REPUBLIK YAMAN
2014
Abstrac
Sebagaimana banyak diketahui, bahwa Hadramaut adalah salah satu propinsi yang ada di
Yaman Selatan yang menyimpan turats klasik peninggalan para ulama. Warisan keilmuan ini
tersebar dalam berbagai cabang keilmuan. Untuk sekedar menyebut, misalnya, tafsir, hadits, ushul
fikih, fikih dan tasawuf. Di mana sebagian besar—untuk tidak berkata seluruhnya—turats itu masih
berbentuk manuskrip (makhthuthat). Hal ini tentunya menjadi suatu kelebihan tersendiri bagi
penduduk Hadramaut. Akan tetapi, mereka juga memikul tugas berat untuk melestarikan kakayaan
intelektual ini. Tanggung jawab untuk merawat kekayaan itu tidak hanya terbebankan kepada orang
Hadramaut saja, para intelektual dan akademisi juga berkewajiban untuk menjaganya.
Di antara bentuk pelestarian terhadap turats klasik itu adalah dengan melakukan editing
(tahqiq). Dalam hal ini, buku yang akan diedit adalah salah satu karya ulama terkemuka dari Kota
Dau’an propinsi Hadramaut, Syaikh Ali ibn Ahmad Bashobrin (w. 1304 H). Buku itu berjudul
Hasyiyah Ianatul Musta’in ala Hilli Alfadz Fathul Mu’in. Sebuah buku yang mengulas seputar
pembahasan fikih yang menjadi penjelas terhadap kitab Fathul Muin. Kajian ini penting untuk
dilakukan karena kitab Fathul Muin sendiri menjadi rujukan yang utama oleh para cendekiawan
Muslim Nusantara dalam mengeluarkan fatwa.
Objek kajian yang akan diedit dalam penelitian ini adalah bab-bab yang terdapat di dalam
kitab tersebut. Setelah mendapat arahan dari pembimbing, maka penulis fokus mengedit awal bab
haji sampai pembahasan tentang wukuf di Arafah. Adapun untuk menganalisis data digunakan
perpaduan metode analisis isi (content analysis) dan komparasi (comparative analysis). Dengan
analisis ini dimaksudkan studi ini menganalisis secara seksama dan cermat isi yang ditemukan
dalam manuskrip (makhthuthat). Kemudian dengan analisis perbandingan dimaksudkan studi ini
membandingkan antara satu manuskrip dengan manuskrip yang lain, serta sumber-sumber yang
digunakan dalam penulisan manuskrip tersebut.
Studi ini menemukan, bahwa (1) manuskrip utama yang dijadikan bahan analisis jumlahnya
sangat terbatas dan banyak terdapat kesalahan di dalamnya, (2) kesalahan itu lebih banyak
didominasi oleh kesalahan penulisan yang terdapat di berbagai tempat, (3) adanya beberapa kalimat
di dalam manuskrip utama yang tidak sesuai dengan kalimat yang ada di kitab Fathul Muin secara
khusus, dan di kitab-kitab lain yang menjadi rujukan secara umum, (4) penulis manuskrip banyak
merujuk pendapat-pendapat para ulama yang masih dalam bentuk manuskrip-manuskrip yang
belum ditemukan.
Oleh karena itu, setelah mendalami proses editing awal bab Haji samapai pembahsan wukuf
di Arafah yang terdapat dalam kitab Hasyiyah Ianatul Mustain dapat disimpulkan, bahwa penulis
dalam manuskrip ini lebih banyak mengambil pendapat ulama lain, semisal Syaikh Ibnu Hajar,
Imam al-Syirbini dan Imam al-Romli dari pada mengemukakan pendapatnya sendiri.
Conclution

Setelah melakukan proses editing pada awal bab Haji sampai pembahsan wukuf di Arafah
yang terdapat dalam manuskrip kitab Hasyiyah Ianatul Musta’in ala Hilli Alfadz Fathul Mu’in,
dapat diambil kesimulan bahwa penulis manuskrip yang dalam hal ini adalah Syaikh Ali ibn Ahmad
Bashobrin dalam memberi penjelasan kitab Fathul Muin lebih banyak mengambil pendapat ulama
lain, semisal Syaikh Sa’id Ba’asyan, Syaikh Asyarqowi, Syaikh Ibnu Hajar, Imam al-Syirbini dan
Imam al-Romli dari pada mengemukakan pendapatnya sendiri.
Studi ini menemukan, bahwa (1) manuskrip utama yang dijadikan bahan analisis hanya satu
dan banyak terdapat kesalahan di dalamnya, (2) kesalahan itu lebih banyak didominasi oleh
kesalahan penulisan yang terdapat di berbagai tempat, (3) adanya beberapa kalimat di dalam
manuskrip utama yang tidak sesuai dengan kalimat yang ada di kitab Fathul Muin secara khusus,
dan di kitab-kitab lain yang menjadi rujukan secara umum, (4) penulis manuskrip banyak merujuk
pendapat-pendapat para ulama yang masih dalam bentuk manuskrip-manuskrip yang belum
ditemukan.
Oleh karena itu, dalam proses editing manuskrip, penulis melakukan beberapa usaha-usaha
yang bertujuan agar ketika manuskrip ini diterbitkan akan memberi kemudahan kepada orang yang
yang membacanya. Di antara usaha-usaha penulis itu adalah sebagai berikut. Pertama, menuliskan
biografi penulis manuskrip. Kedua, menuliskan nomer ayat dan nama surat yang terdapat dalam Al-
Quran di bagian fote note. Ketiga, menuliskan status sebuah hadits dan perawinya sekaligus.
Keempat, menuliskan biografi para ulama yang ada dalam manuskrip secara singkat.
Kelima, menuliskan sumber rujukan yang digunakan oleh penulis manuskrip. Keenam,
memberikan penjelas atas istilah-istilah yang ada dalam manuskrip. Ketujuh, menuliskan teks
manuskrip sesuai dengan kaidah imla’. Kedelapan, menuliskan harokat suatu lafadz yang sulit
sesuai dengan gramatikal nahwu dan sharaf. Kesembilan, menuliskan catatan tambahan untuk
menjelaskan maksud penulis manuskrip.
Demikianlah langkah-langkah yang penulis tempuh dalam melakukan proses editing
manuskrip awal bab Haji sampai pembahasan wukuf di Arafah yang terdapat dalam kitab Hasyiyah
Ianatul Musta’in ala Hilli Alfadz Fathul Mu’in. Pada akhirnya, meskipun dalam manuskrip ini
banyak mengutip pendapat ulama lain, akan tetapi mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam
mengembangkan tradisi tulis menulis sebagai bentuk pemeliharaan kekayaan intelektual yang dapat
diwariskan kepada generasi mendatang.

Anda mungkin juga menyukai