Penerbit :
Grup Majelis Sama’, Ijazah dan Biografi Pengantar Redaksi
Ulama
Tim Redaksi :
Abu Abdillah Rikrik Aulia as-Surianji,
Firman Hidayat Marwadi, Pada Edisi ke-5 ini, kiriman dari
Abu Rifki Fauzi Junaidi Lc, guru kami Dr. Khalid Marghub al-Hindi
Abdussalam bin Hasan al-Makasari, telah kami terjemahkan beberapa bagian-
Tommi Marsetio,
Habibi Ikhsan al-Martapuri.
nya. Sesuai pesan beliau, agar risalahnya
ditampilkan dengan bertahap. Pada
Desain Sampul: artikel ini Syaikh mengingatkan penting-
Randy Alam Ghazali. nya menggabungkan antara dirayah dan
riwayah agar sempurna padanya syarat
E-mail : muhaditsin.
antisejarah@gmail.com,
InsyaAllah pernerjemahan risalah-
FB :
risalah beliau akan berlanjut pada episode
https://www.facebook.com/groups
selanjutnya. Dan mudah-mudahan bisa
/362707183839087/
kita ambil faidahnya.
Donasi :
BRI Syariah (an. Rikrik Aulia Rahman), Redaksi
No. Rek. 1018976184
Kompirmasi SMS ke 087746600300
Dengan format : Donasi*Nama*Jumlah Donasi
Pentingnya Menggabungkan
Ilmu Riwayah Dan Dirayah
Informasi:
- Ust. Adam Zaini (087713613677 /
085245974304), alumni STDI Jember
- Ust. Firman Hidayat Marwadi (Mahasiswa
LIPIA) 087838168628
Dewan Pembina:
1. Ust Aris Munandar SS., MP.i
2. Ust Said Yai Lc.,MA
3. Ust Abdussalam Busro Lc
4. Ust Amrullah Akadhinta ST
12
- Ithafun Nabih Fima Yahtaju Ilaihil Muhaddits Wal-
Faqih (154 – 155).
11 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Kajian Utama
Sanad-Sanad Muttasil
Kepada Sebagian Kitab-Kitab Tafsir
Sanad ini adalah kekhususan bagi umat penulis dan yang sering digunakan orang-orang
Islam khususnya manhaj salaf atau ahlus dizaman sekarang saja. Terlepas dari adanya
sunnah, dan umumnya bagi kaum muslimin kesalahan didalamnya yang mungkin terdapat
semuanya. Sanad ini tidak didapati pada umat pada sebagiannya. Karena siapa diantara kita
sebelum kita seperti telah maklum, sebagaimana yang tidak lepas dari keliru dan salah?. Banyak-
dituturkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah banyak lah memaklumi, sebagaimana kita mau
rahimahullahu, dimaklumi, seperti maklumat yang sering kita
dengar dari Masyaikh kita:
Pada kesempatan kali ini, kami akan Mudah-mudahan apa yang kami lakukan
membahas seputar sanad-sanad kepada berbagai ini bermanfaat bagi kita semua. Sebagai awal
macam kitab tafsir yakni apa yang mudah bagi bab bagi siapa yang mau leluaskan penelitian.
13
Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah (7/37).
Jalan pertama : dari al-Imam Abu Thahir Atau riwayat Abi an-Nashr melalui
Ahmad bin Muhammad as-Silafi ijazah lisan, yang Abdurrahman al-Kuzbari (3) dari al-Murtadha al-
secara ijazah dari Abu Abdillah Muhmmad bin Zabidi (4) dari Dawud bin Sulaiman al-Khirbatawi
14
Ahmad bin Ibrahim bin al-Hattab ar-Razi yang (5) dari asy-Syamsy al-Fayumi (6) dari Yusuf al-
secara sima‟i dari Abi Muhammad Abdullah bin Armayuni (7) dari as-Suyuthi (8) dari al-Hafizh Ibnu
Hajar.
14
Lihat al-Juz’ fihi Mashyakhat al-Syaikh al-Ajall Abii ‘Abd
Sanad ini menjadikan antara kami dan al-
Allaah Muh ̣ammad ibn Ah ̣mad ibn Ibrahiim al-Razi, al-
ma’ruf bi-Ibn al -Ḥaṭṭab, (434-525 H) wa-thabatu Hafizh Ibnu Hajar 8 perantara dan 16 perowi sampai
masmu’atih (1/200). kepada Ibn Jarir ath-Thabari.
13 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Tafsir Ibnu Katsir
15 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
kan musalsal gurunya al-Arif al-Qawuqji, dan kami
Tafsir al-Manar pun saling memberi ijazah (mudabbaj)..”
Dan telah meriwayatkan secara „aliy dari
Syaikh Abdul Hafizh al-Fihri, dua guru kami Syaikh
al-Mu‟ammar Muhammad Bu Khubzah dan Syaikh
Abdurrahman bin Abdul Hay al-Kattani. Jalur ini
lebih „aliy satu derajat dibandingkan yang pertama
tadi, yakni dengan hanya melewati dua perowi saja.
Tafsir al-Qasimi
17 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Adapun kepada Syaikh Mahfudz at-Turmusi
Tafsir al-Baghawi melalui Syaikh Ahmad Abu Bakr al-Habsyi dan
Saudaranya Muhammad (1), keduanya dari Syaikh
Ma‟alim At-Tanzil, Umar Hamdan (2) darinya (3).
yang dikenal dengan Tafsir al-
Baghawi karya Imam Husain Adapun kepada Syah Waliyullah ad-Dihlawi
bin Mas'ud Al-Baghawi (w. yang paling „aliy darinya melalui Syaikh Ahmad
1122 M), ditulis sebagai Abu Bakr al-Habsyi dan saudaranya Muhammad (1)
ringkasan dari tafsir milik dari al-Allamah Abdul Baqi al-Luknawi (2) dari
Ahmad bin Muhammad Ats- Fadhlurrahman al-Murad Aabadi (3) dari Syah
Tsa'labi (w. 1035 M). Abdul Aziz ad-Dihlawi (4) darinya (5).
Kemudian datang orang Adapun kepada al-Kurani dan Ibn Hajar,
setelahnya meringkas Tafsir telah disebutkan sebelumnya.
al-Baghawi pula, yang dikenal
dengan Tafsir al-Khazin.
Dikeluarkan oleh Shalih al-Fulani dalam Tafsir Asy-Syaukani
Quthf ats-Tsamr hal. 44, dari Muhammad bin Sanah
dari Syarif Muhmmad bin Abdullah dari Ali al- Fath-hul Qadir al-Jami‟
Ajhuri dari Siroj Umar al-Ja‟iy dari Zakaria al- Baina Fannay ar-Riwayah Wa
Anshori. Juga oleh Musnid Indonesia, Syaikh ad-Dirayah Min „Ilm at-Tafsir,
Mahfudz at-Turmusi, dalam Kifayatul Mustafid (hal. dikenal dengan Tafsir asy-
10), dengan sanadnya sampai kepada Zakaria al- Syaukani. Penulisnya Imam yang
Anshori dari Abdurrahim bin al-Furat dari Shalih bin tidak asing lagi, Muhammad bin
Abi Umar dari al-Fakhr Ali bin Al-Bukhori. Ali bin Muhammad bin Abdullah
Juga oleh Syah Waliyullah ad-Dihlawi asy-Syukani (w. 1250 H). Walau
dalam al-Irsyad (hal. 57) dan Ibrahim al-Kurani pun berasal dari lingkungan
dalam Al-Umam li Iqazh Al-Himam (hal. 68) Zaidiyah, tafsirnya ini sangat
dengan sanad keduanya, semuanya melalui al-Fakhr ahlus sunnah.
Ibn Bukhori dari Fadhlullah bin (abi) Sa‟ad an- Riwayat yang aliy padanya berasal dari
Nauqani18 dari penulisnya langsung. ulama Zaidiyah Syaikh al-Mu‟ammar Muhammad
Dikeluarkan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam bin Muhammad bin Ismail al-Manshur (1) dari al-
al-Mu‟jam (1/112) yang meriwayatkannya melalui Allamah Ali as-Sadami atau as-Salami (2) dari al-
Abu Manshur Muhammad bin As‟ad al-Athari yang Qadhi Muhammad bin Muhammad al-Amrani (3)
melalui jalan yang nazil dan „aliy. Jalan yang „aliy dari penulisnya (4).
melalui Abu Hurairoh bin al-Hafizh adz-Dzahabi
Meriwayatkan pula melalui al-Allamah al-
secara ijazah dari Abi Nashr asy-Syirazi:
Mu‟ammar al-Qadhi Muhammad bin Ismail al-
memberitakan kepada kami Abu al-Mahasin Yusuf
Amrani (1) yang meriwayatkan dari Syaikh Abdul
bin Rafi‟ bin Syaddad di dalam kitabnya dari Abu
Manshur yang meriwayatkan langsung dari Wasi‟ bin Yahya al-Wasi‟i (2) dari al-Allamah
Husein bin Muhsin al-Anshori (3) dari al-Qadhi
penulisnya.
Ahmad bin Muhammad bin Ali asy-Syaukani (4)
Kepada Syaikh Shalih al-Fulani, penulis dari Bapaknya (5).
melalui Syaikh al-Mu‟ammar Abdurrahman al-
Habsyi (1) dari Abu Nashr al-Khathib (2) dari Atau melalui Syaikhana al-Mu‟ammar
Abdurrahman al-Kuzbari (3) darinya (4). Muhammad bin Abdurrahman alu Syaikh (1) dari al-
Allamah Sa‟ad bin Atiq (2) dari al-Allamah Shidiq
Hasan Khan (3) dari al-Mu‟ammar Abdul Haq bin
Fadhlullah al-Banarisi (4) darinya (5). Dan lainnya
18
Lihat Husn al-Wafa li Ikhwan ash-Shafa – Falih adz- banyak sekali.
Dzahiri hal. 51.
[as-Surianji]
19 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Ulama & Sunnah
Siapa yang tidak mengenal Al- Syaikh „Abdurrauf bin „Ali Al-Fanshuri Al-
„Allamah Al-Muhaddits Burhanuddin Abu Jawi, penulis tafsir pertama di Nusantara
Thahir Ibrahim bin Hasan bin Syihabuddin Turjuman Al-Mustafid fi Tafsir Al-Quran Al-
Al-Kurani Asy-Syahrazuri (Asy-Syahrani) Majid.
Asy-Syafi‟i –rahimahuah- (1023-1101 H). Namun tahukah Anda, apakah aqidah
Beliau adalah seorang ulama kenamaan yang dan manhaj beliau? Selama ini banyak orang
pandai dalam pelbagai disiplin ilmu syariat yang berkesimpulan bahwa beliau ber-
semacam hadits, tafsir, fiqih, dan seterusnya. madzhab Asy‟ari-Shufi, sebagaimana yang
Beliau juga merupakan ulama yang namanya dilakukan Azyumardi Azra dalam “Jaringan
tidak hanya harum di bumi Timur Tengah,
Ulama Timur Tengah” secara paksa. Namun
akan tetapi namanya juga berkibar di bumi saya mendapati bahwa beliau memiliki
Timur Jauh (Nusantara/Melayu). sebuah kitab „aqidah yang jika dilihat dari
Dalam „Aun Al-Ma‟bud syarh Sunan judulnya dapat diasumsikan beliau ber-
Abi Dawud, Syaraful Haqq Al-„Azhimabadi madzhab Ahlussunnah wal Jama‟ah. Kitab itu
(1273-…) memilihnya sebagai mujaddid berjudul “Ittihaf Al-Khalaf fi Tahqiq Madzhab
(pembaharu) Islam abad ke-11/17. Al-Muradi As-Salaf”. Meski saya tidak bisa memastikan
dalam Silk Ad-Durar menyebutnya sebagai, secara pasti, namun tentu saja permasalahan
“Sebuah gunung di antara pegunungan ilmu ini memerlukan penelitian yang lebih
dan sebuah laut di antara lautan „irfan mendalam lagi agar permasalahannya menjadi
(pengetahuan).” jelas dan gamblang.
Sejarah mencatat bahwa ada sejumlah Berikut pembaca akan saya ajak
ulama Jawa (Nusantara) yang nyantri padanya menyimak bagaimana pembelaan beliau
saat ia tinggal di Makkah Al-Mukarramah. terhadap manhaj Salaf dan pengembannya.
Murid-muridnya yang dari Jawa itu pun Berkata Al-„Allamah Ibrahim Al-
banyak berkonsultasi tentang permasalahan
Kurani –rahimahullah- dalam hasyiyahnya
keagamaan yang terjadi di negeri mereka. yang bertajuk “Mujalla Al-Ma‟ani „ala Syarh
Atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan „Aqaid Ad-Dawani”, “Ibnu Taimiyyah tidak
pada beliau oleh santri-santrinya yang berpendapat tajsim. Sungguh beliau telah
berbangsa Jawa itu, beliau menyambutnya menegaskan dalam sebuah risalah yang
dengan penyambutan yang hangat dan
membahas tentang hadits turunnya Allah ke
dijawablah persoalan-persoalan itu dalam langit bumi, bahwa Allah Ta‟ala itu bukanlah
bentuk kitab yang bertajuk “Jawab Sualat min jisim. Di sebuah risalah lain, beliau
Baladah Sahil Ash-Shin Jawah”. Di antara mengatakan, “Siapa yang berpendapat bahwa
muridnya yang berbangsa Melayu adalah Allah Ta‟ala itu seperti tubuhnya manusia
Mengkhabarkan kepada kami Syaikhuna Prof. Dr. Ashim bin Abdullah al-Quryuthi –
hafizahullahu- beliau berkata: Berkata kepada saya al-Allamah Muhammad ‘Athoullah Hanif –
rahimahullahu- : “Sesungguhnya Syaikh al-Hafizh Muhammad bin Fadhluddin al-Jundalwi
tidak melewatkan selama lebih dari 50 tahun takbiratul ihram dalam shalat lima waktu
bersama jama’ah”.
Mengkhabarkan kepada kami Syaikhuna Prof. Dr. Ashim bin Abdullah al-Quryuthi –
hafizahullahu- beliau berkata: Mengkhabarkan kepada kami akhi asy-Syahid dengan izin Allah,
orang yang menjadi duri penyumbat di kerongkongan Rafidhah, Syaikh Ihsan Ilahi Dhahir –
rahimahullahu- dan beliau adalah menantu guru kami - Syaikh al-Hafizh Muhammad bin
Fadhluddin al-Jundalwi- , sesungguhnya Syaikh al-Jundalwi tidak membaca koran dan majalah
agar tidak menghapalnya, sesungguhnya beliau itu jika membaca sesuatu, niscaya beliau
menghapalnya sebagaimana photocopi”.
21 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Kajian Sejarah Kodifikasi Hadits (2)
Generasi yang diberkahi ini telah 'anhu menulis beberapa hadits Nabawiyyah dan
bersungguh-sungguh dalam meletakkan fondasi keputusan-keputusan Abu Bakr, 'Umar dan
awal pada kodifikasi sunnah, menghapalnya 'Utsmaan kemudian mengirimkannya kepada
kemudian menyampaikannya kepada ummat, Marwaan bin Al-Hakam[2].
sebagaimana bersungguh-sungguhnya para sahabat
b. Jaabir bin Samurah radhiyallaahu 'anhu menulis
-semoga Allah meridhai mereka semua- dalam
beberapa hadits Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
fondasi awal pada penyebaran agama,
wasallam serta mengirimkannya kepada 'Aamir bin
pembentukan 'aqidah dan penjagaan sunnah dari
Sa'd bin Abi Waqqaash yang ia lakukan atas dasar
semua yang menodainya.
permintaan 'Aamir bin Sa'd[3].
Berikut adalah beberapa contoh dari
c. Zaid bin Arqam radhiyallaahu 'anhu menulis
kesungguhan tersebut, dan kita akan lihat betapa
beberapa hadits Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
usaha mereka dalam menyampaikan sunnah Nabi
wasallam dan mengirimkannya kepada Anas bin
Shallallaahu 'alaihi wasallam kepada ummat adalah
Maalik[4].
usaha yang tidak main-main.
d. Zaid bin Tsaabit radhiyallaahu 'anhu menulis
1. Motivasi untuk menghapal dan
mengenai perkara warisan untuk kakek kepada
memantapkan hapalan
'Umar bin Al-Khaththaab radhiyallaahu 'anhu, dan
Hingga konon banyak dari para sahabat ia menuliskannya atas dasar permintaan 'Umar
memerintahkan murid-muridnya untuk menulis sendiri[5].
demi memantapkan hapalan mereka kemudian
e. Samurah bin Jundab radhiyallaahu 'anhu
menghapus semua yang telah ditulis agar para
mengumpulkan hadits Rasulullah Shallallaahu
muridnya tidak bergantung kepada tulisan.
'alaihi wasallam yang ia miliki dan
Al-Khathiib Al-Baghdaadiy rahimahullah berkata : mengirimkannya kepada putranya, Sulaimaan. Al-
Imam Muhammad bin Siiriin memuji risalah
"...bukan hanya satu orang dari para salaf yang
Jundab ini, seraya berkata, "Pada risalah Samurah
membantu hapalan haditsnya dengan menulis dan
kepada putranya ini terkandung ilmu yang
mempelajarinya dari tulisannya tersebut. Sehingga
banyak."[6]
jika ia telah menyelesaikan hapalannya, maka
mereka akan menghapus tulisannya karena mereka f. 'Abdullaah bin Abu Aufaa menulis hadits-hadits
khawatir bahwa hati akan bergantung kepadanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam kepada
hingga membuat daya hapal berkurang dan 'Umar bin 'Ubaidillaah[7].
meninggalkan perhatian terhadap sesuatu yang
3. Para sahabat memotivasi murid-murid
seharusnya dihafal.[1]"
mereka untuk menulis hadits dan mengikatnya
2. Beberapa orang sahabat menulis sunnah
Mereka yang melakukannya adalah :
kepada sahabat yang lain
a. Anas bin Maalik radhiyallaahu 'anhu menyuruh
Contoh dari point ini akan disebutkan, yaitu :
anak-anaknya untuk menuliskan ilmu. Ia berkata,
a. Usaid bin Hudhair Al-Anshaariy radhiyallaahu "Wahai anak-anakku, ikatlah ilmu kalian dengan
23 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
e. Shahifah Abu Muusaa Al-Asy'ariy radhiyallaahu Kitaabah Al-'Ilm, Al-Fath 1/204 no. 111; Taqyiid
'anhu[17]. Al-'Ilm hal. 88; Jaami' Bayaan Al-'Ilm 1/71.
f. Shahifah Jaabir bin 'Abdillaah radhiyallaahu [15] Taqyiid Al-'Ilm hal. 84; Jaami' Bayaan Al-'Ilm
'anhuma[18]. 1/73; Riwayat tersendiri mengenai shahifah ini ada
pada Musnad Al-Imam Ahmad 2/158-226.
g. Shahifah Ash-Shahiihah yang diriwayatkan
Hammaam dari Abu Hurairah radhiyallaahu [16] Lihat Fathul Baariy 6/45 no. 2833.
'anhu[19].
[17] Dr. Akram Al-'Umariy menyebutkannya
dalam disertasi doktoralnya dengan jelas, pada hal.
228, disebutkan bahwa shahifah tersebut ada di
Sumber : "Tadwiin As-Sunnah An-Nabawiyyah,
perpustakaan Syahiid 'Aliy di Turki.
Nasya' tuhu wa Tathawwuruhu min Al-Qarn Al-
Awwal ilaa Nihaayah Al-Qarn At-Taasi' Al- [18] Al-Imam Ibnu Hibbaan rahimahullah
Hijriy", karya Syaikh Dr. Muhammad bin Mathar menyebutkannya dalam kitab Masyaahiir 'Ulamaa'
Az-Zahraaniy, Maktabah Daar Al-Minhaaj, Al-Amshaar hal. 11; Al-Haafizh Adz-Dzahabiy
Riyaadh, cetakan pertama. dalam Tadzkiratul Huffaazh 1/43. Dr. Akram Al-
'Umariy mengisyaratkan bahwa shahifah ini ada di
perpustakaan Syahiid 'Aliy di Turki. Hal ini sesuai
Footnotes : dengan kutipan yang dinukil dari Muqaddimah Al-
[1] Taqyiid Al-'Ilm hal. 58. Khulaashah, tulisan Shubhiy As-Saamiraa'iy hal.
228.
[2] Musnad Al-Imam Ahmad 4/226.
[19] Shahifah ini berisi 138 hadits yang
[3] Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dalam Al-
Shahiih-nya, kitab Al-Imaarah hal. 10; Musnad Al- Musnad dan telah dicetak dengan tahqiiq
Imam Ahmad 5/89. Muhammad Humaidillaah.
[4] Musnad Al-Imam Ahmad 4/370-374 serta [Tommie Marsetio]
Tahdziibut Tahdziib karya Ibnu Hajar Al-
'Asqalaaniy 3/394.
[5] Sunan Ad-Daaraquthniy 4/93-94.
[6] Tahdziibut Tahdziib 4/236-237, dan lihat pula
Sunan Abu Daawud 1/314-315 no. 456.
[7] Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhaariy
dalam Shahiih-nya, kitab Jihaad no. 22.
Ijazah Dari Khabar Tsiqah
[8] Taqyiid Al-'Ilm hal. 96; Thabaqaat Ibni Sa'd
7/14.
[9] Taqyiid Al-'Ilm hal. 92; Jaami' Bayaan Al-'Ilm “Mengkhabarkan kepada saya Bapak saya ..
1/72. Sesungguhnya Syaikhuna al-Imam asy-Syihab
[10] Ibid. al-Athar pada tahun 1203, telah memberi ijazah
kepadanya dan kepada hamba yang faqir ini
[11] Thabaqaat Ibni Sa'd 6/116; Taqyiid Al-'Ilm
dari Imam al-Musnidin dan penutup al-
hal. 90.
Muhaditsin: as-Sayyid Murthada al-Zabidi ..”
[12] Syarh 'Ilal At-Tirmidziy 1/37.
[13] Lihat Shahiih Al-Bukhaariy, kitab Az-Zakat,
bab Zakaat Al-Ghanam, Al-Fath 3/317 no. 1454; Tsabat Abdurrahman al-Kuzbari
Taqyiid Al-'Ilm hal. 87.
[14] Shahiih Al-Bukhaariy, kitab Al-'Ilm, bab
Muhammad
bin Ibrahim alu Syaikh
“Sesungguhnya dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab hampir saja rubuh, tetapi semoga Allah tetap
menyisakan atap yang kokoh ini, Syaikh Muhammad bin
Ibrahim, agar menjaga dan membela kehormatannya”
(Syaikh Abdullah al-Angkori)
25 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
1. al-Allamah al-Muhadits Sa’ad Wakil al-Hasyimi. Kadangkala, Syaikh
bin ‘Atiq an-Najdi (w. 1349 H). Muhammad bin Ibrahim alu Syaikh
mengirimkan kepada ayah mereka beberapa
Kepada Syaikh Sa‟ad beliau membaca
pertanyaan seputar takhrij hadits-hadits yang
berbagai kitab dari macam-macam ilmu
masih asing.
seperti hadits, tafsir, fiqh dan lainnya, di
antaranya Bulughul Marom, Alfiyah al-Iraqi, Adapun Syaikh Abdul Haq, sejumlah
dan lain-lain. Syaikh Sa‟ad kemudian ulama meragukan riwayatnya dari Syaikh
memberinya ijazah dengan lafazh yang sangat Nadzir Husein apakah dengan ijazah ammah
panjang. li ahl ashr ataukah bukan. Namun, anaknya
yang juga guru kami, Syaikh Abdul Wakil al-
Syaikh Sa‟ad bin „Atiq meriwayatkan
Hasyimi, mengatakan bahwa di akhir hayat
dari sejumlah ulama kenamaan di antaranya :
Syaikh Nadzir Husein, bapaknya
Syaikh Nadzir Husein, Syaikh Husein bin
mendatanginya untuk membacakan shahih
Muhsin al-Anshori, Syaikh Nu‟man al-Alusi,
bukhori kepadanya. Lalu dibacalah di
Syaikh Shidiq Hasan Khan, Syaikh Ahmad
hadapannya beberapa hadits dengan bacaan
bin Ibrahim bin Isa dan lain-lain.
yang bagus oleh Syaikh Abdul Haq, lalu
2. Al-Allamah Abdurrahman bin Syaikh Nadzir Husein berkata, “Cukup,
Abdurrahim al-Mubarakfuri (w. Cukup !!, aku ijazahi kamu, aku ijazahi”, jika
1353 H) demikian, maka ini ijazah ammah secara
Tercatat pula Syaikh Muhammad khusus kepada Syaikh Abdul Haq bukan
mendapatkan ijazah riwayat dari ahli hadits ijazah li ahl ashr yang dilemahkan sebagian
India, Syaikh Abdurrahman bin Abdurrahim muhaditsin.
al-Mubarakfuri21 -penulis Tuhfatul Ahwadzi- Syaikh Abdul Haq meriwayatkan pula
dengan cara berkirim surat (mukatabah) 22 . dari banyak musnid lainnya, di antara yang
Ijazah dengan metode ini diperbolehkan paling „aliy darinya adalah riwayat dari
sebagaimana sering diamalkan oleh gurunya yang bernama Syaikh Ahmad bin
muhaditsin dulu dan sekarang. Abdullah bin Salim al-Madani.
Syaikh Abdurrahman meriwayatkan Syaikh Abdul Haq dikatakan telah
dari sejumlah ulama di negerinya semisal meninggalkan setengah dari jumlah guru-guru
Syaikh Nadzir Husein, Syaikh Husein bin dalam riwayat karena dianggapnya sebagai
Muhsin dan Syaikh Muhammad bin Abdul ahli bid‟ah.
Aziz al-Ja‟fari al-Majhali Syahri.
4. Syaikh Abdullah al-Angkori (w.
3. al-Muhadits Abdul Haq bin 1373 H)
Abdul Wahid al-Hasyimi (w.
Syaikh berjumpa dengan Syaikh
1392 H)
Abdullah bin Abdul Aziz al-Angkori salah
Demikian pula ijazah riwayat dari satu ulama Najd yang disegani, dan
muhajir india di Mekkah, Syaikh al-Muhadits mengijazahinya dengan ijazah ammah. Lama
Abdul Haq bin Abdul Wahid al-Hasyimi, belajar kepadanya dan gurunya ini sangat
sebagaimana nukilan dari anaknya Syaikh mencintai beliau. Beliau meriwayatkan dari :
Abu Turob adz-Dzahiri dan Syaikhuna Abdul Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin
Abdurrahman Alu Syaikh, Syaikh Hasan bin
21
Lihat Natsr al-Jawahir (1/669-670) Husein bin Ali alu Syaikh, Syaikh Ishaq bin
22 Abdurrahman bin Hasan alu Syaikh, Syaikh
Lihat al-Ghayah karya Syaikh al-Ushoimi hal. 13.
23
Hadi as-Sari ila Asanid Syaikh Ismail al-Anshori hal
164.
24
Lihat Natsr al-Jawahir (1/708-710).
26
25 Al-Majmu (2/860)
Lihat tulisan guru kami, Syaikh Muhammad Ziyad
27
Tuklah : Hadi as-Sari ila Asanid Syaikh Ismail al-Anshori hal.
http://www.alukah.net/culture/0/754/#ixzz3Iut8eTHS 173.
27 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Ulama & Sunnah
Nama Ahmad bin „Abdul Halim bin Ketika keadaan sudah seperti itu, tiba-
„Abdussalam bin Tamiyyah Al-Harrani yang tiba ada orang „kemarin sore‟ yang bernama
lebih akrab dengan sapaan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang berani mengusik
Ibnu Taimiyyah nampaknya sosok yang „ketenangan‟ ini. Beliau –rahimahullah-
ditakuti banyak kalangan terutama oleh ahlul menjelaskan duduk permasalahan yang
bida‟ wal ahwa‟. Pasalnya melalui tangan sesungguhnya, bahwa pada hakikatnya semua
beliau ini, Allah Ta‟ala membongkar ini adalah kekeliruan dan kesesatan yang harus
kesesatan-kesesatan yang selama ini menjadi dijauhi serta dimusnahkan. Maka melalui lisan
kebiasaan dan tradisi banyak orang, tak dan tulisannya, beliau menjelaskan dengan
terkecuali para ulamanya. Berbagai amalan gamblang beserta hujjah dan argumen Al-
bid‟ah yang sudah dianggap ibadah itu lama Quran dan Sunnah akan kelirunya amalan ini.
diyakini banyak kaum muslimin sampai- Walhasil banyak kaum muslimin yang
sampai timbul statemen, bahwa siapa yang menerima penjelasan beliau dan pada akhirnya
tidak mengamalkan amalan bid‟ah tersebut, syaikh-syaikh yang selama ini mereka anuti
maka ia dinilai telah berbuat bid‟ah dan telah lambat laun ditinggalkan dan „diterlantarkan‟.
meninggalkan sunnah (!). Ambil contoh Melihat kenyataan „buruk‟ ini, para syaikh
misalnya ziarah ke makam para nabi dan kaum yang „diterlantarkan‟ ini mulai membuat
shalih untuk ngalap berkah, istighatsah, dan makar atas Ibnu Taimiyyah dengan tipu
semacamnya. Dan selama itu tidak ada muslihat yang licik. Fitnah, tuduhan, dan
seorang pun di kalangan ulama yang julukan-julukan miring dialamatkan kepada
mengingkari atau mempermasalahkannya. Ibnu Taimiyyah dan para muridnya. Kenapa
Padahal jelas-jelas ritual tersebut belum demikian? Karena beliau lah yang
pernah dikenal di masa generasi pertama. „menelanjangi‟ kesesatan mereka sehingga
umat mengetahui mana yang haq dan mana
Contoh lain, misalnya, anggapan
yang bathil.
banyak ulama bahwa pintu ijtihad sudah
tertutup sehingga tidak ada jalan lain bagi Para syaikh tersebut memperingatkan
kaum muslimin dalam beragama kecuali harus umat akan „kesesatan‟ Ibnu Taimiyyah agar
taqlid kepada salah satu imam yang umat kembali ngaji kepada mereka dan mereka
madzhabnya sudah dibukukan dan pun kembali memperoleh job.
dikumpulkan. Dampaknya Al-Quran dan Kenyataan ini juga terjadi di Indonesia.
Sunnah justru ditinggalkan, sementara Banyak kiai yang mencekoki kaum awam
pendapat para imam dijadikan sebagai syariat dengan doktrin-doktrin miring yang intinya
yang wajib diikuti (!). supaya tidak terpengaruh „pemikiran‟ Ibnu
29 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Ulama dan Sanadnya
Shafiyurrahman al-
Mubarakfuri
(1362 – 1427 H)
Jika anda pecinta ulama tentu anda ingat 4. Syaikh Muhammad Basyir Rahman al-
nama ini, beliau adalah ahli sejarah, al-Muhadits, as- Mubarakfuri, membaca kepadanya sebagian
Salafi al-Allamah Syafiyurrahman bin Abdullah bin dari Shahih Muslim,
Muhammad Akbar bin Muhammad Ali bin Abdul 5. Syaikh Abdurrahman al-Ma‟awi, membaca
Mu‟min bin Faqirullah al-Mubarakfuri al-Adhomi. kepadanya Shahih Muslim dan Sunan Nasai,
Kitabnya ar-Rahiqul Makhtum, telah diterjemahkan 6. Syaikh Habiburrahman al-Faidh, membaca
ke dalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia. Di kepadanya bagian awal dari Sunan Abu
samping menulis, beliau juga mengajar di Jama‟ah Dawud dan Jami at-Tirmidzi
as-Salafiyyah di Beneres India, sekaligus pemimpin 7. Syaikh Abdul Aziz al-A‟dzami 28 , yang
Jama‟ah Ahli Hadits India. Beliau pernah pula terakhir ini meriwayatkan dari Muhammad
mengajar di Madinah dan menjadi peneliti di Nu‟man al-Ma‟awi dari Nadzir Husein.
Maktabah Dar Salam Riyadh.
Murid Beliau Dalam Riwayah
Guru-Guru Beliau Dalam Riwayah
Di antara murid beliau dalam ijazah hadits
Di antara guru Syaikh Shafiyurrahman adalah:
dalam qira‟at dan ijazah adalah :
1. Syaikhuna Prof. Dr. Ashim al-Quryuthi
1. Syaikh Ubaidullah bin Abdussalam al- dengan mudabbaj diantara keduanya.
Mubarakfuri, penulis Syarh al-Misykat, 2. Syaikhuna Dr. Walid Idris al-Manisi,
kepadanya beliau membaca athraf sebagaimana ijazahnya kepada kami,
kutubusittah dan ijazah riwayat ammah 3. Syaikhuna Abdul Wahab al-Ziyad, bagi
secara tertulis. Biasanya seorang ahli hadits, beliau tidak kurang dari 40 guru Musnid
ketika tidak bisa membaca kamil kitab-kitab semuanya salafi.
pokok semacam kutubusittah dan lainnya, 4. Syaikhuna Hammad Akram al-Bukhori,
mereka membaca athrafnya saja, lalu meriwayatkan dengan qiro‟at dan ijazah dari
sisanya ijazah. banyak sekali masyaikh.
2. Syaikh Syamsul Haq as-Salafy, membaca 5. Syaikhuna Yusuf al-Mar‟asyali, ahli sejarah
kepadanya Shahih Bukhori, sebagian Sunan Libanon dan musnidnya, pemilik tulisan
Tirmidzi, dan athraf untuk kitabusittah berupa kitab-kitab yang bermanfaat.
selebihnya. 6. Syaikh Abdullah al-Mukhalafi
3. Syaikh Nadhir Ahmad ar-Rahmani al- 7. Syaikh Abdul Aziz ath-Tharifi dan
„Amlawi, membaca kepadanya beberapa lainnya.[as-Surianji]
bagian dari Shahihain. Gurunya ini
meriwayatkan dari Syaikh Ahmadullah al- 28Juhud asy-Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri fi Taqrir al-
Qurasyi dari Nadzir Husein ad-Dihlawi. Aqidah wa Difa’ anha hal. 23-26.
31 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Hajar, Imam Ahmad bin akan tetapi mereka enggan Sunnah Rasul Shollallahu
Hanbal, asy-Syaathibi, dan dengan beralasan bahwa alaihi wasallam, serta
imam-imam yang lainnya. perkara ini akan sangat berat, meninggalkan dan membuang
Beliau pun menyeru untuk manusia akan menjauihi semua jenis kebid‟ahan.
berpegang kepada Sunnah mereka. Syaikh al-Faaqi pun Dalam hal ini Syaikh al-Faqii
Rasul yang shahih dan berucap bahwa dakwah juga mengingkari semboyan
menjauh dari kebid‟ahan serta Sunnah ini adalah Dakwah pergolakan ketika itu : Agama
berbagai perkara yang diada- yang Haq, Allah pasti akan untuk Allah, dan tanah air
adakan dalam agama, dan menolongnya, tidak boleh untuk semua , juga semboyan :
memberitahukan bahwa apa tidak (pasti). Akan tetapi penggunaan hijab mar‟ah
yang menimpa umat Islam mereka tak memberikan adalah sebuah ketertinggalan.
saat ini adalah disebabkan tanggapan apa-apa. Dan pergolakan ini pun
jauhnya mereka dari Sunnah berakhir, sementara Syaikh
Sehingga Syaikh al-
yang shahih serta tetap dengan mauqifnya
Faqii membawa beban ini di
merajalelanya kebid‟ahan, tersebut.
khurafat dan segala punggungnya sendirian, hanya
penyimpangan. Allah yang menyertainya, Setelah peristiwa itu
maka di tahun 1917 setelah beliau beliau pun berdakwah
Sehingga berhasil mendapatkan Ijazah selama bertahun-tahun
berhimpunlah di sekeliling „Aalimiyah dari al-Azhar sehingga terbuka banyak jalan
Syaikh al-Faqii sekelompok beliau terus berlanjut dengan dan terlihat buah perjuangan
orang dari rekan-rekan, teman- dakwahnya, ketika itu usia beliau selama ini, yaitu
teman, dan para pecinta beliau 25 tahun. Selanjutnya gagasan beliau mendirikan
beliau, mereka menganggap Syaikh setelah selesai dari jama‟ah Anshorus Sunnah
Syaikh al-Faqii adalah Syaikh studinya di al-Azhar beliau Muhammadiyyah, yang
mereka, dan usia beliau di kala benar-benar memperuntukkan merupakan buah perjuangan
itu 18 tahun, yaitu pada tahun dirinya hanya berkhidmat beliau selama bertahun-tahun,
1910 M. setelah beliau telah kepada Kitabullah dan Sunnah yaitu sejak tahun 1910 hingga
melalui masa belajar beliau di RasulNya shollallahu alaihi 1926, yaitu tahun mulai
al-Azhar selama enam tahun. wasallam. dikenal luasnya gerakan
Ini semua adalah pertanda Anshorus Sunnah ini.
kelebihan Syaikh di masa Pada tahun 1919
mudanya. terjadilah sebuah pergolakan, Selanjutnya beliau juga
dalam hal ini beliau memiliki menerbitkan majallah al-Huda
Mulai tahun 1910 M mauqif bahwa keluar untuk an-Nabawii yang kemunculan
itu Syaikh berdakwah dengan melepaskan diri dari berbagai perdananya pada tahun 1937
semangat membara hingga belenggu kehinaan bukanlah H. Adapun jama‟ah Anshorus
masa sebelum beliau selesai dengan demo-demo yang Sunnah Muhammadiyyah
berstudi di al-Azhar tahun mengikut sertakan para wanita beliau dirikan tahun 1345 H/
1917 M, beliau ketika itu yang bertabarruj dan para pria, 1926 M kurang lebih, beliau
menyeru teman-teman takkan pernah semua itu menggunakan sebuah rumah
dekatnya untuk menyertai dan mampu membebaskan aqidah di „Abidin. Dan sungguh para
membantu beliau dalam wala dan bara bagi Allah dan pegawai di perkantoran di
mengembangkan dakwah RasulNya, sebab kunci untuk „Abidin itu berusaha keras
kepada Sunnah yang shahihah mendapatkan kebebasan itu menghalangi usaha dakwah
dan menjauhi kebid‟ahan ini, adalah dengan kembali kepada beliau ini dengan berbagai
33 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
Kajian Kitab
Teks Hadits
.
Dari Amirul Mukminin „Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu „anhu-, ujarnya, „Aku mendengar
Rasulullah –shallallahu „alaihi wa sallam-, “Amal perbuatan itu hanya tergantung pada
niatnya, dan setiap orang hanya akan menerima sesuai dengan apa yang diniatkannya. Siapa yang
berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu sampai pada Allah dan Rasul-Nya.
Namun siapa yang melakukan hijrah karena motivasi dunia yang inging ia raih atau wanita yang
akan ia nikahi, maka hijrahnya tersebut sesuai apa yang ia maksudkan.”
HR Imam Muhammad bin Isma‟il bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju‟fi Al-Bukhari
dan Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburi.
35 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
lainnya telah mempraktekkan motifasi Makna Hadits Secara Umum:
tersebut. Sebagaimana persaksian-persaksian sejumlah
Ishaq bin Rahawaih berkata, “Ada empat imam di atas, menjadi semacam bukti betapa
hadits yang menjadi pokok-pokok ajaran agungnya hadits yang tengah kita pelajari ini.
agama: hadits „Umar, „Amal perbuatan itu Sekiranya hadits tersebut dijelaskan dalam
hanya tergantung pada niatnya…,‟ hadits, bentuk tulisan, tentu akan membutuhkan satu
„Perkara yang halal itu sudah jelas, dan yang jilid besar atau bahkan lebih. Hal tersebut
haram pun sudah jelas…,‟ hadits, „Sesungguh karena maknanya yang padat serta
penciptaan kalian dikumpulkan dalam rahim kedudukannya yang begitu agung. Namun di
ibu kalian selama empat puluh hari…,‟ dan sini penulis hanya akan membahas beberapa
hadits, „Siapa yang membuat perkara baru hal yang kiranya dianggap paling urgen dan
dalam urusan kami, maka hal itu tertolak.‟”[5] penting apa saja yang bersangkutan dengan
hadits di atas.
„Utsman bin Sa‟id meriwayatkan dari Abu
„Ubaid, katanya, “Nabi –shallallahu „alaihi wa Nabi Muhammad –shallallahu „alaihi wa
sallam- mengumpulkan seluruh urusan akhirat sallam- menjelaskan bahwa segala bentuk
dalam satu kalimat, „Siapa yang membuat-buat perbuatan itu hasilnya tergantung pada niat
dalam urusan kami yang bukan berasal orang yang melakukannya. Oleh karena itu, ia
darinya, maka tertolak,‟ dan beliau pun hanya akan memetik hasil sesuai apa yang
menghimpun seluruh perkara dunia dalam satu menjadi motifasinya mengerjakan perbuatan
kalimat, „Amal perbuatan itu tergantung pada tersebut. Kemudian Rasululullah –shallallahu
niatnya….‟ Kedua hadits tersebut masuk „alaihi wa sallam- memberikan contoh
dalam seluruh bab.”[6] kongkrit agar apa yang beliau katakan
sebelumnya menjadi lebih mudah dimengerti
Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi‟i
dan dipahami. Bahwa ada dua manusia yang
pernah berkata pula, “Hadits tersebut masuk
sama-sama mengerjakan ketaatan, menurut
dalam 70 bab fiqih.”
gambaran lahiriahnya, yaitu hijrah dari negeri
Beliau juga berkata, bahwa hadits tersebut kafir menuju negeri Islam. Namun kedua
meruapakan setengahnya ilmu. Sementara orang tadi memiliki nait dan tujuan yang
Imam Ahmad berpendapat, sepertiganya ilmu. berbeda. Satu di antaranya berniat agar
Yang lain mengatakan, seperempatnya hijrahnya ini mendapat ridha dan pahala dari
ilmu.[7] Allah Ta‟ala serta dekat dengan Rasulullah –
Bahkan karena urgennya hadits tersebut, shallallahu „alaihi wa sallam- , sementara
sampai-sampai Mulla Burhanuddin Ibrahim yang lain menginginkan manfaat duniawi
bin Hasan bin Syihabuddin Al-Kurani Asy- semacam lapangan kerja atau ada seorang
Syafi‟i (w. 1101) –rahimahullah-, mujaddid wanita yang berada di negeri Islam yang
abad ke-11 menurut penulis „Aun Al-Ma‟bud hendak dinikahinya. Oleh karena kedua tujuan
Syarh Sunan Abi Dawud dan guru daripada dan motifasi kedua orang ini berbeda, maka
„Abdurrauf bin „Ali As-Sinkili Al-Fanshuri apa yang mereka peroleh pun berbeda pula.
Al-Asyi[8], menulis satu kitab tersendiri Orang yang bertujuan karena Allah dengan
membahas hadits tersebut yang kemudian mengikuti jejak Rasulullah –shallallalahu
diberi tajuk I‟mal Al-Fikr wa ar-Riwayat fi „alaihi wa sallam- melakukan hijrah dari
Syarh Hadits Innama Al-A‟mal Bi An-Niyyat negeri kafir menuju negeri Islam, tentu
setebal 200-an halaman. memperoleh pahala dan ganjaran yang
setimpal atau bahkan lebih dari apa yang ia
37 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
rendahan, di bawah standar orang mukmin. memperoleh pahala, sementara orang kedua
Contoh riilnya, ada dua orang yang berdiri tidak demikian.[12]
mengerjakan shalat. Keduanya memiliki gerak Demikian pula dengan seorang ibu rumah
yang sama, bacaan yang sama, di tempat yang tangga, seperti mengurusi si bayi dan
sama, dan dalam waktu yang sama pula. Akan semacamnya. Jika pekerjaan yang ia lakukan
tetapi siapa yang tahu jika masing-masing dari itu didasari atas perintah Allah, maka ganjaran
keduanya memiliki perbedaan pahala yang dari Allah akan segera menghampirinya.
amat jauh, sebagaimana jauh jarak antara Namun apabila pekerjaan rumah tangga yang
Timur dan Barat. ia lakukan didasari „umumnya‟ ibu rumah
Dua Muslim yang sama-sama mengerjakan tangga, maka tentu pahala tidak secara
shalat dua rakaat di satu masjid dan satu waktu otomatis menyapanya.
yang bersamaan. Oleh karena yang pertama Dari sini mulai nampak, bahwa memang
mengerjakan shalat dengan niat shalat Sunnah niatlah yang menjadi poros dan pokok, besar
tahiyatul masjid atau semacamnya, sementara kecilnya pahala yang akan diperoleh seseorang
yang lain mengerjakan shalat zhuhur, karena ia ketika melakukan suatu pekerjaan.
seorang musafir yang sudah diperbolehkan
melakukan qashar. Meski gerakan mereka Kesimpulannya, niat menurut timbangan
sama, namun nilai pahala yang mereka peroleh syariat memiliki dua pembahasan:
berbeda. Pertama, ikhlas karena Allah semata. Inilah
Dua orang yang sama-sama mandi. Satu di makna yang paling agung. Pembahasan inilah
antaranya bermaksud mengerjakan mandi yang kerap diperbincangkan ulama tauhid dan
wajib, sementara yang lain bermaksud mandi „aqidah.
seperti umumnya orang jika hendak berangkat Kedua, pembeda ibadah, apakah itu ibadah
ke kantor atau kondangan. Orang pertama sunnah ataukah ibadah wajib. Pembahasan ini
akan memperoleh pahala, sementara yang yang biasa dibahas oleh ulama-ulama pakar
kedua tidak memperoleh apa-apa. fiqih.[13]
Ada dua orang yang sama-sama bekerja Kemudian, ketahuilah bahwa para ulama telah
banting tulang mencari nafkah untuk istri dan bersepakat dan berkonsesus bahwa niat itu
anaknya. Satu di antaranya mendasari tempatnya di hati, hatilah yang bertugas
pekerjaannya tersebut karena mengharap mengeluarkan „surat jalan‟. Sedangkan lisan
pahala dari Allah, sebab mencari nafkah bagi tidak ada sangkut pautnya dengan niat. Abu
seorang suami merupakan kewajiban yang „Abdil Mu‟thi Muhammad Nawawi bin „Umar
Allah tetapkan untuk para suami. Allah Al-Bantani mengatakan[14], “Tempatnya niat
berfirman, “Kaum laki-laki itu adalah adalah di hati.” Muhammad bin Ahmad Al-
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Khathib Asy-Syarbini juga mengatakan[15],
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki- “Menutut konsesus ulama, niat itu dengan hati.
laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan Sebab itu merupakan maksud. Karenanya,
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sekedar berucap tidaklah mencukupi dengan
sebagian dari harta mereka.”[11]. Sebaliknya, hati yang linglung. Demikian menurut ijma‟.
orang satunya mendasari pekerjaannya Dalam seluruh bab pun demikian.” Ibnu Rajab
mencari nafkah hanya karena menunaikan Al-Hanbali mengatakan, “Niat adalah maksud
pekerjaan umumnya laki-laki sebagai kelapa hati. Sama sekali tidak diwajibkan melafalkan
keluarga. Tentu saja orang pertama akan niat yang ada dalam hati ketika
beribadah.”[16] Oleh sebab itu, niat tidak perlu
39 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
melakukan seperti yang dilakukan si A. Pahala „Abdurrahman bin Nashir As-Si‟di –
dua orang tadi sama. rahimahullah- memaparkan[18],
(3) Seseorang yang diberi Allah harta “Niat juga berlaku pada urusan-urusan mubah
namun tidak diberi ilmu. Ia membelanjakan dan perkara-perkara yang bersifat keduniaan.
harta dengan penuh kebodohan, tidak Orang melakukan pekerjaan yang bersifat
bertaqwa kepada Allah, tidak menyambung keduniaan dan kebiasaan dengan maksud
tali silaturahim dengan hartanya, serta tidak untuk dijadikan sebagai pelumas menunaikan
mengetahui hak Allah. Kedudukan orang haq Allah dan mengerjakan perkara wajib dan
seperti ini paling buruk di sisi Allah. (4) Dan sunnah; makan, minum, tidur, santai, serta
seseorang yang oleh Allah tidak diberi harta bekerjanya diiringi dengan niat yang baik ini,
dan tidak pula ilmu. Ia berujar, „Sekiranya maka kebiasaan tersebut akan berubah menjadi
aku punya harta, tentu aku akan berbuat memiliki nilai ibadah. Allah akan memberkahi
seperti apa yang dilakukan si anu,‟ dengan gerak-gerik hamba tersebut dan Dia akan
niatnya. Keduanya akan memperoleh dosa membukakan untuknya pintu-pintu kebaikan
yang sama.” dan rizki; perkara yang tidak pernah
diusahakannya dan tak pernah terbetik dalam
Karena adanya hadits-hadits semacam inilah
para ulama kemudian membuat kesimpulan benaknya. Oleh karena itu orang yang
meninggalkan niat yang baik ini disebabkan
kenapa ada orang Mukmin yang hidupnya di
karena kebodohannya atau karena
dunia hanya sementara namun kelak di akhirat
kecerobohannya, sebaiknya ia mencela dan
mendapat surga kekal selama-lamanya, dan
menyalahkan dirinya sendiri. Dalam sebuah
orang kafir yang kekafirannya di dunia hanya
hadits shahih[19], dari Rasulullah –shallallahu
beberapa saat kelak di akhirat dimasukkan di
„alaihi wa sallam-, „Sejatinya tidaklah kamu
neraka selama-lamanya. Di antara alasannya
melakukan suatu pekerjaan yang dengannya
adalah niat. Niatlah yang menyebabkannya.
kamu niatkan mengharap Wajah Allah,
Seorang yang Mukmin telah memasang niat
melainkan kamu akan diberi pahala, sampai
dalam hatinya seandainya ia terus hidup
pun apa yang kamu suapkan ke mulut
selama-lamanya akan tetap beriman. Begitu
isterimu.‟”
pula dengan orang kafir. Dia telah memang
bertekat bukan untuk terus kafir selama “Siapa yang berhijrah menuju Allah dan
hidupnya. Sehingga karena niatnya itulah Rasul-Nya, maka hijrahnya itu sampai pada
mereka mendapatkan balasan kekal. Yang Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian Nabi
pertama di surga sementara yang satunya di Muhammad –shallalllahu „alaihi wa sallam-
neraka. Semoga Allah mewafatkan kita dalam hendak menjelaskan lebih lanjut ucapan beliau
keadaan beriman. sebelumnya dengan perkara yang kongrit
terjadi, sehingga dengan contoh tersebut
Penjelasannya bisa disimak, misalnya, dalam
penjelasan akan semakin mudah difahami.
Al-Asybah wa An-Nazhair karya Jalaluddin
Oleh karena itu, sering kita dengar pribahasa
As-Suyuthi dan Ad-Durar Al-Bahiyyah fi
(„Arab) yang mengatak, “Bil mitsal,
Idhah Al-Qawa‟id Al-Fiqhiyyah karya
yattadhihul maqal.” Maksudnya, dengan
Muhammad Nuruddin Marbu.
mengutarakan permisalan seacar riil, perkataan
Timbul pertanyaan, amal niat di sini akan semakin jelas.
maksudnya apa? Apalah khusus niat untuk
amalan yang bernilai syariat atau masuk pula Contoh kongrit yang Rasulullah –shallallahu
„alaihi wa sallam- adalah perkara ibadah
niat ketika hendak perbuatan umum lainnya?
hijrah. Hijrah ialah berpindah dari negeri kafir,
41 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h
benalu tersebut, maka hal tersebut sama sekali memperoleh sesuai harapan dan
tidak mempengaruhi keikhlasannya.[20] terkadang tidak.
Seorang hamba yang melakukan suatu
ibadah yang ia maksudkan untuk
Footnotes :
mendekatkan diri kepada Allah, jika ia
lakukan karena motifasi kebiasaan, [1] Al-A‟lam (XV/45-46).
maka akibatnya tidak ada jatah pahala [2] Jami‟ Al-„Ulum wa Al-Hikam (I/62), tahqiq
untuknya, meskipun secara lahiriah „Abdul Qadir Al-Arnauth.
teranggap sah. Dan inilah yang
[3] Al-Adzkar (hlm. 33) dan Al-Minhaj Syarh
membedakan antara orang yang belajar
Shahih Muslim (XIII/53).
dengan orang yang mencukupkan diri
dengan apa yang didengarnya dari [4] Ibid.
tetangganya. [5] Jami‟ Al-„Ulum wa Al-Hikam (I/62)
Keharusan membedakan ibadah antara [6] Ibid.
satu dengan yang lain serta antara
ibadah dan muamalat. [7] Faidh Al-Bari (I/80), karya Muhammad
Syah Al-Kasymiri.
Seorang guru hendaknya menggunakan
misal ketika menjelaskan pelajarannya [8] Ulama kenamaan Aceh yang pertama kali
agar lebih mudah difahami dan menulis tafsir Al-Quran di kepulauan
dimengerti. Nusantara.
43 | M a j a l a h K o m u n i t a s R i w a y a h