Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI I
REAKSI REAKSI PENDAHULUAN
GOLONGAN ANTIBIOTIKA

Disusun :
Nisa nurul janah
18197051

PROGRAM STUDI D III FARMASI


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG
2019
REAKSI REAKSI PENDAHULUAN

GOLONGAN ANTIBIOTIKA

I. Tujuan Praktikum
- Melakukan identifikasi senyawa – senyawa antibiotika
- Mengetahui reaski yang terjadi
- Menentukan senyawa antibiotic secara kualitatif

II. Dasar Teori

Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup terutama


fungidan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan
banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil
(Tjay, 1978). Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris
dr.Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi penemuan ini baru
diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford).
Kemudian banyak zat lain dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik di
seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat
digunakan sebagai obat (Tjay,1978). Pertumbuhan dan pengerasan bakteri-bakteri dipengaruhi
oleh berbagai macam zat kimia dalam lingkungan karena pengaruh zat kimia, maka bakteri
seperti bergerak menuju atau menjauhi zat kimia itu. Peristiwa. Bila bakteri-bakteri itu tertarik
dan bergerak menuju kearah zat kimia kita sebut chemotaxis (+) dan sebaliknya kita sebut
chemotaxis (-). Bakteri-bakteri yang tidak bergerak, peretumbuhan koloninya dapat
dipengaruhi oleh zat-zat kimia peristiwa itu disebut chemotropis (soemarno, 1976). Suatu
bahan diklasifikasikan sebagai antibiotika apabila (Djide, 2005) :

➢ Bahan tersebut merupakan produk metabolisme (alami maupun sintesis).

➢ Bahan tersebut adalah produk sintesis yang dihasilkan sebagai analog struktur suatu
antibiotikayang terdapat di alam.

➢ Bahan tersebut mengantagonis pertumbuhan atau keselamatan suatu spesies


mikroorganisme atau lebih.
Uji potensi antibiotika dilakukan dalam dua metode yaitu metode kertas saring (Kirby
and Bauer) dan metode d’Aubert. Metode kertas saring menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fungisida, bakterisida, dan
insektisida. Dengan perlakuan fisik seperti dengan sinar UV, pemanasan yang tinggi, serta
dengan perlakuan biologi seperti menggunakan mikroorganisme lain sebagai antagonis.
Metode d’Aubert yaitu metode yang digunakan untuk memeriksa kadar anibiotika dalam bahan
makanansebagai bahan pengawet (Ramona dkk., 2007).

Golongan ini termasuk golongan antibiotic dengan berbagai gugus fungsi yang
berbeda, terdiri dari golongan obat yang mengandung cincin beta lactam, turunan
aminoglikosida, turunan tetrasiklin, dan lain lain, yang secara kimia berdeda.

Prinsip reaksi identifikasi :

Reaksi dengan asam pekat atau basa pekat

Identifikasi golongan antibiotika :

1. +KOH + piridin → kloramfenikol

2. + p-DAB + HCl → jingga (penisilin)

3. + Felling A + B → endapan merah bata (ampisilin, amoksisilin)

4. + H2SO4 → merah ungu (tetrasiklin, rifampisin), coklat (eritromisin) (Setiono, 1990)

III. Alat dan Bahan


-pelat tetes
- tabung reaksi
-penjepit kayu
- pembakar spiritus
- sampel amoksisilin, eritomisin, dan tetrasiklin
IV. Prosedur Praktikum
1. Amoxicillin (C16H19N3O3S)
1. Panaskan di atas nyala api Bunsen, amati aroma yang terbentuk
2. Di atas plat tetes, tambahkan asam sulfat pekat, amati flouresensi dibawah
sinar UV
3. Menggunakan kaca objek, buat reaksi Kristal aseton air

2. Eritromisin ( C37H67NO13S)
1. Zat dilarukan dalam aseton, lalu tambahkan 2 ml HCl. Tambahkan 2 ml
kloroform. Amati perubahan warna (FI edisi III)
2. Di lemari asam, tambahkan asam sulfat pekat ke dalam sampel di atas plat
tetes. Amati perubahan warna yang terjadi
3. Buat reaksi Kristal aseton air.

3. Tetrasiklin (C22H24N2O3.HCl)
1. Benedict
2. Aqua brom
3. Lieberman
4. Mandelin
5. Marquis
6. Asam sulfat
V. Hasil Pengamatan
1. Amoxicillin (C16H19N3O3S)
Serbuk kristal putih
No. Reagensia Pengamatan
1. Amoxicillin Serbuk putih

2. Amoxicillin dipanaskan Serbuk kuning aroma menyengat


Di nyala api

3. Amoxicillin + asam sulfat Larutan bening kekuningan


pekat
3. Amoxicilin + aseton Terdapat kristal seperti bintik hitam
(Kristal air)

2. Eritromisin ( C37H67NO13S)
Serbuk kristalin higroskopis
No. Reagensia Pengamatan
1. eritromicin Serbuk putih

2. Eritromisin + aseton + HCl Terbentuk 2 fase seperti minyak dan air


+ kloroform larutan bening
3. Eritromisin + asam sulfat Larutan warna hijau kecoklatan
pekat

4. Reaksi Kristal air Terdapat Kristal terbentuk batang atau


jarum

3. Tetrasiklin (C22H24N2O3.HCl)
Serbuk Kristal kuning, menjadi gelap jika terkena cahaya
No. Reagensia Pengamatan
1. Tetrasiklin Serbuk kuning
2. Benedict
Sebelum di panaskan Larutan hijau daun endapan coklat

Setelah di panaskan Larutan hijau avocado

3. Marquis Larutan orange terang endapan coklat


4. Aqua brom Merah bata (seperti obat merah)

5. Lieberman Terjadi 2 lapisan lapisan atas warna


kuning lapisan bawah seperti minyak

6. Asam sulfat pekat Larutan orange terang


VI. Reaksi kimia

1. Amoxicillin (C16H19N3O3S)

2. Eritromisin ( C37H67NO13S)

3. Tetrasiklin (C22H24N2O3.HCl)

VII. Pembahasan
Praktikum kalin ini kami akan mengidentifikasi sampel golongan antibiotic yang
bersifat kualitatif, yaitu identifikasi untuk mengetahui senyawa yang terdapat
dalam suatu sampel atau membuktikan sifat sampel tersebut melalui reaksi yang spesifik
terhadap pereaksi tertentu dan tanpa mengetahui konsentrasi senyawa dalam sampel tersebut.

Reaksi umum yang dilakukan untuk senyawa golongan antibiotika adalah


mereaksikannya dengan H2SO4 dan kemudian akan timbul warna-warna tertentu yang berbeda
untuk setiap senyawa antibiotika. Oleh karena itu, dalam identifikasi seluruh senyawa
golongan antibiotika akan dilakukan reaksi dengan menggunakan H2SO4 dan dihasilkan
senyawa kompleks yang tidak stabil (penyebab warna-warna) yang dapat bersifat reversibel
dengan penambahan air. Reaksi lainnya yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi apakah
suatu senyawa antibiotika sudah termasuk ke dalam reaksi spesifik untuk senyawa tersebut.
Senyawa golongan antibiotik yang pertama kali diidentifikasi adalah amoxicillin. Identifikasi
amoxicillin dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan H2SO4, fluorosensi, dan aseton-air.
Identifikasi dengan menggunakan pereaksi H2SO4 menimbulkan perubahan warna pada
larutan menjadi larutan berwarna kuning orange dengan endapan putih. Endapan yang
terbentuk berasal dari amoxicillin yang tidak larut dalam H2SO4 setelah terjadi reaksi dengan
H2SO4. Terbentuknya larutan berwana kuning orange disebabkan oleh adanya kompleks yang
terbentuk antara H2SO4 dengan amoxicillin yang berwarna spesifik. Pada saat melakukan uji
fluoresensi, senyawa amoxicillin dialrutkan terlebuh dahulu dalam H2SO4 kemudian dilihat
dengan menggunakan spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 254 nm sehingga
amoxicillin akan berfluoresensi menghasilkan warna kuning. Kemampuan amoxicillin untuk
berfuoresensi disebabkan karena amoxicillin memiliki gugus kromofor yang mampu menyerap
panjang gelombang sinar UV 254 nm sehingga mampu berfluoresensi menghasilkan warna
kuning. Identifikasi amoxicillin pun dapat dilakukan dengan kristalisasi aseton-air yang
memperlihatkan bentuk kristal amoxicillin yang berupa bintik-bintik tidak beraturan atau
beragam pada mikroskop. Kristal dapat terbentuk karena adanya pergeseran kepolaran dari
aseton yang bersifat non polarke arah yang lebih polar dengan penambahan air. Selain itu
faktor Ksp pun sebenarnya ikut memengaruhi dalam proses pembentukkan kristal ini. Oleh
karena itu, dilakukan kombinasi aseton dengan air dalam proses ini.

Pada sampel kedua, eritromisin dilakukan 3 identifikasi. Identifikasi pertama sampel


ditambahkan aseton dan kloroform larutan bening, terbentuk dua fase seperti minyak dan air.
Identifikasi kedua sampel ditambahkan asam sulfat pekat terbentuk larutan awalnya berwarna
kuningsetelah ditambahkan asam sulfat menjadi hijau kecoklatan. Identifikasi ketiga dilakukan
reaksi aseton air yang dilakukan dengan cara sampel diletakan di atas kaca objek dan dilakukan
dengan cara ditetesi beberapa tetes aseton. Setelah di tetesi aseton , sampel larut kemudian
ditetesi air lalu sampel di tutupi dengan tutup preparat. Selanjutnya diamati dengan
menggunakan mikroskop cahaya. Hasil yang di peroleh adalah Kristal berbentuk batang atau
jarum.

Senyawa golongan antibiotika lainnya yang diidentifikasi adalah tetrasiklin. Beberapa


cara identifikasi yang dapat dilakukan terhadap tetrasiklin adalah dengan pereaksi benedict,
formalin asam sulfat, liebermann, mandelin,marquis, dan H2SO4. Identifikasi dengan reagensia
benedict menghasilkan warna hijau. Ini menandakan bahwa tetrasiklin yang berbentuk serbuk
berwarna kuning, larut bereaksi dengan reagensia benedict sehingga menghasilkan warna
hijau.Kemudian setelah dipanaskan, warna hijau berubah menjadi hijau avocado karena
terdapat reaksi pembakaran. Identifikasi berikutnya, tetrasiklin direaksikan dengan formalin
sehingga larut dan menghasilkan warna kuning. Warna kuning terdapat dari formalin.
Kemudian ketika ditambahkan H2SO4 pekat warna kuning berubah menjadi warna coklat
karena reaksi terangsang dengan pembakaran. Ini membuktikan bahwa reaksi spesifik
tetrasiklin dapat dilakukan dengan mereaksikan dengan formalin asam sulfat. Ciri khas pada
identifikasi spesifik tetrasiklin adalah ketika direaksikan dengan reagensia liebermann,
mandelin,marquis, dan asam sulfat. Tetrasiklin bereaksi dengan reagensia tersebut dan
menghasilkan hasil spesifik, antara lain warna hitam dengan cincin kecoklatan ketika
direaksikan dengan liebermann, warna hitam dengan cincin orange ketika direaksikan dengan
mandelin, warna hitam dengan dengan cincin hijau ketika direaksikan dengan marquis, warna
hitam dengan cincin kuning ketika direaksikan dengan H2SO4. Hal ini dikarenakan senyawa
kompleks tidak stabil tetrasiklin bereaksi spesifik dengan reagensia tersebut. Endapan yang
timbul disebabkan tetrasiklin yang kurang larut dalam pereaksi dan dapat pula terjadi karena
pelarut telah melewati titik jenuhnya sehingga tidak mampu melarutkan senyawa kembali.
Reaksi dengan liebermann yang menyebabkan perubahan warna larutan lieberman menjadi
larutan kecoklatan yang menunjukkan tetrasiklin yang tidak larut. Pereaksi liebermann dapat
menunjukkan reaksi positif karena tetrasiklin memiliki cincin benzena tersubstitusi tunggal
yang tidak bergabung dengan gugus karbonil, amida, atau C=N-O. Identifikasi lainnya dapat
dilakukan dengan pereaksi marquis menunjukkan reaksi positif karena tetrasiklin memiliki
cincin aromatis terkonjugasi sehingga dapat melakukan resonansi.

VIII. Kesimpulan

Identifikasi senyawa golongan antibiotik yaitu amoxicillin dilakukan dengan


penambahan pereaksi H2SO4, fluoresensi, dan kristalisasi aseton-air. Erithromisin dengan
penambahan pereaksi aseton, kloroform, asam sulfat pekat, dan kristalisasi aseton-air.
Tetrasiklin dengan pereaksi benedict, formalin asam sulfat, liebermann, mandelin, marquis,
dan asam sulfat.

IX. Daftar pustaka


Mega trinova durika , 2015.laporan akhir praktikum analisis fisikokimia II. Tersedia di :
https://www.academia.edu/23702822/IDENTIFIKASI_SENYAWA_GOLON
GAN_BARBITURAT_DAN_ANTIBIOTIKA ( Diakses pada: 18 desember 2019)

Anda mungkin juga menyukai