1 SM
1 SM
2075
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di kelas XI MIA di MAN Purworejo. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeteksi miskonsepsi dan menganalisis pemahaman konsep siswa pada materi buffer
dan hidrolisis. Pengambilan data dilakukan menggunakan instrumen tes diagnostic dan lembar
wawancara diagnostik pendeteksi miskonsepsi yang telah dinyatakan valid oleh validator. Soal
tes diagnostik yang digunakan adalah jenis soal two tier dengan reasoning terbuka. Setelah
dilakukan tes diagnostik yang didukung wawancara ditemukan miskonsepsi pada materi larutan
penyangga dan hidrolisis. Hasil analisis pemahaman konsep yang didapat yaitu: pada materi
larutan penyangga siswa yang paham konsep 21,66 %, kurang paham konsep 12,50 %, tidak
paham konsep34,17 %, miskonsepsi 31,67 %. Sedangkan pada materi hidrolisis siswa yang
paham konsep 22,96%, kurang paham 7,22%, tidak paham 32,59% dan miskonsepsi 37,22%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan lembar wawancara pendukung tes
diagnostik dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi dan menganalisis pemahaman
konsep siswa pada materi larutan penyangga dan hidrolisis.
ABSTRACT
This research was conducted in class XI MIA MAN Purworejo. The aims of this study are
to detect misconceptions and analyze students' conceptual understanding of buffer and
hydrolysis materials. The data were collected using a diagnostic test instrument and a
misconception diagnostic interview sheet that was declared valid by the validator. The
diagnostic test used is a two tier type with open reasoning. After the diagnostic tests supported
by the interview found misconceptions on the material of buffer and hydrolysis solutions. The
result of the analysis of the concept concepts are: on the material of the buffer solution of
students who understand the concept of 21.66%, less understanding of the concept of 12.50%,
not understanding the concept of 34.17%, misconception 31.67%. Whereas in the material
hidrolysis students who understand the concept of 22.96%, less understand 7.22%, do not
understand 32.59% and misconception 37.22%. The conclusion of this research is that the
application of interview sheets supporting diagnostic tests can be used to detect misconceptions
and to analyze students' concept understanding on buffer and hydrolysis solution materials.
Mata pelajaran kimia adalah salah Konsep adalah suatu abstraksi yang
satu pelajaran yang menenkankan pada menggambarkan ciri-ciri umum suatu objek
penguasaan konsep dan perhitungan. atau peristiwa yang dapat mempermudah
Johnstone (dalam Orgill dan Sutherland komunikasi antar manusia sehingga
2008) menyatakan, untuk memahami ilmu memungkinkan manusia untuk berpikir
kimia diperlukan kemampuan untuk (Effendy dalam Meylindra, et al,. 2013).
menggambarkan tiga representasi yaitu Pemahaman konsep adalah kemampuan
makroskopik, submikroskopik, dan menentukan gagasan/ pemikiran yang sesuai
simbolik.Kenyataannya banyak siswa yang dalam menjelaskan suatu permasalahan
tidak memahami dan tidak dapat atau lebih kepada pemahaman hubungan
menggunakan ketiga representasi antara gambaran mikroskopik, pengamatan
(makroskopis, submikroskopis, dan simbolik) makroskopik, simbol dan notasi kimia.
dalam menjelaskan suatu fenomena Salah satu karakteristik konsep
(Talanquer, 2010). Hal tersebut yang dalam ilmu kimia adalah konsep itu
menyebabkan rendahnya pemahaman berjenjang dimulai dari konsep yang
konsep siswa. sederhana menuju konsep yang lebih tinggi
Berdasarkan hasil observasi tingkatannya. Sebagai contoh konsep asam
lapangan di MAN Purworejo dan, untuk basa merupakan konsep dasar untuk
mengukur pemahaman konsep siswa, guru memahami konsep yang lebih tinggi yaitu
menggunakan instrumen penilaian berupa konsep hidrolisis garam dan larutan
soal pilihan ganda dan soal uraian. Nilai yang penyangga. Sebagian besar ilmu kimia
didapat dari hasil ulangan harian digunakan bersifat abstrak yang tidak nampak harus
untuk mengukur pemahaman konsep siswa. diilustrasikan dan tidak dapat dialami
Nilai hasil ulangan yang didapat siswa kelas langsung, sehingga digunakan gambaran
XI MIA 3 di MAN Purworejo dari 32 siswa, mikroskopik untuk mempermudah
ada 16 siswa yang nilai ulangannya dibawah pemahaman terhadap konsep yang abstrak.
70 pada materi Kesetimbangan. Hal tersebut Miskonsepsi merupakan hasil dari
menunjukkan pemahaman konsep yang kesalahan seseorang dalam menafsirkan,
masih rendah. menghubungkan atau menjelaskan dari
Rendahnya pemahaman konsep suatu kejadian yang hanya didasarkan pada
siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal pemikiran orang itu sendiri (Kurniawan, dan
misalnya siswa mengalami kesulitan dalam Suhandi, 2015). Miskonsepsi merupakan
memahami berbagai konsep kimia pemahaman yang keliru terhadap suatu
dikarenakan konsep kimia sangat kompleks konsep atau salah menginterpretasikan
dan abstrak serta siswa sering mengalami beberapa variabel yang saling berkaitan,
kesulitan selama proses pemahaman sehingga terbentuklah konsep baru yang
konsep, sehingga menyebabkan timbulnya tidak sesuai dengan pemahaman konsep
pemahaman diluar konsep yang diajarkan para ahli. Yunitasari, et al., (2013)
atau miskonsepsi (Nabilah, et al., 2014) mengatakan bahwa siswa seringkali
Umi Lailatul Hidayah, dkk., Penggunaan Instrumen Lembar Wawancara Pendukung…. 2077
menafsirkan sendiri konsep yang dirasa sulit Tes diagnostik digunakan untuk
sesuai dengan prakonsep yang sudah mengidentifikasi apa pengetahuan dan
dimiliki siswa. Sehingga adakalanya kemampuan yang sudah dikuasai dan
penafsiran siswa tidak sesuai dengan konsep kemungkinan alasan untuk tidak
yang disepakati oleh para ahli yang menguasainya. Tes diagnostik bisa dilakukan
menimbulkan miskonsepsi. dalam bentuk pre-test atau angket.Informasi
Konsep larutan penyangga tentang kemampuan dan kebutuhan siswa
mencakup pengertian larutan penyangga, juga bisa dikumpulkan oleh observasi guru
sifat larutan penyangga, pembentukan dan analisis dari catatan prestasinya.
larutan penyangga, komponen larutan Diantara 6 instrumen diagnostik
penyangga, dan fungsi larutan penyangga lainnya, wawancara berperan penting dalam
dalam tubuh makhluk hidup. Penelitian mendeteksi miskonsepsi pada siswa karena
Mentari, et al., (2014) yang berjudul “Analisis dengan wawancara dapat mengungkap
Miskonsepsi Siswa SMA Pada Pembelajaran pemahaman siswa secara mendalam (Gurel,
Kimia untuk Materi Larutan Penyangga” et al., 2015). Wawancara yang digunakan
menghasilkan data persentase rata-rata untuk mendeteksi miskonsepsi disebut
siswa yang mengalami miskonsepsi pada wawancara diagnostik. (Suparno, 2005 ).
konsep larutan penyangga sebesar 52,45%. Tujuan wawancara menurut Frankel
Miskonsepsi siswa pada konsep penyangga dan Wallen (2000) yaitu untuk menemukan
asam dan penyangga basa masing-masing sesuatu yang ada dalam pikiran seseorang,
sebesar 24,51% dan 18,62%. Sedangkan apa yang mereka pikirkan, dan bagaimana
pada konsep penentuan pH larutan seseorang. Wells dan Swackhamer (1992)
penyangga terjadi miskonsepsi sebesar menyatakan bahwa jika kemampuan peneliti
27,11%.Dari keempat konsep tersebut, memadai dalam melakukan wawancara,
konsep yang mengalami miskonsepsi paling maka wawancara merupakan instrumen
besar pada konsep larutan penyangga yangpaling efektif untuk mengetahui
sebesar 52,45%. miskonsepsi pada siswa.
Ada beberapa instrumen pendeteksi Wawancara dapat berbentuk
miskonsepsi yang sering digunakan para wawancara bebas dan terstruktur. Guru atau
peneliti dan guru untuk mengetahui siswa peneliti bebas bertanya kepada siswa dan
mengalami miskonsepsi atau tidak (Suparno, siswa dapat dengan bebas menjawab dalam
2005) sebagai berikut : 1) Peta konsep wawancara bebas. Urutan atau apa yang
(Concept Maps); 2) Tes Diagnostik multiple akan ditanyakan dalam wawancara itu tidak
choice dengan reasoning terbuka; 3) Tes dipersiapkan terlebih dahulu. Berbeda
Diagnostik tertulis (esai); 4) Wawancara dengan wawancara bebas, dalam
diagnostik; 5) Diskusi pemecahan masalah wawancara terstruktur pertanyaan sudah
dalam kelas; 6) Praktikum dengan tanya disiapkan dan urutannya pun secara garis
jawab. besar sudah disusun, sehingga
2078 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 1, 2018, halaman 2075 – 2085
25
18
15
12 13
11 11
9 8 8 9 9
7
3 3 3 4 3 3
2 2 1 1
0
pada soal tersebut masing-masing 50% dan miskonsepsi pada materi Larutan
60%. Pola miskonsepsi yang terjadi pada Penyangga dan Hidrolisis. Hasil analisis
soal nomor 1 siswa menganggap bahwa pemahaman konsep adalah sebagai berikut:
komponen larutan penyangga berasal dari paham konsep 21,66%, kurang paham
asam lemah dengan asam konjugasinya. konsep 12,50%, tidak paham konsep
Miskonsepsi lain, siswa menganggap 34,17%, dan miskonsepsi 31,67% pada
komponen larutan penyangga berasan dari materi larutan penyangga, dan siswa yang
basa lemah dengan basa konjugasinya. paham konsep 22,96%, kurang paham
Pola miskonsepsi yang terjadi pada soal 7,22%, tidak paham 32,59% dan
nomor 10 yaitu siswa menganggap bahwa miskonsepsi 37,22% pada materi Hidrolisis.
larutan garam yang berasal dari reaksi
antara asam kuat dengan basa lemah akan UCAPAN TERIMAKASIH
menghasilkan larutan garam bersifat asam, Ucapan terima kasih penulis
karena larutan asam kuat lebih dominan. sampaikan kepada Ibu Dra. Ipung Kadarwati
Meskipun jawaban siswa benar, namun selaku guru mata pelajaran Kimia di MAN
konsep yang mereka pahami keliru. Purworejo.
Lembar wawancara pendukung tes
diagnostik merupkan hasil pengembangan DAFTAR PUSTAKA
instrumen penilaian untuk analisis
Adadan, E. dan Savasci, F., 2012, An
miskonsepsi siswa sesuai penelitian analysis of 16-17-year-old students’
understanding of solution chemistry
(Mentari, et al., 2014). Analisis pemahaman
concepts using a two-tier diagnostic
konsep pada penelitian (Mentari, et al., instrument, International Journal of
Science Education, Vol 34, No 4,
2014) dilakukan menggunakan tes
Hal 513-544.
diagnostik pendeteksi miskonsepsi didukung
Frankel, J. R. dan Wallen, N. E., 2000, How
dengan wawancara bebas. Sedangkan pada
to design and evaluate research in
penelitian ini wawancara dilakukan education (4th ed.), US: McGraw-Hill
Comp. Hestenes
terstruktur dengan instrumen lembar
wawancara pendukung tes diagnostik. Hasil Gurel, D.K., Eryilmaz, A. dan McDermott,
penelitisn menunjukkan lembar wawancara L.C., 2015, A Review and
Comparison of Diagnostic
pendukung tes diagnostik pendeteksi Instruments to Identify Students’
miskonsepsi dapat digunakan untuk Misconceptions in Science, Eurasia
Journal of Mathematics, Science &
mendeteksi miskonsepsi dan menganalisis Technology Education, Vol 11, No 5,
pemahaman konsep siswa kelas XI materi Hal 989-1008.
larutan penyangga dan hidrolisis. Kurniawan, Y dan Suhandi, A., 2015, The
Three Tier-Test for Identificat ion
The Quantity of Students’
SIMPULAN Misconception on Newton’s First
Hasil penelitian menggunakan Laws, Full Paper Proceeding GTAR
(Global Trends in Academic
instrumen tes diagnostik yang didukung Research), Vol 2, Hal 313-319.
wawancara ditemukan siswa mengalami
Umi Lailatul Hidayah, dkk., Penggunaan Instrumen Lembar Wawancara Pendukung…. 2085
Mentari, L., Suardana L.I. dan Subagiya, Yunitasari, W., E. Susilowati dan N. D.
N.I., 2014, Analisis Miskonsepsi Nurhayati, 2013, Pembelajaran
Siswa SMA pada Pembelajaran Direct Instruction Disertai Hierarki
Kimia untuk Materi Larutan Konsep Untuk Mereduksi
Penyangga, e-Journal Kimia Miskonsepsi Siswa Pada Materi
Visvitalis, Vol 2, No 1, Hal 76-87 Larutan Penyangga Kelas XI IPA
Semester Genap SMA Negeri 2
Meylindra, I., Ibnu, S. dan Sulistina, O., Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013,
2013, Identifikasi Pemahaman Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 2, No
Konsep Larutan Asam Basa Melalui 3, Hal 182-190
Gambaran Mikroskopik pada Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang,
Artikel, Universitas Negeri Malang.