Robert’s rectractor
Mills rectractor
High labial bow
Jawab:
a. Labial Bow
b. b. Finger Spring
c. c. Bumfeer veer terbuka
e. Cantilever Ganda
Jawab:
Labial bow : aktivasi dengan cara menekan /memperlebar lup dan bow
nya 1-2mm dengan tang 3 jari
Finger spring : diaktivasi dengan membuka koil/ memindahkan area yang
aktif mengarah ke gigi yang akan di gerakan. Maksimal dilakukan 3 mm.
Bumfeer veer terbuka : menggunakan tang gepeng untuk memperbesar lup
Bumfeer veer tertutup : menggunakan tang gepeng untuk memperbesar lup
Cantilever spring : kawat diangkat menggunakan tang kemudaian ditarik
keatas dan kedepan dengan menegangkan spring dengan begini appliance
dapat teraktifasi sendiri.
Jawab:
b. Klasifikasi skeletal
- Klas I skeletal : RA dan RB berada pada relasi normal ( orthognati)
- Klas ii skeletal : RB terlihat lebih kurang dari RA ( retrognati)
- Klas III skeletal : RB terlihat lebih maju dari RA ( prognati).
13. seorang ibu membawa anaknya umur 15 tahu ke RSGM dngan gigi depan
bercelah. Pmeriksaan klinis tambpak gigi diastem pada 11 dan 12, 12 dan 13, 13
dan 14 , 22 dan 24. Gambar desain alat alatnya.
14. Cara pembuatan klamer :
a. Finger spring
- Luruskan potongan kawat
- Pastikan kawat pada tang
- Bengkokkan kawat pada ujung tang
- Putar lawat pada ujung tang untuk membentuk helix
- Posisikan pada model
- Tandai dengan pensil pada posisi dengan retentif
- Bengkokkan kawat sesuai dengan margin gingiva
b. Bumfer veer terbuka
- Luruskan klamer
- Bengkokkan klamer menggunakan tang bulat untuk membuat loop
pertama
- Lakukan kembali untuk membuat loop kedua yang sejajar dengan loop
pertama
c. Bumfer veer tertutup
- Luruskan klamer
- Buat loop loop salah satu gigi insisivus yang akan dibuatkan
komponen bumfer veer posisikan pada model untuk menentukan
panjang bridge yang dibuatbengkokkan klamer dengan tang bulat
untuk membuat dan 2 loop pada gigi insisivus
d. Cantilever ganda
- Luruskan kawat
- Tandai bagian mesiodistal pada model
- Lalu tandai pada klamer
- Buat koil pada bagian distal
e. Buccal canine retractor
- Luruskan potongan klamer dengan tang bulat sesuai dengan gigi C
- Sesuaikan dengan permukaan labial C pada ½ bagian, dari slop distal ,
beri tanda
- Kemudian bengkokkan dengan tang gepeng mengarap ke apika;
- Cocokkan pada model
- Koil ditempatkan ssetinggi mungkin tanpa mengganggu jaringan lunak
- Tang harus berseberang dengan titik kontak meisal dari P2
- Koil kemudian ditempatkan pada distal gigi C
f. Labial bow
- Luruskan kawat
- Gunakan tang bulat untuk membentuk ½ lingkaran pada agian distal P
- Gunakan pula tang 3 jari untuk membantu membat retensinya
- Gunakan spidol untuk menandai loop yang dignakm pada bagian
anterior dari gigi P1 bagian distal
g. Klamer Adam
Tentukan kedua titik undercut pada mesiodistal aproksimal dan lakukan
radier jika perlu
Luruskan klamer
Buat bengkokkan pertama dengan sudut 90 derajat
Buat tanda untuktentukan panjang bridge
Cocokkan kembali panjang bridge pada model
Bengkokkan arrowhead dengan ujung tang dan bengkokkan dengan ibu
jari
Setelah kaki arrow head pertama selesai, maka kedua harus sejjar
Buat arrow head dengan cara yang sama
Periksa sudut dan kesejajaran arrowdead
Pembengkokan kedua jari arrowhead setinggi bridge
Mengatur posisi kaki klamer adam
Sampai meyentuk kontak point interdental gigi yang melintasi garis oklusi
Bridge membentuk sudut 45 derajat terhadap as panjang gigi
Sesuaikan kawat melewati oklusi gigi
Bengkokkan klmer ke arah palata untuk retensi
Tag klamer dan palatum berselah kurang lebih 1 mm
Tag distal dibuat kearah mesial mengikuti kontur plat akrilik
h. Klamer Arrowhead
- Potonglah klamer yang letaknya kurang lbih 1 mm dari gingiva
- Gunakan tang bulat untuk membuat bulatan pada klamer arrowhead
- Buat bengkokkan kedua dengn sudutnyang sama
- Bentuk arrow hwad sesuai dengan tinggi mahkota gigi
- Bengkokkan arrowhead dengan ujung tang dan bengkokkan dengan
ibu jari
- Arrowhead dibentuk sesuai dengan kontur gigi
i. Klamer C
- Potonglah klamer ukuran diameter 0,8-0,9mm
- Perhatikan pada bagian lengan bulat klamer terletak dibawah kontur
terbesar gigi ( kurang lebih 2 mm dari gingiva)
- Gunakan tang 3jari untuk memuat retensi pada klamer C
- Ujung klamer tidak boleh tajam’berkontak dengan baik dengan
permukaan gigi
j. Klamer duyzing
- Potonglah k;;amer dengan diameter 0,7-0,9mm
- Gunakan tanggepeng untuk meluruskan bagian klamer’gunkan pada
tang 3 jari utuk membut lengan klamer
- Lengan atas klamer menempel pada permukaan bukaldari lingkaran
terbesar gigi
- Kemudian dibengkokkan memutar di pertengahan permukaan bukal
k. Klamer southend
- Potonglah klamer dengan menggunakan cutting plier
- Gunakan tang bulat untuk membuat atau membentuk bulat pada
anterior gigi
- Meliputi 2 gigi yang berdampingan
- Mengikuti tepi gigi dan ebuat “U loop” kecil dibuat pada undercut
interdental
- Buatlah retensinya dengan menggunakan tang 3 jari.
15. Indikasi dan Kontra indikasi dari klamer :
a. Finger spring
Indikasi : untuk gigi yang mengalami mesioversi , distoversi digunakan
oada gigi yang masih dalam lengkung atau tempatnya
Kontrindikasi : gigi dengan mahkota sisa akar, gigi rtasim gigi dengan
fluorosisi parah
b. Bumfer veer terbuka
Indikasi : gigi yang mengalami rotasi ekstentri, gigi anterior
Kontraindikasi : gigi posterior, mesioversi, endostem
c. Bumfer veer tertutup
Indikasi: menggerakkan gigi ke arah labial
Kontraindikasi : gigi yang mengalami defek parah ( amelogenesis
imperfekta, dll)
d. Cantilever ganda
Indikasi : untuk gigi insisivus yang memerlukan koreksi rotasi
Kontraindikasi : gigi insisivus yang mengalami defek parh
e. Buccal canine retractor
Indikasi: saat leatk gigi C ( bukal) sehingga harus diletakkan di palatal
atau distal
Kontaindikasi : bukan gigi C
f. Labial bow
Indikasi: untukk meretraksi gigi depan ke arah kingual palatal
Mempertahankan lengkung gigi ke arah labial, mempertinggi retensi atau
stabilitas alat
Kontra indikasi : gigi posterior yang bermigrasi
g. Klamer adam
Indikasi : retensi untuk plat, terutama pada gigi posterior
Kontraindikasi : digunakan pada bagian retensi bukl palatal ataulingual
h. Klamer C
Indikasi : gigi c,p,m permnen
Kontra indikasi : gigi desidui dan gigi permanen yang belum erupsi
sempurna
i. Klamer duyzing
Indikasi : gigi M erupsi permanen
Kontraindikasi : gigi yang belum erupsi sempurna
j. Klamer southend
Indikasi : gig anterior
Kontraindikasi : gigi sisa akar, gangren pulpa dan defek yang parah.
TUGAS PENDAHULUAN 3
Divisi 2
Insisivus rahang atas berinklinasi lingual,
Insisivus lateral mungkin normal atau labioversi
4) Klasifikasi Ackerman-Proffit System
Alignment
Intra lengkung alignment dan simetri ketika dilihat secara
oklusal. Lengkung gigi diklasifikasikan atas ideal / crowded /
space
Profil
Profil bisa konfex / lurus / concaf
Relasi Transversal
Meliputi skeletal transversal dan relasi dental. Bukal dan
palatal crossbite, yang kemudian dapat diklasifikasikan sebagai
bilteral / unilateral
Klass
Meliputi relasi sagital gigi yang di taksir menggunakan
klasifikasi Angle klas I / klas II / klas III
Overbite
Maloklusi pada bidang vertikal. Meliputi open bite anterior
/ open bite posterior/ deep bite anterior / collapsed bite posterior
Jawab:
h. Pervers adalah letak gigi horizontal terhadap rahang atau disebut dengan
gigi impaksi (hal ini dapat dilihat melalui foto rontgen)
a. Kurva Spee
b. Kurva Wilson
c. Kurva Monson
Jawab:
a. Kurva Spee
b. Kurva Wilson
c. Kurva Monson
Kurva monson adalah perpanjangan dari kurva spee dan kurva wilson ke
seluruh cusp dan edge insisal gigi.
Indikasi:
Kontraindikasi:
b. Labial bow : Aktivasi labial bow ini diperlukan sekitar 4 mm, tetapi daerah
pengaktivan sangat penting. Labial bow diaktivasi dengan bending pada vertical
limb di bawah coil. Menekan loop pada bow sehingga terjadi retensi ke palatal
c. Bumfer veer terbuka : memperbesar kedua loop. Karena jika hanya satu
membuat gigi rotasi
e. Cantilever ganda : dengan cara melonggarkan koil mulai dari yang terjauh dari
gigi. Hingga yang terdekat
d.Gambar desain
b. Menurut fungsinya
· Peninggi gigitan dataran miring rahang atas (maxillary inclined bite plane)
c.Indikasi pemakaian
Kontra indikasi
f.Peninggi gigitan untuk maksilla dimana bite block miring 45' untuk memajukan
gigi rahang atas yang retrusi sehingga maju kedepan ,
sedangkan jumping bite plane peninggi gigitan yang bite blocknya terletak di
posterior. Sehingga membuat gigi anterior terbuka atau memungkinkan gigi
anterior dimajukan dan berupa bite block rahang atas dan rahang bawah
8. Aktivator
a. Apa itu aktivator?
Aktivator (Fungsional appliance) adalah aplikasi ortodontik yang tidak
mempunyai komponen aktif tetapi memperoleh gaya dari alat orto
mastikasi dan fasial.
b. Jelaskan macam – macam aktivator!
- Monoblock, berfungsi untuk mengoreksi mandibula retrognatik, dibuat
dari satu blok
- Frankel Function Regulator, alat latihan ortopedik untuk membantu
dalam maturasi, latihan dan reprogram sistem neuromuskular orofasial.
- Bionator, bagian bawah sempit dan komponen atas hanya terdiri dari
ekstensi lateral dengan crosspalatal stabilizing bar. Palatum dibebaskan
untuk kontak proprioseptit dengan lidah dan kawat buccinator
menjauhkan otot yang memiliki potensi deformasi.
- Twin – Block, terdiri atas bagian atas dan bawah dengan bite block
sederhana yang terlibat pada occlusal inclened planes.
9. Ekspansi
a. Apa itu plat ekspansi?
Plat Ekspansi merupakan alat ortodontik lepasan yang sering digunakan
pada kasus gigi berjejal ringan. Kekurangan ruang guna mengatur gigi –
gigi tersebut diperoleh dengan menambah perimeter lengkung gigi
menggunakan plat ekspansi. Pada pasien dewasa, hanya terjadi gerakan
ortodontik, yaitu dengan tipping, merubah inklinasi gigi.
b. Jelaskan macam – macam sekrup ekspansi!
Ekspansi arah palatal
Ekspansi secara paralel, simetris, berfungsi melebarkan lengkung
gigi ke arah palatal secara paralel. Jadi disini gerakan yang secara
resiprokal. Selain itu berfungsi untuk melebarkan lengkung gigi.
Alat ini digunakan untuk meretrusi gigi insisivus yang protrusif.
Ekspansi secara paralel, Asimetris, Peningkatan anchorage
dilakukan dengan menambah plat akrilik yang menutup permukaan
lingual gigi antagonis pada sisi yang normal.
Ekspansi secara non paralel, simetris, digunakan untuk ekspansi
lengkung bagian anterior (C – C) dan sedikit di daerah P1,
sedangkan gigi posterior lainnya dipertahankan kedudukannya.
Alat ini dimodifikasi antara sekrup ekspansi dan tie – bar yaitu
terletak pada bagian terdistal plat di garis tengah. Sering juga
dilengkapi dengan box – in safety pin sering untuk proklinasi gigi
retrusi/palatoversi.
Ekspansi arahb lateral, non paralel, Asimetris, terdiri dari sekrup,
retensi, tie – bar, spur, dan pengaktifan
Ekspansi arah Antero – Posterior
Pergerakan ke distal gigi segumen bukal, Sekrup yang digunakan
adalah hard metal dengan guide – pin paralel dengan bidang
oklusal dan arah pergerakan gigi yang akan digeser. Alat ini sering
ditambahn dengan anterior inclined bite plane guna menambah
penjangkaran dan membebaskan tonjol – tonjol gigi yang akan
digerakkan terhadap gigi antagonisnya. Spur dipasang pada I lateral
untuk mencegah pergeseran ke distal. Retensi dengan Adams clasp
yang dipasang pada gigi 14, 16, 24, dan 26.
Pergerakan ke labial (Aproklinasi gigi anterior), agar plat akrilik
tidak terlalu tebal, sekrup dipasang sedekat mungkin dengan gigi
anterior yang akan digerakkan dan dengan palatum. Sumbu
panjang sekrup terletak di garis tengah dan paralel dengan bidang
oklusal. Retensi Adams clasp pada gigi 14, 16, 24, dan 26, spur
dipasang disebelah distal gigi 12 dan 22 dan sebelah mesial 13 dan
23.
Kontraindikasi :
- Gigi anterir bawah akan tertekan pada saat mengunyah sehingga terjadi
intrusi.
15. Jelaskan perbedaan masa pubertas lai-laki dan perepuan dalam pertumbuhan
dan perkembangan gigi geligi.
17. Tuliskan inklinasi dan angulasi tiap gigi dan apa perbadaan inklinasi dan
angulasi?
18. Jelaskan:
19. Jelaskan penjangkaran intra oral dan ekstra oral dan jelaskan tujuannya
- Simple anchorage
Gigi (kekuatan pendukung besar) sebagai penjangkar,
menggerakkan gigi lain (kekuatan pendukung kecil)
Ex : molar menggeser insicivus
- Compound anchorage
Beberpa gigi sebagai penjangkar menggerakkan gigi lain
- Stahonery anchorage
Bila gigi penjangkar tidak dapat mengoreksi tekanan
berlawanan gigi yang digerakkan gigi penjangkar ( bodily )
- Rechiprocal Anchorage
Kekuatan gigi penjangkar sama gigi yang digerakakan
b. Intermaxillary Arch
a. Headgear
Ex : nexk strap ( kekuatan ringan )
Hend cup ( kekuatan besar )
b. Fase bow
c. JHooy
1. Crossbite Dental
Herediter (genetic/keturunan)
Kongenital (palatal cleft)
Malfungsi TMJ
Ukuran maxilla yang kecil dari mandibula dapat disebabkan
faktor genetik dan lingkungan
Mouth breathing ( bernapas melalui mulut ) karena adanya
obstruksi saluran pernapasan
b. Bahan
- Pumice
Untuk mengkilapkan permukaan akrilik (bahan abrasi)
- Air
Di campur bersama pumice
1. Plat akrilik dibuat setipis mungkin agar tidak memenuhi mulut namun
tetap kuat.
2. Ketebalan plat rata-rata 2mm
3. Jangan terlalu banyak memasang pir agar nyaman digunakan pasien.
4. Stabilitas alat baik saat dipakai mengunyah, menelan, dan berbicara.
5. Plat dasar harus beradaptasi dengan mukosa mulut, tidak melukai jaringan
lunak
6. Plat dasar tidak boleh mengganggu pergerakan lidah
Plat ekspansi adalah alat ortodontik lepasan yang berguna untuk melebarkan
lengkung basal dan atau lengkung gigi untuk mengatasi kasus crowded ringan
maupun kekurangan ruangan.
Indikasi:
1. Metode flasking:
Menggunakan bahan Heat Curing Acrylic (HCA) yaitu bahan akrilik
yang proses polimerisasinya memerlukan pemanasan sehingga pada
waktu prossessing diperlukan penggodogan. Model malam di inbed
didalam kuvet, dicor dengan air mendidih, adonan akrilik dimasukkan
dipress kemudian di godok.
Menggunakan bahan Cold Curing Acrylic (CCA) atau juga disebut Self
Curing Acrylic (SCA) bahan akrilik ini diproses polimerisasinya tidak
memerlukan pemanasannya. Panas untuk polimerisasinya timbul
akibat reaksi eksotermis dari bahan tersebut waktu dicampur.