Anda di halaman 1dari 3

Riga-Fede Disease: Lesi Traumatik yang Timbul Akibat Kelainan Erupsi Gigi

Abstrak Natal teeth dan neonatal teeth dilaporkan dapat menyebabkan ulserasi pada permukaan ventral lidah pada neonatus dan bayi, yang dapat mengakibatkan kesulitan pemberian makanan. Lesi ini didiskripsikan oleh Riga dan Fede yang kemudian disebut dengan Riga-Fede disease. Penanganan utama adalah mengeliminasi penyebab trauma yang dapat dilakukan secara konservatif maupun dengan mengekstraksi gigi. Penyembuhan lesi akan mengatasi masalah pemberian makan bayi sehingga dapat memperbaiki intake nutrisi. Diskusi Gigi yang bererupsi sebelum waktunya disebut dengan congenital teeth, fetal teeth, precoccius teeth, dan dentitia praecox. Massler dan Savara (1950) mendefinisikan gigi yang sudah bererupsi saat bayi lahir sebagai natal teeth, dan gigi yang bererupsi selama 30 hari setelah kelahiran sebagai neonatal teeth. Etiologi natal teeth dan neonatal teeth sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun dihubungkan dengan beberapa faktor seperti posisi benih gigi yang terletak superfisial, infeksi atau malnutrisi, erupsi yang dihubungkan dengan insidensi demam atau stimulasi hormonal, transmisi herediter dari gen autosom dominan, aktivitas osteoblastik benih gigi yang dihubungkan dengan fenomena remodeling, dan hipovitaminosis. Secara morfologi natal teeth dan neonatal teeth menunjukkan

perkembangan yang kurang, ukuran kecil, berbentuk konikal, dan berwarna coklat kekuningan. Email biasanya hipoplastik dan karena tidak ada pembentukan akar pada waktu kelahiran, maka gigi-gigi tersebut biasanya hanya melekat pada leher gingiva dan tidak kencang sehingga memungkinkan gigi tersebut bergerak ke segala arah.2 Sebanyak 90% natal teeth dan neonatal teeth adalah gigi desidui, sedangkan 10% nya adalah gigi berlebih (supernumerary). Dengan mempertimbangkan fakta tersebut, maka gigigigi ini harus dipertahankan kecuali jika gigi-gigi tersebut menyebabkan sakit pada bayi, rasa tidak nyaman pada ibu ketika menyusui, atau jika gigi-gigi tersebut sedemikian goyang sehingga dapat terlepas dan tertelan. Pertumbuhan akan normal setelah kelahiran dan perlekatan gigi secara perlahan menjadi lebih baik.1 Riga-Fede disease adalah ulkus traumatik yang timbul pada permukaan ventral lidah pada neonatus (bayi baru lahir sampai berusia 28 hari) dan bayi yang berusia kurang dari 2 tahun. Pertama kali didiskripsikan oleh Antonio Riga pada tahun 1881, dan kemudian tahun 1890 Francesco Fede mempublikasikan studi histopatologinya. Berbagai terminologi telah digunakan untuk mendiskripsikan lesi ini seperti ulkus eosinofilik mukosa oral, fibrogranuloma sublingual, pertumbuhan sublingual pada bayi, ulkus sublingual, lesi

traumatik lidah yang berulang, ulkus traumatik lingual, traumatic atrophic glossitis, dan traumatik granuloma pada lidah. Lesi ini sering dihubungkan dengan natal teeth dan neonatal teeth, walaupun dapat juga disebabkan karena kebiasaan menjulurkan lidah setelah erupsi gigi insisivus bawah desidui 3,4,5. Lesi ini diawali dengan timbulnya ulserasi pada permukaan ventral lidah. Terjadinya trauma yang berulang menyebabkan lesi meluas, membentuk massa fibrous dengan formasi granuloma ulserasi. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan berbagai infiltrat inflamasi tersusun oleh limfosit, makrofag, sel mast, dan eosinofil yang mendominasi dalam jumlah yang banyak
3,6

. Diagnosis diferesial lesi ini antara lain adalah ulseratif candidiasis, sifilis

primer, tuberkulosis, limpoma, sarkoma, dan agranulositosis. Lesi ini menimbulkan rasa sakit saat menyusui sehingga mengakibatkan kesulitan pemberian makanan, terlebih lanjut dapat menyebabkan dehidrasi. Infeksi sekunder juga merupakan akibat lain yang dapat terjadi. Apabila lesi ini terlambat didiagnosis atau pemberian terapi tidak efektif, dapat menyebabkan deformitas permanen lidah, kekurangan nutrisi, dan terlebih lanjut gangguan pertumbuhan 3. Riga-Fede disease diklasifikasikan menjadi 2 grup yaitu: Precocious Riga-Fede disease atau Riga-Fede disease awal, yaitu lesi yang berhubungan dengan natal teeth atau neonatal teeth, yang bererupsi selama 30 hari setelah kelahiran; Late Riga-Fede disease adalah lesi yang timbul pada bayi berusia lebih dari 6 bulan, timbul karena kebiasaan menjulurkan lidah pada saat gigi desidui telah bererupsi, dan sering berhubungan dengan gangguan neurologi 4,6. Penanganan Riga-Fede disease terutama adalah menghilangkan sumber penyebab trauma, sehingga penyembuhan jaringan dapat terjadi. Beberapa pilihan untuk menangani lesi ini antara lain: menghaluskan permukaan gigi insisivus bawah dengan menggunakan finishing bur atau sandpaper disc; memodifikasi cara pemberian makanan untuk mengurangi trauma pada lidah, misalnya dengan memberikan botol dengan lubang yang besar; mengobati keluhan dengan pemberian Kenalog in Orabase; membuat increment resin komposit untuk mengikat kedua insisivus bawah; mengobservasi lesi; dan apabila tidak terjadi penyembuhan maka dapat dilakukan ekstraksi gigi insisivus bawah. Ekstraksi dapat dilakukan ketika bayi sudah berusia 10 hari atau lebih untuk mengantisipasi ketersediaan vitamin K dalam darah bayi. Dapat juga diberikan vitamin K 0,5-1,0 mg intramuskular sebelum dan sesudah ekstraksi sebagai profilaksi. Apabila setelah ekstraksi lesi tidak kunjung sembuh maka dapat dilakukan eksisi, akan tetapi hal ini jarang terjadi 4,5.

Kesimpulan Walaupun Riga-Fede disease adalah penyakit yang jarang, akan tetapi perlu dilakukan diagnosis yang tepat dan penanganan segera agar tidak menyebabkan gangguan pertumbuhan yang lebih lanjut. Penanganan utama adalah dengan menghilangkan penyebab trauma yang dapat dilakukan dengan tindakan konservasi ataupun dengan mengekstraksi gigi penyebab. Observasi perlu dilakukan untuk mengamati penyembuhan lesi setelah dilakukan perawatan.

Daftar Pustaka 1. Andlaw, R.J.; Rock, W.P., 1992, Perawatan Gigi Anak, ed. 2, Widya Medika, Jakarta 2. Deep, S.B.; Ranadheer,E.; Rohan, B., 2011, Riga-Fede Disease: Report of a Case With Literature Review, J. Academy Adv Dental Research, 2, 27-30, www.ispcd.org 3. Dunlop, Rachel; Barton, Douglas; Jones, James, 2013, Riga-Fede Disease: a Case Report, J. Pediatric Health Care, 27, 155-157, www.jpedhc.org 4. Sharma, N.; Chander, S.; Soni, S.; Singh, S.; Chodhary, M.G., 2012, Riga-Fede Disease Due To Noenatal Tooth: a Case Report, International Journal of Oral and Maxillofacial Pathology, 3 (2), 43-44, www.journalgateway.com 5. Slayton, R.L., 2000, Treatment Alternatives for Sublingual Traumatic Ulceration (Riga Fede Disease), American Academy of Pediatric Dentistry, 22 (5), 413-414, www.aapd.org 6. Van Der Meij, E.H; De Vries, T.W.; Eggink, H.F.; De Visscher, J.G., 2012, Traumatic Lingual Ulceration in a Newborn: Riga-Fede Disease, Italian Journal of Pediatrics, 38 (20), www.ijponline.net

Anda mungkin juga menyukai