Makalah Irigasi
Makalah Irigasi
Makalah Irigasi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………....
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………….
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….........
A. Deskripsi lokasi penelitian……………………………………………………..............
B. Pengoptimalkan waduk Gajah Mungkur sebagai daya tarik wisata …………………..
C. Peran Waduk Gajah Mungkur terhadap Pertumbuhan Sektor Pertanian……………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu waduk yang
memiliki lahan pasang surut digunakan petani lokal (setempat) untuk kegiatan bercocok
tanam. Lahan pasang surut Waduk Gajah Mungkur meliputi 7 (tujuh) kecamatan yang ada
di Kabupaten Wonogiri, yaitu: Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno,
Giriwoyo, Eromoko, dan Wuryantoro. Menurut Su Ritohardoyo dalam Daryanto (2007:8),
luas lahan pasang surut Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri adalah antara 1.300
hingga 6.400 hektar dengan variasi waktu terbuka antara 1 hingga 7 bulan. Di Waduk
Gajah Mungkur akan muncul daratan yang luas di musim kemarau, biasa disebut lahan
pasang surut waduk. Lahan semacam ini akan menjadi lahan kosong selama musim
kemarau seiring surutnya air di dalam waduk dan akibatnya lahan tersebut dimanfaatkan
petani setempat untuk bercocok tanam. Petani diperkenankan untuk bercocok tanam di
lahan pasang surut Waduk Gajah Mungkur, namun tidak diperbolehkan untuk bercocok
tanam dizona sabuk hijau, karena dapat mempercepat laju erosi dan akan mengganggu daya
tahan waduk. Untuk mengurangi permasalahan banyaknya petani yang memanfaatkan
lahan pasang surut di Waduk Gajah Mungkur, maka pihak Perum Jasa Tirta mengenakan
pungutan sebesar Rp 50.000,00 untuk lahan pasang surut waduk seluas 1.000 m2 setiap
satu tahun. Pungutan tersebut tidak dimaksudkan untuk mengkomersialkan lahan pasang
surut waduk, tetapi dikembalikan untuk perawatan waduk (Perum Jasa Tirta I dalam
radiogglink.com / petani - Waduk - Gajah - Mungkur - keluhkan - pungutan - uang / diakses
tanggal 16 Juli 2012).
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui.
1. Produktivitas lahan untuk tanaman padi lahan pasang surut di Waduk Gajah
Mungkur Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri.
2. Tingkat kesesuaian lahan pasang surut di Waduk Gajah Mungkur Kecamatan
Wuryantoro Kabupaten Wonogiri untuk tanaman padi.
3. Faktor pembatas kesesuaian lahan pasang surut di Waduk Gajah Mungkur
Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri untuk tanaman padi.
4. Upaya perbaikan untuk mengatasi faktor pembatas kesesuaian lahan pasang surut
di Waduk Gajah Mungkur Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri untuk
tanaman padi.
D. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 6 km di selatan Kota
kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan
membendung sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Dinamakan
Gajah Mungkur, karena lokasinya yang tak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur
disebelah barat waduk. Luas Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk ini mencapai 1.350 Km
dengan pintu masuk melalui beberapa sungai besar yaitu Bengawan Solo, Sungai Kaduang,
Sungai Tirtomoyo, Sungai Parangjoho, Sungai Temon, dan Sungai Posong. Luas genangan
maksimum Waduk Gajah Mungkur adalah 8.800 Hektar mencangkup 7 kecamatan yaitu
Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno, Giriwoyo, Eromoko,
Kecamatan Wuryantoro. Sedangkan bangunan bendungan berada di Desa Pokohkidul,
Kecamatan Wonogiri.
Selain itu pengelola juga akan membangun kios pedagang untuk menertibkan para
pedagang yang ada di dalam obyek wisata. Pengelola juga akan mengurus surat ijin
lembaga konservasi untuk mngembalikan lagi beberapa satwa yang di sita seperti gajah
yang menjadi icon wisata ini. Dengan disitanya beberapa satwa, terjadi penurunan
pengunjung sehingga untuk mengembalikan lagi animo masyarakat untuk berkunjung
pihak pengelola akan mengemnbalikan lagi satwa-satwa tersebut ke kebun binatang
yang dimiliki obyek wisata waduk gajah mungkur Di dalam melaksanakan progam
tersebut, pihak DISBUDPARPORA bekerjasama dengan UPT untuk mewujudkan
progam-progam tersebut. pihak pengelola juga mengikutsertakan masyarakat sekitar
obyek wisata untuk membantu mewujudkannya seperti menghimbau masyarakat untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat wisata dan mendukung seluruh progam
yang telah direncanakan. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi saat pelaksanaan
progam ini, yaitu ada beberapa pedagang yang tidak mau direlokasi temberjualannya
dan kendala lain yaitu belum optimalnya investor swasta. Peran serta asing yang
diberikan selama ini dalam rangka pengembangan Wisata Waduk Gajah Mungkur
masih kurang.
Dengan adanya obyek wisata ini beberapa remaja yang dahulunya tidak
mempunyai pekerjaan bisa bekerja menjadi calo perahu dan menjadi tukang parkir
yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mampu mengurangi tingkat
pengangguran. Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung mempengaruhi pula
pada pendapatan yang diperoleh masyarakat Desa Sendang yang mempunyai usaha di
Obyek Wisata itu. Obyek wisata waduk gajah mungkur mampu meberikan lapangan
pekerjaan baru atau sampingan bagi masyarakat Desa Sendang yang pada akhirnya juga
menambah pendapatan masyarakat sehingga mayarakat mampu memenuhi kebutuhan
hidup dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. keberadaan obyek wisata waduk
gajah mungkur ini mampu memberikan peningkatan kesejahteraan ekonomi bagi
masyarakat desa sendang, karena adanya obyek wisata tersebut masyarakat mampu
membuka lapangan pekerjaan baru ataupun pekerjaan sampingan sehingga pendapatan
masyarakat juga meningkat. Pendapatan yang diperoleh digunakan masyarakat untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan sandang, pangan, dan papan,
mampu membeli barang-barang sekunder maupun barang tersier dan menyekolahkan
anak-anaknya sampai jenjang perguruan tinggi. Masyarakat juga mempunyai peluang
yang besar untuk mebuka usaha ataupun mengembangkan usaha agar lebih maju lagi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Gajah_Mungkur
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72184
MAKALAH
WADUK GAJAH MUNGKUR
DISUSUN OLEH :
KHOIRUL HUDA M
MUHAMMAD ADRIAN
RENO MAULANA
FANISYA ANDRIAN