Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“MIKROSKOP DAN METODE MIKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
MICHELLE ANGELINA DIEN (G 701 17 137)
NUR`ILMA AWWALIYAH (G 701 18 008)
LUSI OKTAVIANA T. PAKUNDA (G 701 18 087)
FARHANSYAH DARISE (G 701 18 190)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palu, 04 Februari 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Mikroskop dan mikroskopik
II.2 Reagen pewarnaan mikroorganisme
II.3 Pewarnaan sederhana
II.4 Pewarnaan negative
II.5 Pewarnaan diferensia , pewarnaan gram, tahan asam, kapsul, spora dan sanfagel
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan
mata.Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek. Jenis paling umum dari
mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan
alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar
dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari


mikroorganisme.Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat
dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea.
Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap
sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi
bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses
fermentasi anggur (wine) dan membuat vaksin rabies

Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih
kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah,
ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau
protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron

Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan zat warna tunggal yang
bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi sel bakteri. Pada pewarnaan ini, zat warna yang
digunakan salah satunya adalah gentiana violet. Pada pewarnaan sederhana hanya
menggunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme
dan sekelilingnya. Prosedur pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini
sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikroorganisme bakteri.
Pada bakteri dikenal bentuk yang bulat ( coccus), batang (basil), dan spiral.
I.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian mikroskop dan mikroskopik?


2. Bagaiman reager pewarnaan mikroorganisme?
3. Bagaimana pewarnaan sederhana?
4. Bagaiman pewarnaan negatif?
5. Bagaimana pewarnaan diferensia , pewarnaan gram, tahan asam, kapsul, spora dan san
fagel?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui mikroskop dan mikroskopik


2. Mengetahui reager pewarnaan mikroorganisme
3. Mengetahui pewarnaan sederhana
4. Mengetahui pewarnaan negative
5. Mengetahui pewarnaan diferensia , pewarnaan gram, tahan asam, kapsul, spora dan san
fagel
BAB II
PEMBHASAN

II.1 Mikroskop dan Mikroskopik

Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat
untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata. Mikroskop
merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat
mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil
dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil,
tidak mudah terlihat oleh mata.

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis.
Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang
memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari
lensa tersebut.

Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya
dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop
diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk
mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya
memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop
sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field,
fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).

Alat yang di gunakan adalah mikroskop dan keahlian dalam menggunakan mikroskop ini
dinamakan mikroskopi. Mikroskop sangat membantu dalam meneliti mikroba – mikroba
yang tidak kasat mata. Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah
Antony van Leeuwenhoek (1632-1723), tahun 1675 Antony membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa
mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang .
a. Bagian-Bagian Mikroskop

Berikut bagia-bagian mikroskop beserta fungsinya :


1. Lensa okuler
Lensa okuler adalah lensa yang letaknya di bagian ujung atas tabung dekat dengan
mata pengguna, pengamat. Fungsi utama lensa okuler ini adalah untuk membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2. Lensa objektif
Lensa Objektif ini letaknya berada di dekat objek yang akan diamati, diteliti. Pada
umumnya terdapat tiga lensa objektif pada sebuah mikroskop, yakni dengan
perbesaran 10, 40 dan 100 kali. Lensa objektif ini membutuhkan cahaya nyata,
terbalik dan diperbesar. Di mana lensa objektif ini di atur oleh revolver untuk
menentukan pembesaran dan pengecilan lensa objektif. Ketika menggunakan lensa
objektif biasayan para pengamat mengoleskan minyak emersi ke objek, tujuannya
dari pemberian minyak emersi ini adalah sebagai pelumas dan untuk memperjelas
bayangan benda.
3. Tabung mikroskop [ Tubus ]
Fungsi, kegunaan tabung mikroskop ini adalah untuk mengatur fokus serta
menghubungkan antara lensa objektif dan lensa okuler.
4. Makrometer [ Pemutar kasar ]
Fungsi utama Makromater (pemutar kasar) dalam bagian mikroskop adalah untuk
menarik dan menurunkan tabung mikroskop secara tepat dan cepat.
5. Mikrometer [ Pemutar halus ]
Fungsi utama Mikrometer (pemutar halus) dalam bagian mikroskop adalah untuk
untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop secara tepat dan lambat,
bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
6. Revolver mikroskop
Fungsi utama revolver dalam bagian mikroskop adalah untuk mengatur perbesaran,
pengecilan lensa objektif, cara penggunaan nya dengan cara memutarnya ke kanan
atau ke kiri.
7. Rerlektor mikroskop
Reflektor dalam mikroskop terdiri dari 2 jenis cermin yaitu cermin cekung dan
cermin cermin datar. Fungsi utama relfektor pada mikroskop adalah untuk
memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat pada
meja objek kemudian diteruskan ke mata pengamat.
Cermin datar digunakan saat cahaya yang di butuhkan dapat terpenuhi, sedangkan
jika cahaya tidak terpenuhi maka akan menggunakan cermin cekung karena fungsi
cermin cekung di sini adalah untuk mengumpulkan cahaya.
8. Diafragma
Fungsi utama diafragma pada bagian mikroskop adalah untuk mengatur banyak
atau sedikitnya cahaya yang masuk atau cahaya yang digunakan.
9. Kondensor
Fungsi utama kondensor pada bagian mikroskop adalah untuk mengumpul kan
cahaya yang dipantulkan oleh cerimin kemudian memusatkannya pada objek, cara
menggunakan alat ini bisa diputar ke kanan atau ke kiri dan bisa juga di naik
turunkan.
10. Cermin
Fungsi utama cermin pada bagian mikroskop adalah untuk menerima dan
mengarahkan cahaya yang diterima dengan cara memantulkan cahaya yang masuk
tersebut
11. Meja mikroskop
Fungsi utama meja mikroskop pada bagian mikroskop adalah sebagai tempat
meletakkan objek yang akan diteliti/diamati.
12. Penjepit mikroskop
Fungsi utama penjepit kaca pada bagian mikroskop adalah untuk menjepit kaca
yang melapisi objek tujuanya agar objek tidak mudah geser. penjepit ini berfungsi
untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
13. Lengan mikroskop
Fungsi utama lengan mikroskop pada bagian mikroskop adalah sebagai pegangan
pada mikroskop.
14. Bagian kaki mikroskop
Fungsi utama kaki mikroskop pada bagian mikroskop adalah untuk menopang atau
menyangga mikroskop agar tidak mudah jatuh.
15. Sendi inklinasi ( Pengantar sudut )
Fungsi utama sendi inklinasi pada bagian mikroskop adalah untuk mengatur sudut
atau tegaknya mikroskop.

b. Jenis-jenis mikroskop

Mikroskop dapat terbagi menjadi 7 macam, yaitu


1. Mikroskop Cahaya
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme Mikroskop cahaya memiliki
perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang berat dan kokoh
agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa
yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa
okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop
bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Pada ujung
bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau
lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat
preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk
menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain.
Mikroskop cahaya ada dua jenis, yaitu mikroskop monokuler dan mikroskop
binokuler. Kedua mikroskop ini pada dasarnya sama saja, hanya pada mikroskop
binokuler, terdapat dua lensa okuler segambar Pada mikroskop konvensional,
sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin
dataar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin in akan
mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah
dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam
pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik
yang akan menentukan daya pisah specimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan

2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3
dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop
cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan
dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh
lebih tinggi dibandinhkan denan mikroskop cahaya ssehingga kita dapat melihat
bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas
sehingga objek yang tebbbbbbbal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya
3 kali, sehingga prbesaran objek total minimal 30 kali. Pada bagian bawah
mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat lampu
yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan focus objek terletak disamping
tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokos.
Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk
mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.

3. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektorn adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan
peambesaran obyek sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan
elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan p[embesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari
pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak
energi dan radiasi elektro maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya. Mikroskop elektron sendiri masih terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)
2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
3) Mikroskop pemindai elektron
4) Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
5) Mikroskop refleksi elektron (REM)

4. Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena
cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada
cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat
meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya
pisah lalu menjadium. Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh nata
manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya photografi
Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit
serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari.

5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)


Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen
(seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein
antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian
atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat
khas, maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan
dilihat oleh antibody yang ditandai dengan pewarna pendar.

6. Mikroskop medan-gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya
bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk.
Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya
dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas
cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan
sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.

7. Mikroskop Fase kontras


Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya.Namun
agak sulit mengamati benda hidup tanpa diberi warna dalam keadan hidup, selain
itu, gelapnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri)
tak tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati,
kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras. Prinsip alat
ini sangat rumit, apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang tidak
diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus dalam sel, nucleus
ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti. Hubungan
ini tidak dapat ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan
filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini
menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang
dapat ditangkap oleh mata dngan demikian nucleus (dan unsure lain) yang sejauh ini
tak dapat dilihat menjadi dapat dilihat

II.2 Reager pewarnaan mikroorganisme


Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan zat warna tunggal yang
bertujuan untuk mengidentifikasi morfologi sel bakteri. Pada pewarnaan ini, zat warna yang
digunakan salah satunya adalah gentiana violet.

Pada pewarnaan sederhana hanya menggunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Menggunakan satu macam
zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan
sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan Prosedur pewarnaan
sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk
ukuran dan penataan pada mikroorganisme bakteri. Pada bakteri dikenal bentuk yang bulat (
coccus), batang (basil), dan dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan
bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur (
stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae)
(Lay 1994).

Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat
dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan
pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)
sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat
alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).

Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut.
Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri
secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-
60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).

Prinsip dasar dari pewarnaan sederhana adalah adanya ikatan ion antara komponen
selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi
ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna.

Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna
basa. Pewarnaan asam merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna
dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam
pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin. Sedangkan Pewarnaan basa atau
negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan
(tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi danukuran sel.

II.4 Pewarnaan negative

Pewarnaan negatif atau pengecetan negatif adalah pewarnaan yang dilakukan bukan
pada mikrobanya melainkan pewarnaan tersebut ditunjukan pada latar belakang dari sel-sel
mikroba menjadi gelap, zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan
sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan dengan latar belakang hitam. Pewarnaan
negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi latar belakngnya menjadi hitam
gelap. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini
olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia,
maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat
diperoleh dengan lebih tepat. Pada pewarnaan negatif, lingkungan yang berwarna hitam
disebabkan oleh pewarna yang digunakan adalah nigrosin atau tinta cina yang memiliki
warna dasar hitam. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung
bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding
sel bakteri. Oleh karena itu dinding sel menjadi tidak berwarna.

Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan
eosin. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini
olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia,
maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar penentuan sel dapat diperoleh denagan
lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.

Selain itu, disebutkan juga pustaka bahwa bakteri merupakan organisme mikroseluler
yang pada dinding selnya mengandung ion negatif, zat warna (nigrosin) yang bermuatan
negatif tidak akan mewarnai sel tetapi yang terwarnai adalah lingkungan luarnya saja.

II.5 Pewarnaan diferensia : pewarnaan gram, tahan asam, kapsul, spora dan flagel
Pewarnaan differensial

a. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling
banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting
dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya
lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran
sel bakteri. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans
Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat
tersebut. Reaksi atau sifat bakteritersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh
karena itu,pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri
tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus
Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut
relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut
tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.

Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil
ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat
warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif
tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan
setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah
atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen
dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membrane
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel
organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri
gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-
50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:

1. Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:


a) Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
b) Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat
ringan. Mengandung asam tekoat.
c) Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
d) Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
e) Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
f) Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
g) Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
h) Tidak peka terhadap streptomisin
i) Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

2. Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

a) Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
b) Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat didalam
c) Lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
d) Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
e) Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal
violet.
f) Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
g) Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
h) Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
i) Peka terhadap streptomisin
j) Toksin yang dibentuk Endotoksin
b. Pewarnaan Tahan Asam

Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam


konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat
warna khusus misalnya karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap
zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat
sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).
Pewarnaan tahan asam Tipe pewarnaan diferensial lebih dari satu pewarna untuk
membedakan suatu mikroorganisme dengan kandungan dinding sel peptidoglikan serta
disusun lebih dari 60% lipid kompleks yang tahan terhadap dekolorisasi dengan alkohol
asam.

Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri


penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan
tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.

Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)

c. Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa,
diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang
paling banyak digunakan.

Menurut Volk & Wheeler (1988), dalam pengamatan spora bakteri diperlukan
pewarnaan tertentu yang dapat menembus dinding tebal spora. Contoh dari pewarnaan
yang dimaksudkan oleh Volk & Wheeler tersebut adalah dengan penggunaan larutan
hijau malakit 5%, dan untuk memperjelas pengamatan, sel vegetative juga diwarnai
dengan larutan safranin 0,5% sehingga sel vegetative ini berwarna merah. Dengan
demikian ada atau tidaknya spora dapat teramati, bahkan posisi spora di dalam tubuh sel
vegetative juga dapat diidentifikasi.Namun ada juga zat warna khusus untuk mewarnai
spora dan di dalam proses pewarnaannya melibatkan treatmen pemanasan, yaitu spora
dipanaskan bersamaan dengan zat warna tersebu tsehingga memudahkan zat warna
tersebut untuk meresap ke dalam dinding pelindung spora bakteri.

Beberapa zat warna yang telah disebutkan di atas, dapat mewarnai spora bakteri,
tidak lepas dari sifat kimiawi dinding spora itu sendiri.Semua spora bakteri mengandung
asam dupikolinat.Yang mana subtansi ini tidak dapat ditemui pada sel vegetatif bakteri,
atau dapat dikatakan, senyawa ini khas dimiliki oleh spora. Dalam proses pewarnan, sifat
senyawa inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk di warnai menggunakan pewarna
tertentu, dalam hal ini larutan hijau malakit. Sedangkan menurut pelczar (1986), selain
subtansi di atas, dalam spora bakteri juga terdapat kompleks Ca2+dan asam dipikolinan
peptidoglikan.

Skema prosedur pengecatan Spora Schaeffer Fulton

d. Pewarnan kapsul

Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi
sebagai makanan cadangan, perlindungan terhadap fagositosis ( baik dalam tubuh inang
maupun dialam bebas ) atau perlindungan terhadap dehidrasi. Kemampuan menghasilkan
kapsul merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi
medium tempat ditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan. Komposisi medium juga
dapat mempengaruhi ukuran kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis
bakterinya dan juga dapat berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies.

Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi. Semua
kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam air. Komposisi kimiawi kapsul ada yang
berupa glukosa ( misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula
amino (misalnya asam hialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya
polimer asam D-glutamat pada Bacillusantraksis) atau kompleks polisakarida protein
(misalnya B disentri). Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau
modifikasi dari cara itu. Salah satu pewarnaan simpai (kapsul) ini (metode Welch)
meliputi pemberian larutan kristal ungu panas disusul kemudian dengan pencucian
dengan larutan tembaga sulfat.Tembaga sulfat ini digunakan untuk menghilangkan zat
warna berlebihan karena pencucian biasa dengan air akan melarutkan simpai. Garam
tembaga memberi pula warna pada latar belakang, sehingga sel dan latar belakang akan
tampak biru tua dan simpai berwarna biru yang lebih muda. Pewarnaan ini menggunakan
larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan
warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan
kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru
gelap

e. Pewarnaan flagel
Flagel merupakan organel sel yang tidak dapat dilihat dengan pewarnaan biasa.
Untuk itu pewarnaan khusus atau dengan mikroskop electron. Pewarnaan flagel dengan
memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk
presipitat tebal pada dinding sel dan flagel. Dikenal 4 jenis flagel :
a) Monotrikh, flagel tunggal pada salah satu ujung,
missal : Vibrio sp.
b) Lofotrikh, terdapat 1/lebih flagel disalah satu ujung
missal: Alcalingenes sp
c) Amfitrikh, terdapat 1/lebih flagel di kedua ujung,
missal: Alcalingenes sp
d) Peritrikh, flagel terbesar diseluruh badan kuman,
misal: Pruteus vulganis
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1) Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba yang
tak kasat mata, mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme
mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel bakteri, alga,
protozoa, fungi mikroskopik bahkan virus. Mikroorganisme adalah organisme yang
berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
2) Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat obyek atau benda-benda yang terlalu
kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah dilihat dengan mata.
3) Teknik perwarnaan bakteri yaitu Pewarnaan sederhana, Pewarnaan Negatif, Pewarnaan
Diferensial: pewarnaan gram, tahan asam, kapsul, spora dan san fagel.

III.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan agar pembaca dapat mengambil manfaat
dan pengetahuan dari makalah ini serta dapat berbagai macam tekhnik dalam pewarnaan
mikroorganisme.

Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih lengkap tentang gagal
jantung, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku – buku yang berhubungan dengan
gagal jantung

Anda mungkin juga menyukai