Rangkuman Desain Sintesis 1
Rangkuman Desain Sintesis 1
Disusun oleh:
Nim :202531141
Kelas :C
KOLAKA
2023
RANGKUMAN :
PERTEMUAN 1
CONTOH SOAL
1. Apa definisi dan ruang lingkup desain sintesis obat, dan apa peranannya
dalam industri farmasi?
Jawaban:
Definisi desain sintesis obat adalah proses merancang dan mengembangkan
metode sintesis kimia untuk menciptakan senyawa obat yang memiliki
aktivitas terapeutik yang diinginkan. Desain sintesis obat melibatkan
identifikasi dan manipulasi struktur molekul untuk mencapai sifat
farmakologis yang diinginkan, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti
ketersediaan bahan baku, keamanan, efektivitas, dan efisiensi sintesis.
Ruang lingkup desain sintesis obat meliputi pemilihan struktur molekul target,
analisis struktur-aktivitas, perancangan dan optimasi jalur sintesis, serta
sintesis dan karakterisasi senyawa obat yang dihasilkan. Hal ini melibatkan
penelitian tentang berbagai reaksi kimia, interaksi molekul, mekanisme reaksi,
dan pemahaman tentang hubungan struktur-aktivitas.
Peran desain sintesis obat dalam industri farmasi sangat penting. Berikut
adalah beberapa peranannya:
PERTEMUAN II
Reaksi ini melibatkan penggantian satu gugus fungsional oleh gugus fungsional
lainnya melalui serangan nukleofil ke atom karbon dalam molekul senyawa
organik. Contoh reaksi ini adalah reaksi alkilasi dan acilasi.
c) Reaksi adisi
Reaksi ini melibatkan penambahan satu atau lebih molekul ke suatu senyawa
organik untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks. Contoh reaksi ini
adalah reaksi hidrogenasi dan reaksi hidrohalogenasi.
d) Reaksi oksidasi
2. Alkena:
Senyawa karbon yang memiliki setidaknya satu ikatan rangkap antara atom karbon.
Contohnya adalah etena (C2H4) dan propena (C3H6).
3. Alkuna:
Senyawa karbon yang memiliki setidaknya satu ikatan rangkap tiga antara atom
karbon. Contohnya adalah etuna (C2H2) dan propuna (C3H4).
4. Alkohol:
Senyawa karbon yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada atom
karbon. Contohnya adalah metanol (CH3OH) dan etanol (C2H5OH).
5. Asam karboksilat:
Senyawa karbon yang memiliki gugus karboksilat (-COOH) yang melekat pada atom
karbon. Contohnya adalah asam asetat (CH3COOH) dan format asam (HCOOH).
6. Ester:
Senyawa karbon yang memiliki gugus ester (-COO-) yang melekat pada atom karbon.
Contohnya adalah etil asetat (C4H8O2) dan metil format (CH3O2CCH2CH3)
7. Amina:
Senyawa karbon yang memiliki gugus amino (-NH2) yang melekat pada atom
karbon. Contohnya adalah etilamina (C2H5NH2) dan trimetilamina (N(CH3)3).
8. Amida:
Senyawa karbon yang memiliki gugus amida (-CONH2) yang melekat pada atom
karbon. Contohnya adalah asam asetat amida (CH3CONH2) dan asetamida
(CH3CONHCH3).
9. Polimer:
Senyawa karbon yang terdiri dari banyak unit monomer yang terikat bersama melalui
ikatan kovalen. Contohnya adalah polietilen (C2H4)n dan polivinil klorida
(C2H3Cl)n.
Konstruksi senyawa karbon dapat ditunjukkan melalui rumus kimia atau struktur
molekul, yang menunjukkan atom-atom yang terlibat dalam senyawa dan cara atom-atom
tersebut saling mengikat.
Interkonversi gugus fungsi (IGF) adalah istilah yang digunakan dalam analisis
retrosintetik untuk menggambarkan proses mengubah (mengonversi) satu gugus fungsi
ke gugus fungsi lain, misalnya dengan oksidasi atau reduksi. Interkonversi gugus fungsi
(IGF) adalah istilah yang digunakan dalam analisis retrosintetik untuk menggambarkan
proses mengubah (mengonversi) satu gugus fungsi ke gugus fungsi lain, misalnya dengan
oksidasi atau reduksi. Hal ini diperlukan dalam rangka menyatukan molekul kecil untuk
menjadi molekul yang lebih besar, atau untuk membentuk molekul kecil dari suatu
molekul besar. Misalnya gugus fungsi alkohol bisa diubah menjadi bentuk aldehida atau
kebentuk alkil halida dan begitu juga sebaliknya, dari alkil halida dapat dibuat alkohol
dan keton.
Sebagai contoh, gugus hidroksil (-OH) dapat diubah menjadi gugus aldehida (-
CHO) atau gugus keton (-CO-) melalui reaksi oksidasi atau dehidrasi. Gugus amina (-
NH2) dapat diubah menjadi gugus amida (-CONH2) melalui reaksi dengan asam
karboksilat.
Selain itu, interkonversi gugus fungsional juga dapat terjadi melalui reaksi
substitusi atau eliminasi, di mana suatu gugus fungsional diubah oleh gugus fungsional
lain atau dihilangkan sama sekali.
CONTOH SOAL
Jawaban:
a. Sinton
Pendekatan ini melibatkan penggunaan struktur molekul yang diinginkan
untuk merencanakan jalur reaksi kimia yang tepat untuk menciptakan
molekul tersebut.
b. Retron
Pendekatan ini melibatkan pemecahan struktur molekul yang diinginkan
menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil dan lebih mudah dimanipulasi,
kemudian digabungkan kembali melalui jalur reaksi kimia tertentu.
c. Analisis diskoneksi
Pendekatan ini melibatkan pengenalan fragmen-fragmen molekul yang
dapat digunakan untuk membuat molekul yang diinginkan, kemudian
merencanakan jalur reaksi untuk menghubungkan fragmen-fragmen
tersebut.
Selain itu, dalam desain sintesis, pemilihan pereaksi sintesis juga sangat penting
untuk mencapai efisiensi dan keberhasilan reaksi. Oleh karena itu, pemilihan pereaksi
sintesis yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.
2. Metode desain sintesis :sinton atau retron serta pereaksi sintesis dan pendekatan
analisis diskoneksi
Pereaksi sintesis adalah zat kimia yang digunakan dalam reaksi sintesis untuk
menciptakan senyawa atau molekul tertentu. Ada banyak jenis pereaksi sintesis yang
tersedia dan setiap jenis pereaksi memiliki sifat dan reaktivitas yang berbeda-beda.
Berikut adalah beberapa jenis pereaksi sintesis yang umum digunakan:
a) Asam dan basa
Asam dan basa sering digunakan dalam reaksi sintesis untuk mengatur pH dan
menstabilkan senyawa atau molekul hasil sintesis.
b) Reagen oksidasi
Reagen oksidasi digunakan dalam reaksi sintesis untuk mengoksidasi senyawa
organik dan menghasilkan senyawa baru.
c) Reagen reduksi
Reagen reduksi digunakan dalam reaksi sintesis untuk mengurangi senyawa
organik dan menghasilkan senyawa baru.
d) Reagen Grignard
Reagen Grignard digunakan dalam reaksi sintesis untuk menghasilkan senyawa
organik yang kompleks.
e) Katalis
Katalis digunakan dalam reaksi sintesis untuk meningkatkan laju reaksi dan
meningkatkan efisiensi reaksi.
g) Senyawa organometalik
Senyawa organometalik digunakan dalam reaksi sintesis untuk menghasilkan
senyawa organik yang kompleks dan berbagai jenis senyawa organik.
Pilihan pereaksi sintesis yang tepat tergantung pada jenis senyawa atau molekul
yang ingin dihasilkan dan jalur reaksi yang digunakan. Dalam desain sintesis, pemilihan
pereaksi sintesis yang tepat sangat penting untuk mencapai efisiensi dan keberhasilan
reaksi.
1. Pendekatan sinton
Pendekatan sinton dalam desain sintesis melibatkan penggunaan struktur
molekul yang diinginkan sebagai titik awal untuk merencanakan jalur reaksi
kimia yang tepat untuk menciptakan molekul tersebut. Pendekatan sinton
bergantung pada pemahaman yang baik tentang sifat dan reaktivitas senyawa atau
molekul yang akan disintesis, serta ketersediaan reaktan yang sesuai.
Contoh pendekatan sinton
2. Retron
Retron adalah unit struktural hipotetis dalam molekul organik yang dapat
dianggap sebagai prekursor dari senyawa organik tertentu. Retron ini dibuat
berdasarkan struktur molekul target yang diinginkan, dan dapat membantu
merencanakan jalur sintesis yang efektif untuk mencapai molekul tersebut.
Retron dapat memiliki berbagai jenis, tergantung pada jenis ikatan atau
bagian dari struktur molekul yang dipertimbangkan. Misalnya, retron ikatan tunggal
digunakan untuk menghasilkan alkena atau alkin tertentu, sementara retron aromatik
digunakan untuk menghasilkan senyawa aromatik. Selain itu, retron juga dapat
dihasilkan dari unit struktural lain, seperti gugus fungsional tertentu atau fragmen
molekul.
3. Analisis diskoneksi
Analisis diskoneksi adalah pendekatan dalam desain sintesis retrospektif
yang bertujuan untuk memecahkan molekul target menjadi unit struktural yang
lebih sederhana dan lebih mudah dimanipulasi melalui pemutusan ikatan kimia
yang tepat. Pendekatan ini bertolak dari molekul target yang akan disintesis,
kemudian memecahnya menjadi senyawa perantara yang lebih sederhana dan
mudah disintesis melalui reaksi kimia yang sudah dikenal.
Proses analisis diskoneksi dimulai dengan mengidentifikasi ikatan yang
dapat diputus pada molekul target untuk menghasilkan fragmen atau unit
struktural yang lebih kecil. Kemudian, fragmen-fragmen ini dianalisis lebih lanjut
untuk memastikan bahwa mereka dapat disintesis dengan mudah menggunakan
reaksi kimia yang sudah dikenal.
CONTOH SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan desain sintesis?
2. Bagaimana pendekatan dalam desain sintesis dibagi menjadi dua kategori?
3. Jelaskan metode desain sintesis sinton.
4. Jelaskan metode desain sintesis retron.
5. Mengapa pemilihan pereaksi bahan kimia penting dalam desain sintesis?
6. Apa yang dimaksud dengan pendekatan analisis diskoneksi dalam desain
sintesis?
Jawaban :
1. Desain sintesis merujuk pada proses perencanaan dan pengembangan jalur
reaksi kimia untuk menciptakan molekul atau senyawa tertentu.
2. Pendekatan dalam sintesis desain dibagi menjadi dua kategori, yaitu
metode sinton dan retron.
3. Metode desain sintesis sinton adalah pendekatan yang fokus pada
pengembangan jalur sintesis dari molekul awal yang ada. Manipulasi
molekul sasaran dilakukan untuk mendapatkan produk akhir yang
diinginkan melalui rangkaian reaksi kimia yang teratur.
4. Metode desain sintesis retron adalah pendekatan yang fokus pada
panggilan molekul awal yang dapat menghasilkan produk akhir yang
diinginkan. Pendekatan ini melibatkan penyelesaian retrospektif atau
"pemunduran" jalur reaksi yang diperlukan untuk memperoleh sasaran
molekul dari produk yang ada.
5. Pemilihan pereaksi kimia penting dalam desain sintesis karena pereaksi
yang tepat harus dipilih berdasarkan sifat-sifat kimia dari substrat dan
produk yang terlibat, stabilitas dan reaktivitas pereaksi, serta kondisi
reaksi yang optimal.
6. Pendekatan analisis diskoneksi dalam desain sintesis mengacu pada
analisis dan perencanaan jalur reaksi yang memungkinkan konversi
molekul awal menjadi produk akhir. Analisis pemutusan melibatkan
penyelesaian jalur reaksi menjadi fragmen yang lebih sederhana dan lebih
mudah dimanipulasi, yang kemudian dapat digabungkan kembali untuk
membangun sintesis jalur yang efisien.
PERTEMUANA IV
Analisis diskoneksi satu gugus adalah sebuah teknik dalam kimia organik
yang digunakan untuk menyatukan dan mengidentifikasi gugus fungsional
tertentu dalam molekul organik dengan mengamati perubahan spektrum NMR
(Resonansi Magnetik Inti) pada molekul tersebut ketika gugus fungsional tersebut
dihilangkan. Teknik ini juga dikenal
Dalam analisis diskoneksi satu gugus, setiap data dianggap sebagai sebuah
klaster awal yang terdiri dari satu elemen. Kemudian, klaster-kelaster ini
digabungkan satu per satu berdasarkan jarak terdekat di antara mereka, sehingga
membentuk klaster yang semakin besar dan semakin kompleks.
Keuntungan
Reaksi Retro Diels-Alder (RDA) adalah suatu jenis reaksi organik yang
melibatkan pemutusan ikatan dalam siklus Diels-Alder. Reaksi Diels-Alder adalah
reaksi yang menghasilkan suatu siklus enam anggota melalui adisi 1,3-dien dan
alkena. Sebaliknya, reaksi RDA menghasilkan senyawa yang lebih sederhana dengan
memutus siklus ikatan menjadi dua senyawa yang terpisah. Reaksi ini terjadi pada
kondisi tertentu, seperti pada pemanasan dan penambahan katalis tertentu. Reaksi
RDA sangat berguna dalam sintesis organik, terutama dalam pembuatan senyawa
kompleks yang mengandung siklus aromatik.
Reaksi Diels-Alder adalah suatu jenis reaksi kimia organik yang melibatkan
senyawa alkuna dan senyawa yang mengandung ikatan rangkap dua (alkena atau
alkin) yang disebut sebagai diena. Reaksi ini menghasilkan suatu senyawa siklik baru
yang disebut sikloheksena.
1. Penempatan gugus fungsional yang ingin dipisahkan dalam molekul organik dan
menentukan lokasi pada molekul tersebut.
2. Kemudian reaksi retro Diels-Alder perlu dilakukan untuk memutuskan ikatan
siklik dan mengembalikan molekul organik ke prekursor awalnya.
3. Setelah itu, matikan NMR spektrum menjadi molekul organik ketika gugus
fungsional tersebut dihilangkan.
4. Jika terdapat perbedaan pada spektrum NMR setelah gugus fungsional
dihilangkan, maka dapat disimpulkan bahwa gugus fungsional tersebut
berkontribusi pada spektrum NMR.
5. Jika perubahan pada spektrum NMR tidak terlihat setelah gugus fungsional
dihilangkan, maka dapat disimpulkan bahwa gugus fungsional tersebut tidak
berkontribusi pada spektrum NMR.
Dalam beberapa kasus, reaksi retro Diels-Alder tidak dapat terjadi atau tidak
berhasil. Jika hal ini terjadi, alternatif strategi seperti reaksi hidrolisis atau reaksi
penghilangan fungsi gugus yang berbeda dapat digunakan untuk memisahkan gugus
fungsional tertentu pada molekul organik.
Akhirnya, hasil analisis diskoneksi satu gugus dapat digunakan untuk
mengidentifikasi fungsional gugus dalam molekul organik dan mendapatkan
informasi tentang struktur molekul secara seluruh.
CONTOH SOAL
Jawaban:
Contoh: Dalam reaksi diskoneksi alkohol sederhana, misalnya pada reaksi eliminasi
beta-natriumoksidasi, nukleofil yang digunakan adalah natrium hidrida (NaH) atau
natrium metoksida (NaOMe) untuk menyerang karbon teroksidasi pada posisi beta.
Contoh: Dalam reaksi eliminasi alkohol sederhana, misalnya pada reaksi eliminasi
beta-eliminasi, kondisi reaksi yang digunakan adalah basa kuat seperti kalium
hidroksida (KOH) atau natrium hidroksida (NaOH) pada kondisi panas.
Contoh: Dalam reaksi eliminasi alkohol sederhana, misalnya pada reaksi eliminasi
beta-eliminasi, kondisi reaksi yang digunakan adalah basa kuat seperti kalium
hidroksida (KOH) atau natrium hidroksida (NaOH) pada suhu.
CONTOH SOAL
bagaimana strategi penyelesaian reaksi diskoneksi untuk mengubah etanol menjadi
bromoetana pada Strategi aturan -1: protonasi dengan H2SO4, diikuti dengan
penambahan Br-
Jawaban
Strategi aturan -1: protonasi dengan H2SO4, diikuti dengan penambahan Br-
Reaksi:
Sehingga strategi yang cocok untuk mengubah etanol menjadi bromoetana adalah
strategi aturan -1 dengan protonasi menggunakan H2SO4, diikuti dengan
penambahan Br-.
PERTEMUAN VI
a. Penggantian Nukleofil
Turunan alkohol seperti halida alkil (misalnya, klorida atau bromida alkil)
dapat dibuat dengan mereaksikan alkohol dengan asam halida (misalnya,
HCl atau HBr). Reaksi ini disebut reaksi penggantian nukleofil. Reaksi ini
dapat ditingkatkan dengan penggunaan katalis asam atau panas.
b. Eliminasi
C. Oksidasi
d. Reduksi
a. Hidrogenasi
Turunan alkena seperti alkana dapat dibuat dengan mereaksikan alkena
dengan hidrogen dalam kehadiran katalis logam seperti nikel (Ni) atau
platinum (Pt). Reaksi ini disebut reaksi hidrogenasi. Dalam reaksi ini, atom
hidrogen ditambahkan ke ikatan rangkap alkena untuk membentuk ikatan
tunggal alkana.
b. Halogenasi
Turunan alkena seperti haloalkana (misalnya, klorida atau bromida alkil)
dapat dibuat dengan mereaksikan alkena dengan gas halogen seperti klor (Cl2)
atau brom (Br2). Reaksi ini disebut reaksi halogenasi. Dalam reaksi ini, atom
halogen ditambahkan ke ikatan rangkap alkena untuk membentuk haloalkana.
c. Hidrohalogenasi
Turunan alkena seperti haloalkana juga dapat dibuat dengan mereaksikan
alkena dengan asam hidrohalida seperti asam klorida (HCl) atau asam
bromida (HBr). Reaksi ini disebut reaksi hidrohalogenasi. Dalam reaksi ini,
asam hidrohalida ditambahkan ke ikatan rangkap alkena untuk membentuk
haloalkana.
d. Hidrasi
b. Reaksi retro-Friedel-Crafts
c. Isolasi produk
CONTOH SOAL
Jawaban :
1. Strategi penyelesaian reaksi diskoneksi turunan senyawa alkohol sederhana
meliputi: a. Identifikasi tipe diskoneksi, apakah pada gugus hidroksil (-OH) atau
pada rantai karbon. B. Pilih agen penghilang yang sesuai, seperti pereaksi asam,
pereaksi halida alkil, atau pereaksi sulfonil metalik. C. Identifikasi reaksi samping
yang mungkin terjadi, seperti dehidrasi alkohol atau reaksi oksidasi. D. Lakukan
isolasi produk yang diinginkan dengan metode pemurnian yang sesuai.
2. Agen penghilang yang umum digunakan untuk menghilangkan gugus hidroksil (-
OH) pada alkohol adalah pereaksi asam, pereaksi halida alkil, dan pereaksi
sulfonil logam.
3. Reaksi samping yang mungkin terjadi dalam reaksi penghilangan gugus hidroksil
(-OH) adalah dehidrasi alkohol dan reaksi oksidasi.
4. Langkah-langkah strategi penyelesaian reaksi diskoneksi turunan alkena (olefin)
meliputi: a. Identifikasi tipe pemutusan, apakah pada ikatan rangkap karbon atau
pada rantai samping. B. Pilih reaktan yang sesuai, seperti pereaksi hidrogenasi,
pereaksi halogenasi, atau pereaksi hidroborasi. C. Identifikasi kondisi reaksi yang
sesuai, seperti suhu, tekanan, dan waktu reaksi. D. Lakukan isolasi produk yang
diinginkan dengan metode pemurnian yang sesuai.
5. Beberapa reaktan yang dapat digunakan untuk merubah atau mengganti gugus
pada alkena adalah pereaksi hidrogenasi, pereaksi halogenasi, dan pereaksi
hidroborasi
PERTEMUAN VII
Strategi penyelesaian reaksi diskoneksi keton dan asam sederhana adalah sebagai
berikut:
Diskoneksi keton: Diskoneksi pada keton dapat terjadi melalui reaksi eliminasi
atau substitusi. Untuk reaksi eliminasi, dapat menggunakan basa seperti natrium
hidroksida atau kalium hidroksida untuk merebut proton dari gugus metil pada atom
karbon terdekat dari gugus karbonil, membentuk ion enolat. Kemudian, ion enolat akan
mengalami deprotonasi pada atom hidrogen lain pada molekul yang sama, membentuk
ikatan rangkap pada atom karbon yang terhubung pada gugus karbonil. Untuk reaksi
substitusi, dapat menggunakan reagen seperti hidrazin atau hidrogen sulfida untuk
mereaksikan gugus karbonil pada keton, membentuk senyawa turunan baru.
Diskoneksi asam: Diskoneksi pada asam dapat terjadi melalui reaksi eliminasi
atau substitusi. Untuk reaksi eliminasi, dapat menggunakan basa seperti natrium
hidroksida atau kalium hidroksida untuk merebut proton dari gugus hidroksil pada gugus
asam karboksilat, membentuk ion karboksilat. Kemudian, ion karboksilat akan
kehilangan gugus hidroksil sebagai air, membentuk senyawa turunan baru. Untuk reaksi
substitusi, dapat menggunakan reagen seperti fosforus trichlorida atau fosforus
pentaklorida untuk mereaksikan gugus hidroksil pada asam karboksilat, membentuk
senyawa turunan baru.
Proteksi gugus fungsional adalah strategi untuk melindungi atau menjaga gugus
fungsional pada suatu molekul agar tidak terlibat dalam reaksi yang tidak diinginkan.
Proteksi dapat dilakukan dengan menambahkan gugus proteksi pada gugus fungsional
yang ingin dilindungi. Gugus proteksi tersebut dapat dilepas kembali setelah reaksi yang
diinginkan selesai dilakukan. Contoh gugus proteksi yang umum digunakan adalah metil,
etil, benzil, dan ter-butil. Proteksi gugus fungsional dapat dilakukan pada berbagai jenis
senyawa, termasuk alkohol, amina, dan asam karboksilat.
CONTOH SOAL
Jawaban :
Asam benzoat memiliki gugus karboksil yang sulit diubah menjadi alkohol
dengan strategi aturan -1 atau aturan -2. Namun, strategi aturan -2 dapat
digunakan untuk mengubah gugus karboksil pada asam benzoat menjadi alkohol
menggunakan agen reduktor seperti LiAlH4. Dalam reaksi ini, LiAlH4 bereaksi
dengan karboksilat pada asam benzoat dan menghasilkan benzil alkohol
Reaksi:
Sehingga, strategi yang cocok untuk menghasilkan benzil alkohol dari asam
benzoat adalah strategi aturan -2 dengan pengurangan menggunakan agen
reduktor seperti LiAlH4. Pilihan strategi lain seperti esterifikasi atau reaksi
dengan benzil klorida tidak akan menghasilkan benzil alcohol.