Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Ketebalan Kaca Terhadap Nilai Konduktivitas Termal Berbagai

Jenis Kaca
Sari Intang1, Sri Suryani2, Nurlaela Rauf3
Departemen Fsiska, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
bintang7454@gmail.com1

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian konduktivitas termal tiga jenis kaca. Sampel kaca tersebut adalah kaca bening
dengan ketebalan 0,3 cm, 0,5 cm dan 0,8 cm, kaca rayban dengan ketebala 0,5 cm dan 0,8 cm, dan kaca buram
dengan ketebalan 0,3 cm dan 0,5 cm. Pengukuran nilai konduktivitas termal dilakukan dengan Thermal
Conductivity Apparatus PASCO model TD-8561, dan perhitungan nilai konduktivitas termal dilakukan dengan
menggunakan persamaan perpindahan panas konduksi. Data hasil perhitungan diperoleh konduktivitas termal
kaca terendah adalah 0,809 W/m ºK pada kaca bening ketebalan 0,3 cm sedangkan yang tertinggi sebesar 2,014
W/m ºK pada kaca rayban dengan ketebalan 0,8 cm. Adapun hubungan antara ketebalan kaca dengan
konduktivitas termal menunjukkan bahwa semakin besar ketebalan kaca maka nilai konduktivitas termal juga
meningkat.

Kata kunci: konduktivitas termal, kaca, tebal.

ABSTRACT

Determination of thermal conductivity has been conducted. Samples were three types of glass. The
clear glass with variation thickness of 0.3 cm, 0.5 cm and 0.8 cm, tinted glass with variation thickness
of 0.5 cm and 0.8 cm, and frosted glass with variation thickness of 0.3 cm and 0.5 cm. The
measurement of the thermal conductivity value was carried out with Thermal Conductivity Apparatus
PASCO model TD-8561, and the calculation of the thermal conductivity value was performed using
the conduction heat transfer equation. The calculated data obtained present the lowest thermal
conductivity of glass is 0.809 W / m ºK for clear glass with thickness of 0.3 cm while the highest is
2.014 W / m ºK for tinted glass with thickness of 0.8 cm. Furthermore the relationship between the
thickness of the glass with thermal conductivity shows that the greater thickness of the glass, the value
of thermal conductivity also increased.

Keywords : thermal conductivity, glass, thickness.

1. PENDAHULUAN membantu dalam menjaga objek pada suhu


konstan[1,2,3].
Kaca merupakan salah satu material Sifat dasar yang diperlukan untuk
yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan bahan isolasi antara lain memiliki
manusia. Hingga saat ini, pemanfaatan kaca konduktivitas termal yang rendah[3].
mencakup seluruh bidang kehidupan. Salah Konduktivitas termal merupakan besaran
satu pemanfaatan kaca adalah sebagai bahan intensif yang menunjukkan kemampuan bahan
isolasi yang dapat digunakan untuk menghantarkan panas. Koefisien konduktivitas
menghambat aliran energi panas, sehingga termal umumnya digunakan untuk
menentukan suatu jenis material merupakan
penghantar atau penghambat panas yang baik. 1. Kaca bening memiliki permukaan yang
Hal ini disebabkan konduktivitas termal sangat bersih dan tidak berwarna
diartikan sebagai laju panas pada benda sehingga memberikan tingkat transmisi
dengan gradien temperatur. Suatu material yang tinggi (lebih dari 90%).
yang memiliki konduktivitas termal rendah 2. Kaca warna merupakan kaca bening yang
merupakan isolator yang baik, sedangkan diberi warna dengan menambahkan
material dengan konduktivitas termal tinggi logam seperti kobalt, besi, dan sebagainya
merupakan isolator yang buruk. Setiap bahan pada bahan baku kaca. Kaca warna
memiliki koefisien konduktivitas termal yang mampu menyerap hingga 55% panas
berbeda. Umumnya bahan logam memiliki matahari.
kemampuan penghantar panas yang lebih 3. Kaca buram merupakan kaca dengan pola
besar dibandingkan bahan keramik. Nilai tertentu pada salah satu sisinya yang
konduktivitas termal pada suatu bahan memiliki tingkat pembiasan dan
umumnya dipengaruhi oleh suhu, kandungan pembayangan yang bervariasi.
uap air, dan tingkat porositas bahan[4]. 4. Kaca tempered memiliki kekuatan 3x
Salah satu faktor yang mempengaruhi lebih besar terhadap perubahan
nilai konduktivitas termal adalah ketebalan temperature yang tinggi dan cepat
bahan. Suatu jenis bahan dengan ketebalan (thermal shock).
yang berbeda memiliki nilai konduktivitas 5. Kaca laminated merupakan kaca dengan
termal yang berbeda pula. Menurut Ricky N. tingkat keamananyang tinggi dan juga
Pasaribu (2012), semakinbesar ketebalan kaca, tahan terhadap kelembaban dan panas.
maka konduktivitas termalnya juga semakin
meningkat. Salah satu sifat kaca yang perlu
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperhatikan adalah sifat termal kaca antara
pada penelitian ini dilakukan pengukuran lain ekspansi termal dan konduktivitas termal.
konduktivitas termal pada beberapa jenis kaca Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung
yaitu kaca bening, kaca rayban, dan kaca besarnya perpindahan panas yang diterima
buram dengan ketebalan bervariasi oleh kaca[6].
menggunakan Thermal Conductivity
Apparatus PASCO Model TD-8561. Konduktivitas termal adalah suatu
fenomena transport menyebabkan transfer
2. KAJIAN LITERATUR energi termal dari satu daerah benda panas ke
daerah yanglain dari benda yang sama pada
Kaca secara klasik didefenisikan temperature lebih rendah. Nilai konduktivitas
sebagai supercooled liquid (cairan super termal suatu bahan menunjukkan laju
dingin). Menurut American Society for perpindahan kalor yang mengalir dalam suatu
Testing Materials (ASTM), kaca bahan[7]. Setiap bahan memiliki konduktivitas
didefenisikan sebagai sebuah produk dari termal yang berbeda. Bahan yang memiliki
hasil peleburan yang telah didinginkan konduktivitas termal yang tinggi merupakan
sampai kondisi kaku tanpa kristalisasi dan isolator termal yang kurang baik, sedangkan
tidak memiliki keteraturan jangka panjang. bahan dengan konduktivitas termal yang
Pada dasarnya, kaca merupakan padatan rendah merupakan isolator yang baik[8].
berbentuk non kristalin yang diperoleh
dengan membekukan supercooled liquid[1]. Kaca memiliki konduktivitas termal
yang rendah. Dalam bentuk amorf, struktur
Beberapa jenis kaca yang banyak kaca yang bebas meminimalkan titik jaringan
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari silica berikatan satu sama lain, sehingga sulit
adalah[5]: untuk mentransferkan fonon. Konduktivitas
𝑘𝑎𝑙
termal meningkat dengan meningkatnya suhu. 𝑅0 (80
𝑔𝑟
)ℎ
Suhu yang lebih tinggi menghasilkan fonon 𝑘= 𝐴 ∆𝑇
(II.3)
yang lebih kuat dan mentransfer kalor lebih
dimana R0 adalah tingkat dimana es mencair
cepat. Dalam beberapa aplikasi seperti kaca
karena perbedaan suhu (gr/s) dan kalor lebur
jendela, digunakan panel ganda dari kaca dan
es sebesar 80 kal/gr dalam sistem CGS[10].
memisahkannya menggunakan gas (misalnya
Ar) untuk memberikan isolasi termal yang
3. METODE PENELITIAN
lebih baik[9].
Pengukuran nilai konduktivitas termal
Nilai konduktivitas termal suatu bahan
dilakukan dengan menggunakan Thermal
dapat ditentukan melalui pengukuran secara
Conductivity Apparatus PASCO Model TD-
langsung. Dengan melakukan pengukuran
8561. Pengujian dilakukan pada berbagai jenis
secara langsung terhadap beberapa besaran
kaca yaitu kaca bening dengan ketebalan
lain, maka nilai konduktivitas termal secara
0.3cm,0.5cm,dan 0.8 cm, kaca rayban dengan
umum dapat ditentukan melalui persamaan[10]:
ketebalan 0.5 cm dan 0.8 cm, serta kaca buram
∆𝑄 ℎ dengan ketebalan 0.3cm dan 0.5 cm.
𝑘=𝐴 ∆𝑇 ∆𝑡
(II.1)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pengukuran konduktivitas termal,
suatu plat material yang akan diuji dijepitkan Data hasil pengujian konduktivitas
diantara satu ruang uap (steam chamber) dan termal pada tiga jenis kaca dapat dilihat pada
satu blok es. Panas yang ditansfer diukur Tabel IV.1
dengan mengumpulkan air yang berasal dari es
yang melebur, sehingga persamaan Tabel IV.1 Nilai Konduktivitas Termal pada 3
konduktivitas termalnya menjadi[10]: Jenis Kaca dengan Ketebalan Bervariasi.
𝑀𝑒𝑠 𝐾𝑙 ℎ
𝑘= (II.2) Kondutivitas
𝐴 ∆𝑇 ∆𝑡 Jenis Ketebalan
Termal
Kaca (cm)
dimana k adalah konduktivitas termal (W/mºK)
(W/mºK), h merupakan ketebalan material 0,3 0,809
(cm), A merupakan luas penampang es (cm2), Bening 0,5 1,286
∆T merupakan perbedaan temperatur antara 0,8 1,967
kedua sisi material (oC), sedangkan ∆t 0,5 1,327
merupakan selang waktu selama terjadinya Rayban
0,8 2,014
kontak termal (s), Kl merupakan kalor lebur es
0,3 0,851
dan 𝑀𝑒𝑠 adalah massa es yang melebur selama Buram
0,5 1,296
pengujian (gr)[10].

Perbedaan temperatur antara kedua sisi


Berdasarkan Tabel IV.1 dapat dilihat
material, diperoleh dengan mengalirkan uap
bahwa kaca dengan nilai konduktivitas termal
ke steam chamber dari steam generator
paling rendah dari tujuh sampel adalah kaca
sebagai pemanas. Uap yang dialirkan akan
bening dengan ketebalan 0,3 cm. Nilai
merubah temperatur steam chamber dan akan
konduktivitas termal yang diperoleh adalah
diperoleh tingkat es mencair karena perubahan
0,809 W/mºK, sedangkan nilai konduktivitas
temperatur. Jika diketahui kalor lebur es
termal tertinggi diperoleh sebesar 2,014
adalah 80 kal/gr, maka persamaan yang
W/mºK yaitu kaca rayban dengan ketebalan
digunakan adalah[10]:
0,8 cm.
Hal ini memberikan gambaran tentang disebabkan oleh komposisi bahan yang
rendahnya kemampuan penghantaran panas digunakan pada pembuatan kaca lembaran.
kaca. Bahan keramik umumnya memiliki Tiga jenis kaca yang digunakan memiliki
koefisien konduktivitas termal yang rendah komposisi bahan utama yang sama, kecuali
karena transfer energinya terjadi melalui pada kaca rayban ditambahkan bahan pewarna
getaran kisi. Kaca sebagai bahan keramik yang yang dimanfaatkan untuk penyerap panas.
diperoleh melalui pendinginan supercooled
liquid, memilliki struktur atom yang tidak Pengaruh pewarna penyerap panas pada
teratur seperti pada zat cair dan disebut amorf kaca sebelumnya telah diamati oleh Kiyohassi
atau tidak kristalin. Getaran kisi dalam padatan et al. dengan metode needle probe dengan
non kristalin sedikit terbatas dibandingkan menggunakan lima jenis kaca. Sistem kerja
padatan kristal pada umumnya karena metode tersebut yaitu probe yang telah dialiri
perbedaan ikatan interatomik. Oleh karena itu suatu panas tertentu dimasukkan ke dalam
energi panas tidak dapat ditransfer dengan lelehan kaca yang di tempatkan pada wadah
mudah dalam bahan amorf yang menyebabkan platinum yang permukaannya ditutup untuk
rendahnya nilai konduktivitas termal kaca[9]. meminimalkan kesalahan akibat radiasi dari
permukaan sampel kaca. Adanya perbedaan
Nilai Konduktivitas Termal Berdasarkan panas antara panas probe dengan sampel kaca
Jenis Kaca menyebabkan terjadinya perpindahan panas
yang akan terdeteksi oleh sensor yang berada
Hasil perbandingan nilai konduktifitas
dalam probe itu sendiri. Hal ini sangat berbeda
termal tiga jenis kaca ditampilkan dalam
jauh dengan metode yang dilakukan saat ini
Gambar IV.1.
yakni dengan menggunakan kaca komersial
yang telah berbentuk lembaran (padatan)[11].
2.500
Konduktivitas Termal

Meskipun dilakukan dengan kondisi


2.000
sampel yang berbeda, tetapi hasil yang
(W/m ºK)

1.500
0,3 cm
diperoleh sejalan antara kedua metode
1.000 0,5 cm tersebut. Menurut Kiyohashi et a.l, nilai
0.500 0,8 cm konduktivitas termal antara lima jenis kaca
yang digunakan tidak menunjukkan
0.000
Bening Rayban Buram perbedaan yang cukup signifikan. Hal tersebut
Jenis Kaca sama dengan hasil penelitian yang ditunjukkan
pada Tabel IV.1 dan IV.2. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa nilai konduktivitas
Gambar IV.1 Diagram Perbandingan Nilai termal hanya ditentukan oleh bahan utama dari
Konduktivitas Termal Berdasarkan Jenis Kaca komposisi kaca, sedangkan komponen
pewarna sebagai penyerap panas tidak
Gambar IV.1 menampilkan berpengaruh[11].
perbandingan konduktivitas termal dari tiga
jenis kaca. Perbandingan konduktivitas termal Perbandingan Nilai Konduktivitas Termal
dengan ketebalan 0,5 cm adalah 1,286 W/mºK Berdasarkan Ketebalan Kaca
pada kaca bening, 1,327 W/mºK pada kaca
Salah satu parameter pada penelitian
rayban, dan 1,296 W/mºK pada kaca buram.
yang diteliti adalah efek ketebalan kaca.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan
Adapun pengaruh ketebalan kaca terhadap
bahwa nilai konduktivitas termal tidak
nilai konduktivitas termal dapat dilihat pada
memiliki ketergantungan yang besar terhadap
Gambar IV.2.
jenis kaca yang digunakan. Hal ini dapat
2.5 suatu ruangan dengan jendela kaca yang
y = 2.4541x + 0.0339
Konduktivitas Termal memiliki temperatur interior dan eksterior
2 Bening
(W/mºK)
y = 2.5311x + 0.0168 yang berbeda dan menetapkan temperatur
1.5 Rayban
interior konstan. Perhitungan nilai
Buram
1
konduktivitas termal kaca dilakukan dengan
Linear
0.5 (Bening) menggunakan rumus perpindahan panas secara
y = 2.6119x + 0.0192 Linear
0 (Rayban) konduksi, akan tetapi sebelumnya dilakukan
0 0.5 1 Linear
(Buram) perhitungan total beban kalor dalam ruangan
Ketebalan (cm)
berdasarkan sifat transmisi radiasi matahari
melalui jendela kaca. Hasil yang diperoleh
untuk kaca dengan ketebalan 0,3 cm, 0,5 cm
Pada Gambar IV.2 menunjukkan
dan 0,8 cm adalah 0,027 W/mºK, 0,044
hubungan antara ketebalan kaca dengan
W/mºK, dan 0,071 W/mºK[12].
konduktivitas termal. Tingkat perbedaan
ketebalan kaca memberikan nilai Hasil tersebut sangat berbeda jauh
konduktivitas termal yang berbeda pada setiap dengan hasil pengukuran saat ini seperti yang
jenis kaca. Hubungan antara ketebalan suatu
ditunjukkan pada Tabel IV.1 . Perbedaan ini
material dengan konduktivitas termal dapat
diasumsikan disebabkan oleh perbedaan
dilihat pada persamaan II.3, bahwa nilai
temperatur pengukuran dan juga dikarenakan
konduktivitas termal memiliki hubungan linear pengaruh tambahan panas transmisi radiasi
dengan ketebalan material. Berdasarkan matahari yang digunakan pada penelitian
Gambar IV.2 dapat dikatakan bahwa
sebelumnya. Hal ini memungkinkan
ketebalan kaca berbanding lurus dengan
perpindahan panas yang terjadi pada penelitian
konduktivitas termal, semakin besar ketebalan
tersebut lebih didominasi oleh perpindahan
kaca, maka konduktivitas termalnya juga panas radiasi, sedangkan penellitian saat ini
semakin meningkat. Persamaan II.3
disebabkan oleh perpindahan panas konduksi
menunjukkan hubungan antara nilai
sehingga didapatkan hasil pengukuran yang
konduktivitas termal dengan ketebalan yang
sangat signifikan antara kedua metode.
berpotongan pada titik nol di kedua sumbu,
Hubungan antara kedua proses perpindahan
tetapi pada penelitian ini diperoleh panas tersebut akan menjadi sangat menarik
penyimpangan sebesar 0,0339 untuk kaca untuk ditelusuri lebih lanjut untuk memperoleh
bening, 0,0168 untuk kaca rayban, dan 0,0192
nilai konduktivitas termal efektif pada kaca.
untuk kaca buram. Besarnya penyimpangan
Akan tetapi, pada pembahasan ini tidak dapat
nilai konduktivitas termal ini disebabkan dilakukan hal tersebut sehingga akan lebih
beberapa hal diantaranya keterbatasan baik bila diteliti untuk studi selanjutnya[12].
ketebalan kaca pada sampel, sehingga pada
dua jenis sampel kaca hanya diperoleh dua 5. KESIMPULAN
data untuk mendapatkan persamaan linear. Hal Setelah melakukan penelitian
ini tentu saja tidak baik, karena untuk konduktivitas termal pada kaca dapat
mendapatkan persamaan linear yang baik diberikan kesimpulkan bahwa:
diperlukan banyak data. 1. Nilai konduktivitas termal yang terendah
dari ketiga macam kaca adalah kaca
Hubungan antara ketebalan kaca dengan
bening dengan ketebalan 0,3 cm, dan nilai
nilai konduktivitas termal telah diamati oleh konduktivitas termal tertinggi adalah kaca
Ricky N. Pasaribu dengan sampel kaca bening rayban dengan ketebalan 0,8 cm.
dengan tujuh ketebalan yang berbeda, yakni
2. Semakin besar ketebalan kaca, maka nilai
0,3 cm, 0,5 cm, 0,8 cm, 1,0 cm, 1,3 cm, 1,5
konduktivitas termal juga semakin
cm, dan 1,9 cm. Pengukuran dilakukan dalam meningkat.
Materials Sixth Edition. United States:
6. UCAPAN TERIMA KASIH Cengage Learning.
10. Lee, B. (1987). Thermal Conductivity
Penulis sadar dalam menyelesaikan Apparatus, Instruction Manual and
tulisan ini tidak lepas dari dukungan moril dan Experiment Guide for the PASCO
materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, scientific Model TD-8561. United States:
kepada seluruh pihak yang telah membantu PASCO scientific.
terselesaikannya tulisan ini penulis 11. Kiyohashi, H., Hayakawa, N., Aratani, S.,
mengucapkan banyak terima kasih. Masuda, H. (2000). Thermal Conductivity
Measurements of Float Glass at High
7. REFERENSI Temperatures by Needle Probe Method.
1. Carter, C.B., dan Norton, M.G., (2013), Journal of the Ceramic Society of Japan,
Ceramic Materials: Science and Vol. 108, No. 4, hal 381-386.
Engineering, New York: Springer 12. Pasaribu, R.N., (2012), Pengaruh
Science and Business. Ketebalan Kaca Terhadap Nilai
2. Surdia, T., dan Sato, S., (1999), Konduktivitas Thermal (k) pada Kaca,
Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta: Skripsi, Fakultas Teknologi Industri,
Pradnya Paramita. Universitas Mercubuana.
3. Edika, W., Rizkiyanto, D., Setyawan, H.,
dan Affandi, S., (2013), Pembuatan
Isolator Panas Silika dari Water Glass
menggunakan Metode Deposisi
Elektroforesis, Jurnal Teknik Pomits, vol.
2, no. 1.
4. Callister, W.D., dan Rethwisch, D.G.,
(2008), Fundamentals of Material
Science and Engineering Third Edition,
United States: John Wiley & Sons. Inc.
5. Anonim. Asahimas Architectural Glass.
Jakarta: Asahimas AGC Group.
6. Cao, X., Liu, J., Cao, X., Li, Q., Hu, E.,
dan Fan, F., (2015), Study of The Thermal
Insulation Properties of The Glass Fiber
Board Used for Interior Building
Envelope, Energy and Building, vol. 107,
hal 49-58.
7. Maiwita, F., Darvina, Y., Yulkifli. (2014).
Pengaruh Variasi Komposisi Ampas Tebu
dan Serbuk Gergaji pada Papan Partikel
Terhadap Konduktivitas termal. Jurnal
Pillar of Physics, Vol. 1. April 2014, hal
41-48.
8. Holman, J.P. (2007). Heat and Mass
Transfer Second Edition. New Delhi:
Tata McGraw-Hill Publishing Company
Limited.
9. Askeland, D.R., Fulay, P.P, Wright, W.J.
(2012). The Science and Engineering of

Anda mungkin juga menyukai