Anda di halaman 1dari 10

Analisis Konduktivitas Termal Pada Pembuatan Desain

Kaca Untuk Merancang Inovasi Dalam Desain Kaca


Oleh:
Riska Sorayawati (22106020006)
Winni Nur Laili (22106020043)
Program Studi Fisika Kelas A Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
riskasorayaaa@gmail.com
winniila.la@gmail.com
Abstrak
Abstrak : Pertimbangan sadar harus diberikan pada pentingnya konvensionalitas dalam
penciptaan karya seni, khususnya dalam konteks karya seni inovatif yang memenuhi
tuntutan masa kini. Tujuan dari penelitian konduktivitas termal pada pembuatan desain kaca
untuk merancang inovasi dalam desain kaca ini adalah untuk menganalisis konsistensi
kualitas desain dari waktu ke waktu menggunakan metodologi eksperimental. Metode
eksperimen dalam penelitian konduktivitas termal pada pembuatan desain kaca untuk
merancang inovasi dalam desain kaca digunakan untuk mengumpulkan data berkelanjutan
yang tentang kualitas dari berbagai desain kaca yang diproduksi. Menurut penelitian yang
telah dilakukan, berbagai jenis desain kaca meliputi komposisi bahan, ketebalan kaca, dan
strukturnya. Sampel-sampel kaca pada pembuatan desain kaca untuk merancang inovasi
dalam desain kaca yang terkumpul kemudian diperiksa menggunakan alat umum untuk
analisis komutatifitas. Hasil penelitian dari konduktivitas termal pada kaca dapat dikurangi
dengan meningkatkan prositas dan ketebalan sampel. Hal tersebut yang dapat berkontribusi
pada pengembangan desain kaca yang lebih ramah lingkungan dan pastinya lebih
ekonomis. Untuk lebih memahami istilah ‘konduktivitas’ dalam kaitannya dengan desain
kaca yang berbeda, data yang tersedia dianalisis secara statistik. Temuan penelitian
memberikan informasi yang penting tentang bagaimana desain kaca dapat mempengaruhi
konsistensi suatu kondisi dari waktu ke waktu. Dalam konteks desain kaca inovatif, studi ini
memberikan panduan untuk merancang inovasi dalam desain kaca dengan fokus pada
peningkatan konduktivitas termal.
Kata kunci : konduktivitas termal, desain kaca, inovasi, hukum Fourier, perpindahan panas
konduksi, metode eksperimen, efisiensi, analisis statistik, ekonomis,
pengukuran, rancangan.
Pendahuluan

Konduktivitas termal pada kaca Tinggal di ruangan yang terang


sangat penting karena kaca merupakan dan diterangi secara alami dengan area
bahan yang sering digunakan pada kaca yang luas menjadi semakin populer,
bangunan dan kendaraan. Hal ini bahkan saat persyaratan efisiensi energi
berkaitan dengan kemampuan suatu menjadi lebih ketat. Oleh karena itu,
material dalam menghantarkan panas. peningkatan sifat termal selubung
Konduktivitas termal merupakan bangunan kaca banyak diminati. Untuk
parameter penting dalam beberapa meningkatkan efisiensi energi bagian
aplikasi teknik, seperti pemanasan dan jendela kaca, jendela multi ruang dengan
pendinginan, perpindahan panas pada pelapis Low-E dan berbagai pengisian gas
perangkat elektronik, dan desain telah dirancang, dan koefisien
bangunan. Pada skala mikro, perpindahan panas U dari paket kaca
konduktivitas termal dipengaruhi oleh sifat hingga 0,5 W.m¯².K¯¹ tercapai dan nilai
fisik material seperti kerapatan atom, total U untuk jendela antara 0,7 dan 0,8
massa jenis, kapasitas panas spesifik, W.m¯².K¯¹. Koefisien peneduh (g) juga
dan lain-lain. (Shrestha et al., 2020) mempengaruhi karakteristik termal
bangunan, terutama di ruangan kecil
Oleh karena itu, analisis
dengan area kaca yang luas. Nilai g
konduktivitas termal sangat penting untuk
adalah transfer energi matahari total (atau
mengetahui sifat-sifat suatu bahan atau
perolehan panas matahari) dari kaca ke
material agar dapat digunakan di berbagai
radiasi matahari dalam rentang panjang
industri. Analisis konduktivitas termal
gelombang 300 nm hingga 2500 nm. Nilai
diperlukan dalam desain kaca untuk
ini penting untuk perhitungan pemanasan,
mengoptimalkan efisiensi energi
ventilasi, dan penyejuk udara. (Gusta et
bangunan atau kendaraan dengan
al., 2017)
mengurangi panas pada permukaan kaca.
Selain itu, teknologi Low-E juga
diterapkan pada permukaan kaca untuk Perpindahan panas yang pada
umumnya terdapat tiga yaitu, perpindahan
mengurangi panas akibat radiasi
inframerah dari bangunan maupun panas secara konduksi, konveksi, dan
radiasi. Perpindahan panas secara
kendaraan. Demikian pula untuk
memahami reaksi biologis pada sel hidup konduksi adalah perpindahan panas pada
material padat dan rigid. Dimana
dan transportasi energi panas dalam
perpindahan panas tersebut hanya
sistem biologis, pengukuran suhu dan
perpindahan energi, tanpa perpindahan
sifat termal penting. (Shrestha et al.,
material penghantarnya. Oleh karena itu
2020)
perpindahan panas secara konduksi ini terjadinya perpindahan panas dengan
perpindahan panas terjadi lebih cepat. satuan m². Untuk K sebagai nilai
Perpindahan selanjutnya adalah konduktivitas bahan dengan satuan
perpindahan panas secara konveksi yang W/mºC. untuk 𝑑𝑇 adalah perubahan suhu
perpindahannya akan mengalami dengan satuan ºC. Dan yang terakhir
perpindahan panas beserta material adalah 𝑑𝑙 sebagai perubahan panjang
penghantarnya. Biasanya terjadi pada bahan dengan satuan m (meter).
bermacam jenis zat cair dan zat gas. (Bergman et al., 2011)
Perpindahan panas secara konveksi
Konduktivitas termal tinggi adalah
terjadi lebih lambat dari pada saat
keadaan yang menggambarkan
perpindahan panas secara konduksi.
kemampuan material untuk
Karena saat peerpindahan panas secara
menghantarkan panas. Nilai konduktivitas
konveksi tidak hanya memindahkan
termal pada suatu bahan adalah
energi panas itu sendiri, tetapi juga
bervariasi. Hubungan antara nilai
membutuhkan energi untuk memindahkan
konduktivitas termal dengan kemampuan
material penghantarnya. Perpindahan
menghantarkan panas adalah sebanding.
yang terakhir adalah perpindahan panas
Semakin tinggi konduktivitas termal, maka
secara radiasi. Perpindahan panas secara
semakin besar kemampuan
radiasi adalah perpindahan panas yang
memenajemen panas pada suatu bahan.
tidak membutuhkan media karena dapat
(Kreith et al., 2011)
merambat dalam ruang hampa, sebagai
Peningkatan ketebalan antar
contohnya adalah ketika pancaran sinar
lapisan, dapat menaikkan tingkat
matahari ke bumi. (Müller, 2007)
delaminasi secara relevan, dan
Perpindahan panas secara
sedangkan pengembangan untuk lebih
internasional bisa disebut sebagai heat
lanjut dalam ketebalan antara lapisan ke
transfer yang merupakan fenomena alam
nilai yang lebih tinggi mempunyai nilai
berkaitan dengan kalor atau panas yang
efek yang cukup rendah. (Technology &
mengalami perpindahan. Hukum yang
2018, n.d.)
terdapat pada perpindahan panas pada
Kaca adalah zat yang cukup
material padat dan rigid adalah hukum
keras dan rapuh, serta merupakan zat
Fourier, persamaannya adalah sebagai
padatan morfologis. Material kaca bersifat
berikut.
amorf yang mudah meleleh. Kaca
𝑑𝑇
q = - kA 𝑑𝑙
merupakan hasil dari penguraian senyawa
anorganik yang telah mengalami proses
Dimana nilai q adalah laju perpindahan
pendinginan tanpa mengalami proses
kalor dengan satuan watt. Nilai A sebagai
kristalisasi. Glass adalah bentuk lain dari
luas penampang yang searah dengan
kaca (glass). Oksida yang digunakan meningkatnya suhu. Sedangkan
dalam susunan pembentukan kaca (glass) viskositas itu sendiri adalah sifat
dapat diklarifikasi sebagai berikut. kekentalan suatu cairan yang diukur
1. Glass Precursor adalah kelompok pada suatu rentang suhu tertentu.
oksida utama yang membentuk kaca. Nilai viskositas kaca berkisaran
2. Intermediate adalah oksida yang kurang lebih 4,5 x 10⁷ poise. Nilai
memberikan sifat spesifik tambahan viskositas kaca merupakan suatu
pada kaca, misalnya sebagai fungsi suhu dengan kurva
ketahanan terhadap radiasi, eksponensialnya.
penyerapan UV, dan lain-lain. 3. Konduktivitas termal, konduktivitas
3. Modifier adalah oksida yang tidak termal dan ekspansi termal adalah
memberikan elastisitas kaca, sifat termal kaca yang cukup penting.
ketahanan suhu, tingkat kekerasan, Kedua sifat ini digunakan untuk
dan lain-lain. menentukan banyaknya jumlah
perpindahan panas yang dapat
Sifat-sifat kaca yang cukup
diterima oleh suatu cairan kaca. Nilai
penting untuk kita pahami adalah ketika
resistansi kaca berkisaran kurang
kaca berada dalam fase cair dan padat.
lebih 1020–1Ω cm¹³. (Bara & Teknik
Berikut adalah beberapa sifat fisik dan
kimia kaca. Mesin, 2016)
Kaca memiliki sifat memantulkan
1. Sifat mekanik, tension strength atau
cahaya yang jatuh pada permukaan kaca
bisa disebut daya tarik merupakan
yang disebut dengan refractive properties.
sifat mekanik yang utama dari kaca.
Sebagian cahaya dari kaca yang jatuh
Tension strength adalah tegangan
akan diserap dan sisanya yang
maksimum atau tegangan puncak
diteruskan. Ketika pancaran cahaya dari
yang dialami suatu kaca sebelum
udara merambat melalui media padat
kaca tersebut pecah. Sumber retakan
seperti kaca, kecepatan cahaya akan
ini bisa muncul jika kaca memiliki
berkurang pada saat melintasi kaca.
cacat permukaan, sehingga tegangan
Rasio di antara kecepatan cahaya pada
terkonsentrasi pada cacat tersebut.
saat di udara dan kecepatan cahaya yang
Daya tahan kaca dapat meningkat
melalui kaca disebut dengan indeks bias.
jika cacat permukaan dihilangkan.
Indeks bias kaca bernilai sekitar kurang
2. Densitas dan viskositas, densitas
lebih 1,52.(Bara & Teknik Mesin, 2016)
adalah perbandingan antara massa
Dalam kebakaran konstruksi,
suatu bahan dengan volumenya. Nilai
kaca secara bertahap memanas pada
massa jenis kaca sekitar 2,49 g/cm3.
tahap awal kebakaran. Namun, jika
Kepadatan kaca berkurang dengan
flashover terjadi di dalam kompartemen, yang panas dan dingin. (Julianto et al.,
kaca menjadi cepat panas, yang dapat n.d.)
menyebabkan sengatan panas. Sengatan Setiap bahan kaca memiliki
panas terjadi ketika gradien suhu kemampuan menghantarkan panas yang
menyebabkan bagian yang berbeda dari berbeda-beda tergantung dari komposisi
suatu objek mengembang dengan yang terkandung di dalam kaca tersebut.
kecepatan berbeda. Ekspansi yang Untuk mengetahui seberapa cepat dan
berbeda ini dapat dipahami sebagai baik suatu bahan dapat menghantarkan
tegangan atau regangan. Pada suatu panas dan bagaimana suhu dapat
saat, tegangan tersebut dapat melebihi bervariasi dalam bahan tersebut. Maka,
kekuatan material dan menyebabkan perlu diketahui konduktivitas termal bahan
retakan. Jika tidak ada yang mencegah tersebut. Konduktivitas termal merupakan
retakan ini menyebar melalui material, kemampuan suatu bahan untuk
kaca kehilangan integritas strukturalnya. memindahkan panas dari satu tempat ke
Kaca sangat rentan pecah akibat tempat yang lain. Konduktivitas termal
sengatan panas karena kekuatannya yang diperlukan untuk mengklasifikasikan
cukup rendah dan konduktivitas termalnya bahan sebagai isolator dan konduktor.
yang dapat dikatakan rendah pula. Pengklasifikasian ini di maksudkan untuk
Apabila kaca yang tiba-tiba terkena memudahkan penggunaan material
pancaran panas yang ekstrem, sesuai dengan nilai konduktivitas termal
dampaknya bisa menyebabkan kaca material tersebut. (Prihartono & Irhamsyah,
pecah.(Wang et al., 2013) 2022)
Pecahnya kaca pada saat proses
pembakaran dapat menyebabkan
Rumusan Masalah
tegangan termal atau thermal stress.
Tegangan termal atau thermal stress Berikut ini adalah rumusan
terjadi ketika gradien termal menyebabkan masalah pada analisis konduktivitas
bagian kaca menyimpang dari objek. termal pada pembuatan kaca dalam
Pada titik tertentu tegangan ini dapat inovasi desain kaca.
melebihi kekuatan material yang 1. Bagaimana analisis konduktivitas
memprediksi kegagalan atau retakan termal pada pembuatan kaca dapat
kaca. Wang, dkk memprediksi kerusakan digunakan untuk merancang inovasi
atau kegagalan kaca, meningkat pada dalam desain kaca?
level 12 di setiap kaca saat suhu desain 2. Bagaimana perubahan suhu
meningkat dari 150 k/s menjadi 0,75 k/s di maksimum yang ditahan kaca pada
kaca yang sedang dipanaskan. Tegangan pemanasan atau pendinginan yang
termal tertinggi terletak di bagian kaca cepat?
3. Bagaimana penggunaan jenis kaca Perpindahan kalor tunak atau
yang lebih efisien dalam disebut juga sebagai thermal steady
menghantarkan panas untuk state merupakan kondisi yang dimana
meningkatkan kinerja produk? tidak adanya penyerapan atau emisi
panas pada setiap penampang. Gradien
suhu konstan yang berada di seluruh
Tujuan
pelat karena jumlah panas yang
Adapun tujuan dari penulisan mengalir sama dalam setiap
artikel ilmiah tersebut yaitu sebagai penampangnya.
berikut. Setelah terkena pancaran panas
1. Menganalisis konduktivitas termal radiasi sampai ke suhu maksimal 1
pada pembuatan kaca untuk menit dan ditahan selama 20 menit
merancang inovasi dalam desain sampai kaca bisa dikatakan tidak
kaca. mengalami perubahan bentuk akibat
2. Mengetahui perubahan suhu tegangan panas. (Zhang et al., 2011)
maksimum yang ditahan kaca pada Laju suatu perpindahan kalor
pemanasan atau pendinginan yang dapat dihitung dengan menggunakan
cepat. rumus sebagai berikut :
3. Mengetahui penggunaan jenis kaca ∆𝑇
Q = - k. A.
∆𝑥
yang lebih efisien dalam
menghantarkan panas untuk Keterangan :
meningkatkan kinerja produk. Q = Laju perpindahan kalor (J/s)
k = Konduktivitas termal (W/mk)
A = Luas penampang (m²)
Metode Penelitian ∆T = Perbedaan suhu (K)
∆x = Panjang atau tebal bahan (m)
Adapun metode penelitian yang
dilakukan untuk menganalisis 2. Thermal Stress
konduktivitas termal pada pembuatan Thermal stress atau dapat
kaca untuk inovasi pada desain kaca dan disebut juga sebagai tegangan termal
proses pengujian kaca untuk mengetahui adalah tegangan yang dihasilkan dari
batas puncak atau maksimum suatu suhu perubahan suhu material. Tegangan
panas terhadap kaca mengalami thermal termal ini yang dapat mengakibatkan
crack atau retak termal, dengan analisis deformasi plastis yang tergantung pada
tegangan termal atau thermal stress, dari variabel lain dari pemasaran yang
waktu dan kalor yang sudah ditentukan : meliputi jenis material-materialnya.
Meningkatnya panas ini yang dapat
1. Perpindahan Kalor Tunak
mengakibatkan panas ekspansi, yang
tidak merata dengan ekspansi kaca yang
menghasilkan tekanan didalam rangka.
(Chowdhury & Cortie, 2007)
Berikut adalah rumus yang
digunakan dalam menghitung besarnya
thermal stress atau tegangan termal:
𝑃
SC =
𝐴

Keterangan :
SC = Thermal stress (MPa)
P = Tekanan panas (N)
A = Luasan (m²)

Hasil dan Pembahasan

Gambar 2. Ketebalan kaca dan waktu

Gambar 2 tersebut adalah


menunjukkan bahwa grafik dan gambar
Gambar 1. Temperatur suhu pada kaca hasil dari perpindahan kalor pada kaca.
Pada grafik terlihat bahwa garis merah
Percobaan konduktivitas termal
yang menjalar keluar diartikan adanya
pada kaca yang diberikan variasi waktu
panas yang keluar yang diakibatkan aliran
dari 1 menit sampai 20 menit, setelah
panas yang besar menuju keluar kaca ke
diperoleh hasilnya perubahan suhu awal
bagian luar atau ke bagian belakang.
yang dilihat setiap 1 menitnya mengalami
peningkatan sebesar 0,4ºC. Pada suhu Berikut adalah tabel untuk
puncak 396,6ºC menunjukkan ketebalan pembahasan yang lebih jelas dari
kaca 20mm, sedangkan untuk kaca yang pembahasan diatas.
tebalnya 4-12mm menunjukkan suhu
Tabel 1. Ketebalan kaca dengan suhu
sekitar 156,5ºC; 227ºC; 288,6ºC; 352,4ºC;
dan 380,4ºC.
Waktu Tebal Suhu Heat flux studi tentang konduktivitas termal
(menit) kaca (ºC) (w/m²) berbagai jenis kaca, serta ketebalan
(mm) dan komposisi materialnya, dapat
20 4 157 5788 memberikan informasi penting untuk
20 8 226.9 8176 desain produk yang terkait dengan
20 12 283.1 10132 sistem bangunan seperti jendela,
20 16 352 15740 pintu, dinding, dan atap. Dengan

20 20 384.8 19063 mengetahui nilai konduktivitas termal


dari jenis kaca tertentu, para ahli dan
perancang dapat mengambil
Dengan menggunakan rumus
keputusan yang lebih baik dengan
thermal stress atau tegangan kalor, dapat
memilih bahan yang tepat untuk
dihasilkan sebagai berikut :
meningkatkan efisiensi energi dan
Tabel 2. Hasil thermal stress mengurangi perpindahan panas ke
lingkungan. Selain itu penggunaan
Tebal kaca SC SC
teknologi baru seperti kaca pintar
(mm) (MPa) (MPa)
dapat menjadi alternatif bagi mereka
4 1.34 12.7 yang ingin menggunakan produk
8 6.21 39.76 berkualitas tinggi tetapi tetap murah.

12 21.70 78.92 2. Faktor-faktor seperti ketebalan dan


komposisi material memengaruhi
16 56.98 107.09
perubahan suhu maksimum yang
20 167.9 168.81
dapat ditahan kaca saat dipanaskan
atau didinginkan dengan cepat.
Pemanasan atau pendinginan yang
cepat dapat menyebabkan tekanan
Kesimpulan internal pada permukaan kaca. Jika

Dari penelitian tersebut dapat kaca tidak stabil maka mudah pecah.
ditarik kesimpulan sebagai berikut. Untuk menghindari kerusakan pada
struktur kristal, disarankan agar
1. Analisis konduktivitas termal
perubahan temperatur dilakukan
manufaktur kaca dapat digunakan
secara bertahap yaitu dengan cara
untuk merencanakan inovasi dalam
annealing, dengan permukaan luar
desain kaca dengan
dingin dan permukaan dalam masih
mempertimbangkan insulasi termal
panas sehingga menimbulkan
atau kemampuan perpindahan panas
tegangan tekan pada permukaan luar
dari jenis kaca tertentu. Dalam hal ini,
dan tegangan tarik. Hal ini membuat
kaca lebih kuat dan tahan terhadap (n.d.). PERUBAHAN TEMPERATUR
perubahan suhu yang ekstrem. LEMBARAN KACA TERHADAP
PERPINDAHAN KALOR TUNAK / STEADY
3. Menggunakan kaca yang lebih
STATE.
menghantarkan panas dapat
Prihartono, J., & Irhamsyah, R. (2022).
meningkatkan performa produk, ANALISIS KONDUKTIVITAS TERMAL PADA
seperti menggunakan kaca emisivitas MATERIAL LOGAM (TEMBAGA,
rendah atau kaca pintar. Keduanya ALUMUNIUM DAN BESI). In PRESISI (Vol.
24, Issue 2).
mampu merendam transmisi radiasi
panas matahari ke dalam ruangan Shrestha, R., Atluri, R., Simmons, D. P., Kim, D.
S., & Choi, T. Y. (2020). Thermal
tanpa membahayakan cahaya alami. conductivity of a Jurkat cell measured by
Selain itu penggunaan bahan isolasi a transient laser point heating method.
atau pelindung tambahan pada International Journal of Heat and Mass
Transfer, 160.
permukaan luar atau dalam juga
https://doi.org/10.1016/j.ijheatmasstran
dapat meningkatkan kapasitas isolasi sfer.2020.120161
termal jendela, pintu, atau dinding. Wang, Q., Chen, H., Wang, Y., & Sun, J. (2013).
Dengan memilih jenis kaca yang tepat Thermal shock effect on the glass
dan teknologi baru, inovasi produk thermal stress response and crack
propagation. Procedia Engineering, 62,
berkualitas tinggi dapat direncanakan
717–724.
dengan hemat biaya dan energi. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2013.0
8.118

Bergman, T., Bergman, T., Incropera, F., &


Daftar Pustaka
Dewitt, D. (2011). Fundamentals of heat
and mass transfer.
Bara, D. A., & Teknik Mesin, J. (2016).
https://books.google.com/books?hl=en
Pengaruh Tebal Kaca Penutup terhadap &lr=&id=vvyIoXEywMoC&oi=fnd&pg=PR
Efisiensi Kolektor Surya Pelat Gelombang 21&dq=Frank+P+Incropera.+“Fundamen
Tipe V pada Proses Destilasi Air Laut. tal+of+Heat+and+Mass+Transfer&ots=8
http://ejournal-fst- KvnLSkWE9&sig=bsYlNMLMP6yy-KM-
unc.com/index.php/LJTMU CXfK-29wcaU
Gusta, S., Strausa, S., & Gross, U. (2017). Chowdhury, H., & Cortie, M. B. (2007).
Influence of thermal properties of Thermal stresses and cracking in
architectural glass on energy efficiency absorptive solar glazing. Construction
of sustainable buildings. Engineering for and Building Materials, 21(2), 464–468.
Rural Development, 16, 659–666. https://doi.org/10.1016/J.CONBUILDMA
T.2005.07.015
https://doi.org/10.22616/ERDev2017.16
.N132 Kreith, F., Company, M. B.-P. W. P., & 1993,
undefined. (2011). Principles of heat
Julianto, E., Sarwono, E., Mursalin, dan, Yani transfer, St. Academia.Edu.
Tromol No, J. A., Kalimantan Barat Telp, https://www.academia.edu/download/6
P., Teknik Mesin, J., Teknik, F., 3389372/377_Raj_M._Manglik__Mark_S
Muhammadiyah Pontianak, U., Sintang Jl ._Bohn_-
Akcaya No, K., Sintang, K., & Barat, K. _Principles_of_Heat_Transfer_7th_Editi
on_SI_Units_Solutions_Manual-
Cengage_Learning20200521-32428-
1yog.pdf
Mü ller, I. (2007). A history of
thermodynamics : the doctrine of energy
and entropy. 330.
https://books.google.com/books/about/
A_History_of_Thermodynamics.html?id=
u13KiGlz2zcC
Technology, A. V.-D., & 2018, U. (n.d.).
Experimental and simulation studies on
delamination strength of laminated glass
composites having polyvinyl butyral and
ethyl vinyl acetate inter-layers of.
Elsevier. Retrieved June 19, 2023, from
https://www.sciencedirect.com/science/
article/pii/S2214914717302489
Zhang, Y., Wang, Q.-S., Zhu, X.-B., Huang, X.-J.,
& Sun, J.-H. (2011). The 5 th Conference
on Performance-based Fire and Fire
Protection Engineering Experimental
Study on Crack of Float Glass with
Different Thicknesses Exposed to Radiant
Heating.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2011.0
4.717

Anda mungkin juga menyukai