KONDUKSI
Disusun Oleh :
Kelas / Prodi : 2A / D3 TEKNIK KONVERSI ENERGI
Kelompok : 6 (enam)
Dosen Pembimbing :
Annisa Syafitri K, M.Sc. (201704001)
I. REFERENSI
1. Fitria Yulistiani. 2015. “Rancang Bangun Reaktor Gasifikasi Batch Tipe Downdraft
Skala Kecil Dengan Umpan Janggel Jagung”. IRWNS Proceeding. Politeknik
Negeri Bandung.
2. Fitria Yulistiani. 2016. “Analisis Pengaruh Laju Alir Udara Pada Reaktor Gasifikasi
Batch Tipe Downdraft Skala Kecil Dengan Umpan Janggel Jagung”. Politeknik
Negeri Bandung.
3. Buku bahan ajar Perpindahan Panas dan Penerapannya. Dr.Ir. Sri Wuryanti, M.Si.
(2010).
4. Frank F. Incorpera. Fundamentals of Heat and Mass Transfer, 7th Edition. (2011).
5. Yunus A. Cengel. Heat Transfer - A Practical Approach. 2nd Edition.
6. ASTM C518 – 98 (Standar Test Method for Steady – State Thermal
Transmission Properties by Means of The Heat Flow Meter Apparatus).
7. http://sekitarkita0.blogspot.com/2018/04/memahami-apa-itu-konduktivitas-
termal.html
8. https://www.slideshare.net/AlAyubiAdn/pengaruh-temperatur-terhadadp-
konduktivitas
9. http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1421/5/128130039_file5.pdf
10. https://medium.com/@lucidlearning314/thermal-conductivity-and-diffusivity-
e6d3b5ee7ce5#%3A%7E%3Atext%3DAs%20temperature%20increases%2C%20b
oth%20number%2Cmetal%20is%20expected%20to%20increase.%26text%3DFor
%20Platinum%2C%20the%20thermal%20conductivity%2Cwith%20the%20increa
se%20in%20temperature
11. Fyad. 2013. Makalah Konduktivitas Termal.
https://www.slideshare.net/Fyad/makalah-konduktifitas-termal?from_action=save.
Diakses pada 12 Oktober 2020
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 3/15
II. PENDAHULUAN
Perbedaan fokus keilmuan antara perpindahan panas dengan termodinamika :
Pada termodinamika, analisis difokuskan pada kondisi kesetimbangan (meramalkan
energi yang diperlukan untuk mengubah kesetimbangan yang satu menjadi sistem
kesetimbangan yang lain). Adapun pada perpindahan panas, analisis difokuskan
pada laju perpindahan panas. Konsep temperatur ini berlaku untuk aliran fluida
yang tidak terdapat aliran massa atau aliran arus. Disini perpindahan panas terjadi
karena adanya perbedaan temperatur atau adanya gradient panas. Di dalam benda
padat, perpindahan panas timbul karena gerakan antar atom pada temperatur yang
tinggi, sehingga atom-atom tersebut dapat memindahkan panas. Pada benda cair
atau gas, panas dihantar oleh tumbukan antar molekul. Perpindahan panas melalui
perantara molekul ini dikenal sebagai perpindahan panas konduksi.
Konduktor adalah suatu zat atau bahan yang mampu untuk menghantarkan
panas atau listrik dengan baik karena mempunyai resistansi rendah dan
konduktivitas tinggi terhadap arus listrik atau panas. Konduktor listrik adalah suatu
zat pembawa muatan listrik, biasanya electron bergerak dengan mudah dari atom ke
atom dengan penerapan tegangan. Factor yang mempengaruhi resistivitas
penghantar yaitu temperature, campuran bahan, dan tekanan mekanis. Tahanan pada
beberapa bahan konduktor (terutama pada bahan logam) akan bertambah dengan
kenaikan temperature. Perubahan tahanan bahan per ohm per derajat celcius dengan
adanya perubahan temperature dinamakan koefisien temperature tahanan bahan.
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 5/15
Dalam padatan, panas dapat dihantarkan dengan dua mekanisme. Pertama adalah
gerakan kisi dan yang kedua adalah aliran elektron bebas. Getaran kisi yang meningkat
menyebabkan pengangkutan energi panas melalui medium. Aliran elektron bebas
meningkatkan konduktivitas listrik. Ini juga membantu dalam proses difusi energi panas
melalui medium. Karena adanya penyimpangan aliran, semakin tinggi temperatur maka
aliran elektronnya terhambat. Ini terjadi karena kondiktifitas termal dari padatan
menurun. (Semakin tinggi temperatur maka semakin rendah konduktifitas
material/padatan)
Konduksi panas pada zat cair terjadi melalui dua mekanisme yaitu tumbukan antar
atom dan difusi molekul. Tumbukan antar atom meningkatkan molekul atau ion yang
menyebabkan pertukaran energi antar molekul juga ikut meningkat yang membantu
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 6/15
pengangkutan energi panas melalui medium. Difusi molekul atau gerakan acak dari
molekul akan menyebakan pengangkutan energi panas terhalang kearah tertentu jika
difusi molekul meningkat.
Dalam cairan, molekul relatif lebih padat daripada gas. Oleh karena itu,
konduktivitas termal cairan sangat bergantung pada efek difusi molekul, yang berarti
pergerakan molekul secara acak. Seperti yang telah kita lihat sebelumnya, peningkatan
pergerakan acak molekul menghalangi aliran panas melalui cairan.
Non-logam tidak memiliki elektron bebas, yang berarti non-logam adalah bahan
yang tidak bisa menghantarkan listrik. Secara umum non-logam seperti kayu adalah
bahan yang tidak bisa menghantarkan panas. Namun, non-logam seperti intan dan
Berilium Oksida adalah konduktor panas yang baik. Maka dari itu, bahan semacam ini
sering digunakan dalam industri yang berhubungan dengan elektronik.
Bahan campuran murni memiliki konduktivitas termal yang tinggi. Namun yang
diharapkan dari bahan campuran yang terbuat dari dua logam dengan konduktivitas
termal k1 dan k2 memiliki konduktivitas antara k1 dan k2. Konduktivitas termal paduan
dua logam biasanya jauh lebih rendah. Misalnya, konduktivitas termal Tembaga dan
Aluminium masing-masing adalah 401 W/m °C dan 237 W/m °C.
Dimana n = 1,8
berhubungan dengan kurva fraksi mol rata-rata. Hubungan empiris dapat dinyatakn
oleh Saxena dan Guplat dengan persamaan ( Raldi , 2002 : 121-122 )
III. TUJUAN
Setelah mengamati demonstrasi dan melakukan perhitungan mandiri mahasiswa
diharapkan mampu :
1. Mengaplikasikan berbagai persamaan dalam teori perpindahan panas
(Fourier’s Law, Newton’s Cooling Law, Stefan Boltzman’s Law) untuk
mengetahui konduktivitas dari benda kerja dengan asumsi kondisi steady state
satu dimensi pada satu lapis material homogen.
2. Mencari dan menemukan berbagai properti termofisika dari fluida yang
dibutuhkan dalam perhitungan.
3. Menganalisis pengaruh berbagai variabel kondisi operasi kerja terhadap hasil
konduktivitas.
panas melalui pelat adalah satu dimensi ketika temperature pada dinding
bervariasi hanya pada satu arah, yaitu sumbu-x (perhatikan Gambar 1).
2. Hukum Fourier
Perpindahan panas bergerak dari suatu titik atau permukaan dengan
temperature lebih tinggi ke temperature lebih rendah (di lingkungnnya).
Hubungan dasar aliran panas yang melintasi konduksi adalah perbandingan
antara laju aliran panas yang melintasi permukaan isothermal dan gradient
temperatur yang terdapat pada permukaan tersebut. Hubungan umum tersebut
berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal
dengan Hukum Fourier (persamaan dasar konduksi), yakni:
Keterangan :
qkond = Laju perpindahan panas (Watt)
k = Konduktivitas panas (W/m°C) atau (W/mK)
A = Luas perpindahan panas (m 2)
Sehingga untuk dapat mengetahui nilai dari konduktivitas suatu material dengan
bentuk pelat dapat digunakan persaman berikut.
k = (3.2)
Keterangan :
qkond = Laju perpindahan panas (Watt)
k = Konduktivitas panas (W/m°C) atau (W/mK)
A = Luas perpindahan panas (m 2)
T1 = Temperature sisi yang dipanaskan (°C atau K)
T2 = Temperature sisi yang lainnya (°C atau K)
Laju perpindahan panas secara konveksi alami dari permukaan padat pada
suhu seragam (Ts) menuju ke fluida sekitarnya dapat dinyatakan dengan Hukum
Pendinginan Newton ketika bilangan Nusselt rata-rata (Nu) dan koefisien
konveksi rata-rata (h) diketahui. Hukum Pendinginan Newton ini diekspresikan
sebagai persamaan berikut.
qconv = (3.3)
Keterangan :
qconv = Laju perpindahan panas konveksi (Watt)
k = Konduktivitas panas (W/m°C) atau (W/mK)
A = Luas perpindahan panas (m 2)
T1 = Temperature sisi yang dipanaskan (°C atau K)
T2 = Temperature sisi yang lainnya (°C atau K)
Note :
Terlihat dari table diatas, bahwa range nilai dari
bilangan Ra berpengaruh pada pemilihan
penggunaan rumus korelasi antara Nu dan Ra. Oleh
karena itu, untuk dapat mengetahui besar bilangan
Nu, maka terlebih dahulu harus menghitung besar
nilai baingan Ra dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
Keterangan:
: temperature permukaan perpindahan panas (0C atau K)
: temperatur sekitar (0C atau K)
g : gaya gravitasi (9.81 m/s2)
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 13/15
𝛽 : 1/ dimana, =( + )/2
Lc : As / P dimana, As adalah luas pelat permukaan dan P adalah keliling
pelat.
Properti termofisika dari udara pada temperature 𝛽 :
Pr : bilangan Prandtl
𝑣 : viskositas kinematik (m2/s)
= (3.5)
= (3.6)
Keterangan :
𝑁𝑢 : bilangan Nusselt dari persamaan (3.5)
𝑘 : Properti konduktivitas dari udara pada temperature 𝛽 (watt/m.K)
Lc : As / P dimana, As adalah luas pelat permukaan dan P adalah keliling
pelat.
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 14/15
4. Hukum Boltzman
Pada kondisi perpindahan panas secara konveksi natural, pelat akan
mengalami kehilangan panas ke lingkungan secara radiasi juga. Adapun dengan
mengetahui besarnya nilai emisivitas (𝜀) dan temperature ruangan sekitar maka,
dengan kondisi dimana perpindahan panas radiasi terjadi antara permukaan pada
temperatur Ts yang dikelilingi seluruhnya oleh permukaan yang jauh lebih luas
pada temperature , maka laju perpindahan panas radiasi dapat diekspresikan
dengan persamaan berikut.
= (3.7)
Keterangan :
𝜀 : emisivitas permukaan perpindahan panas (0 s/d 1)
As : luas permukaan perpindahan panas (m2)
𝜎 : konstanta Boltzman (5.67×10-8 W/m2.K4)
: temperature permukaan perpindahan panas (K)
: temperatur sekitar (K)
2.
Soldier Modifikasi
3.
4. Tang Ampere
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 16/15
Terminal Kabel
5.
3) Alat pendukung
a. Timer
b. Jangka sorong
c. Perekat untuk thermocouple
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 17/15
4) Rangkaian Alat
13. Tempelkan solder ke pelat sembari menyalakan timer dan mulai melakukan
pencatatan setiap 1 menit sekali.
14. Lakukan pengamatan data dimana ΔT bernilai konstan selama tiga kali
berturut - turut.
Panjang : 0,08075 m
Lebar : 0,08060 m
Dx : 0,00500 m
Luas : 0,006508 m2
Keliling : 0,32270 m
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 19/15
Waktu
No T1 (ºC) T2 (ºC) V I
(s)
1 60 81,1 50,2
Panjang : 0,083200 m
Lebar : 0,080100 m
Dx : 0,003050 m
Luas : 0,00666 m2
Keliling : 0,326600 m
Waktu
No T1 (oC) T2 (oC) V I
(s)
1 60 62,00 36,30
VIII. PERHITUNGAN
1. Perhitungan Konveksi
a. Akrilik Bening
Perhitungan Konveksi
Tr (ºC) g (m/s²) β (1/K) v (m²/s) Pr
1/(Tf +
( Data Diketahui) Interpolasi
kelvin)
25.00 9.800000 0.003220 0.000017 0.712460
25.00 9.800000 0.003205 0.000017 0.712220
25.00 9.800000 0.003191 0.000017 0.712010
25.00 9.800000 0.003181 0.000017 0.711850
25.00 9.800000 0.003173 0.000017 0.711720
25.00 9.800000 0.003165 0.000017 0.711600
25.00 9.800000 0.003159 0.000017 0.711500
25.00 9.800000 0.003153 0.000017 0.711410
25.00 9.800000 0.003147 0.000017 0.711320
25.00 9.800000 0.003143 0.000017 0.711250
25.00 9.800000 0.003138 0.000017 0.711180
Perhitungan Konveksi
k udara
Tf (ºC) Lc (m) RaL
(W/mK)
( T2 + Tr ) /
interpolasi A/keliling { g x B x ( T₂ + Tr ) x Lcᵌ } / v^2
2
0.026900 37.60 0.020169 16665.018774
0.027007 39.05 0.020169 18205.694034
0.027101 40.35 0.020169 19499.444863
0.027174 41.35 0.020169 20481.095580
0.027236 42.20 0.020169 21283.637404
0.027291 42.95 0.020169 21975.274470
0.027338 43.60 0.020169 22537.276467
0.027382 44.20 0.020169 23083.486758
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 22/15
Perhitungan Konveksi
NuL h (W/m²K) q (W)
0,27 x (
( NuL x k ) / L h x A x ( T₂ - Tr )
RaL)^1/4
3.067716 4.091505 0.671013
3.136285 4.199596 0.768000
3.190578 4.287166 0.856557
3.229997 4.351823 0.926119
3.261183 4.403867 0.985917
3.287361 4.448181 1.039260
3.308180 4.484061 1.085580
3.328044 4.518246 1.129142
3.344281 4.546923 1.168859
3.358036 4.570951 1.201809
3.371439 4.594712 1.234969
b. Pelat Kayu
Perhitungan Konveksi
Perhitungan Konveksi
k udara
Pr β (1/K) RaL
(W/mK)
Perhitungan Konveksi
Rumus :
Tf= (T2+Truangan)/2
𝛽 = 1/K
𝑘𝑖𝑛𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑐 𝑣𝑖𝑠𝑐𝑜𝑢𝑠𝑖𝑡𝑦 𝜐 = dengan interpolasi atau fluid properties
calculator 𝑃𝑟𝑎𝑛𝑑𝑡𝑙 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟
Pr = dengan interpolasi atau fluid properties calculator
Kudara = dengan interpolasi atau fluid properties calculator
g = 9.8 m/s2
Lc (plate horizontal) = A/keliling = 𝑃2 /4𝑃 = 𝑃/ 4
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 25/15
2. Perhitungan Radiasi
a. Pelat Akrilik
Perhitungan Radiasi
σ
No Ꜫ A (m²) T2 (K) Tr (K)
(W/m²K⁴)
Perhitungan Radiasi
T2⁴-Tr⁴ (K⁴) q (W)
Ꜫ x A x σ x (T₂⁴-Tr⁴ )
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 26/15
3025373487.9 9.60E-01
3422302528.3 1.09E+00
3787288532.8 1.20E+00
4074003803.0 1.29E+00
4321836648.9 1.37E+00
4543693530.4 1.44E+00
4738403453.7 1.50E+00
4920157755.8 1.56E+00
5088483373.1 1.61E+00
5227434036.0 1.66E+00
5367497781.8 1.70E+00
b. Pelat kayu
Perhitungan Radiasi
σ
No Ꜫ A (m²) T2 (K)
(W/m²K⁴)
Perhitungan Radiasi
3. Perhitungan Konduksi
a. Akrilik Bening
Perhitungan Konduksi
q konveksi q radiasi q konduksi
(W) (W) (W)
0.671013 0.96008 1.631095
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 28/15
b. Pelat Kayu
Perhitungan Konduksi
q konveksi q radiasi q konduksi
(W) (W) (W)
0.413381825 0.382715824 0.7961
0.69723092 0.609483933 1.3067
0.887088296 0.76084236 1.6479
1.012906406 0.861880444 1.8748
1.108172561 0.939160226 2.0473
0.037579825 1.004554653 1.0421
1.258326495 1.061968174 2.3203
1.3178548 1.111088653 2.4289
1.366403052 1.151648675 2.5181
1.426379395 1.201677786 2.6281
1.46478038 1.233776948 2.6986
1.508486929 1.270712982 2.7792
1.547028135 1.303252859 2.8503
1.585247165 1.335999776 2.9212
1.623951965 1.368954608 2.9929
1.651784142 1.392621557 3.0444
1.684836678 1.421162962 3.1060
4. Nilai k
a. Akrilik Bening
Konduktivitas Termal
dx (m) k (W/mK)
0.00500 0.04055
0.00500 0.04748
0.00500 0.05416
0.00500 0.05940
0.00500 0.06377
0.00500 0.06760
0.00500 0.07079
0.00500 0.07382
0.00500 0.07693
0.00500 0.07906
0.00500 0.08120
b. Pelat Kayu
Konduktivitas Termal
dx (m) k (W/mK)
0.00305 9.3636
0.00305 14.2332
0.00305 16.8939
0.00305 18.5332
0.00305 19.7704
0.00305 9.8727
0.00305 21.6629
0.00305 22.3438
0.00305 23.0483
0.00305 23.8146
0.00305 24.2065
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 30/15
0.00305 24.8027
0.00305 25.3066
0.00305 25.6693
0.00305 26.1620
0.00305 26.6121
0.00305 27.1506
Rumus :
𝐾 = 𝑞. 𝐿 / 𝐴. ∆T
Sejalan dengan itu, bahan dengan konduktivitas termal tinggi banyak digunakan
dalam aplikasi heat sink , dan bahan dengan konduktivitas termal rendah digunakan
sebagai insulasi termal, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dibawah ini .Kebalikan
dari konduktivitas termal disebut resistivitas termal. nah konduktivitas termal = laju
aliran panas x jarak / ( luas x perbedaan suhu )
k= Q x L / ( A x ΔT)
Proses perpindahan kalor secara konduksi dilihat secara atomik merupakan
pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah
dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Sebelum
dipanaskan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang. Pada ujung logam
mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron bergetar dengan amplitudo yang
makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron disekitarnya dan
memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada atom dan
elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan
elektron bebas.
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 32/15
Dari grafik tersebut, bisa dilihat akrilik bening maupun pelat kayu memiliki grafik
yang cenderung naik karena keduanya isolator. Harga konduktivitas kalor material
isolasi berkisar antara 0,034 -0,21 W/m ºC. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan
temperatur akan meningkatkan harga konduktivitas kalor material isolasi ( Raldi, 2002
: 142 ).
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 34/15
b. Kesimpulan :
X. TUGAS
Jawablah pertanyaan berikut untuk dimasukkan ke dalam laporan
praktikum (setelah pembahasan):
1. Bandingkan nilai konduktivitas termal pelat akrilik dari hasil
perhitungan anda dengan data yang ada di berbagai referensi lainnya.
Lakukan analisis berbagai faktor penyebab perbedaan yang terjadi
(silahkan merujuk pada metoda ASTM C518 – 98).
Jawab :
Nilai konduktivitas termal pada saat perhitungan dalam data praktikum
memukan angka untuk k untuk akrilik adalah sebesar 0,308 WimK 0,316
W/mK dan 0,324 Wim sedangkan pada pelat kaya nilai k nya adalah
0,376 W/mK, 0,382 W/mk. dan 0,390 W/mK Dari data perhitungan
tersebut kita mengetahui adanya perbedaan yang terjadi dengan nilai
konduktivitas pada teori dan pada saat praktikum. Untuk nilai k akrilik
yang ada di teori adalah sebesar 0.19 W/mK dan untuk kayu adalah 0.17
W/mK. Jika merujuk pada metoda ASTM CS18-98 kesalahan dapat
terjadi alabat analisa dari pengamat yang kurang bauk Hal lain yang
memengaruhinya adalah yaitu pada saat pengkalkulasian data sehingga
basil yang didapat berbeda dengan hasil dari teori Pada praktikum juga
nilai konduktivitas termal dari kayu malah lebih besar dibanding dengan
akrilik menurut saya hal ini terjadi akabut dari percobaan lama waktu
akrilik dan kayu berbeda Kayu pada saat percobaan mendapatkan
perlakuan lama waktu yang lebih lama dibandingkan dengan akrilik
2. Apa yang akan terjadi apabila pelat akrilik dalam percobaan dicat
hitam?. Jelaskan perubahan sifat properti material yang mungkin
terjadi dan dampaknya terhadap nilai konduktivitas dan laju
PRAKTIKUM KONDUKSI
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLBAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Semester, Tahun Ajaran : Ganjil, 2020/2021 Praktikum : 1
Durasi Praktikum : 200 menit Halaman : 36/15
perpindahan panas.
Jawab :
Pelat akrilik apabila dicat hitam akan memiliki peningkatan
konduktivitas termal karena ada pengaruh absorbvitas dari warna
hitam yang menyerap panas secara maksimal kemudian laju
perpindahan panasnya semakin besar karena benda yang berwarn
hitam (gelap) memiliki emisivitas mendekati satu.