Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN RUGI BESI DAN RUGI MEKANIK


GENERATOR DC
Disusun dan dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Operasi Mesin Listrik
yang di ampu oleh

Ir. Achmad Mudawari, M.T

Oleh :

Salsabilla Rizki Amelia 191711025

Kelas : 2A

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI D3


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG

2021
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa :
a. Dapat menghitung besarnya rugi besi generator DC
b. Dapat menghitung besarnya rugi mekanik generator DC

B. Dasar Teori

Rugi – rugi yang terdapat pada generator DC antara lain :

a. Rugi Tembaga
b. Rugi Besi
c. Rugi Mekanik
d. dll

Rugi – rugi ini sangat penting untuk diketahui dan diperlukan untuk menghitung besarnya
effisiensi dari generator. Untuk menentukan besarnya rugi mekanik dan rugi besi dapat dilakukan
dengan cara pengujian motor penggerak dan pengujian pada generatornya sendiri.

1. Rugi Mekanik

Rugi ini disebabkan oleh bagian – bagian yang berputar dari mesin. Besarnya rugi mekanik ini
dianggap tetap dalam kondisi beban penuh maupun beban nol. Hanya mesin dengan kapasitas
besar yang ada apabila beban berubah.

2. Rugi Inti
Rugi ini disebabkan adanya fluksi bolak-balik pada inti besi yang mengakibatkan rugi
histerisis dan arus eddy. Besarnya rugi ini sangat tergantung dari kualitas bahan magnet yang
digunakan. Pada operasi kondisi jenuh besarnya rugi inti ini konstan. Untuk mengetahui rugi
– rugi tersebut dilakukan dengan cara :

a. Pengujian Motor Penggerak


Pengujian ini dilakukan hanya untuk motor penggeraknya saja (tanpa dikopel dengan generator).
Dalam pengujian ini daya input motor merupakan rugi – rugi total motor. Pengujian dilakukan
pula pada putaran nominal dan diperoleh :
Pm = V × I
Setelah motor dikopel dengan generator (tanpa eksitasi) dengan catatan beroperasi pada kondisi
yang sama diperoleh :
P’m = V × I’
Sehingga :
P’m – Pm = rugi mekanik generator
b. Pengujian Generator Beban Nol
Pada pengujian ini (dengan kondisi yang sama) diperoleh :
P”m = V × I”
Sehingga :
P”m – P’m = Rugi besi pada generator

C. Alat yang digunakan


a. Voltmeter 450 V

b. Ampermeter 12 A

c. Dioda Penyearah

d. Autotrafo

e. Tachometer
f. Generator DC

g. Motor DC

h. Kabel Penghubung
D. Rangkaian Percobaan

( Rangkaian Pengujian Motor ) Belum dikopel

( Pengujian Motor Penggerak (dikopel dengan generator tanpa eksitasi ) )


Rangkaian alat pengukuran rugi inti dan rugi mekanik pada generator DC

( Rangkaian Pengujian Motor )

Belum dikopel
( Pengujian Motor Penggerak (dikopel dengan generator tanpa eksitasi ) )
E. Prosedur Percobaan
1. Pengujian Motor Penggerak (tanpa dikopel dengan generator)
a) Membuat rangkaian seperti gambar diatas,
b) Mengaktifkan MCB, mem-by pass ampermeter pada motor untuk
mengantisipasi mengalirnya arus yang besar pada rangkaian,
c) Memutar voltage regulator hingga putarannya rated pada 3000 rpm, dimana
rangkaian ini belum dikopel dengan generator DC,
d) Membaca dan mencatat nilai Vm1 dan Im1 pada voltmeter dan ampermeter
pada motor,
e) Putar auto trafo hingga kondisi minimum,
f) Memutar voltage regulator hingga bernilai 0, lalu menonaktifkan MCB.

2. Pengujian Motor Penggerak (dikopel dengan generator tanpa eksitasi) dan Pengujian
Generator Beban Nol
a) Mengkopel motor dan generator DC,
b) Mengaktifkan MCB, mem-by pass ampermeter pada motor untuk
mengantisipasi mengalirnya arus yang besar pada rangkaian,
c) Memutar voltage regulator hingga putarannya rated pada 3000 rpm,
d) Membaca dan mencatat nilai Vm’ dam Im’ pada volmeter dan
ampermeter,
e) Tanpa merubah rangkaian sebelumnya yang mana sudah dikopel dengan
generator,
f) Mengaktifkan power supply eksitasi hingga membangkitkan tegangan
nominal sebesar 220 volt dan putaran 3000 rpm pada generator DC,
g) Membaca dan mencatat nilai Vm” dan Im” ,
h) Mematikan sumber.
F. Data Percobaan

No. I (amper) V (volt)

1 1,10 375,00
2 1,50 375,00
3 1,65 375,00

G. Perhitungan
a. Pengujian Motor (tanpa dikopel dengan Generaor)
Didapat :
Vm = 375 V
Im = 1,10 A
Pm = Vm x Im
= 375 V x 1,10 A
= 412,5 Watt

b. Pengujian Motor (dikopel dengan Generator tanpa eksitasi)


Didapat :
Vm’ = 375 V
Im’ = 1,5 A
Pm’ = Vm’ x Im’
= 375 V x 1,5 A
= 562,5 Watt

c. Pengujian Generator Beban Nol


Didapat :
Vm” = 375 V
Im” = 1,65 V
Pm” = Vm” x Im”
= 375 V x 1,65 A
= 618,75 Watt
Dari data praktikum dan tersebut dapat diketahui besar rugi mekanik dan rugi inti
pada Generator DC tersebut, dengan cara :

1. Rugi mekanik
Rugi mekanik = Pm’ – Pm
= (Vm’ x Im’) – (Vm x Im)
= (375 V x 1,5 A) – (375 V x 1,10 A)
= (562,5 - 412,5) Watt
= 150 Watt
2. Rugi Inti
Rugi Inti = Pm” – Pm’
= (Vm” x Im”) – (Vm’ x Im’)
= (375 V x 1,65 A) – (375 V x 1,5 A)
= (618,75 - 562,5) Watt
= 56,25 Watt

H. Analisis

Dapat terlihat pada data, bahwa nilai dari tegangan motor saat sebelum di kopel
bernilai lebih kecil di banding saat sesudah di kopel. Hal ini terjadi karena saat dikopel,
itu ada beban tambahan untuk motor, sehigga nilai tegangan nya akan butuh lebih besar.
Untuk arus nya sendiri semakin besar antara saat sebelum dikopel, setelah dikopel
dengan ekxitasi nol, dan saat dikopel dengan ada nya eksitasi.

Nilai rugi mekanik didapat dari selisih antara pengujian motor penggerak (tanpa
dikopel dengan generator) dan pengujian motor penggerak (dikopel dengan generator
tanpa eksitasi) , sedangkan nilai rugi besi generator adalah selisih dari pengujian motor
penggerak (dikopel dengan generator tanpa eksitasi) dan pengujian generator beban nol.

Pada hasil data percobaan kali ini didapat besar rugi inti yaitu 56,25 Watt dan rugi
mekanik sebesar 150 Watt. Jika kita melihat pada rugi inti, besar rugi inti pada pengujian
ini didapat dari selisih daya pada saat pengujian generator DC pada beban nol dengan
pengujian motor penggerak yang sudah dikopel dengan generator DC tanpa eksitasi,
pada saat generator sudah dikopel dengan motor penggerak tetapi belum disupply arus
eksitasi daya yang keluar ialah sebesar 562,5 Watt, sedangkan setelah generator tersebut
disupply eksitasi dan pada kondisi generator tersebut berbeban nol, menghasilkan daya
keluaran yang lebih besar yaitu 618,75 Watt

Dari kedua data di atas, dapat kita peroleh nilai besar rugi inti yang dihasilkan dalam
percobaan tersebut yaitu sebesar 56.25 Watt, dimana rugi inti ini ialah bagian dari rugi
konstan yang mana rugi konstan itu sendiri berarti rugi mesin arus DC yang tidak
dipengaruhi oleh beban (daya atau arusnya), rugi-rugi inti tanpa beban ini ialah rugi eddy
current, yang disebabkan karena adanya pemanasan pada ketebalan inti besi oleh arus
eksitasi pada rotot yang terinduksi pada inti dan perbedaan tegangan antara sisinya maka
timbulan pembangkitan arus yang berputar putar pada sisi/tebal inti besi tersebut,, selain
itu terdapat rugi hysteresis, yaitu rugi yang disebabkan olek fluks bolak balik pada inti
besi. Rumus dari rugi inti ini dapat dicari dengan rumus Pi = Pe + Ph.

Untuk nilai rugi mekanik dari hasil data percobaan ini didapat 150 Watt, yang mana
hasil tersebut diperoleh dari selisih besar daya pada saat pengujian motor yang sudah
dikopel dengan generator yaitu sebesar 562,5 Watt dan pengujian motor yang belum
dikopel dengan generator menghasilkan daya sebesar 412.5 Watt. Pada pencarian nilai
rugi inti, yang ukur adalah perbandingan antara daya pada motor setelah generator di
eksitasi dan sebelum diberi eksitasi (nol), hal ini dapat memperlihatkan rugi-rugi yang
ada pada inti tersebut (rugi eddy dan rugi histerisis).

Rugi mekanik ini juga termasuk rugi konstan, yang berhubungan dengan efek-efek
mekanis. Ada dua bentuk dasar rugi-rugi mekanis di dalam generator arus searah yaitu
gesekan yang disebabkan karena adanya pergesekan bagian-bagian yang berputar dengan
bagian-bagian dari motor, seperti bearing dengan rumah bearing atau rotor dan rugi
angin yang disebabkan oleh pergesekan antara bagian-bagian generator yang berputar
dengan udara di dalam rumah (casing) generator, semakin kecil celah udara maka
semakin kecil pula rugi yang dihasilkan.

Alasan dilakukan pengujian rugi mekanik pada generator adalah untuk mengetahui
nilai rugi mekanik untuk menentukan tambahan daya pada nilai nominal, ketika
generator diberi putaran, maka akan ada rugi mekanik dari benda-benda bergerak pada
generator ataupun rugi mekanik lain nya seperti celah udara antara rotor-stator, dengan
selisih yang sudah dihitung pada data diatas membuktikan bahwa ketika motor sebelum
dikopel dengan generator dan setelah dikopel dengan generator, motor mengalami
kenaikan pada Vm dan Im yang menunjukan bahwa untuk putaran nominalnya
membutuhkan daya lebih besar dikarenakan adanya rugi mekanik generator yang
berdasarkan data adalah sebesar 150 W.

Tujuan dari menjaga nilai nominal dari kecepatan motor ini yaitu 3000 rpm ialah
karena agar tegangan yang dihasilkannya pun sama atau tidak berubah yang mana
apabila berubah akan menyebabkan perbedaan tegangan yang tersupply pada rentan
waktu yang berbeda, sehingga hal ini tidak bisa menjadikan tolak ukur untuk menghitung
besarnya rugi rugi yang ingin diketahui, baik itu pada rugi inti maupun pada rugi
mekaniknya.

Adapula alasan dari penggunaan sumber AC diawal dimaksudkan agar tegangan


tersebut dapat di naikan dengan trafo, Karena seperti yang diketahui bahwa tegangan DC
tidak bisa di naikan nilainya, sehingga perlu menggunakan sinyal AC terlebih dahulu
yang kemudian disearahkan dengan modul diode (penyearah)

I. Kesimpulan
1. Besar rugi mekanik generator DC dapat ditemukan dengan cara menghitung
selisih daya antara hasil uji motor penggerak uji tanpa dikopel generator dan
dikopel generator tanpa eksitasi.
2. Besar rugi besi generator DC dapat ditemukan dengan cara menghitung selisih
daya antara hasil uji motor dikopel dengan generator (tanpa eksitasi) dan dikopel
dengan generator (dengan eksitasi).
3. Nilai rugi besi generator atau disebut rugi inti adalah selisih dari pengujian motor
penggerak (dikopel dengan generator tanpa eksitasi) dan pengujian generator
beban nol dengan pengujian motor penggerak yang sudah dikopel dengan
generator DC tanpa eksitasi yaitu sebesar 56,25 Watt
4. Nilai rugi mekanik didapat dari selisih antara pengujian motor penggerak (tanpa
dikopel dengan generator) dan pengujian motor penggerak (dikopel dengan
generator tanpa eksitasi) yaitu sebesar 150 Watt
J. Daftar Pustaka
• Prabowo, Erdian. 2018. Studi Analisis Perhitungan Rugi Hyteresis dan Arus
Eddy Pada Trafo Step Up.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11823/SKRIPSI%201452
4015%20ERDIAN%20PRABOWO.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
• Yon Riyono. 2002. Dasar Teknik Tenaga Listrik. Palembang. Politeknik Negeri
Sriwijaya
• Siagian, Antoni. 2010. STUDI TENTANG CARA PEMISAHAN RUGI-
RUGI HYSTERESIS DAN EDDY CURRENT PADA TRANSFORMATOR
DISTRIBUS.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26229/Cover.pdf;seque
nce=5
• Fatahillahs. 2017. Generator Arus Searah.
https://teslaboyblog.wordpress.com/2017/02/27/mesin-generator-arus-searah/.
• Hadi Utomo, Faris. 2020. Mesin Arus Searah DC.
https://teknikelektronika.kelasplc.com/2020/08/mesin-listrik-arus-searah-
dc.html.

Anda mungkin juga menyukai