Diversifikasi Kacang Merah Fungsional Asrie Dan Faisal PDF
Diversifikasi Kacang Merah Fungsional Asrie Dan Faisal PDF
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
LATAR BELAKANG
1.1. PENDAHULUAN
pangan lokal tidak banyak diminati. Padahal produk pangan lokal di Indonesia sangat
berasal dari padi (beras) dan tepung terigu saja. Untuk itu diperlukan pengembangan
Indonesia. Salah satu produk pangan lokal yang ada di Indonesia yang memiliki potensi
untuk dikembangkan adalah kacang merah. Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.)
mempunyai nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis yaitu Phaseolus vulgaris L,
hanya tipe pertumbuhan dan kebiasaan panennya berbeda. Kacang merah (kacang
jogo), sebenarnya merupakan kacang buncis tipe tegak (tidak merambat) dan umumnya
dipanen polong tua sehingga disebut Bush bean. Sedangkan kacang buncis umumnya
(Rukmana,2009).
daerah. Tahun 1961-1967 luas areal penanaman kacang merah di Indonesia sekitar
3.200 Ha, tahun 1969-1970 seluas 20.000 Ha dan tahun 1991 mencapai 79,254 Ha
dengan produksi 168,829 ton. Peningkatan produksi kacang merah mempunyai arti
tanaman yang mudah untuk dibudidayakan di Indonesia, kacang merah dapat diolah
menjadi berbagai olahan diantaranya tepung, susu nabati, minuman dan olahan olahan
lainnya. Dalam tugas ini penulis mempunai ide untuk mengolah kacang merah menjadi
sorbet kacang merah, susu kacang merah, dan minuman instan kacang merah / powder
1.2. Tujuan
Kacang merah mempunyai nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis yaitu
Kacang merah (kacang jogo) sebenarnya merupakan kacang buncis tipe tegak (tidak
merambat) dan umumnya dipanen polong tua, sehingga disebut juga Bush bean.
Sedangkan kacang buncis umumnya tumbuh merambat (pole beans) dan dipanen
merah adalah Kidney Beans, sementara kacang buncis dinamakan Snap Beans atau
French beans. Biji kacang merah berbentuk bulat agak panjang, berwarna merah atau
kacang merah yang beredar di pasaran jumlahnya sangat banyak dan beraneka ragam
(Rukmana, 2009:17).
(nodula) yang merupakan sumber nitrogen dan sebagian lagi tanpa nodula yang
fungsinya antara lain menyerap air dan unsur hara. Bunga tersusun dalam karangan
Biji kacang merah dapat digunakan sebagai alternatif kandungan rendah lemak
dalam pembuatan makanan. Sejauh ini pemanfaatan kacang merah masih terbatas
dalam produksi makanan, yakni berupa sup kacang merah, kue-kue atau sebagai
campuran sayur dan lauk pauk seperti rendang. Untuk mengembangkan diversifikasi
dan pemanfaatan kacang merah, maka dilakukan dengan cara memanfaatkan kacang
merah dalam pembuatan sorbet.
Sorbet berasal dari Cina, jauh sebelum orang mengenal es krim pada abad ke-
18. Sorbet diperkenalkan ke Persia dan Arab yang membawanya ke Italia. Sorbet
berasal dari bahasa Arab “sharbat”, sedangkan di Italia disebut “sorbeto” yang artinya
minuman. Di Eropa dan Amerika, sorbet tidak kalah populernya dengan es krim, tetapi
di Indonesia kepopulerannya masih terbatas kalangan tertentu dan belum dikenal luas
oleh masyarakat, padahal di Indonesi sangat berlimpah bermacam-macam buah-
buahan sebagai bahan dasar pembuatan sorbet (Marshall and Arbuckle, 1996).
Sorbet merupakan salah satu jenis frozen dessert yang terbuat dari sari buah
buahan segar. Sorbet banyak dipilih karena tidak mengandung lemak dan tidak
menggunakan susu segar sebagai bahan utamanya. Bahkan untuk yang sedang berdiet
juga terdapat sorbet yang tidak ditambahkan gula sama sekali dan digantikan dengan
gula diet.
Pemilihan sorbet karena produk ini cenderung disukai oleh semua kalangan
masyarakat baik remaja, orang tua dan anak-anak.
Sorbet sering diartikan sebagai makanan penutup yang terbuat dari hancuran
buah (puree) dengan campuran air dan sukrosa, memiliki wujud seperti es krim dan
memiliki rasa manis yang menyegarkan (Wahyuni, 2012). Menurut Arbuckle (1986),
sorbet terdiri dari gula, jus buah, dan bahan penstabil, atau dapat pula ditambahkan
bahan pewarna, perasa buah-buahan dan asam. Sorbet memiliki overrun antara 25-
24%, kadar gula 25-35% dan bertekstur kasar.
Tekstur dari sorbet memiliki kristal-kristal es yang kasar serta mudah meleleh,
oleh karena itu harus ditambahkan bahan penstabil untuk mengatasi masalah tersebut
supaya tekstur sorbet lebih homogen, halus dan tidak mudah meleleh. Bahan penstabil
ditambahkan dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan karakteristik buah yang
digunakan.
Jenis bahan penstabil yang digunakan dalam es krim biasa juga digunakan
untuk pembuatan sorbet. Adapaun jenis-jenis bahan penstabil diantaranya CMC
(Carboxy Methyl Cellulose) merupakan bahan penstabil yang sering digunakan dalam
bahan pangan karena memperbaiki tekstur dan kristal es yang terbentuk lebih halus.
Karagenan merupakan bahan penstabil yang dapat membentuk gel, larutan karagenan
dapat mengentalkan dan menstabilkan partikel-partikel. Serta gum arab merupakan
bahan penstabil yang bersifat hidrofilik sehingga dapat membentuk larutan koloid atau
membentuk gel sehingga dapat memperbaiki kekentalan dan tekstur bahan pangan
terutama frozen dessert.
Dalam 100 gram kacang merah kering, dapat menghasilkan 4 gram serat yang
memiliki kemampuan untuk mengatasi bermacam-macam penyakit, antara lain mampu
menurunkan resiko penyakit jantung koroner, kolesterol darah, kanker usus besar, dan
mencegah dan mengurangi konstipasi (Almatsier, 2004 : 46-47). Serat makanan
merupakan bagian makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan sehingga
tidak menghasilkan energi dan kalori (Almatsier S, 2007 : 69). Orang yang kekurangan
serat akan menghasilkan feses yang keras dan kering yang susah dikeluarkan dan
membutuhkan peningkatan tekanan saluran cerna yang luar biasa untuk
mengeluarkannya. Feses yang sedikit dan keras dihubungkan dengan obstipasi atau
sukar buang air besar. Tekanan yang diperlukan untuk mendesak feses keluar akan
menimbulkan kantung-kantung kecil pada dinding usus besar yang dinamakan
divertikula. Bila kantung-kantung ini terisi oleh sisa-sisa makanan, kuman-kuman
dapat mengubahnya menjadi asam dan gas yang kemudian dapat menimbulkan infeksi
pada kantung-kantung tersebut yang dinamakan diverticulitis (Almatsier, 2004 : 45-
46).
Sorbet kacang merah diharapkan menjadi salah satu produk unggulan yang
dapat menggali potensi bahan pangan yang belum dimanfaatkan dengan baik dan
merupakan salah satu produk inovasi baru yang memiliki kandungan gizi terutama
untuk memenuhi kecukupan serat bagi anak- anak, orang dewasa maupun orang tua.
Sorbet mengacu kepada syarat mutu Es Krim berdasarkan SNI 01-3713- 1995
seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
1. Sortasi
Pada tahap ini dilakukan sortasi yang bertujuan untuk memilih kacang merah
yang sesuai kriteria untuk pembuatan sorbet. Kacang merah yang digunakan adalah
kacang yang matang dengan ciri-ciri kulit berwarna merah tua dan tidak terkelupas
kulitnya.
2. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang masih tersisa saat
proses pasca panen.
3. Penimbangan
Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui berat kacang merah sehingga
dapat menentukan jumlah air yang digunakan untuk proses pembuatan sorbet.
4. Blanching
Blanching dilakukan untuk menginaktifkan enzim yang terdapat pada kacang
merah dan memperbaiki kenampakan warna sorbet dengan cara perebusan. Didihkan
o
air sampai suhu 100 C kemudian setelah mendidih matikan api tunggu hingga air
o
mencapai suhu 90 C dan masukkan kacang merah, rebus selama 5 menit.
5. Penghancuran
Dilakukan dengan menggunakan blender dengan perbandingan antara air dan
kacang merah yang terpilih. Penghancuran bertujuan untuk mendapatkan bubur dari
kacang.
6. Pencampuran I
Pada proses pencampuran ini bubur kacang merah akan dicampurkan bahan penstabil
pektin dan CMC dengan perbandingan yang berbeda yaitu 1:1, 1:2, dan 2:1. Bahan
penstabil dilarutkan dengan bubur kacang merah sedikit demi sedikit agar bahan
penstabil tidak menggumpal lalu masukkan kedalam panci.
7. Pemanasan
Pemanasan bertujuan untuk menghomogenkan kacang merah dengan bahan
o
penstabil. Pemanasan dilakukan dengan suhu 70 C selama 10 menit. Selama
pemanasan dilakukan pengadukan agar mempercepat proses homogenisasi antara
bubur kacang merah dengan bahan penstabil.
8. Tempering
Tempering dilakukan untuk menurunkan suhu bubur kacang merah yang telah melalui
proses pemanasan. Tempering dilakukan dengan cara merendam panci yang berisi
larutan bubur ke dalam baskom besar. Tempering dilakukan sampai suhu turun menjadi
o
40 C.
9. Pencampuran II
Pada proses pencampuran ini bubur yang telah dilakukan proses tempering,
ditambahkan madu sebagai pemanis.
10. Pembekuan
Pembekuan dengan Ice Cream Maker
Proses ini dilakukan dengan
menggunakan Ice Cream Maker dengan suhu
o
(-18 C) selama 30 menit – 1 jam atau sampai dengan diperoleh es krim setengah beku.
Pembekuan harus dilakukan secara cepat yakni dengan tanda terbentuknya kristal es
yang lembut pada adonan.
11. Penyimpanan Beku
Penyimpanan beku merupakan tahap akhir proses pembuatan sorbet.
Pembekuan dilakukan untuk menghasilkan produk yang baik, memperbaiki tekstur dan
untuk membekukan adonan serta menangkap udara ke dalam adonan.
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung
zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, dan
vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kebanyakan susu yang beredar di
pasaran sekarang ini adalah susu hewani atau susu sapi, namun produksinya kecil dan
harganya relatif mahal sehingga daya beli masyarakat kurang. Untuk memecahkan
permasalahan kurangnya produksi susu dalam negeri dan meningkatkan daya beli
masyarakat terhadap susu, sebenarnya telah lama dikenal adanya susu nabati, seperti
susu nabati (soy milk). Susu nabati merupakan susu yang memiliki kadar protein yang
tinggi, bebas laktosa dan kasein, memiliki kadar natrium yang rendah, tidak
mengandung kolesterol, dan mengandung beberapa gram asetat (Galeaz dan Navis,
1999).
Susu kacang merah dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi karena
komposisi dan mutu proteinnya hampir sama bahkan kandungan proteinnya lebih
tinggi. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang
yang tidak memiliki atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga
tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Susu kacang merah mampu
menggantikan susu sapi karena protein susu kacang merah mempunyai susunan asam
amino hampir mirip dengan susu sapi. Komposisi asam amino metionin dan sistein
dalam protein susu kacang merah lebih sedikit daripada susu sapi. Akan tetapi, karena
kandungan asam amino lisin yang cukup tinggi, maka susu kacang merah dapat
meningkatkan nilai gizi protein dari nasi dan makanan sereal lainnya (Koswara, 2005).
Kehadiran susu kacang merah diharapkan dapat menjadi alternatif susu nabati serta
susu yang berasal dari hewani yang dinikmati rasanya dan sehat untuk dikonsumsi.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat minuman
instan kacang merah
Indonesia memiliki banyak potensi pangan lokal diantaranya dari jenis kacang-
kacangan. Pemanfaatan kacang-kacangan lokal merupakan alternatif sumber protein
nabati yang murah dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Indonesia memiliki
beraneka jenis kacang-kacangan yang potensinya belum sepenuhnya tergali.
Diantaranya adalah kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) .
Tujuan diversifikasi untuk meningkatkan nilai guna, nilai ekonomi, nilai
penerimaan, dan memperluas konsumen.Karena, sejauh ini pemanfaatan kacang merah
masih terbatas dalam produksi makanan kuliner, yakni berupa sup kacang merah, kue-
kue, makanan bayi atau sebagai campuran sayur dan lauk pauk seperti rendang. Selain
tujuan untuk diversifikasi pangan, kacang merah juga mengandung senyawa
fungsional. Senyawa fungsional yang terdapat pada kacang merah diantaranya Serat
(60% insoluble and 40% soluble), Flavonoid, dan Antioksidan. Dimana serat dapat
mengurangi penyerapan kolesterol didalam darah.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Khomsan. (1998). Pangan dan Gizi untuk kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka umum.
Astawan, Made dan Andreas Leomitro Kasih. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan.
Jakarta: Gramedia.
AstawanAyustaningwarno, Fitriyono. 2014. Teknologi Pangan; Teori Praktis dan
Aplikasi. Semarang. GRAHA ILMU.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan.
Bhartara Karya Aksara, Jakarta
Galeaz, R. D., Navis, S. R., (1999). Soymilk – Drink Up. Soyfood USA 4(8). http://
soyfood.com/ newletter/. Diakses pada tanggal 20 November 2019
Nurfi, A. 2010. Kacang Merah Turunkan Kolesterol dan Gula Darah. Diakses
http://fitzania.com/kacang-merah-turunkan-kolesterol-dan-gula-darah/.
Tanggal akses 20 November 2019
Nurhadi, B., Andoyo, R., Mahani & Rossi, I. (2012). Study The Properties of Honey
Powder Produced From Spray-dryingand Vacuum Drying Method.
International Food Research Journal, 19(3), 907-912.Rukmana, Rahmat, Ir., H.
. 1997. KACANG HIJAU, Budi Daya & Pascapanen. Yogyakarta. Kanisius
Wahyuni, F., (2012). Kajian Jenis dan Bahan Konsentrasi Bahan Penstabil Terhadap
Karakteristik Sorbet Sirsak (Annona muricata Linn.) Skripsi Teknologi Pangan,
Universitas Pasundan, Bandung.