Disusun oleh :
Adelia Syahfitri Hasibuan (0910103010015)
Arie wiratama (091010130100)
M. Rizki Perdhana (0910103010003)
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya,
sholawat dan salam semoga terlimpahkan pada teladan umat manusia, Muhmmad SAW,
keluarga dan para sahabatnya.
Makalah ini ditunjukan dalam rangka memenuhi salah satu Dosen Fakultas Ilmu
sosial dan Ilmu politik dimana pada pelaksanaan penyusunan materi ini penulis banyak
mendapat berbagai kesulitan, tapi Alhamdulillah dapat dilewati dengan lancar.
Untuk melengkapi makalah ini beberapa pihak sudah banyak membantu pada penulis
secara moral maupun materil. Kerana itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih. Khususnya kepada Pocut Vonda., sebagai dosen mata kuliah Diplomasi dan Resolusi
Konflik.
Disadari oleh penulis bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu
penulis menanti kritik dan saran yang bersifat memperbaiki kekurangannya itu. Dan semoga
dapat memperbesar manfaat makalah ini sebagai referensi.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, oleh karna itu
pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
4.1 Kesimpulan
Perang antar dua Korea kembali memanas 10 Agustus 2011, saat Korea Selatan
dengan Amerika Serikat melakukan latihan militer bersama. Latihan militer tersebut diduga
sengaja memancing suasana panas kedua Korea, Korea Utara menembakkan tiga artileri ke
arah perbatasan utara Koea Selatan di Laut Kuning. Tidak tinggal diam, militer Korea Selatan
langsung membalasnya dengan jumlah tembakan yang sama. Tembakan Korut jatuh di
perairan dekat pulau Yeonpyeong yang sempat menjadi sasaran tembak November tahun lalu,
menewaskan empat orang. Perang antar dua Korea juga pernah terjadi dari 25 Juni 1950
sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini
juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat
dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB).
Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan.
Untuk penyelesaian konflik yang terjadi di Korea Utara dan selatan yaitu China
melakukan perundingan enam pihak (Six-party talks). China sebetulnya punya pengaruh
besar untuk ikut mendamaikan kedua Korea karena punya hubungan yang erat dengan kedua
pihak. Bahkan, China merupakan sekutu terdekat Korut. Status itu tidak dimiliki banyak
negara, termasuk AS. China mengajak keenam negara; Korsel, Korut, Amerika Serikat, Rusia
dan Jepang, untuk kembali melanjutkan perundingan itu.
Adapun sanksi yang diberikan kepada Korut dari PBB, bahwa tindakan Korut melanggar
kewajibannya dan mengancaman keamanan internasional. Ini adalah inti yang menyebabkan
sanksi itu dikeluarkan.
Bila Korut dapat mengikuti apa yang telah disepakati dalam Six Party Talks,
Semenanjung Korea akan bersih dari nuklir dan tentunya dapat menuju ke normalisasi
hubungan kedua Korea. Hal ini dapat mendorong pencabutan sanksi juga. Semua ini dapat
dilakukan, tetapi membutuhkan waktu lama dan perubahan dari sikap Korut.
DAFTAR PUSTAKA
http://leader-street.blogspot.com/2010/11/penyebab-perang-korea-utara-
korea.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Korea
http://beritapopulerz.blogspot.com/2010/11/kronologi-konflik-korea-selatan-
dan.html
http://dunia.vivanews.com/news/read/191225-china-ajak-dialog--dua-korea-masih-
enggan
http://dunia.vivanews.com/news/read/239635-korut-korsel-adu-tembak-di-laut-kuning
http://bola.okezone.com/read/2011/10/18/411/516929/nuklir-korut-dan-iran-harus-diakhiri