Anda di halaman 1dari 3

Auditors Duties and the Expectations of Audit Service Users:

Auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit.


Pekerjaan auditor ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan
keuangan klien yang diaudit bebas dari salah saji material.

Memberi opini terhadap:

 Kewajaran laporan keuangan


Audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan
oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
 Kemampuan perusahaan going concern
Perusahaan going concern adalah sebuah perusahaan atau badan lain akan dapat terus
beroperasi dalam jangka waktu yang cukup untuk melaksanakan komitmen, kewajiban, dan
tujuan mereka.
 Sistem internal control perusahaan
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan
sasaran. Apabila pengendalian intern yang diterapkan oleh sebuah perusahaan tersebut
tercapai secara maksimal. Sehingga resiko kecurangan manajemen dan resiko audit bagi
seorang auditor dapat diminimalisir.
 Kejadian fraud
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan sesakma memungkinkan auditor
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliuran maupun karena kecurangan.
 Kejadian tindakan illegal
Illegal Client Acts merupakan tindakan melanggar hukum atau peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia.
Taggung jawab Auditor dalam mendeteksi Illegal Acts:
1. Penentuan apakah suatu tindakan klien itu dipandang sebagai pelanggaran hukum,
biasanya hal tersebut berada diluar kompetensi profesional auditor.
2. Auditor harus mendeteksi dan melaporkan salah saji akibat tindakan melanggar hukum
yang berdampak langsung dan material terhadap jumlah-jumlah dalam laporan keuangan.

2.9 Examples of Landmark Studies and Legislation that Influenced the International
Audit Market

The COSO Report

COSO kepanjangan dari Committee of Sponsoring Organization of the Treadway


Commission. Sejarahnya, COSO dikeluarkan oleh SEC dan US Congress di tahun 1977 untuk
melawan fraud dan korupsi yang marak di Amerika tahun 70-an. COSO merupakan inisiatif
dari sector swasta.

The Cadbury Report, Combined Code, and Turnbull Report


 The Cadbury Report
Laporan Cadbury dijadikan dasar pengaturan tata kelola perusahaan di Inggris. Dalam
laporan tersebut, terdapat tiga rekomendasi utama.
1. CEO dan Chairman harus terpisah atau tidak boleh dipegang oleh orang yang sama.
2. Keanggotaan terdiri dari kurang lebih tiga direktur non-eksekutif (dua direktur non-
eksekutif independent dan sisanya direktur non-eksekutif tidak independent)
3. Board harus memiliki komite audit yang terdiri dari direktur non-eksekutif.

Laporan Cadbury merupakan laporan yang mengawali serangkaian laporan lain yang muncul
untuk mendukung perkembangan Combined Code di Inggris.

 Combined Code
Combined Code Inggris dimulai dengan terjadinya skandal Polly Peck, salah satu
korporasi Inggris yang mengalami kebangkrutan akibat pemalsuan laporan keuangan selama
bertahn-tahun pada 1991. Combined Code bukan merupakan peraturan perundang-undangan
dan tidak diciptakan oleh parlemen Inggris, tetapi dibuat oleh sebuah komite yang mewakili
kepentingan bisnis dan financial. Combined Code hanya berlaku pada perusahaan terdaftar
dan pembukuaanya ‘comply or explain’ (memenuhi ketentuan atau menjelaskan).
 Turnbull Report
Laporan yang dibuat di London Stock Exchange untuk perusahaan-perusahaan terdaftar.
Komite yang menulis laporan ini diketuai oleh Nigel Turnbull dari The Rank Group plc.
Laporan tersebut memberitahu para direktur tentang kewajiban mereka berdasarkan kode
gabungan sehubungan dengan menjaga “internal control” yang baik di perusahaan mereka,
atau memiliki audit dan pemeriksaan yang baik untuk memastikan kualitas pelaporan
keuangan dan menangkap penipuan sebelum menjadi masalah.
The Sarbanes-Oxley Act of 2002
Sarbanes-Oxley Act mengatur secara detail tentang cara pelaporan fraud, diantaranya
dapat dilakukan dengan cara hotlines melalui ACFE dan juga menjamin keamanan para
pelapor ini dengan memberikan program perlindungan bagi pegawai yang menjadi pengadu
atau pemberi informasi, yang mendapatkan perlakuan buruk dari perusahaan misalnya,
diberhentikan dari pekerjaan, diskors, diancam , dilecehkan, dan berbagai perlakuan
diskriminatif lainnya setelah membeberkan adanya fraud dan membantu investigasi.

Anda mungkin juga menyukai