Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Profil Perusahaan

1.1.1. Royal Golden Eagle (RGE) Group

RGE mengelola sekelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya

alam yang beroperasi di berbagai negara. Ragam bidang usaha RGE mulai dari

sektor hulu yang meliputi pengembangan sumber daya alam yang

berkelanjutan dan pemanenan hingga pengolahan menjadi produk, dimana

perusahaan-perusahaan RGE menghasilkan beragam produk yang memiliki

nilai tambah untuk pasar global.

RGE didirikan oleh Sukanto Tanoto pada tahun 1973 dengan nama RGM. Saat

ini aset yang dimiliki oleh perusahaan RGE melebihi US$ 18 miliar. Dengan

mempekerjakan lebih dari 60.000 karyawan, RGE memiliki operasi di

Indonesia, China dan Brasil, dan terus memperluas pasar untuk melibatkan

pasar dan komunitas baru. RGE memiliki kantor perusahaan di Singapura,

Hong Kong, Jakarta, Beijing dan Nanjing.

Kelompok perusahaan RGE yang bergerak dalam segmen usaha berikut:

 Pulp dan Kertas – APRIL & Asia Symbol

 Industri Kelapa Sawit – Asian Agri & Apical


 Selulosa Khusus – Bracell

 Viscose Staple Fibre – Sateri

 Pengembangan Sumber Daya Energi – Pacific Oil & Gas

1.1.2. Asia Pacific Resources International Holding Limited (APRIL)

APRIL merupakan salah satu perusahaan yang memimpin pulp dan kertas

didunia, dimana APRIL memiliki kantor pusat yang berada di Asia yaitu

Singapura. APRIL memiliki wilayah produksi utama di Indonesia dan China.

APRIL merupakan anak perusahaan dari RGE. APRIL menciptakan APRIL

Fine Paper dengan tujuan menggabungkan aset kertasnya di China dan

Indonesia. Melalui pabrik pulp dan kertas yang mutakhir serta hutan tanaman

industri yang dijalankan di Provinsi Riau di Sumatera, Indonesia, APRIL

secara langsung mempekerjakan 5.000 orang dan bermitra dengan lebih dari

90.000 orang yang memasok dan mendukung kegiatan usaha APRIL. Sebagai

perusahaan yang besar, APRIL mempunyai visi yaitu “menjadi salah satu

perusahaan pulp dan kertas terbesar di dunia dengan manajemen terbaik, paling

menguntungkan, dan berkelanjutan, serta menjadi pilihan utama bagi

pelanggan dan karyawan”.

Sebagai salah satu pelopor perusahaan yang bertanggung jawab, Grup APRIL

dan anak perusahaannya melaksanakan prinsip 5C yang dipercaya oleh Bapak

Sukanto Tanoto. Praktek bisnis harus membawa kebaikan bagi Masyarakat

(Community), Pelanggan (Customer), Negara (Country), Iklim (Climate), dan

pada akhirnya baik bagi Perusahaan (Company). Dengan demikian, tanggung


jawab sosial perusahaan diaplikasikan dalam operasional dan manajemen Grup

APRIL untuk memajukan lingkungan dan mengembangkan masyarakat serta

untuk memenuhi tanggung jawab sosial korporasi. Tanoto Foundation yang

didirikan pada tahun 1981 merupakan penerapan visi ini. Saat ini, grup APRIL

bekerja berdasar Sustainable Forest Management Policy 2.0 (SFMP 2.0), yang

diimplementasikan semenjak 3 Juni 2015. Grup APRIL percaya bahwa

produksi yang bertanggung jawab, termasuk tidak ada deforestasi adalah kunci

untuk keseimbangan lingkungan, sosial, dan ekonomi jangka panjang.

Saat ini grup APRIL memiliki beberapa anak perusahaan:

1. PT. Indokarya Bangun Bersama

2. PT. Sinar Mutiara Nusantara

3. PT. The Best One Unitimber

4. PT. Gemilang Cipta Nusantara

5. PT. APRIL Management Indonesia

6. PT. Anugerah Kertas Utama (AKU)

7. PT. Riau Andalan Kertas (RAK)

8. PT. Riau Prima Energi (RPE)

9. PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP)

10. PT. Intiguna Primatama

11. PT. Asia Prima Kimiaraya


Tata Kelola Perusahaan

Presiden APRIL

Direktur pengatur Direktur


APRIL Indonesia keberlanjutan

Humas
Tim Keberlanjutan Tim Keberlanjutan
Legal
Jakarta Riau
Lisensi

Gambar 1.1 Bagan Tata Kelola APRIL

(Sumber: APRIL sustainability report 2015-2016)

1.1.2.1. Sejarah PT. RAPP

Gambar 1.2 Perkembangan APRIL dari Tahun 1993 – 1999

(Sumber: www.aprilasia.com April, 2018)


Melalui anak perusahaannya di Indonesia, Grup APRIL mulai

mengembangkan perkebunan di Provinsi Riau, Sumatera dan membangun

pabrik di Pelalawan Kerinci dari 1993. Pada saat itu, Kerinci adalah rumah

bagi 200 kepala keluarga saja. Populasi ini tumbuh menjadi lebih dari

200.000 jiwa pada tahun 2010 karena pengembangan dan diversifikasi

bisnis Grup APRIL mengubah Kerinci menjadi pusat sosial dan komersial

daerah di provinsi tersebut.

Grup APRIL memulai produksi bubur kertas komersial pada tahun 1995,

diikuti oleh produksi kertas komersial pada tahun 1998. Pertumbuhan

wilayah ini mencerminkan pertumbuhan operasional Grup APRIL di

Indonesia, dengan pembentukan Kabupaten Pelalawan pada tahun 1999

dan kemudian kotamadya Kerinci pada tahun 2001. Pertumbuhan Kerinci

yang pesat ini kemudian memungkinkannya dibagi menjadi tiga wilayah

pada tahun 2005.

Pada tahun 2010, kegiatan operasional kehutanan Grup APRIL

memberikan kontribusi sebesar 6,9 persen pada total perekonomian

Provinsi Riau. Grup APRIL telah menciptakan sekitar 90.000 lapangan

kerja bagi masyarakat. APRIL juga berkontribusi terhadap pemberian

akses yang lebih baik pada pendidikan dan dukungan sosial di berbagai

bidang seperti perawatan kesehatan dan perumahan. Grup APRIL telah

membantu meningkatkan standar hidup dan menurunkan tingkat

kemiskinan sebesar 30 persen.


1.1.2.2. Menabur Benih Hutan Lestari

Gambar 1.3 Perkembangan APRIL dari Tahun 2001 – 2005

(Sumber: www.aprilasia.com April, 2018)

Menyadari pentingnya pengembangan masyarakat sebagai bagian dari

pendekatan jangka panjang untuk bisnis yang berkelanjutan, Grup APRIL

juga meluncurkan serangkaian inisiatif pembangunan ekonomi untuk

membantu pengembangan pengusaha lokal berskala kecil dan menengah

(UKM).

Pada tahun 2002, Grup APRIL menerapkan sistem legalitas kayu secara

menyeluruh untuk mencegah kayu ilegal memasuki rantai pasokan dan

produksi. Sistem tersebut memverifikasi dan melacak kayu dari

perkebunan serat perusahaan sampai ke pabrik. Grup APRIL juga

berkolaborasi dengan World Wildlife Fund (WWF) untuk mengatasi

pembalakan liar di Tesso Nilo dan menandatangani moratorium

pembangunan jalan lebih lanjut dan pengembangan perkebunan Accacia


di kawasan Tesso Nilo. Pada tahun yang sama, Grup APRIL meraih

sertifikasi ISO 14001 untuk semua perkebunan serat serta pabrik pulp dan

kertas.

Pada tahun 2003, satu dekade setelah perusahaan didirikan, Grup APRIL

menerbitkan Laporan Berkelanjutan perusahaan yang pertama, berisikan

inisiatif pengembangan masyarakat beserta komitmennya untuk

operasional kehutanan yang berkelanjutan. Pada tahun yang sama, Grup

APRIL mendirikan cabang di Guangzhou untuk mendukung

perkembangan operasional perusahaan di Tiongkok.

Pada tahun 2005, Grup APRIL memperkenalkan sistem penilaian atas

Nilai Konservasi Tinggi (HCV) secara sukarela di daerah konsesinya

untuk perencanaan penggunaan lahan. Kebijakan ini memberikan solusi

praktis dan bertanggung jawab terhadap tantangan penggundulan hutan

dan degradasi. APRIL juga mendirikan APRIL Learning Institute dan

memperoleh peringkat yang layak (Green Proper Rating) untuk kinerja

lingkungan pabrik serta Penghargaan Bendera Emas & Bebas Kecelakaan

(Golden Flag Choice & Zero Accident Award) untuk manajemen

kesehatan dan keselamatan pabrik dari Pemerintah Indonesia.


1.1.2.3. Pertumbuhan dan Pengakuan

Gambar 1.4 Perkembangan APRIL dari Tahun 2007 – 2011

(Sumber: www.aprilasia.com April, 2018)

Pada tahun 2006, Grup APRIL ikut menjadi salah satu penandatangan

Prinsip-prinsip Perjanjian Global PBB. Di tahun yang sama, PT Riau

Andalan Pulp & Paper (RAPP), anak perusahaan dari APRIL, disertifikasi

untuk Pengelolaan Hutan Tanaman Berkelanjutan berdasarkan standar

Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI). APRIL berhasil mendapatkan

sertifikasi kembali di bawah SPFM-LEI pada tahun 2011 lima tahun

kedepan.

Pada tahun 2007, APRIL melalui anak perusahaan menjadi yang pertama

dan satu-satunya perusahaan Indonesia yang diakui Dewan Bisnis Dunia

untuk Pengembangan yang Berkelanjutan (WBCSD).


Tahun 2008 penyelesaian Pulp Line 3 menjadikan Riau rumah untuk

pabrik pulp dan kertas terintegrasi terbesar di dunia, dengan kapasitas

produksi 2,8 juta ton per tahun. Pabrik yang bersertifikat ISO 9001 yang:

8000 dan ISO 14001 terus berinvestasi dalam teknologi untuk memastikan

perusahaan dapat berswadaya memenuhi kebutuhan tenaga listriknya

sendiri.

Sejak 2010, fasilitas produksi Grup APRIL telah disertifikasi oleh

Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) pada sisi

standar Chains of Custody, yang memastikan bahwa semua bahan baku

yang masuk ke pabrik dipasok dari sumber-sumber resmi dan tidak

bermasalah. APRIL juga memperoleh sertifikasi dari Label Penghijauan

Hong Kong (Hong Kong Green Label) untuk produk PaperOneTM pada

tahun 2010.

Pada bulan Oktober 2011, RAPP, anak perusahaan APRIL, berhasil

disertifikasi oleh standar dari Bureau Veritas untuk Asal dan Legalitas

Kayu (OLB). RAPP merupakan perusahaan perkebunan Asia pertama di

industri yang menerima sertifikasi ini. Standar OLB Grup APRIL untuk

sertifikasi perusahaan kehutanan mencakup kegiatan kehutanan dan

fasilitas produksi. Mitra pemasok untuk RAPP juga berhasil lulus audit

berdasarkan standar ‘Chain of Custody-Acceptable Wood’ dari OLB.


1.1.2.4. Pengembangan Berkelanjutan

Grup APRIL meluncurkan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

pada bulan Januari 2014. Kebijakan baru tersebut menggaris bawahi

komitmen Grup APRIL untuk menyeimbangkan kebutuhan dalam

menyelamatkan lingkungan dan mengutamakan kepentingan masyarakat

setempat, dengan tetap menjalankan bisnis yang berkelanjutan. Komite

Penasehat Pemangku Kepentingan independen juga diperkenalkan untuk

memastikan transparansi dan pelaksanaan Kebijakan Pengelolaan Hutan

Berkelanjutan.

Pada bulan Juni 2015, Grup APRIL mengembangkan Kebijakan

Pengelolaan Hutan Berkelanjutan sesuai dengan masukan dari SAC dan

berbagai pemangku kepentingan lainnya. APRIL juga memperkuat upaya

perlindungan hutan dan komitmen konservasi termasuk penghapusan

deforestasai dari rantai suplai dan penambahan aspek penilaian terhadap

Persediaan Karbon yang Tinggi (HCV).

Pada tahun 2015, APRIL meluncurkan program desa bebas api untuk

mencegah dan meminimalisir dampak kebakaran hutan. Perkembangan

awal adalah dengan mengidentifikasi desa yang memiliki potensi bahaya

kebakaran hutan, dan dinilai berdasar potensi bahaya dari rendah ke sangat

tinggi, desa yang diikutsertakan pada tahun 2015 adalah Pelalawan,

Sering, Kuala Tolam, Kuala Panduk, Petodaan, Teluk Binjai, Teluk

Meranti, Pulau Muda, dan Segamai. Filosofi dari program ini adalah

memberi hadiah bagi desa yang tidak membakar lahan, memberi bantuan
pertanian, pelatihan kepemimpinan, edukasi bahaya kebakaran hutan, dan

pemantauan kualitas udara.

Gambar 1.5 Program Fire Free Vilage oleh APRIL

(sumber: APRIL sustainability report 2015-2016)


Gambar 1.6 Total Area yang dikelola Oleh APRIL

(sumber: APRIL sustainability report 2015-2016)

Saat ini, 87% produk kertas dijual di area Asia Pasific, 10% eropa, dan 3%

area Amerika Utara. Untuk produk pulp, 91% dijual di area Asia Pasific,

dan 9% Eropa.

1.1.2.5. Sertifikasi

Sertifikasi merupakan bagian dari komitmen Grup APRIL untuk perbaikan

yang berkelanjutan serta produk dan jaminan proses bagi para pemangku

kepentingan seperti konsumen, bankir dan pemerintah. Saat ini APRIL

memiliki beragam portfolio sertifikasi nasional dan internasional yang

memberikan jaminan menyeluruh (end-to-end); dari efisiensi, kualitas dan

keberlanjutan operasional pabrik dan perkebunan yang menentukan

kualitas produk akhir dari APRIL.


a. Sertifikasi Internasional

Pada bulan Desember 2014, APRIL merupakan perusahaan kehutanan

Indonesia pertama yang menerima sertifikasi pengelolaan hutan

berkelanjutan berdasarkan Program untuk Persetujuan Sertifikasi

Kehutanan (PEFC) bersama dengan mitranya Indonesia, Kerjasama

Sertifikasi Hutan Indonesia (IFCC). PEFC adalah sistem sertifikasi

kehutanan yang terkemuka di dunia dengan standar yang akurat, serta

diakui secara global yang bekerja sebagai mekanisme untuk memverifikasi

dan meningkatkan pengelolaan hutan lestari dan produk kayu dihasilkan

secara berkelanjutan. Operasional manufaktur Grup APRIL telah

menerima sertifikasi Chain-of-Custody PEFC pada tahun 2010 yang

menjamin bahwa semua bahan baku yang masuk ke pabrik berasal dari

sumber-sumber yang tidak kontroversial. Bersama-sama, sertifikasi SFM

dan Chain-of-Custody melambangkan bahwa Grup APRIL saat ini

bersertifikat PEFC di seluruh rantai pasokannya.

Gambar 1.7 Penghargaan yang diperoleh APRIL

(Sumber: www.aprilasia.com April, 2018)


Operasional Grup APRIL di Provinsi Riau, Indonesia bersertifikat berdasarkan

OHSAS 18001 (Sistem Manajemen Keselamatan), ISO 9001 (Sistem Manajemen

Mutu), dan ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan). Selain itu grup ini telah

mendapatkan sertifikat ISEGA Germany yang menandakan aman untuk

dijadikan bungkus makanan, dan berhasil memperbarui sertifikat Singapore

green label untuk merek PaperOneTM.

Gambar 1.8 Sertifikat yang diperoleh PaperOneTM

(Sumber: www.aprilasia.com April, 2018)

b. Sertifikasi nasional

Sejak tahun 2006, RAPP, anggota Grup APRIL, telah bersertifikasi untuk

Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) di bawah standar Ekolabel

Institut Indonesia (LEI). Pada akhir 2011, RAPP telah berhasil meraih

kembali seretifikasi di bawah SPFM-LEI untuk periode 2011-2016.


Gambar 1.9 Sertifikat PHTL yang diperoleh APRIL

(Sumber: www.aprilasia.com April, 2018)

LEI telah menerima peningkatan pengakuan di pasar global termasuk di

Jepang, di mana standar yang diakui dalam Kebijakan Pengadaan

Penghijauan (Green Procurement Policy) di Jepang (Green Ko Nyuho) dan

merupakan persyaratan bagi eksportir pulp dan kertas Indonesia ke Jepang.

Berbagai produk berlabel LEI juga diakui di Eropa dan Amerika Serikat.

Pada bulan Oktober 2012, RAPP, anggota Grup APRIL, berhasil

memperoleh sepenuhnya sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi

Berkelanjutan dan Verifikasi Legalitas Kayu (PHPL-SVLK) untuk semua

fasilitas manufaktur dan operasional kehutanan.

PHPL-SVLK adalah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu Indonesia, yang

secara bersama-sama dikembangkan dan didukung oleh Uni Eropa (UE)

melalui program Perjanjian Kemitraan Sukarela (Voluntary Partnership

Agreement (VPA)) antara Uni Eropa dan Pemerintah Indonesia. Standar

PHPL-SVLK dikembangkan sesuai VPA suntuk memenuhi persyaratan


perizinan Penegakan Hukum Kehutanan Uni Eropa, Tata Kelola dan

Perdagangan (FLEGT) yang mulai berlaku pada bulan November 2016.

Sistem ini menciptakan proses rantai pemeliharaan yang teliti dan

dirancang untuk memastikan pabrik hanya menerima dan memproses kayu

dari sumber yang legal dan bahwa semua produk yang diekspor dari negara

tersebut dapat dilacak pada poin asal yang dapat diverifikasi.

Sejak bulan Maret 2013, semua perusahaan kayu Indonesia yang

mengekspor ke Eropa wajib memiliki sertifikasi PHPL-SVLK. Sejak

bulan Desember 2013, semua perusahaan kehutanan dan kayu Indonesia

diwajibkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendapatkan PHPL-SVLK.

Grup ini telah mendapat sertifikasi SMK3 berdasar undang undang no.

50/2012 untuk industri sektor kehutanan, mendapatkan sertifikat SNI, Eco

label, PROPER biru untuk pabrik dan PROPER biru untuk area hutan

tanaman industri pada 2016, dan sertifikat Autorhized Economic Operator

(AEO) dari bea cukai.

1.1.3. PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP)

PT. RAPP merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembuatan

pulp dan kertas. PT. Riau Andalan Pulp and Paper merupakan anak perusahaan

APRIL Group yang pemegang saham terbesarnya adalah PT. Royal Golden

Eagle. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 1995 di provinsi riau
tepatnya di Pangkalan Kerinci Pelalawan, dengan kapasitas produksi mencapai

750.000 ton pulp per tahun.

Selain itu PT. RAPP merupakan perusahaan swasta yang berkembang pesat

dan mendapat sertifikat ISO 9002 serta ISO 14001. PT. RAPP merupakan

perusahaan yang menggunakan teknologi produksi yang canggih yaitu

superbatch administrator sistem digester dan digester sistem continuous

dengan sistem produksi yang terprogram, sistem pengontrolan DCS serta

sistem manajemen yang baik pula.

Beberapa unit bisnis yang ada di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP)

yaitu sebagai berikut:

PT. Riau Pulp (RPL) salah satu penghasil pulp terbesar di Asia dengan

lembaran kering yang berkualitas tinggi. Sebab proses produksinya sendiri

menggunakan proses kimia dan juga menggunakan teknologi mesin yang

modern, Fiberline 1 Superbatch digester kapasitas 350 m3 dengan Kapasitas

produksi 2.800 ADT/D Fiberline 2 superbatch digester kapasitas 400 m3

dengan kapasitas produksi 3.400 ADT/D selain itu juga ada Fiberline 3

digester continous dengan kapasitas produksi 2.165 ADT/D dan pin chip

digester 437 ADT/D. Untuk proses bleaching pulp sendiri Fiberline sudah

menggunakan proses Elemental Chlorine Free (ECF) yang cukup ramah

lingkungan. PT. Riau Pulp (RPL) mulai beroperasi secara komersial diawal

tahun 1995 yang mampu menghasilkan 750.000 ton pulp per tahun berupa pulp

ECF untuk pasar dalam negeri dan luar negeri, disamping itu RPL juga
mensuplai pulp ke Riau Andalan Kertas (wood pulp) untuk produksi kertas dan

pulp. Saat ini produksi perusahaan telah mencapai 2.270.000 ton/tahun pulp,

dan kedepannya perusahaan berencana akan menaikkan kapasitas produksi

hingga mencapai 3.000.000 ton/tahun pulp dan perusahaan mulai tahun 2015

mengembangkan hasil produksi berupa dissolving pulp sebesar 1.000.000ton

dan 2.000.000 untuk produksi pulp. Mulai awal tahun 2016 perusahaan ini

tidak lagi menggunakan kayu MHW sebagai bahan baku pulp. Untuk

kelancaran produksi, pihak perusahaan telah mengelola Hak Pengusahaan

Hutan (HPH) dengan luas hutan ratusan ribu hektar yang tersebar dibeberapa

kabupaten diantarannya Kabupaten Pelalawan, Siak, Kampar, Indragiri Hulu,

Kuantan Singingi dan Kabupaten lainnya. Kayu yang ditanam pada area HPH

meupakan Kayu Acacia mangium (dry land) dan Acacia crassicarpa (wet land)

kayu ini tergolong kayu dengan pertumbuhan cepat (fast growing species)

dengan riap tumbuh mencapai 25 m3/hektar pertahun, untuk saat ini dengan

berkembangnya teknologi kayu jenis ini sudah dapat dipanen dalam umur 4 –

5 tahun.

PT. Riau Andalan Kertas (RAK) merupakan pabrik penghasil kertas cetak.

Teknologi yang digunakan adalah VALMET (finland’s) dengan kecepatan

mesin hingga 1.500 m/menit dan ada yang 1.600 m/menit. RAK memiliki dua

mesin kertas, yang pertama telah beroperasi pada bulan April 1998 dengan

produk kertas multi guna yang berat dasarnya (gramatur) 55 gsm hingga 120

gsm dan merek dagang dipasaran diantaranya Paper One.


PT. Riau Prima Energi (RPE) perusahaan penghasil energi steam dan listrik.

Energi steam digunakan untuk menggerakkan turbine generator dan proses

pada PT. RPL dan PT. RAK. Sedangkan energi listrik selain untuk keperluan

didalam perusahaan sendiri juga didistribusikan ke penduduk areal sekitar

pabrik setempat.

1.2. Deskripsi Proses

Pembuatan pulp di PT Riau Andalan Pulp and Paper menggunakan proses kraft

(chemical pulping) dengan bahan baku yang berasal dari jenis kayu Acacia

Mangium, Acacia crassicarpa, dan Eucalyptus pellita. Proses pembuatan pulp

dimulai dari persiapan bahan baku berupa kayu hingga tahap akhir menjadi pulp

melalui beberapa tahapan proses yaitu :

a. Penyiapan bahan baku (Woodhandling and Chip Preparation)

Tahap Woodhandling and Chip Preparation bertujuan untuk menyiapkan

bahan baku yang baik dan memenuhi kriteria sebagai bahan untuk proses

pemasakan sehingga menghasilkan pulp dengan kualitas tinggi. Pada tahap

ini bahan baku berupa kayu akan diolah hingga didapatkan chip dengan

ukuran berkisar 2cm x 3cm x 0,5 cm yang kemudian dikirim ke digester

untuk proses pemasakan.

b. Pemasakan (Cooking)
Secara umum, area ini adalah tempat dimana chip kayu dikonversikan

menjadi pulp melalui suatu proses pulping. Pulping merupakan

penghancuran komponen lignin dari suatu chip kayu, sehingga hanya

menyisakan serat-serat selulosa dan hemiselulosa yang kemudian

dikonversikan menjadi pulp.

c. Penyaringan dan pencucian (Washing and Screening)

Setelah proses pemasakan, pulp berwarna coklat (brown pulp) akan

memasuki tahap pencucian yang secara umum berguna untuk mengeluarkan

liquor-liquor yang terkandung di dalam pulp serta memisahkan material-

material lain yang tidak diinginkan.

d. Pemutihan (Bleaching)

Pulp hasil dari proses pencucian selanjutnya harus melalui tahap pemutihan

(Bleaching) karena pulp siap jual haruslah memiliki nilai brightness sebesar

90.

e. Pengeringan dan pembentukan lembaran pulp (pulp drying finishing)

Inti dari proses ini adalah mengubah slurry pulp menjadi padatan lembaran

pulp kering menggunakan pulp machine, selanjutnya pulp kering akan

dibentuk dalam unit bale.

1.3. Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2019 – 28 Februari 2019 di PT.

Riau Andalan Pulp and Paper yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan,

Pangkalan Kerinci. Riau. Dengan waktu kerja dari hari Senin – Jumat pada pukul

07.00 – 16.00 WIB.

1.4. Tujuan Kerja Praktek

a. Mengetahui PT. Riau Andalan Pulp and Paper secara umum

b. Memahami proses dan alat yang digunakan di PT. Riau Andalan Pulp and

Paper

c. Menerapkan ilmu yang didapat di perkuliahan ke dunia kerja.

d. Mengetahui sistem kerja di lapangan dan struktur organisasi nya.

1.5. Ruang Lingkup Kerja Praktek

Kerja praktek dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper, yang difokuskan

kepada :

a. Bahan baku dan bahan penunjang yang digunakan

b. Sistem proses produksi

c. Proses pendukung produksi

d. Unit utilitas

e. Sistem pengolahan limbah

Anda mungkin juga menyukai