Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Morfologi Kota (TPW 21243)
Dosen Pengampu:
Retno Susanti, S.T., M. T (RS)
Prof. Dr.Ir. Sugiono Soetomo, CES., DEA (SS)
Ir. Parfi Khadiyanto, M.Si (PK)
Ir. Nurini, MT (NN)
Dr. Ing. Santy Paulla Dewi, ST.,MT (SPD)
Grandy Loranesa Wungo, ST.,MT (GLW)
Segala puji dan syukur, kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Morfologi Kota dengan judul
Analisis Perkembangan Struktur, Pola, Dan Fungsi Ruang Secara Horisontal Dan Vertikal Di
Page | i
Kecamatan Semarang Barat. Laporan ini merupakan salah satu komponen penilaian dalam
mata kuliah Morfologi Kota.
Keberhasilan penulisan laporan berjudul Analisis Perkembangan Struktur, Pola, Dan
Fungsi Ruang Secara Horisontal Dan Vertikal Di Kecamatan Semarang Barat merupakan
suatu kebahagiaan bagi kami selaku penyusun. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Retno Susanti, S.T., MT selaku dosen pengampu mata kuliah Morfologi Kota
3. Prof. Dr.Ir. Sugiono Soetomo, CES., DEA selaku dosen pengampu mata kuliah
Morfologi Kota
4. Ir. Parfi Khadiyanto, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Morfologi Kota
5. Ir. Nurini, MT selaku dosen pengampu mata kuliah Morfologi Kota
6. Dr. Ing. Santy Paulla Dewi, ST.,MT selaku dosen pengampu mata kuliah Morfologi
Kota
7. Grandy Loranesa Wungo, ST.,MT selaku dosen pengampu mata kuliah Morfologi
Kota
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami harapkan selaku penulis supaya
dalam pembuatan laporan yang akan datang menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Kelompok 1A
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Perkembangan Kecamatan Semarang Barat dari tahun 1984-2019 menggunakan
citra satelit .................................................................................................................................................. 18
Tabel 3. 2 Luas Kecamatan Semarang Barat menurut kelurahan. .............................................. 20
Tabel 3. 3 Tabel Luas Ruang Terbuka Kecamatan Semarang Barat............................................ 43 Page | viii
Tabel 3. 4 Tabel Jenis Mata Pencaharian Kecamatan Semarang Barat ...................................... 50
Tabel 3. 5 Jumlah Penganut Agama ...................................................................................................... 51
Tabel 3. 6 Tabel Tingkat Pendidikan ................................................................................................... 51
Tabel 3. 7 Tabel Kepadatan Penduduk Netto .................................................................................... 52
Tabel 3. 8 Tabel Kepadatan Penduduk Bruto.................................................................................... 52
Tabel 4. 1 Tabel penjelasan tipologi solid maupun void ............................................................... 67
Tabel 4. 2 Tabel hasil analisis hierarki pola tekstur figure ground. ........................................... 70
Tabel 4. 3 Tabel Lokasi Generator dan Keterangan Linkage di Kecamatan Semarang Barat
........................................................................................................................................................................ 78
Tabel 4. 4 Tabel Place di Kecamatan Semarang Barat .................................................................... 86
Tabel 4. 5 Tabel Edge di Kecamatan Semarang Barat .................................................................... 90
Tabel 4. 6 Tabel District .......................................................................................................................... 92
Tabel 4. 7 Tabel Nodes ............................................................................................................................ 94
Tabel 4. 8 Tabel Landmark Kecamatan Semarang Barat ............................................................... 97
Tabel 4. 9 Tabel analisis Townscape ................................................................................................... 98
Page | 1
analisis pola pola historis masa lalu dan masa kini dari struktur kawasan,
tataguna lahan dan komponen pembentuk kota lainnya.
Identifikasi dan analisis mengenai perubahan bentuk dari kota serta
kondisi eksisting kawasan didasarkan pada data-data yang diperoleh sesuai
dengan keadaan dan kondisi eksisting baik didapat melalui data data primer
maupun sekunder serta didukung teori teori yang berhubungan dengan
morfologi suatu kota. Selanjutnya melakukan pengkajian tentang orientasi Page | 4
lokasi wilayah studi, sejarah perkembangan wilayah studi, gambaran fisik
alamiah, gambaran ruang terbangun, gambaran ruang terbuka, serta kondisi
sosial budaya yang ada diwilayah studi.
Analisis yang dilakukan mencakup : pola pertumbuhan dan perkembangan
kawasan, analisa figure ground, analisa linkage theory, analisa place theory,
analisa citra kawasan, dan analisa townscape beserta elemen estetika pada
wilayah studi.
1.5 Metode
Dalam melakukan analisis perkembangan morfologi Kecamatan Semarang Barat
dilakukan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan untuk mencapai
tujuan dalam penyusunan laporan. Berikut merupakan metode pengumpulan data
yang digunakan :
a. Metode Observasi Lapangan
Dalam metode observasi lapangan ini dilakukan dengan mengamati kondisi fisik
dan non fisik wilayah studi yaitu kecamatan Semarang Barat. Data yang
dihasilkan dari metode ini adalah dapat berupa narasi maupun bergambar
dimana kedua data ini merupakan data primer yang dibutuhkan dalam analisis.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan observasi
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi non fisik wilayah studi yaitu
Semarang Barat, seperti sosial-bidaya masyarakat di wilayah studi dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumer yang dianggap terpercaya
c. Kajian Pustaka
Kajian pustaka atau studi pustaka adalah salah satu metode pengumpulan data
yang digunakan dalam membantu proses analisis data yang didapat dari
observasi lapangan, wawancaram maupun data sekunder seperti berita dan
hasil penelitian terdahulu.
d. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk melihat kondisi eksisting dan hasil analisis
morfologi yang dilakukan. Selain itu dokumentasi dilakukan untuk melengkapi
laporan dari analisis perkembangan morfologi kecamatan Semarang Barat dan
membantu proses
dalam menganalisa perkembangan wilayah studi.
Page | 5
Page | 2
2
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
KELOMPOK A1
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR,
POLA, DAN FUNGSI RUANG SECARA
HORISONTAL DAN VERTIKAL
SEMARANG BARAT
7
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
KELOMPOK A1
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR,
POLA, DAN FUNGSI RUANG SECARA
HORISONTAL DAN VERTIKAL
SEMARANG BARAT
terintegrasi dimana arsitektur dan ruang luar menyatu dengan erat. Urban
void dapat berupa ruang serambi masuk, blok di tengah bangunan, jaringan
jalan dan square, taman, dan ruang terbuka linear (Trancik, 1986). Berikut
ini terdapat enam pola tipologi hubungan antara solid dan void.
Page | 9
Dapat disimpulkan bahwa inti dari teori figure ground terletak pada
manipulasi dan organisasi urban solid dan urban void. Jika keterkaitan antara
kedua elemen tersebut lengkap dan dapat dipahami dengan baik, maka
jaringan tata ruang cenderung berhasil. Namun, jika hubungan antara urban
solid dan urban void tidak seimbang akan menimbulkan lost space.
2.2.2 Teori Linkage Systems
Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang
satu dengan lainnya. Linkage Theory merupakan sistem ide pernyataan yang
diambil dari garis-garis yang menghubungkan antar unsur bagian kota yang
tidak lepas dari adanya jaringan sirkulasi (network circulation). Network dapat
berupa jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk linier ataupun
bentuk-bentuk yang secara fisik menjadi penghubung antar bagian
kota/kawasan. Dalam perancangan teori jaringan ini berguna sebagai salah satu
titik acuan dalam mengorganisasi system pergerakan (Finding Lost Space, 1973,
Roger Trancik).
Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang
berbeda, terdapat 3 (tiga) pendekatan linkage perkotaan, yaitu Linkage visual,
Linkage struktural, dan Linkage kolektif. Fumihiko Maki 28 memfokuskan pada
kajian linkage kolektif, berasal dari garis-garis yang menghubungkan bagian-
bagian dari suatu pusat kegiatan suatu kota. Tipe spatial linkage yang
diungkapkannya meliputi Compositional Form, Megaform, dan Group Form.
Linkage struktural dikemukakan oleh C. Rowe meliputi elemen tambahan,
sambungan, dan tembusan. Sedangkan E. Bacon membahas linkage secara visual
meliputi elemen garis, koridor, sisi, sumbu, dan irama/ritme.
Page | 10
Page | 11
Elemen Pembentuk Kota menurut Kevin Lynch, 1960 dalam The Image of the
city (1960) pengetahuan yang terbentuk mengenai kota. Berdasarkan teori Kevin
Lynch 5 teori tersebut adalah:
1. Path merupakan suatu jalur yang digunakan oleh pengamat untuk bergerak
atau berpindah tempat.
2. Edges merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan, sungai, gunung.
Edge memiliki identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas.
3. District merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau aktivitas
khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya.
4. Nodes merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau
aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain,
misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota
secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar, taman, square, tempat
suatu bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya.
5. Landmark merupakan simbol yang menarik secara visual dengan sifat
penempatan yang menarik perhatian. Biasanya landmark mempunyai bentuk
yang unik serta terdapat perbedaan skala dalam lingkungannya.
digunakan dari segi fisik visual untuk mengenali bentuk fisik suatu kota. Selain itu,
townscape juga dapat diidentifikasi melalui bentuk penataan atau desain dari
bangunan-bangunan dan jalan yang ditangkap berdasar berbagai tingkatan
emosional masing-masing pengamat. Konsep townscape ini menjadi dasar bagi para
arsitek, perencana, dan pihak-pihak yang memperhatikan wajah kota.
Bentuk fisik ruang kota dipengaruhi dan ditentukan oleh bentuk dan massa
bangunan. Keterkaitan itu dirasakan secara psikologis maupun secara fisik oleh Page | 12
pengamat bentuk fisik ruang kota serta bentuk dan massa bangunan tersebut. Selain
itu, keterkaitan juga dapat dilihat secara visual pada kualitas bentuk kota yang
ditentukan oleh bentuk dan ukuran ruang kota serta penataannya. Empat hal yang
ditekankan Cullen pada bukunya adalah:
a. Serial Vision
Serial vision adalah gambaran-gambaran visual yang ditangkap oleh pengamat
yang terjadi saat berjalan dari satu tempat ke tempat lain pada suatu kawasan.
Rekaman pandangan oleh pengamat itu menjadi potongan -potongan gambar
yang bertahap dan membentuk satu kesatuan rekaman gambar kawasan bagi
pengamat. Biasanya, akan ada kemiripan, suatu benang merah, atau satu
penanda dari potongan-potongan pandangan tersebut yang memberi kepastian
pada pengamat bahwa dia masih berada di satu kawasan yang sama.
Page | 7
7
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
KELOMPOK A1
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR,
POLA, DAN FUNGSI RUANG SECARA
HORISONTAL DAN VERTIKAL
SEMARANG BARAT
14
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
KELOMPOK A1
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR,
POLA, DAN FUNGSI RUANG SECARA
HORISONTAL DAN VERTIKAL
SEMARANG BARAT
Page | 15
Untuk menjangkau ke kota atau pusat kota yaitu simpang lima, kecamatan
Semarang Barat yang memiliki pusat kecamatan di Karangayu memiliki jarak ±
4 Km. Berikut ini adalah peta jarak antara pusat kecamatan ke pusat kota
Semarang.
Citra Satelit Kelurahan Tawang mas Tahun Citra Satelit Kelurahan Tawangmas Tahun
2002 2019
Sumber : Google Earth Pro Sumber : Google Earth Pro
Sumber : Google Earth, 2019
Sedangkan pada kecamatan Semarang Barat bagian selatan, pada tahun 1993,
Kelurahan Krapyak dipecah menjadi 3 kelurahan yaitu kelurahan Krapyak,
Kembangarum dan satu kelurahan yang sekarang menjadi bagian dari kecamatan
Ngaliyan. Sedangkan pada tahun 2004 terdapat kelurahan lain yang mengalami
pemekaran yaitu kelurahan Manyaran dimana kelurahan ini pada awalnya
merupakan bagian dari kelurahan Ngemplak Simongan. Perkembangan kelurahan
Manyaran dapat dilihat dari adanya pembangunan bukit Wahid Regency pada
tahun 2008. Sedangkan untuk kelurahan Kembangarum, pada akhir tahun 2016
dibangun jalan tol Jatingaleh-Krapyak yang sebagian masuk ke wilayah Kelurahan
Kembangarum. Awalnya dearah tersebut merupakan daerah permukiman warga
kelurahan Kembangarum. Adanya pembangunan jalan tol terse but membutuhkan
lahan sehingga daerah permukiman tersebut digusur. Menurut warga sekitar,
daerah permukiman yang digusur untuk pembangunan jalan tol tersebut terdapat
kurang lebih 2 RT.
Page | 17
Citra Satelit Kelurahan Manyaran Tahun 2007 Citra Satelit Kelurahan Manyaran Tahun 2019
Sumber : Google Earth Pro Sumber : Google Street View
Citra Satelit Kelurahan Kembangarum Tahun Citra Satelit Kelurahan Kembangarum Tahun
2016 2019
Sumber : Google Earth Pro Sumber : Google Earth Pro
Sumber : Google Earth, 2019
Pada kecamatan Semarang Barat bagian selatan yang lain yaitu kelurahan
Ngemplak Simongan, Bongsari, Bojongsalaman, Gisikdrono, dan Krobokan, pada
awalnya merupakan daerah pemukiman namun tingkat kepadatannya belum
sepadat sekarang. Selain itu di Kelurahan Krobokan pada awalnya masih
didominasi area sawah, namun sekitar tahun 2000-an karena jumlah penduduk
semakin meningkat membuat area persawahan dijadikan sebagai permukiman.
Sedangkan untuk kelurahan Kalibanteng Kidul dan Kulon mengalami
perkembangan karena adanya renovasi museum Rangga W arsita dan lokasi dari
masing-masing kelurahan yang berdekatan dengan objek pariwisata yaitu Sam Po
Kong. Pada awalnya kedua kelurahan ini sama seperti kelurahan -kelurahan yang
lain yaitu area sawah.
1984
1990
2000
Page | 19
2010
2019
Page | 22
Page | 26
Gambar 17. Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Semarang Barat Eksisting
Sumber: RTRW Kota Semarang Tahun 2011-2031
Semarang Barat. Berikut ini lampiran dari tiap Kelurahan mengenai persebaran
kawasan berlantai banyak dengan fungsi tidak untuk hunian adalah :
Page | 28
Page | 29
Page | 30
Gambar 3. 15 Gambar Airy Syariah Semarang Barat Wiroto Tiga 10 (Jl. Wiroto III
No.10 Krobokan)
Sumber : Google Street View 2019
Gambar 3. 16 Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (Jalan Madukoro
Raya)
Sumber : Google Street View 2019
Page | 31
Page | 32
Page | 33
Page | 34
Page | 35
Page | 36
Page | 37
Page | 38
Disekitar kompleks perumahan Graha Padma terdapat deretan baik itu ruo
ataupun kantor cabang dari asuransi dan lainnya. Yang menarik disini adalah
ruko-ruko yang ada disekitar menuju kompleks perumahan Graha Padma
deretan ruko yang berjejer denganrapi dan tertib serta kondisi bangunanya
yang rapih dan terawat.
Page | 39
Page | 40
Page | 41
Gambar 3. 49 Gambar Contoh Jalan Kolektor Sekunder ( Jalan Puspanjolo Barat Raya)
Sumber : Google Street View 2019
Page | 46
Jalur Rel Kereta Api merupakan jalur yang dilewati atau digunakan kereta api
untuk bergerak. Jalur Rel Kereta Api ini melintasi di tengah Kecamatan Semarang
Barat melewati kelurahan tugu, krapyak, kalibanteng kulon, tawangsari,
gisikdrono, karang ayu, dan krobokan. Rel Kereta Api ini merupakan jalur rel dari
atau ke arah Stasiun Poncol Semarang. Masyarakat yang akan bepergian dari
Semarang ke kota lain atau dari kota lain ke kota Semarang dengan menaiki kereta
api melintasi jalur rel ini.
Di Kecamatan Semarang Barat terdapat juga jalan tol yang ada di perbatasan
antara wilayah Kecamatan Semarang Barat dengan Kecamatan Ngaliyan. Jalan Tol
Jatingaleh-Krapyak ini tepatnya terdapat di pinggiran Kelurahan Manyaran dan
Kelurahan Kembangarum. Untuk jalan tol Jatingaleh-Krapyak ada sebagian yang
masuk ke wilayah Kelurahan Kembangarum, jalan tol ini dibangun pada akhir
tahun 2016 dengan menggusur permukiman warga untuk lahan membangun jalan
tol tersebut. Untuk saat ini (2019) jalan tol tersebut sudah digunakan.
Page | 47
Gambar 3. 53 Gambar Sebelum Perubahan Jalan Gedong Songo Raya tahun 2007
Sumber : Google Earth 2007
3.7 Kependudukan
3.7.1. Pertumbuhan Penduduk
Pada tahun 2018 jumlah penduduk Kecamatan Semarang Barat
berjumlah sebanyak 162.501 jiwa. Menurut data BPS Kecamatan Semarang
Barat, jumlah penduduk tahun 2014 - 2017 selalu terjadi penurunan, akan
tetapi pada tahun 2019 terjadi peningkatan yang signifikan . Berikut ini
Page | 48
grafik pertumbuhan jumlah penduduk di Kecamatan Semarang Barat :
161000
160000
158668 158510
159000
158131
158000
157554
157000
156000
155000
2014 2015 2016 2017 2018
82000
81000
79698 79626 79481
80000 79218
79000
78970 79089
78000 78884
78650 78336
77000
Laki-laki
76000
75000 Perempuan
2014 2015 2016 2017 2018
3.7.4. Agama
Berikut ini adalah tabel Penganut Agama di Kecamatan Semarang B arat :
Tabel 3. 5 Jumlah Penganut Agama
Tahun Islam Katholik Protestan Budha Hindu
2014 124783 14790 14903 1590 2603
Page | 51
2015 24659 14775 14888 1588 2600
2016 124361 14739 14852 1585 2594
2017 123907 14686 14798 1579 2584
2018 127798 15147 15263 1628 2666
Sumber : BPS Kecamatan Semarang Barat 2014-2018
Page | 53
Page | 54
c. Apitan
Prosesi tradisi Apitan adalah salah satu tradisi jawa yang sampai saat ini
masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar. Kelurahan Manyaran
merupakan salah satu kelurahan yang masih mempertahankan tradisi ini.
Masyarakat menganggap bahwa tradisi apitan adalah salah satu tradisi
yang bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan tanah yang gemah ripah loh jinawi.
Page | 55
d. Sasi Suro
Tradisi sasi suro, biasanya dilaksanakan pada awal bulan Hijriyah atau
bulan jawa. Biasanya setiap daerah memiliki cara masing-masing untuk
merayakan atau memperingati satu suro ini. Berdasarkan hasil wawancara
dari salah satu warga kelurahan Gisikdrono yaitu bapak Toto Kuncoro
yang mengungkapkan bahwa biasanya di kelurahan Gisikdrono
memperingatinya dengan berdoa bersama di kantor kelurahan
Gisikdrono. Biasanya masyarakat membawa berkat atau kebih tepatnya
makanan untuk dijamu setelah selesai berdoa bersama satu kelurahan.
e. Dugderan
Dugeran adalah salah satu tradisi umat Islam Semarang dalam rangka
menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan yang biasanya digelar kira-
kira 1-2 minggu sebelum puasa dimulai. Karena sudah berlangsung lama,
tradisi Dugderan ini pun sudah menjadi semacam pesta rakyat. Meski
sudah jadi semacam pesta rakyat berupa tari japin, arak-arakan (karnaval)
hingga tabuh bedug oleh Walikota Semarang, tetapi proses ritual
(pengumuman awal puasa) tetap menjadi puncak dari tradisi dugderan.
Page | 56
Page | 57
a. Rebana
Kesenian tradisional yang berasal dari kecamatan Semarang Barat salah
satunya adalah kesenian Rebana. Kesenian ini berasal dari ajaran agama
islam sekaligus digunakan untuk syiar kepada masyarakat. Kelurahan
kecamatan semarang barat yang masih ada kesenian ini adalah kelurahan
Bojong Salaman, Manyaran, dan Kalibanteng Kulon.
b. Barongsai
Kesenian Barongsai adalah salah satu kesenian yang berasal dari China.
Meskipun buka dari kesenian tradisional khas dari Semarang Barat.
Kesenian ini menjadi salah satu hal yang menarik pengunjung untuk ke
Semarang Barat. Biasanya kesenian ini diadakan pada hari-hari besar
masyarakat yang beragama budha dan juga acara-acara hajatan. Kesenian
ini bisa ditemukan di kelurahan Bongsari dan sekitarnya.
c. Jathilan
Kesenian jathilan merupakan salah satu kesenian tertua yang berada di
Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kata Jathilan berasal dari kata “ Jan” yang
artinya adalah benar-benar, sedangkan “Thil-Thilan” yang artinya banyak
bergerak. Jathilan adalah kesenian jaran kepang dimana para penari
terlihat mempertontonkan kegagahan seorang prajurit dalam medan
perang. Di kecamatan Semarang barat, kesenian Jathilan masih bisa
dijumpai pada kelurahan Gisikdrono.
b. Lapangan Karangayu
Lapangan ini menjadi salah satu aspek penting dan juga bermakna karena
di lapangan ini sering digunakan untuk berbagai pertunjukan kesenian
seperti tari jawa Gambang, Jathilan, dan lain-lain. Selain digunakan untuk
pertunjukan kesenian, lapangan ini juga digunakan untuk tempat
penyelenggaraan slah satu tradisi di kecamatan Semarang Barat yaitu
tradisi Apita. Tradisi ini biasanya menampilkan wayang kulit, sehingga Page | 59
membutuhkan lahan yang luas.
c. Kantor Kecamatan Semarang Barat
Kantor Kecamatan Semarang Barat merupakan salah satu tempat penting
dan bermakna bagi masyarakat kecamatan Semarang Barat. Selain sebagai
pusat pemerintahan, Kantor kecamatan Semarang Barat juga sebagai
tempat bertemunya masyarkat dan pemerintahan (pihak kecamatan).
Kantor kecamatan Semarang biasa digunakan sebagai tempat
berkumpulnya acara-acara kecamatan seperti syukuran dan pertunjukan
wayang. Kantor Kecamatan Semarang Barat menjadi tempat untuk
komunikasi antara warga dengan pihak kecamatan. Selain itu, kantor
kecamatan juga digunakan sebagai tempat bertemu antar umat beragama
dalam acara doa bersama tahunan.
d. Klenteng Sam Po Kong
Tempat ini menjadi penting dan bermakna karena sebagai salah satu
tempat untuk menyelnggarakan kesenian Barongsai. Kesenian ini
biasanya hanya diselenggarakan pada saat hari besar umat budha. Selain
itu, tempat ini juga digunakan untuk menyelenggarakan ibdah. Bahkan
beberapa masyarakat luar menggunakan tempat ini sebagai tempat untuk
menyelnggarakan berbagai kegiatan seperti, bazaar, festival musik, dan
lain-lain.
3.8.4 Perubahan Sosial budaya di Kecamatan Semarang Barat
Perkembangan kecamatan Semarang Barat juga mempengaruhi sosial
budaya masyrakat sekitar. Adanya perkembangan seperti reklamasi,
pembangunan jalan tol, perumahan dan lain-lain menyebabkan masyarakat
sedikit demi sedikit berubah dalam hal bersosial maupun berbudaya. Misalnya
adalah adanya reklamasi pantai Marina di kelurahan Tawangmas dan
Tawangsari. Pada awalnya masyarakat yang masih memiliki sawah sering
melakukan tradisi sedekah bumi yaitu Apitan, namun adanya pembangunan
reklamasi ini menyebabkan tradisi ini perlahan-lahan menghilang.
Page | 14
Page | 64
3. Organis
Pada gambar tersebut
terbentuk pola Organis karena
perpaduan massa bangunan Page | 71
yang tidak beraturan satu sama
lain. Sehingga apabila dilihat
massa bangunan terlihat
menyebar. Pola ini ditemukan
di kelurahan Kembangarum
dekat dengan pembangunan
jalan Tol Krapyak-Jatingaleh
4. Konsentris
ditemuakan di kelurahan
Bongsari.
Page | 72
6. Angular
Tipologi yang terbentuk dari
solid tersebut adalah Angular,
hal ini dikarenakan konfigurasi
massa bangunan dan ruang
yang membentuk sudut 90
derajat. Pola ini dapat
ditemukan di kelurahan
Kembangarum.
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR,
POLA, DAN FUNGSI RUANG SECARA
HORISONTAL DAN VERTIKAL
SEMARANG BARAT
4.2.3 Kronologi Pembentukan Solid Void
Setiap wilayah atau daerah memilik perkembangan yang berbeda -beda
tergantung dengan faktor-faktor yang mendukung atau mempengaruhi
perkembangan tersebut. Pada perkembangan solid void terlihat dari pola atau
bentuk dari massa bangunan yang ada dan ruang yang tersedia pada suatu wilayah.
Perkembangan yang terjadi di Kecamatan Semarang Barat ini merupakan Page | 73
perubahan dari daerah yang masih banyak ruang terbukanya sampai sekarang
ruang terbuka tersebut sudah terbangun. Berikut merupakan peta hasil analisis
kronologi pembentukan solid void di Kecamatan Semarnag Barat.
2002
Page | 74
2019
Page | 76
Lost space yang ada di Kecamatan Semarang Barat ditunjukkan pada gambar
peta di atas. Pada bagian selatan Kecamatan Semarang Barat terutama terletak di
Kelurahan Manyaran, Kelurahan Kembangarum, dan Kelurahan Tawangsari. Lost
space yang ada di Kelurahan Manyaran terletak di sekitar Jalan Sutomo ini
merupakan suatu bangunan yang sebagiannya sudah dihancurkan atau dirobohkan.
Bangunan tersebut termasuk lost space karena sudah tidak terpakai lagi oleh
pemiliknya atau penduduk sekitar. Sedangkan yang ada di Kelurahan
Kembangarum terdapat jalan Tol Jatingaleh-Krapyak di bawah nya terdapat
terowongan dan jalan yang didekatnya terdapat permukiman warga. Dulunya
daerah itu merupakan permukiman tetapi digusur karena pembangunan jalan tol
sehingga jalan permukiman tersebut sepi dengan adanya terowongan yang gelap
dibawh jalan tol karena hal tersebut maka jalan dan terowongan itu termasuk lost
space. Pada Kelurahan Tawangsari juga terdapat lost space yaitu suatu jalan yang
terdapat di bawah jalan layang (Jalan Yos Sudarso). Jalan tersebut termasuk lost
space karena tidak adanya penerangan jalan (lampu) sehingga jalan tersebut gelap
dan jarang dilalui oleh penduduk sekitar. Pada Kelurahan Tawangmas juga terdapat
lost space yang terletak di Jalan Madukoro Raya. Lost space ini berupa sebuah
bangunan kantor atau bangunan milik suatu perusahaan yang sudah ditinggal kan
oleh pemiliknya sehingga bangunan tersebut kosong tidak digunakan lagi tetapi
bentuk fisik bangunan masih ada di pinggir jalan tersebut.
Linkage visual di Kecamatan Semarang Barat berupa linier, koridor, sisi, dan irama.
Linier terletak pada daerah Kecamatan Semarang Barat yang sebagian besar terdiri dari
jalan lokal. Hal ini dikarenakan jalan lokal menghubungkan bagian pemukiman ke fasilitas
umum yang berada pada kelurahan. Untuk koridor dan irama terletak pada jalan kolektor
dan jalan arteri. Hal ini karena sebagian jalan tesebut memiliki pembatas kawasan dengan
pohon dan bangunan. Sedangkan sisi terletak pada sebelah utara Kecamatan Semarang
Barat, lebih tepatnya terletak di sisi Pantai Marina.
Linkage struktural di Kecamatan Semarang Barat berupa tambahan, sambungan, dan
tembusan. Tambahan terletak pada bagiand pemukiman-permukiman di kawasan
Kecamatan Semarang Barat, misalnya di Kelurahan Manyaran. Sambungan terletak pada
bagian jalan utama dekat dengan bundaran Kalibanteng. Sedangkan tembus an terletak di
dekat Pasar Simongan.
Linkage kolektif di Kecamatan Semarang Barat berupa Compostional Form dan Mega
Form. Compostional Form terletak di kawasan Cabean. Hal ini karena bangunan-bangunan
di Kelurahan Cabean sangat padat. Dimana sebagian besar bangunan merupakan bangunan
Page | 79
Page | 80
Page | 81
Page | 82
Page | 84
Page | 88
Page | 89
Page | 92
4.5.2 District
District merupakan suatu bagian kota yang mempunyai karakter khusus yang
dapat dikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk pola dan wujud yang
khas dan ada batas yang jelas sehingga pengamat tahu akhir atau awal kawasan.
Tabel 4. 6 Tabel District
No District Citra Foto Analisis
Bandara Ahmad Yani
menjadi salah satu
contoh district yang
ada di Kecamatan
Semarang Barat. Hal
ini berkaitan dengan
fungsi Bandara
Bandara
Ahmad Yani sebagai
Baru
1. tempat lepas landas
Ahmad
dan mendaratnya
Yani
pesawat serta sebagai
tempat aktivitas
masayrakat yang
hendak berpergian
menggunakan
pesawat. Selain itu
hal lain yang
Page | 94
4.5.3 Nodes
Tabel 4. 7 Tabel salah satu citra kota yaitu Nodes.
No Nodes Citra Kawasan Foto Analisa
1. Bunderan Bunderan kalibanteng
Kalibanten merupakan
g persimpangan yang
mempertemukan 6
Jalan besar, Jalan
Jendral Sudirman,
Jalan WR Supratman,
Jalan Arteri, Jalan
Abdulrahman Saleh,
Jalan Bandara Ahmad
Yani, dan Jalan
Siliwangi.
4.5.4 Paths
Paths merupakan penghubung dan jalur sirkulasi manusia serta kendaraan dari
sebuah ruang ke ruang lain. Sebagai contoh yaitu jalan Tol Jatingaleh – Krapyak
yang menghubungkan antara Kelurahan Krapyak dan Kelurahan Jatingaleh.
Page | 96
4.5.5 Landmark
Landmark adalah merupakan elemen eksternal sekaligus tanda visual yang
menonjol dan menarik perhatian pada suatu kota.
1. Sam Poo Kong
Pada Kecamatan Semarang Barat terdapat salah satu landmark yang sangat
terkenal bukan hanya di Kecamatan Semarang Barat namun juga di Kota
Semarang yakni Sam Poo Kong. Terletak di Jl. Simongan No.129, Bongsari, Kec.
Semarang Bar., Kota Semarang, Jawa Tengah 50148. Sam Poo Kong menjadi salah
satu yang mengorientasikan kota semarang. Selain itu, Sam Poo Kong menjadi
landmark karena detail yang sangat spesifik, kontekstual, dan memi liki nilai
historis bagi Kota Semarang.
4.
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR, POLA,
DAN FUNGSI RUANG SECARA HORISONTAL DAN
VERTIKAL
SEMARANG BARAT
Angles (Line) Jl. Adenia Angles merupakan tikungan
Raya tajam yang berbentuk sudut
atau hampir berbentuk sudut.
Salah satu Angles yang terdapat
di Kecamatan Semarang Barat Page | 100
5. terdapat di jalan Adenia Raya
18.
ANALISIS PERKEMBANGAN STRUKTUR, POLA,
DAN FUNGSI RUANG SECARA HORISONTAL DAN
VERTIKAL
SEMARANG BARAT
The Arch Jl.Mintojiwo Pada Kecamatan Semarang
(Overhead) Timur RW Barat, dapat ditemukan the arch
07, berupa gapura di Kelurahan
Kel.Gisikdro Gisikdrono
no Page | 104
19.
31.
1 2 3 4
Page | 111
BAB V KESIMPULAN
5. 1 Kesimpulan
Sejak tahun 2002 telah terjadi perkembangan pembangunan bandara dan banyak
terjadi alih fungsi lahan pembangunan perumahan di kawasan tambak. Kemudian,
dapat dilihat dari gambar citra yang ada sejak tahun 2002 terjadi penurunan Page | 111
drastis pada ruang terbuka hijau. Pertumbuhan dan perkembangan kawasan ini
disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Dimana faktor internal
mencakup faktor sosial budaya, lingkungan fisik, ekonomi, serta faktor eksternal
meliputi teknologi. Faktor-faktor diatas tersebut sangat mempengaruhi kondisi
pertumbuhan dan perkembangan fungsi kawasan. Kemudian setelah di analisis,
kategori pertumbuhan dan perkembangan Kecamatan Semarang termasuk
kedalam pola pertumbuhan linier bermaniak. Hal ini dapat dilihat dari ruko -ruko
dan pasar yang terletak di sepanjang jalan kolektor dan terbukti dengan kawasan
permukiman di Kelurahan Karangayu dan Kelurahan Ngemplak Simongan.
Perkembangan pola figure ground di kecamatan Semarang barat disebabkan oleh
beberapa pembangunan seperti reklamasi, pembangunan perumahan, dan jalan tol
Jatingaleh-krapayak. Berdasarkan analisis, pola tekstur di kecamatan semarang
barat lebih didominasi oleh pola heterogen, sedangkan untuk pola homogen lebih
didominasi pada kawasan perumahan. Di kecamatan Semarang Barat masih
terdapat lost space yang berupa bangunan kosong dan jalan yang jarang dilewati.
Adanya pembangunan menyebabkan berkurangnya ruang terbuka, hal ini dapat
dilihat dari peta solid dan void dari kecamatan Semarang Barat.
Kesimpulan analisa linkage yaitu Kecamatan Semarang Barat terbentuk tiga
linkage, yaitu linkage visual, linkage structural, dan linkage kolektif yang
menimbulkan hubungan antar kawasan ruang kota secara hierarki untuk
membentuk struktur kota. Terjadinya hubungan antar elemen kota yang berwujud
jalan, ruang pejalan kaki, ruang terbuka linier atau elemen penghubung fisik
lainnya (sistem linkage) yang ada di Kecamatan Semarang Barat juga dipengaruhi
oleh aktivitas setiap individu dalam memenuhi kebutuhannya. Aktivitas inilah yang
memunculkan generator-generator penggerak pergerakan manusia. Beberapa
generator pergerakan di Kecamatan Semarang Barat adalah antara lain Bandar
Udara Ahmad Yani, Sam Poo Kong, Pasar Karang Ayu, Pasar Simongan, Museum
Jawa Tengah Rangga Warsito, Rumah Sakit Columbia Asia, dan PRPP Jawa Tengah.
Place lain dan bersifat formal yang ada di Kecamatan Semarang Barat adal ah Balai
Desa. Balai Desa ini sering digunakan untuk pertemuan dan berinteraksi warga.
Salah satu contoh yaitu Balai Desa di Kelurahan Salaman Mloyo. Balai ini sering
digunakan warga untuk melakukan pertemuan resmi dan formal dengan pihak
kelurahan. Letak balai yang berdekatan dengan kantor kelurahan mempermudah
warga apabila memperlukan bantuan dan mengurus administrasi lainnya.
Kecamatan Semarang Barat memiliki elemen elemen citra kawasan Edge, Paths,
District, Nodes dan Landmark. Pada elemen citra Edge yaitu Evereld Kalibanteng,
Sam Poo Kong dan Sungai Banjir Kanal Barat. Selanjutnya Paths yaitu Jalan Tol
Jatingaleh – Krapyak dan Jalan arteri Yos Sudarso, sementara untuk elemen citra
kawasan District yaitu Bandara Internasional Ahmad Yani, Sam Poo Kong, d an
Museum Ronggowarsito. Elemen citra kawasan Nodes di Kecamatan Semarang
Barat yaitu Bunderan Kalibanteng, Jembatan Tanjung Mas, dan Taman Madukoro
dimana beberapa nodes tersebut menjadi titik pertemuan baik dari pusat kegiatan
masyarakat maupun arus lalu lintas. Di kecamatan Semarang Barat juga terdapat
sebuah Landmark yang menjadi salah satu ikon Kota Semarang yaitu Sam Poo
Kong.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan rencana
perancangan ulang Kecamatan Semarang Barat. Perancangan ulang Kecamatan
Semarang Barat mempertimbangkan kondisi linkage, place, solid-void (Generator),
Citra kota, dan Townscape dari Kecamatan Semarang Barat. Berikut ini adalah peta
linkage, peta figure ground dan peta place Kecamatan Semarang Barat yang dijadikan
satu untuk mengetahui bagaimana penataan ulang yang akan dilakukan. Selain itu, peta
tersebut juga untuk mengetahui apa yang perlu dihilangkan, ditambahkan, dan juga
dipertahankan di Kecamatan Semarang Barat.
Page | 113
DAFTAR PUSTAKA
Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Semarang : Yogyakarta dan
Soegijapranata University.
Page | 115
LAMPIRAN
Page | 116
Page | 117
Page | 118