TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LongSegment
5
Segmen terdapat di dalam Kota Metropolitan / Kota Besar (jalan
terdiri dari 4 lajur) dapat dibuat sesuai dengan panjang jalan yang
ada.
Segmen terdapat di tengah-tengah pekerjaan dengan kriteria tidak
dapat dimasukan dalam Long-Segment dan tidak ada Long-
Segment lain pada lokasi yang berdekatan.
a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak
terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.
b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di
luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.
1. Tingkatan Manajemen
6
Managemen dalam perusahaan dibagi menjadi 3 tingkatan :
2. Kriteria Manajemen
Secara grafis dari ketiga konsep skill ini secara porsinya yang harus
dikuasai dan dipahami adah sebagai berikut :
7
A : Tecnical Skill
B : Human Skill
C : Conceptual Skill
a. Perencanaan (Planning)
b. Mengorganisasi (Organizing)
8
d. Mengarahkan (Directing)
Fungsi lain dari manajemen konstruksi adalah directing atau biasa juga
disebut supervisi. Fungsi ini menyangkut pembinaan motivasi dan
pemberian bimbingan kepada bawahan untuk pelaksanaan tugas yang
sesuai perencanaan.
e. Mengontrol (Controlling)
Hasil dari FS tadi untuk memutuskan sebuah proyek konstruksi layak atau
tidak layaknya untuk dilaksanakan serta membuat penjelasan tentang
rumusan kebutuhan yang lebih terperinci, ukuran kebutuhan tersebut:
a. Rancangan awal
b. Membuat rancangan yang pasti
c. Memilih calon pelaksana
d. Melaksanakan pembangunan
e. Mengawasi pelaksanaan
f. Memelihara persiapan
g. Pengunaan bangunan
9
Tabel II.2. Tahapan Proyek Konstruksi
a. Aspek Fungsional
Yang berisi konsep umum, pola operasional, program tata ulang, dan
sebagainya.
c. Aspek Konstruksi
d. Aspek Operasional
10
1. Studi Kelayakan
2. Tahapan Penjelasan
11
proyek dan pihak berwenang. Mempersiapkan informasi pelaksanaan
yang diperlukan termasuk gambar rencana, spesifikasi teknis, untuk
melengkapi dokumen kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
rancangan :
d) Mempersiapkan :
RAB
Daftar kuantitas
RAP
4. Tahapan Pelelangan
a) Prakualifikasi
12
persyaratan biasanya dimasukkan ke dalam Daftar Rekanan Mampu
(DRM).
b) Dokumen Kontrak
A. Organisasi Fungsional
C. Organisasi Matrik
13
2. Organisasi matrik ada yang kuat ada yang lemah
A. Pemilik
B. Pelaksana
C. Konsultan
1. Organisasi tradisional
14
kontraktor meskipun pemilik sebagai kontraktor beberapa pekerjaan
dapat diberikan pada mainkon dan subkon yang lain.
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dalam waktu tertentu. Dalam rangkaian kegiatan ini
melakukan proses mengolah sumber daya sehingga menjadi bangunan.
dalam proses ini melibatkan pihak-pihak tertentu sehingga dapat terlaksana
dengan baik, lancar, aman dan sesuai tujuan.
A. Pemilik / owner
B. Konsultan
15
4. Keputusan yang cepat dan tepat dari pihak pemilik proyek sehubung
dengan pekerjaan.
C. Kontraktor
D. Pemasok / Supplier
F. Masyarakat
16
3. Dengan adanya proyek, kesejahteraan sosial masyarakat sekitar jadi
lebih baik.
G. Lembaga pelayanan
H. Lembaga pemerintah
J. Lembaga-lembaga Eksternal/Internal
17
terlibat dalam proyek konstruksi diperlukan managemen proyek untuk
mengkoordinasikan masing-masing pihak tersebut.
18
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987) proyek merupakan gabungan
berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
19
Contoh : proyek bendungan, jalan raya, irigasi, jembatan untuk
kempentingan umum dan lain-lain.
3. Hal ini terjadi bila pasar membutuhkan kenaikan jumlah produk cukup
besar sehingga perlu dibangun perluasan fasilitas produksi (pabrik
baru).
20
4. Proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan
mempergunakan alat-alat pemprosesan data (data processing personal
dan alat-alat lainnya).
21
5. Bentuk organisasi atau wadah yang dimaksud dalam manajemen
proyek adalah organisasi fungsional, koordinator, gugus tugas (task
force) dan matrik.
Biaya
|
Jadwal Anggara Mutu
| |
Waktu Kinerja
Gambar II.1. Sasaran Proyek yang juga merupakan tiga kendali (triple
Jadwal Mutu
| constraint) |
Waktu Kinerja
22
Anggaran Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak
melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana
dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan bertahun-tahun,
anggarannya tidak hanya ditentukan secara total proyek, tetapi
dipecah atas komponen-komponennya atau per periode tertentu
(misalnya, per kuartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan
keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek
pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.
23
kegiatan-kegiatan khusus baik kompleksitas, ukuran, jadwal maupun
biaya yang diperlukan.
- Lingkup kerja
- Keperluan
- Kelayakan
- Anggaran
- Jadwal
- Dokumen tender
- Komitmen manajemen
24
Penyususnan organisasi : - Struktur Organisasi
- Pembentukan tim
- Tanggung jawab/wewenang
- Pengendalian
- Merencanakan kembali
- Pemecahan masalah
- Pembubaran organisasi
- Penutupan proyek
a. Tahap persiapan
25
- Mengidentifikasi dan mengklarifikasikan konsep tersebut;
26
Menyusun anggaran definitif dan jadwal induk proyek.
c. Star-up.
A. Organisasi Proyek
a. Fungsi Organisasi
27
- Adanya pembagian pekerjaan untuk menghindari tumpang
tindih.
1. Pembagian pekerjaan;
28
- Luwes dalam pendekatan tanpa mengorbankan sasaran
pokoknya
- Bertanggung jawab
- Kritis
29
kepadanya organisasi gugus tugas sehingga mengakibatkan
pengorbanan tujuan dasar perusahaan, yaitu :
30
Kriteria yang disarankan oleh R. D. Archinbald untuk memindahkan
personal secara permanen kedalam tim inti yaitu:
31
- Penetapan tujuan
Menurut Sudarsono, 2007 Tender adalah suatu hal yang berkaitan dengan
kegiatan memborong pekerjaan atau menyuruh pihak lain untuk
memborong ataupun mengerjakan sebagian ataupun seluruh pekerjaan
sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat. Secara umum tender meliputi
tawaran pengajuan harga untuk :
a. Proyek Pemerintah
32
semua penyedia barang / pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
memenuhi syarat.
b. Proyek Swasta
33
1. Tender terbuka, yaitu pembukaan dan pembacaan dokumen
penawaran dari peserta dilakukan didepan seluruh peserta,
sehingga masing-masing mengetahui harga penawaran pesaingnya.
Sesuai dengan prinsip terbuka, Penyedia barang dan jasa dapat diikuti oleh
semua penyedia barang / jasa yang memenuhi persyaratan / kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas. Dari pengertian
prinsip tersebut, penyedia barang/jasa harus memenuhi persyaratan /
kriteria tertentu.
34
Manajemen Konstruksi diharapkan menjadi mediator dalam
komunikasi, konsultasi, kontrol dan pengendali dari apa yang mungkin
timbul di lapangan pada saat tahapan pelaksanaan konstruksi berkaitan
dengan adanya perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan
sehingga bisa terselesaikan dengan baik.
35
pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan
kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan,
pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan
keselamatan kerja.
36
- Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan
konstruksi.
37
perencanaan terhadap fasilitas yang dikehendaki oleh pemberi
tugas dan pengadaan Pelaksana Fisik / Kontraktor yang akan
melaksanakan pembangunan fisik dari yang telah direncanakan.
38
a. Untuk mencapai penyelesaian pelaksanaan kegiatan pembangunan
mulai dari Perencanaan, Pembangunan dan Pemeliharaan dalam
waktu yang telah disepakati dalam rangka penghematan waktu,
dengan biaya yang serendah– rendahnya dalam rangka
penghematan biaya dengan mutu yang setinggi– tingginya.
a. Pengendalian Mutu.
39
- Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan, peralatan dan
metode pelaksanaan konstruksi termasuk merekomendasi
perubahan/subsitusi material apabila diperlukan tanpa merubah
nilai kontrak pemborongan.
b. Pengendalian Waktu.
c. Pengendalian Biaya.
40
- Menyetujui dan merekomendasikan pekerjaan tambah kurang
disertai dengan pertimbangan teknis dan harga kepada
Pengguna Anggaran sebelum dilaksanakan di lapangan.
41
Selain perusahaan, pemerintah juga turut bertanggung jawab untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan kerja.
Kegiatan observasi lapangan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan
pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) dalam
mengobservasi bahaya-bahaya di tempat kerja.
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki
risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan
dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang
berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang
terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak
42
menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih. Ditambah dengan
manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah, akibatnya para pekerja
bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi.
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomis yang
cukup signifikan.Dari berbagai kegiatan dalam pelaksanaan proyek
konstruksi, pekerjaan-pekerjaan yang paling berbahaya adalah pekerjaan
yang dilakukan pada ketinggian dan pekerjaan galian.
Pada ke dua jenis pekerjaan ini kecelakaan kerja yang terjadi cenderung
serius bahkan sering kali mengakibatkan cacat tetap dan kematian. Jatuh
dari ketinggian adalah risiko yang sangat besar dapat terjadi pada pekerja
yang melaksanakan kegiatan konstruksi pada elevasi tinggi. Biasanya
kejadian ini akan mengakibat kecelakaan yang fatal. Sementara risiko
tersebut kurang dihayati oleh para pelaku konstruksi, dengan sering kali
mengabaikan penggunaan peralatan pelindung yang sebenarnya telah
diatur dalam pedoman K3 konstruksi.
43
3. Engineering: Melakukan perubahan terhadap desain alat /proses
/layout.
44
2.4.4. Metrik Program K3L
45
dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada
bangunan yang sama akan berbeda- beda di masing- masing daerah,
disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.
Harga atau nilai rupiah suatu proyek hingga selesai harus dituangkan
secara lengkap di dalam RAB. RAB atau BOQ yang benar adalah
menampilkan semua volume gambar tender secara real dan
memperhitungkan waste. Pengertian waste di sini adalah kemungkinan
terbuangnya material dari total volume yang di tuangkan di dalam RAB
sebagai contoh adalah perhitungan yang berhubungan dengan meter lari
seperti pipa, kabel, kabel tray, ducting dll. Setelah itu ada sub bagian lain
dari RAB yaitu harga satuan. Harga satuan terbagi atas bahan dan upah
dan sebaiknya terpisah nilainya karena akan memudahkan kita untuk
46
mengevaluasi RAB jika satu waktu terjadi negosiasi ataupun perubahan
lingkup kerja.
Nilai fee adalah nilai yang harus di anggarkan jika kita membuat sebuah
perjanjian fee pada seseorang jika memenangkan tender suatu proyek. Dan
yang terakhir adalah negosiasi, negosiasi adalah nilai yang bisa kita
rancang sebagai bentuk dari strategi kita untuk memenangkan tender.
47
seni dan sains yang membutuhkan keahlian dalam mengolahnya. Proses
ini dibedakan menjadi dua bagian (Zuhriyadi, 2008).
1. Tahap pertama
2. Tahap kedua
Struktur atas atau upper structure adalah elemen bangunan yang berada di
atas permukaan tanah. Dalam proses perencanaan Gedung EST ini
meliputi : atap, pelat, kolom, balok, balok anak, dan tangga.
a. Atap
b. Pelat
48
Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin
tulangannya dua arah atau satu arah saja, tergantung pada sistem
strukturnya. Kontinuitas penulangan pelat diteruskan ke dalam balok-
balok dan diteruskan ke dalam kolom. Dengan demikian sistem pelat
secara keseluruhan menjadi satu-kesatuan bentuk rangka struktur
bangunan kaku statis tak tentu yang sangat kompleks.
Pelat satu arah (one way slab) adalah pelat yang didukung pada dua
tepi yang berhadapan saja sehingga lendutan yang timbul hanya
satu arah saja, yaitu pada arah yang tegak lurus terhadap arah
dukungan tepi.
Dengan kata lain pelat satu arah adalah pelat yang mempunyai
perbandingan antara sisi panjang dan sisi pendek yang saling tegak
lurus lebih besar dari dua dengan lendutan utama pada sisi yang
lebih pendek. (Dipohusodo, 1994) seperti pada Gambar 2.9.1
49
Gambar II.3. Plat 1 (satu) Arah
Pelat dua arah (two way slab) adalah pelat yang didukung sepanjang
keempat sisinya dengan lendutan yang akan timbul pada dua arah
yang saling tegak lurus kurang dari dua, seperti terlihat pada Gambar
2.4. Contoh pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 (empat)
sisi yang saling sejajar. Karena momen lentur bekerja pada dua arah,
yaitu searah dengan bentang lx dan bentang ly, maka tulangan pokok
juga dipasang pada arah yang saling tegak lurus (bersilangan),
sehingga tidak perlu tulangan bagi. Tetapi pada pelat daerah
tumpuan hanya bekerja momen lentur satu arah saja, sehingga
untuk daerah 8 tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok dan
tulangan bagi. Bentang ly selalu dipilih ≥ lx, tetapi momennya Mly
selalu ≤ Mlx, sehingga tulangan arah lx (momen yang besar)
dipasang di dekat tepi luar (urutan ke-1). (Ali Asroni, 2010).
50
Gambar II.4. Plat 2 (dua) Arah
a. Kolom
51
yang digunakan dan eksentrisitas pembebanan yang
terjadi.
b. Balok
52
balok tidak mengalami tegangan sama sekali (tegangan tekan
maupun tariknya bernilai nol). Serat-serat yang tidak mengalami
tegangan tersebut membentuk suatu garis yang disebut garis
netral, terlihat pada Gambar 2.6.
Ds = jarak antara titik berat tulangan tarik dan tepi serat beton
tarik, mm
53
tulangan untuk menahan beban-beban tersebut. Tulangan ini
berupa tulangan memanjang atau tulangan longitudinal (yang
menahan beben lentur) serta tulangan geser/begel (yang
menahan beban geser/torsi). (Ali Asroni, 2010).
a. Pondasi
1. Pondasi Dangkal
54
sampai dengan kedalaman kurang dari 3 m. Kedalaman pondasi
dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan sebagai
pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi
permukaan lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung
pondasi dangkal.
2. Pondasi Dalam
55
Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan
yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai
didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan
sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah
dapat dihindari.
Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah
yang keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang
dimasukkan ke dalam sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10 m),
tiang-tiang tersebut disatukan oleh poer/pile cap. Pondasi ini juga
dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar (jarak
antar kolom 6m) dan bangunan bertingkat. Salah satu jenis pondasi
dalam adalah sebagai berikut :
56
Gambar II.7. Tampak Pondasi Caissons (Bore Pile)
57
Contents
58
2.4.2. Pengendalian Risiko .............................................. 43
Gambar 2.1. Sasaran Proyek yang juga merupakan tiga kendali (triple
constraint) ......................................................................... 22
59