Anda di halaman 1dari 23

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


KARYA ASIH (CHARITAS HOSPITAL KENTEN)
NOMOR : 182.9/CHK-DIR/SK/XII/2019
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI
INFORMASI
TANGGAL : 16 DESEMBER 2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang
sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-menerus berupaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitasi. Peran tersebut pada dewasa ini semakin dituntut akibat adanya perubahan-
perubahan epidemiologik penyakit, perubahan struktur organisasi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang
lebih efektif, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup
penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Pelayanan Kesehatan. Agar
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka
pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan
berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan
bermutu (Azwar, 1996).

Pada RS Karya Asih Charitas Palembang, sistem informasi rumah sakit secara bertahap
sudah berjalan dalam bentuk SIMRS yang terkomputerisasi, segala bentuk kegiatan
pelayanan medis, non medis, logistik barang, sampai pada administrasi keuangan dan
akutansi sudah menggunakan sistem komputer. Peranan Teknologi Informasi (SIM RS)

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 1


pada semua proses yang ada di rumah sakit baik komputer dan jaringan meliputi
maintenance, repair (perbaikan), update, dan data basis. Diharapkan dengan daya upaya
dan sinkronisasi antar bagian rumah sakit kedepannya semakin solid, sehingga mutu
pelayanan di rumah sakit RS Karya Asih Charitas Palembang ini semakin meningkat.

1.2 TUJUAN PEDOMAN


1.2.1. Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan RS Karya Asih Charitas Palembang
1.2.2. Tujuan Khusus :
1.1.2.1. Meningkatkan Mutu pelayanan unit - unit kerja di rumah sakit.
1.1.2.2. Terciptanya efisiensi kerja, baik pada pelayanan medis maupun non
medis.
1.1.2.3. Terciptanya managemen dan pengolahan data data rumah sakit yang
baik.

1.3 RUANG LINGKUP PELAYANAN


Unit Pelayanan TIK/SIM RS Karya Asih Charitas Palembang memiliki peranan
diseluruh unit kerja rumah sakit, baik unit kerja di pelayanan medis maupun non medis,
untuk itu di dalam lingkup RS Karya Asih Charitas Palembang, peranan unit TIK
sangat terkait dengan komputerisasi itu sendiri. Hal ini secara detil dapat dipaparkan
dengan proses dan tujuan kerja EDP yaitu untuk me-repair, maintenance, pengolahan
data base (pasien, obat, keuangan), perbaikan jaringan komputer dan internet.

1.4 BATASAN OPERASIONAL


1.4.1. Pelayanan teknis
Adalah kegiatan penyelenggaraan pelayanan seputar perangkat keras untuk
komputer rumah sakit yang dalam batasan perakitan, perbaikan, dan pengajuan
spesifikasi detil perangkat keras
1.4.2. Pelayanan software
Adalah kegiatan penyelenggaraan pembuatan dan pemilihan perangkat lunak
untuk diimplementasikan dirumah sakit sesuai dengan kebutuhan, baik
pengguna maupun manajemen.

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 2


1.5 LANDASAN HUKUM
1.5.1. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
1.5.2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013
Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
1.5.3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit;

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 3


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi tenaga yang harus tersedia untuk menjamin terlaksananya pelayanan di unit
TI/SIM RS meliputi :
1.1. Koordinator TI/SIM
Tenaga yang dasar pendidikannya minimal S1 yang mempunyai pengetahuan
tentang pemrogaman komputer.
1.2. Pelaksana TI/SIM
Tenaga yang dasar pendidikannya minimal D III yang mempunyai pengetahuan
tentang maintenance dan repair computer.

Standar Sumber Daya Manusia bagian TI/SIM RS adalah sebagai berikut :


Jabatan Kualifikasi Kompetensi Umum

Koordinator S1 Teknik Mengembangkan software untuk Rumah


Informatika sakit

Pelaksana D III Teknik Membantu memperbaiki dan merawat


Komputer komputer di Rumah sakit

2. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Sumber daya manusia bagian TI/SIM RS Rumah Sakit Karya Asih Charitas Palembang
berjumlah 1 orang yang bertanggung jawab atas pengembangan software, perbaikan
dan perawatan komputer di Rumah sakit. Adapun pendistribusian SDM TI/SIM RS
adalah sebagai berikut:
Kualifikasi Jumlah Tenaga
No Jabatan Pendidikan Formal Tersedia

1 Pelaksana S1 Teknik Informatika 1

Jumlah 1

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 4


3. PENGATURAN JAGA
Jadwal Dinas Hari Waktu

1 Shift Senin - Sabtu Pukul 07.45 – 15.10 WIB

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 5


BAB III
STANDAR FASILITAS

1. DENAH RUANG
1.
Lemari D
2. o
o
3. r
4.
5.
6.
7.
8. Meja bag. TI/SIM
9.D RS L
10.
o e Meja bag.
o m Diklat
11. a
r
12. r
13. i
Meja bag.
LOGISTIK
Meja bag.
Personalia

2. STANDAR FASILITAS
Untuk menunjang pekerjaan dan pelayanan EDP di rumah sakit, maka diperlukan
beberapa sarana dan prasarana. Demi terjaminnya mutu pelayanan dan reputasi
rumah sakit yang baik. Beberapa sarana peralatan yang dipakai dalam pelayanan
Humas rumah sakit diantaranya adalah :
2.1. Komputer 1 buah
2.2. Meja, Lemari dan kursi kerja 1 buah
2.3. Alat maintenance/repair

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 6


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Ada empat jenis teknisi komputer: perbaikan, jaringan, infrastruktur, dan server.
Keempat teknisi memiliki latar belakang yang sama dan keterampilan. Pekerjaan yang
mengkhususkan diri dalam aspek yang berbeda dari teknologi komputer memerlukan
pendidikan tambahan dan pengalaman.
Di RS Karya Asih Charitas Palembang, Staf EDP bertanggung jawab secara langsung
dalam penangan masalah - masalah komputer dan jaringan dibawah naungan Direktorat
Umum, Keuangan dan SDM RS Karya Asih Charitas Palembang. Adapun dalam pelaksanaan
di lapangan, system kerja EDP RS Karya Asih Charitas Palembang dalam menangani
permasalahan komputer membagi jenis kerusakan menjadi 2 yaitu
1. Kerusakan pada Hardware
2. Kerusakan pada Software
Untuk memastikan gejala kerusakan pada koputer sebenarnya gampang-gampang susah,
karena hampir setiap komponen memiliki gejala kerusakan yang hampir mirip dengan
komponen yang lainnya, oleh sebab itu kita harus benar – benar melakukan test sampai
berkali – kali untuk memastikan kerusakan komputer tersebut.
Dengan mengetahui jenis kerusakan komputer ini, diharapkan dapat membantu
mempercepat proses perbaikan komputer. Sehingga komputer dapat digunakan kembali di
unit kerja.

1. Kerusakan pada Hardware :


Pengertian dari kerusakan hardware atau dalam bahasa indonesia-nya disebut juga
dengan nama “perangkat keras” adalah kerusakan pada suatu komponen dari sebuah
komputer yang sifat alat nya bisa dilihat dan diraba secara langsung atau yang
berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.
Pengertian dari kerusakan Software komputer adalah kerusakan pada data elektronik
yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer
itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui
sofware atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah
Karena disebut juga sebagai perangkat lunak, maka sifatnya pun berbeda dengan
hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang
dapat diliat dan disentuh oleh secara langsung manusia, maka software atau Perangkat

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 7


lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak
secara fisik dan tidak berwujud benda namun bisa untuk dioperasikan.

2. Jenis – Jenis Kerusakan Hardware Komputer dan Penanganannya :


Berikut ini kami paparkan beberapa permasalah hardware komputer yang sering di
jumpai di RS Karya Asih Charitas Palembang.
2.1. Keyboard tidak terdeteksi oleh PC

Penyebab : Kerusakan yang sering terjadi pada keyboard adalah tidak dikenalnya
keyboard oleh komputer. Pada saat proses booting, tiba-tiba komputer macet dan
muncul pesan kesalahan “Keyboard error or no keyboard present”. Pesan tersebut
diartikan bahwa pada saat proses booting, komputer tidak mendeteksi adanya
keyboard.

Solusi : Matikan kembali komputer dan cek apakah kabel keyboard telah
tertancap dengan benar ke CPU. Jika perlu lepas dan tancapkan kembali kabel
keyboard tersebut untuk meyakinkan bahwa koneksi sudah tepat. Jika komputer
dihidupkan kembali, dan pesan kesalahan masih muncul, kemungkinan pertama
adalah keyboardnya yang rusak. Coba dengan keyboard yang lain untuk
memastikan bahwa keyboardnya yang rusak. Jika dengan mengganti keyboard
pesan kesalahan masih tetap muncul, berarti bukan keyboard yang rusak. Tetapi
bisa saja port keyboard di motherbord yang rusak.

2.2. Harddisk terdeteksi di bios tetapi tidak bisa digunakan

Penyebab : Firmware dari harddisk tersebut bermasalah.

Solusi : Untuk gejala ini banyak terjadi pada harddisk merk Maxtor dengan seri
nama-nama Dewa. Untuk memperbaikinya anda bisa download program
Firmware dari website merk harddisk tersebut.

2.3. PC sering hang

Penyebab :
2.3.1. Suhu processor terlalu panas.
2.3.2. PC terinfeksi virus.
2.3.3. Kerusakan pada OS.
2.3.4. Salah satu komponen tidak kompetibel dengan PC.
2.3.5. Kerusakan pada memory.

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 8


2.3.6. Kerusakan pada hardisk.

Solusi :

2.3.6.1. Cek suhu processor bila panas ganti kipas pendinginnya.


2.3.6.2. Coba jalankan Program Norton Ulitilas, Antivirus
2.3.6.3. Coba lepas salah satu komponen PC yang dicurigai.
2.3.6.4. Cek memory apakah berfungsi dengan baik.
2.3.6.5. Cek hardisk dengan scandisk apakah ada bad sector.
2.4. Komputer pada saat dipakai sering mati mendadak

Penyebab :

2.4.1. Cuk ke power listrik atau stavol longgar.


2.4.2. Power supply tidak berfungsi baik.
2.4.3. Suhu PC terlalu panas terutama processor.

Solusi :

2.4.3.1.Periksa cuk listrik atau stavol sudah baik.


2.4.3.2.Coba cek power supply apakah berfungsi dengan baik.
2.4.3.3.Perbaiki/ganti colling pan/kipas pendingin.

2.5. Pointer mouse yang sering meloncat-loncat

Penyebab : Pada kondisi ini, kemungkinan yang paling besar disebabkan karena
kotornya komponen bola mouse. Karena komponen bola tersebut banyak
bersentuhan dengan mouse pad yang tidak selalu bersih.

Solusi : Buka penutup bola mouse di bagian bawah dengan memutarnya 900
derajat. Keluarkan bolanya dan bersihkan dengan air hangat atau alkohol serta sikat
dengan kuas, lalu keringkan. Di bagian dalam mouse dapat diamati adanya tiga
buah roda. Dua lebar dan satu yang kecil. Kotoran yang menempel pada komponen
tersebut perlu dibersihkan. Demikian juga dengan kotoran yang menempel pada
gerigi dan bantalan bola. Lakukan pembersihan dengan hati-hati sehingga tidak
merusak komponen-komponen di dalamnya.

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 9


2.6. Monitor tidak mau menyala

Penyebab : Pada saat proses booting komputer, tombol power yang terdapat pada
monitor sudah ditekan tetapi monitor tetap gelap dan tidak mau menyala.

Solusi : Pastikan bahwa tombol power dalam keadaan ON. Jika lampu indikator
tidak menyala, lihat kabel power baik pada monitor maupun yang ke arah outlet
listrik. Pastikan bahwa pemasangan sudah benar. Apabila tetap tidak menyala,
gantilah dengan kabel power lain. Jika lampu indikator pada monitor hidup dan
berwarna orange atau berkedip-kedip, cek kabel video yang menghubungkan
monitor dengan CPU apakah sudah terpasang dengan baik dan benar. Pastikan sudah
terpasang dengan benar. Apabila dengan pengecekan di atas masalah ini tetap tidak
teratasi berarti ada problem pada sinyal video board adapter CRT.

2.7. Power Supply

Penyebab: Setelah dihidupkan PC tidak bereaksi apa-apa, tidak ada tampilan di


monitor, tidak ada lampu indikator (led) yang menyala, kipas power supply tidak
berputar, lampu indikator pada monitor tidak menyala.

Solusi :
2.7.1. Periksalah apakah kabel terhubung dengan benar dan steker terpasang dengan
baik pada soketnya,
2.7.2. Periksa juga apakah ada tombol on/off dibelakang tepatnya dibelakang Power
Supply sudah dalam posisi On, Jika sudah yakin terpasang dengan benar tapi
tetap tidak ada respon untuk meyakinkan silahkan anda ganti kabel power
dengan yang anda yakini bagus. Masalah terjadi karena tidak adanya
tegangan listrik yang masuk, kerusakan ada pada kabel power.
2.7.3. Kalau masih juga belum nyala coba lepas semua soket yang menghubungkan
ke Motheboard, hardisk dll lalu cari kabel yang berwarna biru hubungkan
dengan kabel warna hitam lalu colokkan kabel power ke listrik, kalau kipas
nyala berarti power suply bagus, kalau mati berarti powersuply rusak, lihat
gambar berikut
2.8. Memory RAM

Penyebab: Saat dihidupkan ada bunyi beep beep dan layar monitor gelap

Solusi :

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 10


Lepas memory dan coba hidupkan, kalau tidak ada bunyi berarti kemungkinan besar
memory rusak, kalau ada dua slot memory coba di copot salah satu lalu coba
hidupkan,kalau masih berbunyi beepp ganti dg memory satunya, kalau tidak
berbunyi lagi, berarti yg berbunyi beep itulah yg rusak. jarang sekali dua memory
rusak bersamaan

2.9. Kerusakan mother board


Penyebab :

Setelah dihidupkan, tidak ada tampilan di monitor, lampu indikator (led) di panel
depan menyala, lampu indikator (led) monitor berkedip-kedip, kipas power supply
dan kipas procesor berputar, tidak ada suara beep di speaker.

Solusi :

Langkah pertama lepas semua kabel power yang terhubung ke listrik, kabel data ke
monitor, kabel keyboad/mouse, dan semua kabel yang terhubung ke CPU, kemudian
lepas semua sekrup penutup cashing. Dalam keadaan casing terbuka silahkan anda
lepaskan juga komponen-komponen lainnya, yaitu kabel tegangan dari power supply
yang terhubung ke Motherboard, harddisk, floppy, hati-hati dalam pengerjaannya
jangan terburu-buru. Begitu juga dengan Card yang menempel pada Mboard (VGA,
Sound atau Card lainnya). Sekarang yang menempel pada cashing hanya
MotherBoard saja. Silahkan anda periksa Motherboadnya dengan teliti, lihat Chip
(IC), Elko, Transistor dan yang lainnya apakah ada yang terbakar.

Jika tidak ada tanda-tanda komponen yang terbakar kemungkinan Motherboard


masih bagus, tapi ada kalanya Mother board tidak jalan karena kerusakan pada
program yang terdapat di BIOS .

2.10. Batrey Cmos Rusak/Lemah

Penyebab :

Muncul Pesan CMOS Checksum Vailure / Batrey Low, diakibatkan tegangna yang
men-supply IC CMOS/BIOS tidak normal dikarenakan batrey lemah, sehingga
settingan BIOS kembali ke Default-nya/setingan standar pabrik, dan konfigurasi
Hardware harus di Set ulang.

Solusi : Segera Ganti Batrey nya

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 11


3. Jenis – Jenis Kerusakan Sofware Komputer dan Penanganannya :
Berikut ini kami paparkan beberapa permasalah sofware komputer yang sering di jumpai di
RS Karya Asih Charitas Palembang. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh virus, atau karena
file sistemnya ada yang hilang. Kerusakan software termasuk kerusakan yang ringan.
3.1. Muncul tulisan dimonitor insert system disk

Penyebab : Kabel data pada hardisk yang kendor.

Solusi : Coba kencangkan kabel data ke hardisk, Bila belum bisa berarti

sistemnya rusak dan langkah memperbaikinya yaitu diinstal ulang.

3.2. Muncul Sistem32 mising


Penyebab : Berarti filenya ada yang hilang
Solusi : Harus diinstal ulang OSnya.
3.3. Harddisk Muncul Pesan “Operating system not found”.

Penyebab : Kemungkinan Operating system rusak

Solusi : Bisa diatasi dengan install ulang atau jika OS anda menggunakan
windows 2000/XP ada Fasilitas Repairnya.

3.4. Sistem bekerja normal, tapi Windows selalu masuk setting Safe Mode.

Penyebab : Terjadi konflik driver, IRQ, atau resources lainnya pada PC.
Kemungkinan masalah yang lain, ada aplikasi software yang saling bertubrukan.

Solusi : Lepaskan semua card tambahan yang tidak digunakan kecuali menyalakan
system PC. Buang semua driver yang tidak diperlukan, lalu setelah semua driver
dibuang dibersihkan, restart PC Anda. Curigai aplikasi software-nya bila semua cara
sudah Anda tempuh tetapi masalah tetap muncul.

3.5. Kerusakan pada tampilan komputer


Gejala : Komputer sering tampil blue screen apa penyebabnya?

Solusi : Pesan Blue Screen bisa disebabkan system windows ada yang rusak, Bisa
dari Memory, Bisa dari hardisk, bisa dari komponen lainnya, tergantung
pesan blue screen yang ditampilkan.

3.6. Kesalahan setting konfigurasi jaringan


Kesalahan setting konfigurasi sering terjadi pada kartu jaringan yang menggunakan
model ISA karena kita harus menentukan :
3.6.1. Alamat port I/O

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 12


3.6.2. Nomor Interupt
3.6.3. Direct Memory Access Request line
3.6.4. Buffer memory Address
Berbeda dengan kartu model ISA Kartu jaringan yang menggunakan model PCI
tidak perlu mengeset karena secara otomatis telah tersedia.

3.7. Kesalahan Protocol yang digunakan


Hal ini sering terjadi pada kartu jaringan yang menggunakan slot ISA karena
penentuan harus dilakukan secara manual. Apabila kita menggunakan protocol kartu
jaringan model PCI hal tersebut jarang terjadi apabila kita telah menginstall driver
dengan benar.
3.8. Kesalahan pengalamatan IP
Setiap komputer dalam suatu jaringan merupakan identifikasi alamat yang unik,
Sehingga tidak diperbolehkan ada alamat yang sama. IP Address dalam jaringan
tidak diperbolehkan sama karena merupakan identitas untuk masing-masing
komputer dalam jaringan untuk komunikasi data, jika terjadi alamat yang sama maka
kedua komputer tidak dapat mengakses jaringan karena terjadi perebutan nomor
alamat tersebut.
3.9. Kesalahan Indentifikasi Client dan server komputer
Penentuan antara komputer server dan komputer client harus jelas untuk jaringan
client server, berbeda pada jaringan peer to peer tidak ada penentuan client dan
server.
3.10. Kesalahan Service Network (file and print sharing)
Service network (file and print sharing) yang tidak aktif bisa dikarenakan file and
print sharing yang kita hubungi sedang tidak aktif atau kita belum melakukan file
and print sharing.
3.11. Kesalahan Security System
Kesalahan pemasukan password pada saat kita masuk dalam jaringan sehingga kita
tidak dapat masuk dalam jaringan karena kesalahan pengamanan (password).
3.12. Kerusakan file program, sehingga perlu di update
Kerusakan file program yang menyebabkan sistem operasi tidak bisa berjalan atau
menyebabkan kartu jaringan tidak dapat bekerja (tidak aktif).

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 13


BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan dan untuk sarana pelayanan,
diadakan melalui proses permintaan barang sesuai dengan SPO bagian logistik rumah sakit.
Sarana dan prasarana yang diperlukan adalah :
1. Meja dan kursi telah disediakan serta komputer dan peralatan tulis sesuai dengan
kebutuhan untuk menunjang EDP.
2. Lemari arsip untuk dokumen ditempatkan di bagian samping ruangan.
3. Penyediaan map, kertas dan alat tulis lainnya diatur dalam peraturan rumah sakit.

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 14


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalisir
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diputuskan.
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien
terdiri dari :
1.1. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada
pasien.
1.2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC), adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
1.3. Kejadian Tidak Cedera (KTC), adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi
tidak timbul cedera.
1.4. Kondisi Potensi Cedera (KPC), adalah kondisi yang sangat berpotensi menimbulkan
cedera, tetapi belum terjadi insiden.
1.5. Kejadian Sentinel, adalah suatu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.
Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.

2. TUJUAN
Tujuan dari program keselamatan pasien adalah :
2.1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2.2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
2.3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.
2.4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 15


Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Selain itu, keselamatan
pasien juga dapat mengurangi KTD, yang selain berdampak terhadap peningkatan
biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke arena blamming, menimbulkan
konflik antara dokter/ petugas kesehatan dan pasien, menimbulkan sengketa medis,
tuntutan dan proses hukum, tuduhan malpraktek, blow-up ke media massa yang
akhirnya menimbulkan opini negatif terhadap pelayanan rumah sakit.

3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM


3.1. Standar Keselamatan Pasien
Setiap rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien yaitu :
3.1.1. Hak pasien
3.1.2. Mendidik pasien dan keluarga
3.1.3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
3.1.4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
3.1.5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamat pasien
3.1.6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
3.1.7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
3.2. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien
meliputi tercapainya hal-hal berikut ini.
3.2.1. Ketepatan identifikasi pasien
3.2.2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3.2.3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
3.2.4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
3.2.5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
3.2.6. Pengurangan resiko pasien jatuh
3.3. Penyelenggaraan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, rumah sakit melakukan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit. Berikut tujuh langkah
menuju keselamatan pasien rumah sakit.
3.3.1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 16


3.3.2. Pimpin dan dukung staf karyawan
3.3.3. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Resiko
3.3.4. Kembangkan sistem pelaporan
3.3.5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
3.3.6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
3.3.7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit merupakan panduan yang


komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut
secara menyuluruh harus dilaksanakan oleh setiap rumah sakit. Dalam
pelaksanaannya, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus
serentak. Dapat dipilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah
dan paling efektif dilaksanakan. Bila langkah-langkah ini berhasil, maka
kembangkan langkah-langkah yang belum dilaksanakan. Bila tujuh langkah ini
telah dilaksanakan dengan baik, maka dapat menambah penggunaan metode-
metode lainnya.
3.4. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh Joint Commission
International, suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005
mengumpulkan pakar keselamatn pasien lebih dari 100 negara, dengan kegiatan
mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien, dan
mencari solusi berupa sistem atau intervensi sehingga mampu mencegah atau
mengurangi cedera pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. Pada tanggal 2
Mei 2007, WHO Collaborating Centre for Patient Safety resmi menerbitkan
panduan “Nine Life-Saving Patient Safety Solutions” (Sembilan Solusi
Keselamatan Pasien Rumah Sakit). Sembilan topik yang diberikan solusinya
adalah sebagai berikut.
3.4.1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike
Medication Names)
3.4.2. Pastikan identifikasi pasien
3.4.3. Komunikasi secara benar saat serah terima/ pengoperan pasien
3.4.4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
3.4.5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
3.4.6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 17


3.4.7. Hindari salah kateter dan salah sambung selang (tube)
3.4.8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
3.4.9. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosocomial
3.5. Pencatatan dan Pelaporan
Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), dan kejadian
sentinel.

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 18


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

1. Kewaspadaan, Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Bencana Meliputi :


1.1. Pencegahan dan pengendalian kebakaran
1.2. Keamanan pasien, pengunjung dan petugas

2. Keselamatan dan kesehatan kerja pegawai melakukan pemeriksaan kesehatan


meliputi :
2.1. Pemeriksaan kesehatan prakerja
2.2. Pemeriksaan kesehatan berkala
2.3. Pemeriksaan kesehatan khusus
2.4. Pencegahan dan penanganan kecelakaan kerja
2.5. Pencegahan dan penanganan penyakit akibat kerja
2.6. Penanganan dan pelaporan kontaminasi bahan berbahaya
2.7. Monitoring ketersediaan dan kepatuhan pemakaian APD bagi petugas

3. Pengelolaan bahan dan barang berbahaya :


3.1. Monitoring kerjasama pengendalian hama
3.2. Monitoring ketentuan pengadaan jasa dan barang berbahaya
3.3. Memantau pengadaan, penyimpanan dan pemakaian B3

4. Kesehatan lingkungan kerja melakukan monitoring kegiatan :


4.1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
4.2. Penyehatan hygiene dan sanitasi, makanan dan minuman
4.3. Penyehatan air
4.4. Pengelolaan limbah
4.5. Pengelolaan tempat pencucian
4.6. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
4.7. Disinfeksi dan sterilisasi
4.8. Kawasan tanpa rokok

5. Sanitasi rumah sakit melakukan monitoring terhadap kegiatan :


5.1. Pencahayaan
5.2. Penghawaan dan pengaturan udara
5.3. Suhu dan kelembaban

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 19


5.4. Penyehatan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
5.5. Penyehatan air
5.6. Penyehatan tempat pencucian

6. Sertifikasi/ kalibrasi sarana, prasarana dan peralatan melakukan pemantauan


terhadap :
6.1. Program pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis dan non-medis
6.2. Sertifikasi dan kalibrasi peralatan medis dan non-medis

7. Pengelolaan limbah padat, cair, dan gas :


7.1. Limbah padat yang meliputi ; limbah medis/klinis, limbah domestik/ sampah non-
medis, limbah infeksius
7.2. Limbah cair
7.3. Limbah gas

8. Pendidikan dan Pelatihan K3 :


8.1. Mengadakan sosialisasi dan pelatihan internal meliputi
8.1.1. Sosialisasi sistem tanggap darurat bencana
8.1.2. Pelatihan penanggulangan bencana
8.1.3. Simulasi penanggulangan bencana
8.1.4. Pelatihan AK 3
8.1.5. Pelatihan pemadaman api dengan APAR
8.1.6. Pelatihan bagi regu pemadam
8.1.7. Pelatihan komunikasi menggunakan Handy-Talky (HT)
8.1.8. Pelatihan (training of trainer) spesialis penanggulangan kebakaran
8.1.9. Sosialisasi dan pelatihan penanggulangan kontaminasi B3
8.1.10. Simulasi penanggulangan bencana dan evakuasi terpadu
8.2. Mengikutsertakan pelatihan K3 yang dilakukan oleh Perusahaan Jasa atau instansi
lain bagi personil K3.

9. Pengumpulan, pengelolaan dokumentasi data dan pelaporan meliputi :


9.1. Mengagendakan laporan dan rencana kerja K3
9.2. Mengarsipkan surat keluar dan surat masuk
9.3. Mengarsip semua dokumen yang berkaitan dengan kegiatan K3
9.4. Mendokumentasikan setiap kegiatan
9.5. Memberikan rekomendasi berkaitan dengan K3 kepada direksi

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 20


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

PENGENDALIAN MUTU :
1. Back Up data Server SEP terjadwalkan harian, mingguan, bulanan.
2. Back Up data Server E-KLAIM terjadwalkan harian, mingguan, bulanan.
3. Kontrol jaringan Internet dan localhost Rumah Sakit setiap saat.
4. Update Antivirus komputer rumah sakit terjadwalkan bulanan.
5. Back Up manual SIM RS Avicenna dan Sismadak terjadwalkan harian, mingguan,
bulanan.

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 21


BAB IX
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan TI RS Karya Asih Palembang yang telah kami


susun semoga dapat menjadi acuan dalam penyusunan instrumen Akreditasi Rumah Sakit
secara khusus yang berhubungan dengan komputerisasi di RS Karya Asih Palembang.
Semoga dapat bermanfaat dan mampu meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Karya
Asih Palembang.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
pedoman pelayanan ini.

Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 16 Desember 2019
Rumah Sakit Karya Asih,

dr. Silvia Dewi Kusuma, MARS


Direktur

PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 22


PEDOMAN PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI REVISI I 23

Anda mungkin juga menyukai