Latar Belakang
Batubara adalah bahan organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba
yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang
Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya akan sumberdaya energi dalam bentuk
batubara.
Sebagai sumberdaya energi, batubara memiliki nilai strategis dan potensial untuk
memenuhi sebagian besar kebutuhan energi dalam negeri. Di Indonesia, batubara digunakan
oleh kalangan industri. Hampir seluruh cabang industri menggunakan batubara sebagai bahan
bakar, industri yang paling banyak menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya adalah
industri PLTU. Akan tetapi pemanfaatan sebagai bahan bakar pada PLTU harus memenuhi
kriteria tertentu. Salah satunya yaitu kadar sulfur, typical limits total sulfur yang ditetapkan
yaitu 0,5%-1,0%. Sebab jika batubara yang digunakan mempunyai kadar sulfur yang tinggi
akan menghasilkan emisi gas yang tinggi. Baku mutu udara berdasarkan Keputusan Menteri
berbahan bakar batubara yaitu debu = 150 mg/m3; SO2 = 750 mg/m3 dan NO2 = 850 mg/m3.
Sulfur merupakan elemen impurities, disamping pengotor lainnya seperti abu, tanah,
batuan, mineral, dan lain-lain. Sebagai salah satu parameter kualitas batubara, sulfur menjadi
perhatian dari banyak pihak. Sulfur di dalam batubara dapat berbentuk senyawa organik,
senyawa anorganik dan sulfur sulfat. Sulfur organik merupakan bahan yang stabil dalam
senyawa organik batubara, dan tersebar secara merata ke seluruh batubara sehingga sulit
untuk dihilangkan.
Kandungan sulfur dalam batubara apabila dibakar akan berubah menjadi oksida sulfur.
Senyawa ini dapat bereaksi dengan uap air di udara sehingga membentuk H2SO3 (asam sulfit)
PROPOSAL PENELITIAN 1
dan H2SO4 (asam sulfat). Bila kedua asam tersebut terkondensasi diudara dan kemudian jatuh
bersama-sama dengan air hujan, maka terjadilah hujan asam. Pelepasan oksida sulfur dari
pembakaran batubara dapat menimbulkan hujan asam sampai sejauh ratusan kilometer.
sulfurnya untuk menuju Teknologi Batubara Bersih (Clean Coal Technology), maka
berbagai teknologi desulfurisasi telah dan sedang dikembangkan. Teknologi batubara bersih
biologis. Desulfurisasi batubara dengan metode fisik memiliki kelemahan karena tidak
menghasilkan hasil yang lebih baik daripada metode fisik. Tetapi metode kimia umumnya
membutuhkan konsumsi energi yang tinggi dan dapat menghasilkan zat berbahaya serta
mempengaruhi integritas struktur pada batubara. Karena kekurangan metode fisik dan kimia,
dorongan yang meningkat saat ini diberikan pada proses biologi. Proses desulfurisasi biologi
dilakukan pada kondisi mudah dan tanpa produk berbahaya, proses ini merubah oksidatif dari
bentuk sulfur yang dikurangi menjadi senyawa yang mudah larut dan mudah dicuci.
Beberapa penelitian terhadap bakteri yang berbeda dilaporkan dapat mengurangi sulfur
acidocaldarius, dan Acidianus brierley adalah beberapa kultur bakteri yang umumnya
Tujuan penelitian untuk mengurangi kandungan sulfur anorganik dan organik pada
batubara. Digunakan dua metode biodesulfurisasi yaitu bioflotasi untuk mengurangi sulfur
PROPOSAL PENELITIAN 2
anorganik mengunakan bakteri Bacillus subtilis dan metode bioksidasi menggunakan bakteri
2.1 Maksud
2.2 Tujuan
2. Analisis pengaruh dari berbagai variabel pada proses bioflotasi yaitu zeta-
bioksidasi.
4. Analisis pengaruh dari berbagai variabel pada proses bioksidasi yaitu pH, waktu
3. Batasan Masalah
1. Sampel batubara yang akan digunakan memiliki kadar sulfur yang tinggi >2% dan fokus
penelitian yaitu kandungan sulfur organik dan anorganik. Sampel batubara berasal dari
PROPOSAL PENELITIAN 3
2. Sumber bakteri berasal dari kultur murni, bakteri yang digunakan yaitu jenis bakteri
3. Karakteristik biotreatment dengan metode bioproses multi tahap yaitu bioflotasi dan
bioksidasi dengan fokus utama penelitian untuk mengurangi kandungan sulfur dalam
batubara.
4. Metodologi Penelitian
Adapun metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini sebagaimana ditunjukkan
A. Fakta
Bersumber dari beberapa jurnal internasional, dan beberapa referensi terkait lainnya
mengenai dampak pembakaran batubara khususnya yang memiliki kadar sulfur tinggi.
B. Problem Statement
Menentukan arah dari keseluruhan penelitian sebagai acuan dalam melakukan segala
tahapan penelitian untuk mengurangi kadar sulfur yang tinggi dalam batubara.
C. Pengumpulan data
Sejumlah data yang dibutuhkan dalam bioproses multi tahap ini mencakup pada beberapa
PROPOSAL PENELITIAN 4
c) pH media, ukuran partikel batubara
c) Kondisi proses; pH, waktu inkubasi, pulp density, ukuran partikel dan suhu
inkubasi
Pada bab pengolahan dan analisis data guna karakteristik dinamika bakteri dan
beberapa pendekatan antara lain: Analisis faktorial, analisis varians, analisis FTIR, analisis
proximate dan ultimate, analisis XRD, analisis SEM, analisis zeta-potensial, dan analisis
E. Pembahasan
Biodesulfurisasi dengan metode bioksidasi merubah oksidatif dari bentuk sulfur menjadi
senyawa larut dan mudah dicuci. Bakteri berperan mengahasilkan asam organik yang
berdampak efektif untuk eliminasi sulfur dari permukaan butir batubara. Pada proses
bioflotasi bakteri berperan sebagai depressant dari pengotor sehingga mampu memisahkan
F. Kesimpulan
PROPOSAL PENELITIAN 5
FAKTA
Pelepasan gas berbahaya selama proses pembakaran batubara karena kandungan sulfur yang merupakan
pengotor pada batubara, memiliki efek negatif pada lingkungan.
PROBLEM STATEMENT
Implikasi bakteri Bacillus subtilis dan Sinomonas flava dan Acidithiobacillus ferrooxidans untuk mengurangi
kandungan sulfur organik dan anorganik pada batubara dengan bioproses multi tahap.
Tidak
ANALISIS
Analisis faktorial, analisis varians, analisis FTIR, analisis proximate dan ultimate, analisis XRD, analisis SEM, analisis
zeta-potensial, dan analisis kinetika adsropsi dan adsropsi isotherm.
Ya
KRITERIA
PEMBAHSAN
Bakteri berperan mengahasilkan asam organik yang berdampak efektif untuk eliminasi sulfur organik dari permukaan butir
batubara.
Pada proses bioflotasi bakteri berperan sebagai depressant dari pengotor sehingga mampu memisahkan batubara dengan
pengotornya khususnya sulfur anorganik.
KESIMPULAN
Sulfur organik tereliminasi dengan sejumlah karakteristik
PROPOSAL PENELITIAN 6
5. Rencana Jadwal Penelitian
Adapun rencana jadwal penelitian ini disajikan pada Tabel 1, dimana rencana penelitian
dimulai pada minggu ke-1 bulan September tahun 2017 dan direncanakan selesai sampai
pengumpulan tesis pada minggu ke-4 bulan Juli tahun 2018. Kegiatan penelitian terdiri
Teknologi Bandung. Rencana anggaran biaya yang diajukan merupakan perkiraan umum
mengenai biaya analisis sampel penelitian, pencetakan tesis, dan biaya hidup selama 6
bulan. Rincian mengenai rencana anggaran biaya penelitian adalah sebagai berikut:
PROPOSAL PENELITIAN 7
Terbilang: Dua puluh enam juta lima ratusribu rupiah
7. Penutup
Demikianlah proposal permohonan bantuan biaya tugas akhir ini saya ajukan dengan
harapan mendapat perhatian dan bantuan dari Bapak, saya ucapkan terima kasih.
PROPOSAL PENELITIAN 8