Model digunakan karena adanya eksistensi masalah publik yang kompleks. Model = pengganti kenyataan.
Model adalah representasi sederhana mengenai aspek – aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah
yang disusun untuk tujuan tertentu.
Model kebijakan dinyatakan dalam bentuj konsep/teori, diagram, grafik atau persamaan matematis.
1.Model Kelembagaan
Dalam proses pembuatan kebijakan model ini masih merupajan model tradisional, dimana fokus model ini
terletak pada struktur organisasi pemerintahan. Jadi yang sangat berpengaruh di dalam model ini hanyalah
lembaga-lembaga pemerintah dari tingkat pusat atau daerah, sedang. Adapun aktor eksternal pada model
ini seperti media massa, kelompok think-thank (LSM, Kelompok budayawan, kelompok mahasiswa,
cendikiawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain,) serta masyarakat hanya berfungsi
memberikan pengaruh dalam batas kewenangannya. Jadi kebijakan yang telah dibuat akan dijalankan
dahulu oleh aktor internal, yaitu lembaga-lembaga pemerintahan tersebut.
Contoh kasus :
Di kota salatiga, belasan pedagang ayam yang biasa mangkal di jalan taman pahlawan sekitar eks
pertokoan hasil, mendatangi komisi II DPRD kota salatiga, pertemuan tersebut dalam rangka audiensi dan
dihadiri Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM yang mana dinas tersebutlah yang
mengurusi aktivitas pedagang di pasar. Para pedagang mengungkapkan keluh kesahnya kegiatan
berjualan di tempat mereka mangkal dengan menangantongi perizinan usaha, sementara aktivitas mereka
tidak diakui secara sah oleh dinas terkait. Para pedagang tersebut meminta agar tetap dapat berjualan di
pinggir jalan Taman Pahlawan dekat eks pertokoan hasil, karena memiliki izin usaha. Namun permintaan
pedagang tersebut tidak disetujui oleh Disperindagkop, sebab pasar sudah ditata berdasarkan lokasi jenis
dagangan, yang mana kebijakan pemerintah setempat telah membangun pasar – pasar tersebut untuk
pedagang ayam, daging, dan lain sebagainya, di daerah pasar raya.
2.Model Kelompok
Pada model ini pemerintah membuat kebijakan karena adanya tekanan dari berbagai kelompok. Kebijakan
publik merupakan hasil perimbangan (equilibrium) dari berbagai tekanan kepada pemerintah, dari berbagai
kelompok kepentngan. Besar kecil tingkat pengaruh dari suatu kelompok kepentingan ditentukan oleh
jumla anggotanya, harta kekayaannya, kekuatan, dan kebaikan organisasi, kepemimpinan, hubungannya
yang erat dengan pembuat keputusan, kohesi intern para anggotanya.
Contoh kasus :
Pemerintah kabupaten kebumen, melalui bupati KH. M.Nashirudin Al Mansyur menyatakan status “qou”,
yakni kembali pada keadaan semula atas permasalahan tanah dinas penelitian pengembangan (Dislitbang)
TNI AD dengan Masyarakat wilayah Urut Sewu Kebumen. Artinya penggunaan lahan untuk kegiatan
dilaksanakan seperti sebelum ada permasalahan.”TNI dapat melaksanakan latihan seperti sedia kala.
Sedangkan para petani melaksanakan kegiatan bercocok tanam,” selanjutnya penyelesaian permasalahan
tanah selanjutnya akan diadakan peninjauan dilapangan oleh TNI, Pemerintah Daerah, serta masyarakat.
Hal itu dalam rangka penentuan batas kepemilikan tanah (suara merdeka).
3.Model Elit
Model ini menggambarkan pembuatan kebijakan publik dalam bentuk piramida, dimana masyarakat berada
pada tingkat paling bawah, elit pada ujung piramida dan aktor internal birokrasi pembuat kebijakan publik
(dalam hal ini pemerintah) berada ditengah – tengah antara masyarakat dan elit.
Masyarakat tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini tentang isu kebijakan
yang seharusnya menjadi agenda politik di tingkat atas. Sementara birokrat/administrator hanya menjadi
mediator bagi jalannya informasi yang mengalir dari atas ke bawah. Elit politik selalu ingin mempertahankan
status quo, maka kebijakannya menjadi konservatif. Perubahan kebijakan bersifat trial and error yang
hanya mengubah atau memperbaiki kebijakan sebelumnya.
Contoh kasus :
Salah satu kasus dari model elit yaitu kebijakan yang di buat oleh pemerintah untuk mengetas atau
mengurangi kemiskinan, yang di sebut Bantuan Langsung Tunai atau BLT. Kebijakan ini bisa dikatakan
kebijakan yang trial & eror, karena dalam kenyataan penerapannya kebijakan ini tidak mempengaruhi apa
– apa. Uang yang harusnya diterima oleh masyarakat yang kurang mampu justru dipotong di sana – sini
oleh berbagai oknum dan berbagai alasan. Oleh karena itu kelanjutan kebijakan ini tidak diteruskan.
4.Model Rasional
Model rasional adalah model yang mana di dalam pengambilan keputusan melalui prosedurnya akan
mengajak pada pilihan alternatif yang paling efisien dari pencapaian tujuan kebijakan, yang ditekankan
pada penerapan rasionalisme dan positifisme.
Contoh kasus :
Pada saat bulan puasa tahun 2009 kemarin harga gula pasir di pasar jawa tengah, khususnya di semarang
melambung tinggi, dengan melihat kondisi tersebut maka pemerintah provinsi jawa tengah melakukan
kebijakan untuk melakukan “operasi pasar”, sehingga memberikan alternatif kepada masyarakat yang
merasa dirugikan atas kenaikan harga tersebut untuk membeli gula pasir di pasar yang disediakan pemprov
tersebut, tentu saja masyarakat sangat merasakan dampak dari kebijakan tersebut,karena perbedaan yang
signifikan antara harga gula pasir di pasar milik pemprov dan di pasar – pasar.
5.Model Incremental
Model incremental adalah pembuatan kebijakan yang melalui proses politisi dimana didalamnya ada tawar
menawar dan kompromi untuk kepentingan para pembuat keputusan sendiri.
Incrementalism :
Menilai alternatif secara tidak komprehensif tapi memusatkan perhatian hanya pada kebijakan yang
berbeda secara inkremental.
Hanya sejumlah kecil alternatif kebijakan yang dipertimbangkan.
Setiap alternatif kebijakan, hanya sejumlah kecil konsekuensi akibat – akibat kebijakan yang terbatas saja
yang dinilai.
Setiap masalah yang menantang pembuat kebijakan secara terus menerus diredenifisikan.
Contoh kasus :
Pemerintah berencana menaikkan gaji presiden, menteri, dan para pejabat negara pada tahun 2001.
Kebijakan ini diberlakukan untuk menyesuaikan kebutuhan dan kinerja para pejabat negara. Melalui
Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara instrumen yang akan dijadikan dasar untuk
mengatur kenaikan gaji tersebut telah disiapkan. Namun penentuan besarnya nominal gaji akan ditentukan
oleh Departemen Keuangan, adapun beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar kenaikan gaji presiden,
menteri, dan para pejabat negara yakni, kenaikan gaji berkala yang sudah sejak lama tidak diberikan
kepada presiden dan pejabat negara. Sejak lima tahun lalu, gaji presiden dan pejabat negara tidak pernah
mengalami kenaikan padahal kebutuhan semakin meningkat, selain itu kenaikan juga dipertimbangkan dari
kinerja masing – msing pejabat negara. Karena itu kemneg telah menyusun pedoman berdasarkan kinerja.
6.Model Sistem
Pendekatan sistem diperkenalkan oleh David Easton yang melakukan analogi dengan sistem biologi.
Pada dasarnya sistem biologi merupakan proses interaksi antara organisme dengan lingkungannya, yang
akhirnya menciptakan kelangsungan dan perubahan hidup yang relatif stabil. Ini kemudian dianalogikan
dengan kehidupan sistem politik.
Model ini didasarkan pada konsep – konsep kekuatan – kekuatan lingkungan, sosial, politik, ekonomi,
kebudayaan, geografis, dan sebagainya yang ada disekitarnya. Kebijakan publik merupakan hasil (output)
dari sistem politik. Kebijakan model ini juga melihat dari tuntutan – tuntutan, dukungan, masukan yang
selanjutnya diubah menjadi kebijakan punlik yang otoritatif bagi seluruh anggota masyarakat. Intinya sistem
politik berfungsi mengubah inputs menjadi outputs.
Contoh kasus :
Setelah batik mendapat sertifikat dari UNESCO sebagai wa
risan budaya Indonesia, kini pemerintah membuat kebijakan untuk mendaftarkan angklung ke UNESCO
agar alat musik khas daerah tersebut tidak diklaim oleh pihak lain. Melalui taha
p verifikasi akan terbukti bahwa angklung sangat berperan dalam kelangsungan suku bangsa khususnya
di Indonesia, jika lolos verifikasi, UNESCO akan mengeluarkan sertifikat dan angklung akan diakui sebagai
warisan asli budaya asli Indonesia. Kesenian dan kebudayaan jawa barat yang berbahan dasar bambu
tengah dihadapkan pada percepatan dunia industri yang membutuhkan inovasi dan kreativitas. Sepanjang
2008, angklung juga berfungsi sebagai alat promosi budaya dengan berbagai inovasi dalam seni
pertunjukkan. Angklung telah menjadi salah satu kekuatan diplomasi budaya serta komunikasi nonverbal
lintas sektoral yang cukup efektif. Bermain musik bambu juga bermain dengan menggunakan rasa, yang
menimbulkan kepekaan dan solidaritas yang menciptakan harmoni sehingga perlu ditanamkan di kalangan
generasi pelajar Indonesia. Dengan begitu sangat pantaslah pemerintah mengambil kebijakan untuk
mendaftarkan angklung sebagai salah satu warisan buday
a asli Indonesia, yang mana bangsa ini memiliki solidaritas dan kepekaan yang tinggi.
Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagaimana tercantum dalam Pasal 162
UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kesehatan Lingkungan diselenggarakan
melalui upaya Penyehatan, Pengamanan, dan Pengendalian, yang dilakukan terhadap lingkungan
Permukiman, Tempat Kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang
sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan. Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat
diperlukan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan, Persyaratan Kesehatan, dan pengaturan yang
mengharuskan penyelenggaraan upaya Kesehatan Lingkungan yang meliputi Penyehatan, Pengamanan,
dan Pengendalian faktor risiko lingkungan, termasuk pengaturan tentang proses pengolahan limbah.
Dalam penetapan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan perlu
kecermatan terhadap media lingkungan, yaitu media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara
komponen lingkungan dengan kandungan bahan atau agen yang berpotensi menimbulkan bahaya
terhadap kesehatan, gangguan kesehatan, atau penyakit pada manusia. Media lingkungan yang dimaksud
adalah air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan binatang pembawa penyakit.
MODEL MODEL ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
BAB I
PEMBAHASAN
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat dibagi menjadi dua kelompok kecil (golongan elit) yang mempunyai kekuasaan
(penguasa) dan kelompok besar (golongan non-elit) yang tidak punya kekuasaan (diuasai).
Hanya sejumlah kecil orang-orang yang menentukan kebijaksanaan negara, sedangkan massa
(rakyat) tidak ikut menentukan.
Kelompok elit yang berkuasa tidak mempunyai tipe yang sama (berbeda) dengan kelompok
non-elit yang dikuasai. Karena kelompok elit ditentukan atau dipilih secara istimewa dari
golongan masyarakat yang mempunyai tingkat sosial-ekonomi tinggi.
Perpindahna posisi/kedudukan dari non-elit ke elit harus diusahakan selamba mungkin dan
terus-menerus untuk mempertahankan stabilitas dan menghindari pergolakan (revolusi).
Hanyala non-elit ynag telah menerima konsensus dasar golongan elit yang dapat masuk ke
dalam lingkaran penguasa.
Golongan elit menggunakan konsensus tadi untuk mendukung nilai-nilai dasar dan sistem sosial
untuk melindungi sistem tersebut.
Kebijaksanaan negara tidaklah menggambarkan keinginan massa tetapi keinginan elit.
Golongan elit yang aktif relatif sedikit sekali memperoleh pengaruh dari massa yang
apatis/pasif. Elitlah yang mempengaruhi masa dan bukan massa yang mempengaruhi elit.
Menurut Islamy (1984:39), kelompok elit yang bertugas membuat dan melaksanakan
kebijaksanaan digambarkan dalam model ini sebagai mampu bertindak/berbuat dalam suatu
lingkungan yang ditandai dengan sikap massa yang apatis, kerancuan informasi, sehingga massa
menjadi pasif. Kebijaksanaan negara mengalir dari atas ke bawah, yaitu dari golongan elit yang
mempunyai kekuasaan dan nilai-nilai elit berbeda dengan massa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model kebijakan adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari
suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu.Model adalah wakil ideal dari
situasi-situasi dunia nyata.Model adalah menyederhanakan dari realitas yang diwakili. Model
dapat dibedakan atas model fisik dan model abstrak. Model memiliki fungsi antara lain: Membantu
kita untuk memperoleh pemahaman tentang peroperasinya sistem alamiah atau system buatan
manusia. Model membantu kita menjelaskan sistem apa, dan bagaimana sistem tersebut
beroperasi, membantu kita dalam menjelaskan permasalahan dan memilah-milah elemen-elemen
tertentu yang relevan dengan permasalahan, membantu kita memperjelas hubungan antara elemen-
elemen tersebut, membantu kita dalam merumuskan kesimpulan dan hipotesis mengenai hakekat
hubungan antar elemen. Selain fungsi yang di miliki model, model kebijakan juga memiliki jenis
yaitu model pluralis, elitis, sistem, rasional, inskrementalis, dan institusional.