Anda di halaman 1dari 121

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI REKAM

MEDIS RAWAT JALAN MENGGUNAKAN VISUAL


BASIC .NET 2010 DAN DATABASE MICROSOFT
ACCESS 2013 DI KLINIK UTAMA MEDIKA
ANTAPANI BANDUNG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Manajemen Informatika Diploma IV
Konsentrasi Informatika Rekam Medis

Disusun Oleh:
AIDAH KARTINI
NPM. 13.403.140

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2017
ABSTRAK

AIDAH KARTINI
NPM. 13.403.140
Manajemen Informatika
Konsentrasi Informatika Rekam Medis

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI REKAM MEDIS


RAWAT JALAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC.NET 2010 DAN
DATABASE MICROSOFT ACCESS 2013 DI KLINIK UTAMA MEDIKA
ANTAPANI BANDUNG.

Skripsi : 186 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, meracang, dan membangun


implementasi sistem informasi Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan di Klinik
Utama Medika Antapani Bandung.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
studi pustaka.
Dari Penelitian yang dilakukan, pada kenyataan masalah dalam distribusi
rekam medis rawat jalan di Klinik Utama Medika Antapani Bandung seperti: 1)
Lamanya proses pencarian berkas rekam medis, 2) Laporan distribusi rekam
medis rawat jalan masih manual, 3)Masih adanya petugas kesehatan yang tidak
mengisi berkas sesuai prosedur. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan Sistem
Informasi baru dengan menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 dan database
Microsoft Acces 2013. Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan
adalah metode waterfall dengan metode pengujian Black Box.
Adapun beberapa saran yang diberikan untuk menangani masalah yang
ada yaitu perlu 1) adanya pengembangan system berbasis web, 2) pelatihan untuk
user, 3) pemeliharaan software.

Kata kunci : Perancangan, Sistem Informasi, Distribusi, Rekam Medis, Visual


Basic.Net.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Sejalan dengan perkembangan kesehatan di Indonesia, pentingnya

teknologi juga diperlukan dalam pengolahan data yang masih manual,

sehingga bisa lebih efektif jika menggunakan Sistem Informasi dan semakin

pentingnya pengolahan dan penyimpanan sebuah data untuk menjembatani

dan menjadi pengantar informasi antara pihak pengguna aplikasi dan

pengguna informasi. Di era teknologi ini sistem informasi sangat dibutuhkan

serta pengembangannya semakin hari semakin cepat yang tujuannya untuk

efisiensi dan efektivitas instansi atau perusahaan terutama instansi di bidang

pelayanan.

Menurut PERMENKES No.269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud

rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain

identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta

tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Proses

penyelenggaraan berkas rekam medis dimulai pada saat diterimanya pasien di

klinik, dilanjutkan dengan kegiatan pencarian data medis oleh dokter atau

dokter spesialis lainnya atau tenaga kesehatan lain yang memberikan

pelayanan kesehatan langsung kepada pasien. Dokumen rekam medis yang

keluar baik dipinjam oleh pasien yang akan berobat kembali, perawat klinik,

dokter klinik, maupun petugas medis lainnya yang membutuhkan dokumen

rekam medis lainnya perlu dicatat dalam buku ekspedisi peminjaman rekam
medis pasien agar dapat mengurangi terjadinya kehilangan dokumen rekam

medis pasien.

Faktanya Sistem Distribusi rekam medis di Klinik Utama Medika

Antapani Bandung, petugas rekam medis terkadang tidak dapat dengan segera

menyediakan berkas rekam medis yang dia butuhkan, karena masih

mengalami beberapa kesulitan dalam menemukan rekam medis yang

dibutuhkan, bahkan ada beberapa berkas rekam medis yang tidak ada di rak

penyimpanan. Beberapa berkas rekam medis yang tidak ada di rak

penyimpanan tersebut salah satu penyebabnya adalah terlambatnya

pengembalian berkas rekam medis dari poliklinik ke unit rekam medis.

Jika terjadi ketidaktepatan waktu pengembalian berkas rekam medis

dari poli unit ke unit rekam medis, maka sistem pelayanan akan terlambat dan

terganggu, sehingga waktu tunggu pasien yang ingin mendapatkan pelayanan

menjadi lama. Dan ini jelas mengurangi kualitas pelayanan di Klinik Utama

Medika Antapani Bandung. Selain itu jika berkas rekam medis tidak

ditemukan di rak penyimpanan maka upaya pencarian keberadaan rekam

medis oleh petugas dilakukan secara manual, petugas akan mencari di buku

ekspedisi, dan laporan peminjaman dan pengembalian tanggal sebelumnya.

Laporan pengembalian tersebut masih dilakukan secara manual. Petugas harus

melihat lagi buku ekspedisi dan mengecek satu persatu tanggal peminjaman

dan pengembalian berkas rekam medis, sehingga pada saat petugas mencari

dilaporan tersebut membutuhkan waktu lama, karena harus dicari satu persatu.
Kondisi ini mengakibatkan pasien harus menunggu lama untuk mendapatkan

pelayanan dari klinik.

Melihat fakta tersebut, perancangan sistem distribusi rekam medis

dapat menjadi salah satu alternative untuk memudahkan pencarian berkas

rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan, menginput data peminjam,

dan melihat status pengembalian berkas rekam medis, serta membuat laporan

peminjaman dan pengembalian berkas rekam medis. Dengan adanya sistem

informasi ini proses peminjaman dan pengembalian dapat dilakukan secara

cepat dan tepat. Berdasarkan hal-hal serta fakta diatas, maka penulis

mengambil judul Perancangan “SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI

REKAM MEDIS RAWAT JALAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 2010

DAN DATABASE MICROSOFT ACCES 2013 DI KLINIK UTAMA MEDIKA

ANTAPANI BANDUNG.”

1.2 Pokok Permasalahan

A. Pengelolaan Sistem distribusi rekam medis belum sepenuhnya sesuai

prosedure yang berlaku, karena terkadang berkas rekam medis yang

dipinjam tidak dicatat di buku ekspedisi sehingga mengakibatkan tidak

adanya data dimana berkas rekam medis di pinjam.

B. Tidak adanya laporan peminjaman dan pengembalian rekam medis

sehingga tidak diketahui berkas rekam medis mana saja yang dipinjam,

jumlah rekam medis yang dipinjam dan tujuan poli yang meminjam.
C. Belum adanya suatu sistem informasi peminjaman dan pengembalian

rekam medis tersendiri sehingga menghambat pelayanan kesehatan.

1.3 Pertanyaaan Penelitian

Dari pokok permasalahan yang ada dalam latar belakang penelitian, maka

timbul pertanyaan seperti:

A. Bagaimana prosedur distribusi berkas rekam medis di Klinik Utama Medika

Antapani Bandung?

B. Apa masalah yang ditemukan dalam prosedur distribusi berkas rekam medis

di Klinik Utama Medika Antapani Bandung?

C. Apa upaya yang telah dilakukan guna mengatasi masalah – masalah yang

menjadi kendala dalam prosedur distribusi rekam medis di Klinik Utama

Medika Antapani Bandung?

D. Bagaimana merancang dan membangun implementasi distribusi di Klinik

Medika Antapani Bandung?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan distribusi rekam medis

rawat jalan di Klinik Medika Antapani Bandung.


b Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi dalam

distribusi berkas rekam medis rawat jalan di Klinik Medika Antapani

Bandung.

c Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan distriubusi berkas rekam medis rawat jalan di Klinik

Utama Medika Antapani Bandung.

d Untuk mengetahui sistem informasi distribusi berkas rekam medis

rawat jalan dengan menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 di

Klinik Medika Antapani Bandung.

B. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Bagi Penulis

a Untuk menyelesaikan Tugas Skripsi

b Dapat melakukan kajian lebih jauh mendalam dengan langsung

belajar dari permasalahan nyata yang terjadi dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.

c Menambahnya ilmu dan wawasan yang didapat tentang rekam

medis di klinik ataupun instansi kesehatan.

d Mengetahui sejauh mana dapat mengimplementasi ilmu yang

didapat selama mengembangkan wawasan berpikir setelah

melakukan penelitian.
2. Manfaat Bagi Klinik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Klinik

Medika Antapani Bandung untuk masukan dalam pelaksanaan sistem

informasi pengembalian dokumen rekam medis.

3. Manfaat Bagi Akademik

Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan, hasil

penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti berikutnya

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Sistem Permasalahan

A. Adapun ruang lingkup dari penelitian :

1. Pembahasan mengenai distribusi rekam medis di instansi rawat jalan.

2. Laporan distribusi berkas rekam medis mencakup peminjaman dan

pengembalian berkas rekam medis rawat jalan.

3. Perancangan sistem informasi distribusi rekam medis dengan

menggunakan Microsoft Visual Basic.Net dan Microsoft Acces yang

digambarkan dengan Flowmap, Conteks Diagram, Data Flow

Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), kamus data,

struktur tabel, rancangan dialog layar (Interface), spesifikasi

Hardware dan Software dan dilengkapi dengan sintaks / koding dari

sistem yang dirancang.

B. Adapun Batasan masalah dalam penelitian adalah :

1. Pembahasan mengenai distribusi rekam medis rawat jalan hanya

di lakukan di Klinik Utama Medika Antapani Bandung, tidak


meliputi analisis distribusi di Klinik Pratama Medika Antapani

Bandung.

2. Pembahasan hanya mengenai distribusi pasien Rawat jalan tidak

meliputi Berkas pasien rawat Inap, pasien napza.

1.6 Metode Penelitian

A. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Notoatmodjo (2010 :131)” Observasi adalah suatu

hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari

rangsangan.”

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab

secara langsung yang ada kaitannya dengan judul skripsi. Penulis

melakukan wawancara kepada petugas rekam medis untuk

memperoleh informasi yang diperlukan tentang fakta kebutuhan sistem

informasi kelengkapan pencatatan rekam medis rawat jalan di Klinik

Utama Medika Antapani.

3. Studi Pustaka

Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara melihat

dan mempelajari buku referensi yang tentunya ada kaitannya dengan

variable yang akan diteliti.


B. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan metode

siklus klasik / model air terjun (waterfall). Karena Menurut Edhy Sutanta

(2003:128) Waterfall adalah rekayasa perangkat lunak SIM didasarkan

siklus konvensional dalam bidang rekayasa lainnya dengan pendekatan

sekuensial yang sistematis.

Waterfall Model adalah sebuah metode pengembangan software

yang bersifat sekensial dan terdiri dari 5 tahap yang saling terait dan

mempengaruhi, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan

2. Desain sistem

3. Penulisan dan kode program

4. Pengujian program

5. Penerapan program

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Penyusun melakukan penelitian di Klinik Utama Medika Antapani

Bandung yang berlokasi di Jl. Purwakarta no.03 Bandung. Waktu penelitian

ini dilakukan selama 2 bulan dan dihitung dari mulai tanggal 10 Oktober 2016

sampai 10 Desember 2016.


1.8 Sistematika Penulisan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari beberapa pokok pembahasan yang terdiri dari latar

belakang permasalahan, pokok permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan

dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan analisis permasalahan,

metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, dan sistematika penulisan

penelitian.

BAB II KERANGKA BERPIKIR DAN LANDASAN TEORI

Pada bagian ini diuraikan teori-teori yang menunjang dan digunakan dalam

penulisan skripsi, yang bisa diperkuat dengan menunjukan hasil penelitian

sebelumnya, meliputi: Konsep Rumah Sakit, Konsep Rekam Medis, Konsep

Rawat Jalan, Konsep Analisis Kelengkapan, Analisis dan Perancangan Sistem

Informasi,Visual Basic .NET 2010,Database,danMicrosoft Access 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah Metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan Deskriptif dengan metode ini diharapkan dapat mendeskripsikan

permasalahan-permasalahan sistem serta kebutuhan informasi pada sistem

yang akan dirancang.

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini menguraikan secara singkat profil rumah sakit tempat

dilakukannya penelitian Skripsi. Penjelasan singkat tentang tata laksana sistem

yang berjalan di rumah sakit, serta usulan sistem yang akan dirancang

berdasarkan kebutuhan.
BAB V PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisikan mengenai rancangan sistem yang dibuat penulis,

rancangan proses, rancangan basis data, rancangan masukan, rancangan

keluaran, rancangan dialog layar, spesifikasi software dan hardware, serta

implementasi dan pengujian sistem.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta

memberikan saran-saran yang diberikan mengenai masalah yang dihadapi.


BAB II
KERANGKA BERFIKIR DAN LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Konsep, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

A. Konsep Klinik

1. Pengertian Klnik

Menurut Permenkes No. 9 Tahun 2014 Klinik adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorang yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau

spesialistik.

2. Klasifikasi Klinik

Menurut Permenkes No.9 Tahun 2014 Pasal 2, klasifikasi klinik

berdasarkan jenis pelayanannya, terdiri dari :

1) Klinik Pratama, merupakan klinik yang menyelenggarakan

pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus. Misalnya adalah

sebuah klinik yang melayani pasien umum, atau klinik yang hanya

melayani pasien khusus penyakit dalam

2) Klinik Utama, merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan

medis spesialistik atau pelayanan medis dasar dan spesialistik.

Misalnya adalah sebuah klinik yang melayani pasien umum, dan

pasien yang khusus spesialistik. Jumlah pelayanan medis

speesialistik di klinik utama minimal satu spesialistik. Klinik

Pratama dan Klinik Utama dapat mengkhususkan pelayanan pada

satu bidang tertentu berdasarkan cabang disiplin ilmu atau sistem.


3. Jenis dan Klasifikasi Klinik

Jenis Klinik berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi

menjadi Klinik Pratama dan Klinik Utama menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Bi.028/Menkes/Per/2011. Klinik Prtama

merupakan klinik yang mneyelenggarakan pelayanan medik

dasar.Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan

pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.

a. Klasifikasi Klinik

Menurut Permenkes No.9 Tahun 2014 Pasal 2, klasifikasi

klinik berdasarkan jenis pelayanannya, terdiri dari :

1) Klinik Pratama, merupakan klinik yang menyelenggarakan

pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus. Misalnya

adalah sebuah klinik yang melayani pasien umum, atau klinik yang

hanya melayani pasien khusus penyakit dalam

2) Klinik Utama, merupakan klinik yang menyelenggarakan

pelayanan medis spesialistik atau pelayanan medis dasar dan

spesialistik. Misalnya adalah sebuah klinik yang melayani pasien

umum, dan pasien yang khusus spesialistik. Jumlah pelayanan

medis speesialistik di klinik utama minimal satu spesialistik.Klinik

Pratama dan Klinik Utama dapat mengkhususkan pelayanan pada

satu bidang tertentu berdasarkan cabang disiplin ilmu atau sistem.


b. Standar Penyelenggaraan Klinik

Klinik dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bersifat

promotive (promotif), preventif (pencegahan), kuratif

(penyembuhan), dan rehabilitatif (pemulihan). Bentuk pelayanan

kesehatan sebagaimana dimaksud Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.028/Menkes/Per/I/2011 dilaksanakan dalam

bentuk rawat jalan, one day care rawat inap dan home care. Klinik

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 jam harus

menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan

yang setiap saat berada ditempat.

c. Standar Fasilitas Klinik

Persyaratan bangunan dan ruang sebuah klinik menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.028/Menkes/Per/I/2011 yang harus dipenuhi, meliputi :

1) Merupakan bangunan yang permanen dan tidak bergabung

dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.

2) Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat

sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.

d. Standar Bangunan Klinik

Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan,

kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta

perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk

penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut. Berdasarkan


peraturan Dinas Kesehatan dalam penyelenggraan sebuah

bangunan klinik minimal harus menyediakan ruang :

1) Ruang Administrasi

2) Ruang Tindakan

3) Ruang farmasi

4) Kamar mandi / wc

5) Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan

Selain syarat kebutuhan ruang yang harus dimiliki

sebuah Klinik berdasarkan peraturan Perundang- Undangan

yang berlaku di Indonesia, sebuah Klinik juga harus memilliki

prasarana yang baik dalam sistem Utilitas serta standar

keselamatan. Keamanan dan kesehatan sebuah bangunan

kesehatan. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam perancangan

bangunan Klinik, yaitu :

a) Instalasi air

b) Instalasi listrik

c) Instalasi sirkulasi udara

d) Sarana pengelolaan limbah

e) Pencegahan dan penanggulangan kebakaran

f) Ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap

g) Sarana lainnya sesuai kebutuhan

Selain penyelenggaraan sarana standar yang harus

dimiliki, klinik juga harus dilengkapi dengan peralatan medis


dan nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan

yang diberikan. Peralatan medis dan nonmedis yang ada

harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.

4. Tujuan Klinik

Tujuan klinik adalah sebagai berikut:

a. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor

dalam program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan

lingkungan dengan memberdayakan masyarakat.

b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan prilaku

masyarakat (pasien) untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku

hidup bersih dan sehat.

c. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan masyarakat

untuk mencegah dan menanggulangi penyakit berbasis lingkungan

serta masalah kesehatan lingkungan dengan sumber daya yang ada.

B. Konsep Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 55 Tahun 2013Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam

Medis“Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan”.


2. Falsafah Rekam Medis

Dengan memperhatikan definisi rekam medis di atas maka

rekam medis juga dapat dikatakan sebagai bukti tertulis proses

pelayanan yang diberikan dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada

pasien, hal ini merupakan cerminan kerjasama lebih dari satu orang

tenaga kesehatan untuk menyembuhkan pasien.

Dengan demikian falsafah dari rekam medis mengandung nilai-

nilai ALFRED AIR yaitu sebagai berikut:

a. Administration

Karena isinya menyangkut tindakan wewenang dan tanggung

jawab dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Legal

Karena isinya menyangkut jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan.

c. Financial

Karena isinya menyangkut informasi yang dipergunakan sebagai

aspek keuangan.

d. Riset

Karena isinya menyangkut informasi sebagai aspek penelitian dan

pengembangan IPTEK.

e. Education

Karena isinya menyangkut informasi tentang perkembangan

kronologis dan pelayanan medis yang diberikan terhadap pasien.


f. Documentation

Karena dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan

rumah sakit.

g. Acurate

Karena isinya sesuai dengan kebenaran.

h. Informatif

Karena menyangkut sebagai informasi dengan cepat.

i. Responsibility

Karena dapat direspon atau cepat tanggap dan bertanggung jawab

dalam pelayanan kesehatan

3. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

a. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam rangka upaya penigkatan pelayanan kesehatan

di rumah sakit. Tanpa didukungnya suatu sistem pengololaan

rekam medis yang baik dan benar, tidak akan tercipta tertib

administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan

tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan

di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

b. Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara

lain:
1) Aspek Administrasi

Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai

administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan

wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan

paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Seiring

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya dalam bidang teknologi informasi yang sudah

memasuki bidang kesehatan, maka penggunaannya di dalam

rekam medis saat ini sangat diperlukan karena kita melihat

proses pengobatan dan tindakan yang diberikan atas diri

seorang pasien dapat diakses secara langsung oleh bagian yang

berwenang atas pemeriksaan tersebut. Kemudia pengolahan

data-data medis secara komputerisasi juga akan memudahkan

semua pihak yang berwenang dalam hal ini petugas

administrasi di suatu instansi pelayanan kesehatan dapat segera

mengetahui rincian biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien

selama pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit.

2) Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis,

karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk

merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada

pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan

mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen


risiko klinis serta keamanan/keselamatan pasien dan kendali

biaya.

3) Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian

hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan

hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk

menegakkan keadilan. Rekam medis adalah milik dokter dan

rumah sakit sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang

telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang

dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku. (UU Praktik Kedokteran RI

No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1), Penjelasan).

4) Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang,

karena isinya mengandung data/informasi yang dapat

dipergunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis

dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal

pengobatan, terapi serta tindakan-tindakan apa saja yang

diberikan kepada seorang selama menjalani perawatan di

rumah sakit, oleh karena itu penggunaan sistem teknologi

computer didalam proses penyelenggaraan rekam medis sangat


diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap instansi

pelayanan kesehatan.

5) Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian

karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat

dipergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

6) Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan,

karena isinya menyangkut data/informasi tentang

perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang

diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan

sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi pendidikan

kesehatan.

7) Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang

harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan

pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan

penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan

rekam medis yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian


data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah

dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan.

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut diatas,

rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena

tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi

pelayanan kesehatan saja. Kegunaan rekam medis secara umum

adalah:

a) Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli

lainnya yang ikut ambil bagian didalam proses pemberian

pelayanan, pengobatan, dan perawatan kepada pasien.

b) Sebagai dassar untuk merencanakan pengobatan/perawatan

yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c) Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan

pelayanan, pengobatan, dan perkembangan penyakit selama

pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.

d) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan

evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan

kepada pasien.

e) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit

maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

f) Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk

keperluan penelitian dan pendidikan.


g) Sebagai dasar didalam perhitungan biata pembayaran

pelayanan medis yang diterima oleh pasien.

h) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan,

serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

4. Fungsi dan Peranan Rekam Medis

a. Fungsi Rekam Medis

Rekam medis berisi rekaman riwayat penyakit pasien

beserta tindakan apa yang telah dilakukan. Salah satu fungsinya

adalah dokter bisa tahu perkembangan penyakit pasien lewat

rekaman medis tersebut. Jadi apabila pasien datang lagi, maka

dokter bisa membaca catatan itu tanpa banyak bertanya lagi.

Selain itu ada beberapa fungsi yang lebih penting dari

rekaman medik, yaitu:

1) Dokumentasi, rekam medis merupakan sarana untuk

penyimpanan berbagai dokumen yang berkaitan dengan

kesehatan pasien.

2) Alat bukti untuk kasus malpraktek, rekam medis bisa menjadi

alat bukti di pengadilan. Dari rekaman medis itu akan terbuka,

tindakan salah apa yang telah dilakukan dokter atau perawat

bersangkutan. Dokter tidak boleh menghapus tulisan apapun

pada rekaman medis. Apabila ada keslahan tulisan, dokter tidak

boleh menghapus, tetapi hanya boleh mencoret sekali sehingga

tulisan semula masih bisa dibaca, serta diparaf.


3) Identifikasi jenazah, fungsi yang tidak kalah penting dari rekam

medis adalah untuk identifikasi jenazah yang sulit dikenali.

Dalam suatu kecelakaan hebat misalnya, rekam medis sangat

membantu dalam mengenali jenazah.

4) Acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan, dapat

digunakan sebagai acuan dokter dan tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan baik dalam menentukan

diagnosis, memberikan pengobatan, tindakan medis dan

pelayanan selanjutnya bagi pasien. Rekam medis yang baik,

benar, lengkap dan jelas dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan bagi pasien.

5) Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan, rekam

medis dapat menjadi informasi tentang perkembangan

penyakit, pengobatan, tindakan medis terutama untuk

perkembangan ilmu pengetahuan dalam statistik kasus

penyakit, angka kematian, angka kelahiran dan hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan.

6) Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan, rekam

medis juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah biaya

yang harus dibayar oleh pasien dalam pelayanan kesehatan.

b. Peranan Rekam Medis

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah

merambah ke berbagai sector termasuk kesehatan. Meskipun dunia


kesehatan dan medis merupakan bidang yang bersifat information-

intensive finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu

prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah

sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan

billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi

yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi

masih merupakan bagian kecil. Di AS, Negara yang relatif maju

baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya,

rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi

informasi.

Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi

informasi merupakan salah satu tool penting dalam peradaban

manusia untuk mengatasi sebagain masalah derasnya arus

informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah

bagian penting dalam manajemen informasi. Selain memiliki

potensi dalam menyaring data dan mengolah menjasi informasi,

teknologi informasi mampu menyimpannya dengan jumlah

kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi

dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan

di bagikan secara mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi

memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua

tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan

yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih
besar, serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai

potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan

di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa.

C. Konsep Rawat Jalan

1. Pengertian Rawat Jalan

Menurut Azwar (1989:81), Rawat Jalan adalah pelayanan

pasien oleh dokter untuk pasien tidak dalam rawat inap (opname).

Dirjen Yanmed (2006:25) mengemukakan bahwa:

Pasien Rawat Jalan merupakan salah satu bentuk dari


pelayanan oleh pasien dimana rumah sakit menyediakan ruangan
(poliklinik) untuk pasien berobat jalan, selanjutnya pasien tersebut
setelah mendapatkan pemeriksaan langsung pulang atau langsung
dirawat.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Rawat Jalan Eksekutif di Rumah Sakit, “Pelayanan Rawat Jalan

Reguler adalah pemberian pelayanan kesehatan rawat jalan di rumah

sakit yang diselenggarakan melalui pelayanan dokter spesialis-

subspesialis”.

2. Isi Rekam Medis Rawat Jalan

Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana

pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat:

a. Identitas pasien,

b. Tanggal dan waktu,


c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan

riwayat penyakit,

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic,

e. Diagnosis,

f. Rencana penatalaksanaan,

g. Pengobatan dan/atau tindakan,

h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien,

i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik, dan

j. Persetujuan tindakan bila diperlukan.

D. Konsep Distribusi Rekam Medis

Distribusi Rekam Medis Menurut Dirjen Yanmed (2006 :96)

Rekam medis memiliki sifat yang sangat rahasia sehingga tidak semua

orang bisa membawanya, maka peranan distribusi sangat penting di dalam

penyelenggaraan rekam medis. Pada sebagian rumah sakit pengiriman

dilakukan dengan cara tangan dari tempat satu ke tempat lainnya. Oleh

karena itu, bagian rekam medis harus membuat suatu jadwal peminjaman

dan pengembalian untuk berbagai bagian yang ada di rumah sakit/klinik.

Frekuensi peminjaman dan pengembalian ini ditentukan jumlah

pemakaian rekam medis.

Pendistribusian rekam medis adalah suatu proses penyebaran

berkas rekam medis ke tiap-tiap poliklinik yang dituju oleh pasien sesuai

nomor rekam medis. Dalam sistem pendistribusian rekam medis

diharapkan agar diadakan kegiatan pengecekan kembali antara rekam


medis disimpan kembali sesuai atau tidak dengan jumlah rekam medis

yang didistribusikan sebelumnya. Untuk menunjang kegiatan

pendistribusian rekam medis diperlukan sarana yang memadai yaitu

laporan peminjaman dan pengembalian rekam medis.

1. Konsep Peminjaman Rekam Medis

a. Pengertian Peminjaman Rekam Medis

Berikut adalah pengertian peminjaman yang tercantum

dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005 :856) “ Peminjaman

yaitu proses, cara, perbuatan meminjam, atau meminjamkan barang

untuk waktu tertentu ( kalau sudah sampai pada waktunya harus

dikembalikan)”.

b. Prosedur Peminjaman Rekam Medis

Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Medik ( Dirjen Yanmed,

2006 : 143) prosedur peminjaman berkas rekam medis adalah sebagai

berikut :

a. Persyaratan

1) rekam medis

2) Formulir permintaan / peminjaman berkas

3) Tracer / kartu peminjam

b. Sarana

1) Komputer PC Client

2) LAN System

3) Printer
c. Prasarana

1) Permenkes No. 269/MENKES/Per/III/2008

2) Petunjuk Teknis Prosedur dan Penyelenggaraan rekam medis.

d. Prosedur

1) Peminjaman berkas rekam medis dapat dilakukan melalui

pendaftran pasien, dan unit penunjang medik di rumah sakit.

2) Peminjam berkas rekam medis di tunjukan ke unit/ bagian rekam

medis, dan dapat dilakukan secara on line maupun manual ( via

telepon atau datang sendiri ke unit / bagian rekam medis).

3) Peminjaman berkas rekam medis dapat digunakan untuk keperluan

kunjungan ke spesialis, rawat kembali, penelitian atas kasus

tertentu maupun untuk kasus pengadilan.

4) Berkas rekam medis tidak dapat keluar dari rumah sakit, kecuali

untuk buki pengadilan.

5) Hanya petugas rekam medis yang berwenang untuk mengambil

berkas rekam medis yang akan di pinjam.

6) Pengambilan berkas rekam medis harus menggunakan tracer/ kartu

peminjam rekam medis.

7) Pada formulir peminjaman berkas rekam medis harus selalu di

cantumkan tanggal peminjaman, keperluan, nama/ bagian

peminjam, serta tanggal rekam medis jatuh tempo untuk

dikembalikan ke instansi rekam medis.


8) Instansi rekam medis wajib memiliki buku ekspedisi guna

mengetahui perjalanan berkas rekam medis ( rekam medis yang

keluar) yang dipinjam secara manual untuk keperluan perawatan,

dipinjam dokter, maupun kasus – kasus tertentu.

9) Untuk rumah sakit yang telah menggunakan sistem komputerisasi

lebih dianjurkan untuk menggunakan barcode guna mengetahui

perjalanan berkas rekam medis yang keluar dari instansi rekam

medis agar lebih efektif dan efisien.

10) Tanggal jatuh tempo pengembalian rekam medis harus selalu

diperiksa oleh instansi rekam medis guna memperkecil resiko

hilangnya berkas rekam medis yang dipinjam.

11) Selama berkas rekam medis berada diruang rawat inap atau sedang

dipinjam menjadi tanggung jawab perawat / ruangan / instalasi yang

meminjam.

2. Konsep Pengembalian Rekam Medis

a. Pengertian Pengembalian

Pengembalian rekam medis adalah mengembalikan setiap

berkas rekam medis yang telah selesai dipakai untuk berobat dan

menyimpan kembali berkas rekam medis ke rak penyimpanan.

Dokumen berkas rekam medis bersifat rahasia (PP No.

Tahun 1996) seorang yang menerima / meminjam berkas rekam

medis berkewajiban untuk menjaganya dalam keadaan baik dan

menyerahkan kepada petugas RM.


Berdasarkan Permenkes No.269/MENKES/PER/II/2008,

bahwa setiap sarana pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan

Medical Record. Dengan demikian Klinik harus menyelenggarakan

rekam medis adalah merupakan suatu proses kegiatan yang mula

pada saat diterimanya pasien di Klinik, kegiatan pencatatan data

medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis

kesehatan.

b. Prosedur Pengembalian

Menurut Akasah (2008 :32) prosedur pengembalian

kembali berkas rekam medis adalah sebagai berikut :

1) Setelah ada permintaan untuk peminjam, maka sebelum

dilakukan pengembalian kembali dibuatkan bon peminjaman (

rangkap 3).

2) Menyimpan bon peminjaman pada berkas rekam medis, Out

guide dan pada kotak bon peminjam di Unit Rekam Medis atau

ditempat yang meminjamnya.

3) Menyimpan out guide pada tempat Rekam Medis yang diambil.

4) Apabila ada perpindahan peminjaman maka dicatat pada slip

transfer dan diberitakan ke unit Rekam Medis.

5) Slip transfer disimpan di out guide.


E. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

1. Pengertian

a. Analisis

Komarrudin (2001:53) Mendefinisikan Analisis yaitu

sebagai berikut:

Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu


keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-
tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-
masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

b. Perancangan

Perancangan menurut Mohamad Subhan (2012:109) adalah

pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil

analisis sistem.

c. Sistem

Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling

terkait dan bekerja sama untuk memroses masukan (input) yang

ditujukan kepada sistem tersebut sampai menghasilkan keluaran

(output) yang diinginkan. (Kristanto, Andri, 2008:1)

d. Informasi

Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi

bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima.

(Kristanto, Andri, 2008:7)

Tanpa adanya suatu informasi, suatu sistem tidak akan

berjalan dengan lancer dan akhirnya bias mati. Suatu organisasi


tanpa adanya suatu informasi maka organisasi tersebut tidak bias

berjalan dan tidak bias beroperasi.

e. Sistem Informasi

Menurut Abdul Kadir (2014:8) sesungguhnya, yang

dimaksud dengan sistem informasi tidak harus melibatkan

computer. Sistem infromasi yang menggunakan computer biasa

disebut sistem informasi berbasis komputer (Computer-Based

Information System atau CBIS).

Hall dalam Abdul Kodir (2014:9) sistem informasi adalah

sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan,

diproses menjadi informasi, dan didistribusi kepada pemakai.

2. Flowmap dan Flowchart

a. Flowmap

Menurut Jogiyanto (2005:796) Flowmap merupakan

“bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari

sistem”. Bagan ini menjelaskan urutan-urutan dari prosedur-

prosedur yang ada di dalam sistem.


Tabel 2.1 Simbol Flowmap

Simbol Nama Fungsi

Dokumen Menunjukkan dokumen input/output

Kegiatan Manual Menunjukkan kegiatan manual

Proses Menunjukkan kegiatan proses

Menunjukkan tempat penyimpanan


Hard disk
file

Menunjukkan keputusan dilanjutkan


Keputusan
atau berhentinya kegiatan

Menunjukkan arah aliran yang


Arah aliran
dilakukan

Sumber : Jogiyanto (2005 :796)


b. Flowchart

Menurut Ladjamuddin (2005:263) “Flowchart (Bagan Alir)

adalah gambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-

urutan prosedur dari suatu program”.


Tabel 2.2 Flowchart

Simbol Nama Fungsi

Terminator Memulai/Mengakhiri

Garis Alir Arah Aliran Program

Preparation Proses Inisialisasi

Proses Proses Pengolahan Data

Input/Output Proses input/output data, parameter, informasi

Data

Decision Perbandingan, pernyataan, penyelesaian data

yang memberikan pilihan

On Page Penghubung bagian-bagian flowchart yang

Connector berada pada satu halaman

Off Page Penghubung bagian-bagian flowchart yang

Connector berada pada halaman berbeda

Sumber : Ladjamudin (2005:267)


3. Diagram Konteks (DK)
Andri Kristanto (2008:70) mendefinisikan bahwa Diagram

Konteks sebagai berikut:

Diagram Konteks adalah sebuah diagram sederhana yang


menggambarkan hubungan antara entiti luar, masukan dan keluaran
dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran
tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

Berikut merupakan contoh Diagram Konteks Sistem Informasi

Pasien Rawat Inap:

Gambar 2.1 Contoh Diagram Konteks


Sumber: Didik Tristianto M.Kom. (2015)

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa relasi antara entiti

luar operator dengan sistem informasi pasien rawat inap adalah input

data pasien dan seterusnya relasi antara entiti pasien dengan sistem

informasi pasien rawat inap adalah rincian biaya.

4. Data Flow Diagram (DFD)

a. Pengertian

Andri Kristanto (2008:61) Menjelaskan bahwa:

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika data


atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data
dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data
disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan
interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan
pada data tersebut.
DFD menggambarkan penyimpanan data dan proses yang

mentrasformasikan data. DFD menunjukkan hubungan antara data

pada sistem dan proses pada sistem.

Ada 2 teknik dasar DFD yang umum dipakai yaitu Gane

and Sarson dan Yourdon and De Marco.

b. Simbol Data Flow Diagram (DFD)

Ada beberapa simbol DFD yang dipakai untuk

menggambarkan data beserta proses transformasi data, antara lain

sesuai dengan gambar di bawah ini:

Tabel 2.3 Simbol Data Flow Diagram (DFD)

Sumber: Darmansyah (2012)


c. Sintak dan Fungsi Simbol DFD

Ada beberapa sintak yang berlaku untuk semua simbol

DFD yaitu antara lain:


1) Komponen Proses

a) Proses menunjukkan transformasi dari masukan menjadi

keluaran dan biasanya komponen proses dapat disimbolkan

dengan lingkaran atau segi empat tumpul.

b) Dalam proses umumnya didefinisikan dengan kalimat

sederhana atau kata tunggal.

c) Nama lingkaran tersebut mendeskripsikan respon yang

harus dilakukan sistem dalam menganalisa keadaan.

2) Komponen Alir Data (Data Flow)

a) Menggambarkan gerakan paket data atau intonasi dari suatu

bagian ke bagian lain dari sistem.

b) Aliran data di presentasikan dengan menggunakan anak

panah.

c) Nama fungsi untuk menjelaskan arti dalam aliran tersebut

dan ditulis untuk mengidentifikasikan aliran tersebut.

d) Ujung panah menunjukan arah data bergerak.

e) Aliran data yang digambarkan sebagai panah dengan dua

ujung menggambarkan terjadinya dialog.

f) Aliran data dapat menyebar atau menyatu.

3) Komponen Penyimpanan (Data Source)

a) Dipakai untuk memodelkan kumpulan data, misalnya paket

data, tape magnetis, disk dan model DBMS.


b) Penyimpanan direpresentasikan dengan garis pararel atau

segi empat terbuka.

4) Komponen Entiti Luar

a) Merupakan bagian luar sistem, aliran data yang

dihubungkan dengan entiti luar dan menunjukkan hubungan

antara sistem dengan dunia luar.

b) Entity luar direpresentasikan dengan empat persegi

panjang.
d. Peraturan penting dalam DFD

Dalam penggambaran simbol DFD, ada beberapa peraturan

yang harus diperhatikan sehingga dalam penggambarannya tidak

terjadi kesalahan. Peraturan-peraturannya adalah sebagai berikut:

a) Antara entiti luar tidak diijinkan terjadi hubungan atau relasi.

b) Tidak boleh ada aliran data antara entiti luar dengan data store.

c) Untuk alasan kerapian, entiti luar atau data store boleh

digambarkan beberapa kali dengan tanda khusus, misalnya

diberi nomor.

d) Satu aliran data boleh mengalirkan beberapa struktur data.

e) Bentuk anak panah aliran tidak boleh bervariasi.

f) Semua obyek harus mempunyai nama.

g) Aliran data selalu diawali dan diakhiri dengan proses.

h) Semua aliran data harus mempunyai tanda panah.

e. DFD Leveled

Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja

antar fungsi yang berhubungan satu dengan yang lain dengan aliran

dan penyimpanan data. Sebagai alat bantu desain sistem, model ini

hanya memodelkan sistem dari sudut pandang yaitu sudut pandang

fungsi.

Dalam DFD Leveled ini akan terjadi penurunan level

dimana dalam penurunan level yang lebih rendah harus mampu

merepresentasikan proses tersebut ke dalam spesifikasi proses yang


jelas. Jadi dalam DFD leveled bisa dimulai dari DFD level 0

kemudian turun ke DFD level 1 dan seterusnya. Setiap penurunan

hanya dilakukan bila perlu.

Dalam penurunan level, tidak semua bagian dari sistem

harus diturunkan dengan jumlah level yang sama.Aliran data yang

masuk dan keluar pada suatu proses dilevel X harus berhubungan

dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level X+1 yang

mendefinisikan proses pada level X tersebut.

5. Data Dictionary (Kamus Data)

Menurut Sutabri (2004:170) “Kamus Data adalah katalog fakta

tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem

informasi”.

Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang berada pada

data flow diagram. Arus data yang ada di DFD bersifat global dan

hanya menunjukkan nama arus data, sedangkan keterangan lebih lanjut

mengenai komponen dari sebuah arus data di DFD dapat ditulis pada

kamus data. Sehingga, pembuatan data dictionary harus dapat

mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya.

Data dictionary (kamus data) tidak menggunakan notasi grafik

sebagaimana halnya data flow diagram. Kamus data berfungsi untuk

membantu user agar dapat mengerti aplikasi secara rinci dan

mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem


secara lengkap, sehingga pengguna dan penganalisa sisyem memiliki

dasar pengertian yang sama tentang sistem yang digunakan.

Data dictionary mendefinisikan elemen data dengan fungsi

sebagai berikut:

a. Menjelaskan arti aliran data serta penyimpanan data dalam

DFD (Data Flow Diagram).

b. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui

aliran, misalnya alamat diuraikan menjadi kecamatan, kota,

propinsi, kode pos serta negara.

c. Menjelaskan secara detail tentang nilai dan satuan yang relevan

bagi penyimpanan dan aliran.

d. Mendeskripsikan hubungan yang rinci antara data storage yang

akan menjadi titik perhatian dalam ERD.

6. Entity Relationship Diagram (ERD)

a. Pengertian

Imam Haryanto (2008:12) mendefinisikan Entity

Relationship Diagram (ERD) sebagai berikut:

Entity Relationship Diagram (ERD) atau Diagram


Hubungan Antara Entitas merupakan hasil akhir dari proses
analisis terhadap sistem yang ditinjau yang dilakukan oleh seorang
Analis Sistem.
Setelah seorang Analis Sistem melakukan survey terhadap

sistem yang akan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah

merancang sistem tersebut ke dalam suatu model tertentu.


Proses Perancangan Sistem tersebut yang sering dilakukan

meliputi:

1) Pembuatan Diagram Konteks

2) Pembuatan Data Flow Diagram

3) Pembuatan Data Dictionary

4) Pembuatan ERD

b. Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)

Adapun symbol-simbol ERD yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.4 Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)

NO Simbol Keterangan

Entitas : Sekumpulan objek yang dapat di identifikasi


1
dan dibedakan di lingkungan pemakai

Atribut : Elemen dari entitas yang berfungsi


2
mendeskripsikan karakteristiknya

3 Relasi : Hubungan yang terjadi antara entitas

Hubungan antara entitas dengan atributnya dan


4
himpunan entitas dengan himpunan relasinya

Sumber: Yakub (2008:26)


c. Kardinalitas

Kardinalitas relasi merupakan hubungan maksimum yang

terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga

sebaliknya. Terdapat tiga macam kardinalitas relasi yaitu:

1) One to One

Hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian

pada entitas kedua dan sebaliknya.

NID NID
N N

1 1
Dosen Kepala Dosen

Gambar 2.2 Kardinalitas Relasi One to One


Sumber: Ladjamuddin (2005:14

2) One to Many atau Many to One

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama

dengan banyak ke satu, tergantung dari arah mana hubungan

tersebut dilihat.

NIDN Nama NIDN Nama


ma
n
1 Mahasiswa
Dosen Mengajar

Gambar 2.3 Kardinalitas Relasi One to Many atau Many


to One
Sumber: Ladjamuddin (2005:150)

3) Many to Many
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap

kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak

hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya.

NPM Nama NPM Nama

Mahasiswa n n Mata Kuliah


Memiliki

Gambar 2.4 Kardinalitas Relasi Many to Many


Sumber: Ladjamuddin (2005:151)

2.2 Teori-Teori Aplikasi

F. Visual Basic .NET

1. Pengertian Visual Basic .NET

Priyanto Hidayatullah (2015:5) menjelaskan Visual Basic .NET

sebagai berikut:

Visual Basic .NET adalah Visual Basic yang direkayasa


kembali untuk digunakan pada Platform .NET sehingga aplikasi yang
dibuat menggunakan Visual Basic .NET dapat berjalan pada sistem
komputer apa pun, dan dapat mengambil dari server dengan tipe apa
pun asalkan terinstal .NET Framework.

2. Perkembangan Visual Basic .NET

Berikut ini perkembangan Visual Basic .NET:

a. Visual Basic .NET 2002 (VB 7.0)

b. Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1)

c. Visual Basic .NET 2005 (VB 8.0)

d. Visual Basic .NET 2008 (VB 9.0)

e. Visual Basic .NET 2010 (VB 10.0)

f. Visual Basic .NET 2012 (VB 11.0)


g. Visual Basic .NET 2013

h. Visual Basic .NET 2015

Berikut merupakan contoh tampilan dari salah satu jenis visual

basic .NET:

Gambar 2.5 Tampilan Visual Basic .NET 2010 (VB 10.0)


Sumber: Mustopo (2012)

3. Lingkungan Kerja Visual Basic .NET

Lingkungan kerja pada Visual Basic .NET umumnya memiliki

lingkungan sebagai berikut:

a. Menu Bar, berfungsi untuk pengelolaan fasilitas yang dimiliki

oleh Visual Basic .NET, sedangkan Tool Bar, berfungsi untuk

melakukan perintah khusus secara cepat.

b. Form, merupakan objek utama yang berfungsi sebagai

Interface (antar muka) dari aplikasi yang akan dibuat. Pada

form ini kita bisa meletakkan objek-objek yang terdapat dari

Toolbox.
Gambar 2.6 Form New Project
Sumber Visual Studio 2010

c. Toolbox, berfungsi untuk menyediakan objek-objek atau

komponen yang digunakan dalam merancang sebuah form pada

aplikasi yang akan dibuat.

Gambar 2.7 Form New Project


Sumber Visual Studio 2010
d. Solution Explorer, berfungsi untuk menampilkan project

beserta file-file pendukung yang terdapat pada sebuah program

aplikasi.

e. Peroperties, berfungsi untuk mengatur property-property yang

ada di setiap objek yang diletakkan pada sebuah form

G. Database

1. Pengertian database

Menurut Imam Heryanto (2008:1) Database adalah kumpulan

dari tabel. Satu tabel merepresikan suatu entitas tertentu. Suatu entitas

terdiri atas beberapa atribut.


2. Database Management System (DBMS)

DBMS (Database Management System) adalah program yang

ditujukan untuk melaksanakan manajemen data. (Kadir, Abdul,

2014:185)

Perangkat lunak ini menyediakan fasilitas untuk menyimpan

data, memanipulasi data, dan mengambil data dengan cara yang mudah

dan cepat. Di lingkungan PC yang berbasis Windows, Microsoft

Access merupakan contoh DBMS yang sangat popular. Di lingkungan

Linux, MySQL, merupakan DBMS yang sangat banyak dipakai untuk

aplikasi web.

3. Database di dalam Microsoft Access

Pengertian database pada Microsoft Access adalah sekumpulan

objek yang terdiri dari Tabel, Query, Form, Report, Pages, Macro dan

Module. Objek-objek ini ditampung dalam satu wadah atau database.

Jadi, dalam Microsoft Access yang dimaksud database adalah

kumpulan dari Tabel, Query, Form, Report, Page, Macro dan Module.

Database di Microsoft Access selain terdiri dari objek atau objects

terdapat juga groups.

H. Microsoft Access 2013

1. Pengertian Microsoft Access 2013

Edy Winarso, Ali Zaki, dan SmitDev Community (2013:1)

mendefinisikan tentang Microsoft Access 2013, sebagai berikut:

Access 2013 adalah software RDBMS (Relational Database


Management System) yang cukup popular dalam penggunaan di dunia
perkantoran atau bisnis. Antarmukanya yang user friendly dan
pembuatan aplikasinya yang menjadikan Access 2013 sangat mudah
diterapkan.

2. Menginstal Access 2013

Cara mengisntal Access 2013 sama seperti aplikasi Office 2013

lainnya, yaitu dengan menggunakan CD installer dari Office 2013.

Pada saat memilih software yang hendak diinstal, nama software

Microsoft Access 2013 juga terpilih.

Berikut merupakan contoh tampilan dari Microsoft Access

2013:

Gambar 2.8 Tampilan Microsoft Access 2013


Sumber: Nur Hadi Saputra (2015)

3. Komponen Tipe Data Microsoft Access 2013

a. Short Text, untuk Text, huruf, angka, simbol, yang tidak

memerlukan perhitungan matematik. Max. 225 character.

b. Long Text, untuk Teks dengan ukuran besar. 65.535 character.


c. Number, untuk Angka dan simbol matematik yang memerlukan

perhitungan matematik.1, 2, 4, 8, or 16 byte.

d. Date/time, untuk Tanggal dan jam, mulai dari 100 hingga 9999. 8

byte.

e. Currency, untuk Nilai/mata uang. Keakuratan hingga 15 digit di

sebelah kiri tanda pecahan dan 4 digit disebelah kanan pecahan. 8

byte.

f. Auto Number, untuk Nilai urut, Read only. 4 byte.

g. Yes/No, untuk Menyimpan tanda Ya atau Tidak atau Benar atau

Salah. 1 byte.

h. OLE Object, untuk Referensi OLE atau ActiveX yang dihubungkan

ke Ms. Access. Up to 1 Gigabyte.

i. Hyperlink, untuk Referensi lokasi dikumen atau alamat URL. Up

to 2048 character.

j. Attachment, untuk menyimpan attachment file dalam berbagai

format.

k. Calculated, untuk Fasilitas yang berguna untuk menghitung

operasi matematika antara field yang satu dengan field yang

lainnya.

l. Lookup Wizard, untuk Berhubungan dengan nilai pada tabel lain

melalui list box atau combo box. Around 4 byte.


BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

A. Pengertian Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:2), Metode Penelitian merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode Kualitatif

dengan pendekatan Deskriptif. Dengan metode ini diharapkan dapat

mendeskripsikan permasalahan-permasalahan sistem serta kebutuhan

informasi pada sistem yang akan dirancang.

B. Pengertian Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224), Teknik Pengumpulan Data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data

yang digunakan oleh penulis adalah dengan cara observasi, wawancara,

serta dilengkapi dengan studi pustaka.

1. Observasi

Menurut Notoatmodjo (2010 :131)” Observasi adalah suatu

hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk

menyadari rangsangan.”

2. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231), Wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide


melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Penulis melakukan wawancara kepada petugas

rekam medis untuk memperoleh informasi yang diperlukan tentang

fakta kebutuhan sistem informasi peminjaman dan pengembalian

berkas rekam medis pasien rawat jalan di Klinik Medika Antapani

Bandung.

Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mempunyai

beberapa keuntungan sebagai berikut:

a. Lebih mudah dalam menggali bagian sistem mana yang

dianggap baik dan bagian mana yang dianggap kurang baik.

b. Jika ada bagian tertentu yang menurut anda perlu untuk digali

lebig dalam, anda dapat langsung menanyakan kepada

narasumber.

c. Dapat menggali kebutuhan user secara lebih bebas.

d. User dapat mengungkapkan kebutuhannya secara lebih bebas.

Selain mempunyai beberapa kelebihan tersebut, teknik

wawancara juga mempunyai beberapa kelemahan. Berikut ini

adalah beberapa kelemahan dari teknik wawancara:

a. Wawancara akan sulit dilakukan jika narasumber kurang dapat

mengungkapkan kebutuhannya.

b. Pertanyaan dapat menjadi tidak terarah, terlalu focus pada hal-

hal tertentu dan mengabaikan bagian lainnya.


3. Studi Pustaka

Untuk melengkapi data yang diperlukan oleh penulis, penulis

melakukan studi pustaka yaitu suatu metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan klasifikasi bahan – bahan tertulis yang

berhubungan dengan permasalahan baik dari sumber dokumen,

buku – buku, internet, dan pustaka lainnya yang bisa digunakan.

C. Waktu & Tempat penelitian

Penelitian yang dilakukan melalui Praktek Kerja Lapangan yang


bertempat di :
1. Nama Lembaga : Klinik Medika Antapani Bandung
2. Alamat : Jl. Purwakarta No. 3
3. Telepon/ Fax : (022) 7200736
4. Pembimbing : Melda Nurani. A.md
5. Jabatan : Koordinator Rekam Medis
6. Waktu Pelaksanaan : 10 Oktober 2016 – 10 Desember 2016

3.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan metode siklus

klasik / model air terjun (waterfall) untuk Metode Pengembangan Perangkat

Lunaknya.

Model air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensi linier

(sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). (Rosa dan

Shalahuddin, 2014:28)
Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak

secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean,

pengujian, dan tahap pendukung (support). Berikut adalah gambar model air

terjun:

Gambar 3.1 Ilustrasi Model Waterfall


Sumber: Gunawan Busyaeri (2015)

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk

mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami

perangkat lunak seperti apa yang dibituhkan oleh user. Spesifikasi

kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada

desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data,

arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur

pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan desain agar dapat


diimplementasikan menjasi program pada tahap selanjutnya. Pada tahap

ini juga perlu di dokumentasikan.

3. Pembuatan kode program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari

tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat

pada tahap desain.

4. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional

dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk

meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang

dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami

perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena

adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau

perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap

pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan

mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang

sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

Dari kenyataan yang terjadi sangat jarang model air terjun dapat dilakukan

sesuai alurnya karena sebab berikut:


a. Perubahan spesifikasi perangkat lunak terjasi di tengah alur

pengembangan.

b. Sangat sulit bagi pelanggan untuk mendefinisikan semua spesifikasi di

awal alur pengembangan. Pelanggan sering kali butuh contoh

(prototype) untuk menjabarkan spesifikasi kebutuhan sistem lebih

lanjut.

c. Pelanggan tidak mungkin bersabar mengakomodasi perubahan yang

diperlukan si akhir alur pengembangan.

Dengan berbagai kelemahan yang dimiliki model air terjun

tapi model ini telah menjadi dasar dari model-model yang lain dalam

melakukan perbaikan model pengembangan perangkat lunak.

Model air terjun sangat cocok digunakan kebutuhan pelanggan

sudah sangat dipahami dan kemungkinan terjadinya perubahan

kebutuhan selama pengembangan perangkat lunak kecil. Hal positif

dari model air terjun adalah struktur tahap pengembangan sistem jelas,

dokumentasi dihasilkan di setiap pengembangan, dan sebuah tahap

dijalankan setelah sebelumnya selesi dijalankan (tidak ada tumpang

tindih pelaksanaan tahap).


BAB IV
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

4.1 Tinjauan Organisasi

A. Sejarah Singkat Klinik Utama Medika Antapani

PT. Medika antapani berawal dari pengembangan Apotek

Amadena (1986), di Jl. Kiaracondong no.95 Bandung. Tahun 1989,

didirikan Apotek Arima dan Balai Pengobatan Medika Antapani Jl.

Purwakarta No.3 Antapani Bandung.

Guna memenuhi kebutuhan akan kesehatan yang lengkap serta

seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perluasan wilayah Antapani,

Medika Antapani terus berkembang dengan melengkapi pelayanannya

meliputi Praktek Berkelompok Dokter Spesialis, Klinik Umum Dengan

Ruang Tindakan, Klinik Gigi, Apotek, Laboratorium Klinik Dan EKG,

Klinik Psikologi, Klinik Rehabilitasi Medis Dan Klinik Kecantikan Serta

Pelayanan Home Care Dan Ambulan. Menyambut diberlakukanya UU

kesehatan pada Oktober 2005, Usaha perseorangan ini dikukuhkan

menjadi usaha berbentuk badan hukum dengan nama PT. Medika

Antapani.

B. Visi dan Misi Klinik Medika Antapani Bandung

1. Misi Klinik Medika Antapani Bandung

“Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Pilihan Keluarga yang

Terkemuka dan Terbaik di Masyarakat Jawa Barat”.


2. Visi Klinik Medika Antapani Bandung

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan

yang bermutu dengan biaya yang terjangkau.

b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang

berkesinambungan.

c. Meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan karyawan serta

memberi manfaat bagi masyarakat luas.

d. Memiliki sinergi dengan mitra usaha untuk bersama-sama

meningkatkan daya saing agar menjadi klinik kesehatan

keluarga yang terkemuka di Bandung.

e. Memiliki Sumber Daya Manusia yang profesional dengan terus

menerus mengembangkan kompetensinya.

C. Tujuan, Motto, dan Tata Nilai Klinik Medika Antapani Bandung

1. Tujuan Klinik Medika Antapani Bandung

Dapat terus meningkatkan pelayanan dan meningkatkan

kesejahteraan karyawan melalui perolehan keuntungan yang

berkelanjutan.

2. Motto Klinik Medika Antapani Bandung

”Solusi Kesehatan Keluarga Anda”

3. Tata Nilai Klinik Medika Antapani Bandung

a. Siap, Cepat, Tepat dan Lengkap


Medika Antapani selalu siap melayani pelanggan dengan

cepat, tepat, dan lengkap karena kesehatan pelanggan adalah

tujuan dan keberhasilan kami. Pelayanan yang diberikan akan

seperti pelayanan yang kami sendiri harapkan yaitu pelayanan

secara pribadi.

b. Ramah, Sopan, dan Santun

Pemilik, karyawan, dokter, rekanan dan pelanggan

Medika Antapani selalu berhubungan dengan ramah, sopan dan

bersahabat sehingga tercipta kekeluargaan yang erat dan hangat.

c. Kebersamaan dalam perubahan

Seluruh karyawan dan pemilik selalu terbuka terhadap

kritik dan saran untuk berubah bersama-sama mencapai keadaan

yang lebih baik sehingga pertumbuhan dan keberhasilan dapat

terus dipertahankan dan ditingkatkan.

d. Peduli Lingkungan

Medika Antapani selalu peduli terhadap kebersihan dan

kesehatan lingkungan.
D. Struktur Organisasi Klinik Medika Antapani Bandung

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Klinik Medika Antapani Bandung

Sumber : Klinik Utama Medika Antapani Bandung

E. Unit – Unit Kerja Rekam Klinik Utama Medika Antapani Bandung

1. Kepala instansi Rekam Medis

a. Fungsi Pokok

1) Menyusun program kerja rekam medik setiap awal tahun

2) Merencanakan pembinaan, pengembangan, karir karyawan di

unit rekam medik dalam rangka kaderisasi

3) Merencanakan perubahan sistem dan prosedur kerja dalam

rangka peningkatan mutu pelayananan di unit rekma medik.

4) Menyusun rencana pengendalian dan peningkatan mutu di unit

kerja rekam medik.


b. Fungsi Pengorganisasian

1) Menyusun rencana pengendalian dan peningkatan mutu di unit

kerja rekam medik.

2) Melaksanakan koordinasi di unit rekam medik maupun dengan

unit/ departemen lain.

3) Mengatur semua kegiatan operasional di unit rekam medik,

sehingga tujuan unit rekam medik dapat tercapai secara efektif

dan efisien.

4) Melaksanakan pembinaan, bimbingan, dan pengembangan

karir karyawan di unit rekam medik.

c. Fungsi Penggerakan

1) Menciptakan hubungan yang professional antara sesama

karyawan di unit rekam medik maupun pelanggan internal dan

eksternal.

2) Melaksanakan dan memimpin setiap pertemuan berkala

maupun incidental Unit Rekam Medik

3) Melaksanakam kerja sama yang baik dengan unit-unit

operasional Klinik Medika Antapani Bandung maupun

lembaga lain yang terkait.

4) Menyerahkan karyawan di Unit Rekam Medik agar mematuhi

peraturan, kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.


5) Membawa karyawan di Unit Rekam Medik untuk peka,

terbuka, komitme terhadap kemajuan Klinik Medika Antapani

Bandung dan mempunyai rasa memiliki yang tinggi.

d. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian

1) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan,

peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

2) Mengawasi dan mengendalikan setiap pemakaian fasilitas dan

perlengkapan di Unit Rekam Medik.

3) Mengawasi dan mengendalikan setiap pemakaian barang –

barang rutin di Unit Rekam Medik.

4) Mengawasi dan mengendalikan setiap pemakaian barang –

barang rutin di Unit Rekam Medik.

5) Mengawasi dan mengendalikan mutu pelayananan di Unit

Rekam Medik.

e. Fungsi Evaluasi

1) Mengevaluasi kinerja sumber daya manusia di Unit Rekam

Medik.

2) Mengevaluasi pemakaian barang dan fasilitas klinik

3) Mengevaluasi mutu pelayananan di unit Rekam Medik

4) Mengevaluasi dan menganalisa laporan kerja bulanan, tiwulan,

semsester dan tahunan di unit Rekam Medik.

f. Menyajikan laporan-laporan kegiatan rekam medik


g. Menghadiri rapat-rapat dengan direksi dan unit/departemen lain

yang berkaitan dengan pelayanan medik.

h. Mengikuti pertemuan ilmiah yang ada hubungannnya dengan

tugas untuk meningkatkan pengetahuan profesi dan keterampilan.

i. Melakasanakan tugas lain yang diberikn oleh atasan untuk

menunjang kelancaran kegiatan klinik.

2. Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

Tugas pokok :

a. Menerima pendaftaran pasien untuk pelayanan rawat jalan

b. Mengetahui dan menginformasikan dengan jelas nama dokter,

klinik dan jam praktek dokter Klinik Utama Medika Antapani

Bandung.

c. Memberi rekomendasi dokter yang tepat kepada pasien dan

mengarahkan pasien ke kliniknya..

d. Memberikan standar pelayanan pendaftaran pasien secara ramah,

sopa, tepat, dan efisien.

e. Meng-input data pasien dan pelayanan poliklinik yang dituju

kedalam computer berdasarkan informasi yang diberikan oleh

pasien.

f. Mencetak struk, bagi pasien yang akan berkunjung pada hari tersebut

baik untuk pasien baru maupun pasien lama.

g. Menghubungi dokter mitra (visiting) yang on call dan mempunyai

pasien pada hari tersebut.


h. Memastikan baik kepada dokter maupun pasien bahwa informasi

yang disampaikan sudah jelas, dimengerti dan di setujui.

i. Mengetahui dan mengerti hal-hal yang berhubungan dengan

perusahaan yang bekerja sama dengan Klinik Utama Medika

Antapani Bandung, antara lain :

1) Blacklist kontraktor atau kontraktor yang sudah tidak bekerja

sama lagi

2) Pasien dan atau keluarga yang sudah tidak ditanggung lagi oleh

kontraktor kerja saa.

3) Penambahan anggota atau karyawan baru dari kontraktor kerja

sama tersebut.

4) Penambahan kontraktor yang bekerja sama dengan Klinik

Utama Medika Antapani Bandung.

j. Membantu dan menjaga kebersihan lingkungan Klinik

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan untuk

menunjang kelancaran kegiatan klinik.

l. Dan lain-lain yang berhubungan dengan jabatan pekerjaan.

3. Petugas Filling (Ambulator)

Tugas pokok :

a Menerima berkas rekam medik dari urusan pengelolaan rekam

medik rawat jalan di UGD.

b Menyimpan berkas rekam medik di rak sortir yang sudah

disediakan sesuai dengan buntut nomor rekam medis.


c Berkas yang sudah proses di masukan dan disimpan di lemari

file.

d Menyimpan dan menyusun berkas rekam medik tersebut

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

e Melakukan pengamatan terhadap penyimpanan secara periodic

untuk menemukan salah simpan.

f Melayani permintaan peminjaman berkas rekam medik dari unit

pelayanan, tenaga kesehatan, dan non kesehatan yang

melakukan penelitian atau pasien yang akan dikontrol dan

memeriksa surat usulan atau bon permintaan berkas rekam

medik yang diajukan untuk mencatatnya di buku peminjaman.

g Memasukan data rekam medis yang keluar secara system online

h Membuat laporan perkembangan kapasitas dan pemakain

peralatan di ruang filling.

i Menyiapkan kertas rekaam medik pasien perjanjian untuk dokter

yang akan praktek di poliklinik.

j Menyortir rekam medik yang tidak pernah digunakan lagi sesuai

dengan ketentuan untuk disimpan di tempat penyimpanan in

aktif.

k Menjaga kerahasiaan rekam medik

l Menyusun laporan hasil pelaksaan kegiatan yang meliputi

jumlah rekam medik yang dikeluarkan setiap hari dari rak

penyimpanan untuk memenuhi permintaan.


F. Visi dan Misi Rekam Medis Klinik Utama Medika Antapani Bandung

1. Visi Unit Kerja Rekam Medis

Menjadikan Unit Rekam Medis sebagai unit penunjang pelayanan

kesehatan yang terarah dan komprehensif (luas).

2. Misi Unit Kerja Rekam Medis

a. Misi Unit Kerja Rekam Medis

b. Melakukan upaya peningkatan kualitas kerja, kesejahteraan

petugas dan keselarasan kerja.

c. Melakukan pelatihan dan pendidikan guna meningkatkan

produktivitas kerja.

d. Melakukan upaya pelayanan yang cepat, tepat dan akurat.

G. Struktur Organisasi Rekam Medis Klinik Utama Medika Antapani

Bandung.

Direktur Klinik
Dr.H.Gunawan Day,Sp.THT.,MARS

Kepala Instansi Rekam Medis


Hanifah Salamah

Rekam Medis
Melda Nurani Pendaftaran Ambulator

Gina Altikah S. Iip permana


Mira Hardianti Pian Sopian
Novieka Sukawati Epik Mulyana
Irma Octaviani Derry Nugraha
Wida Puspita Rio Nugraha

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis


Klinik Medika Antapani Bandung
Sumber : Klinik Utama Medika Antapani Bandung
4.2 Uraian Prosedur

A. Prosedur Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Klinik Utama Medika

Antapani Bandung.

1. Petugas poli atau bagian pendaftaran meminjam berkas rekam medis

dengan cara menelpon ke bagian ambulator atau petugas penjaga

ruangan rekam medis.

2. Petugas Ambulator menulis di buku ekspedisi dan mengantarkan berkas

rekam medis.

3. Berkas rekam medis berada di poli (peminjam)

4. Berkas rekam medis dikembalikan ke ruangan rekam medis

5. Petugas Ambulator menulis pengembalian di buku ekspedisi.


B. Alur Pelaksanaan Peminjaman dan Pengembalian Klinik Utama

Medika Antapani Bandung

Mulai

Petugas meminjam berkas


rekam medis melalui
telpon

Petugas Ambulator
menulis di buku ekspedisi
dan mengantarkan berkas

Berkas rekam medis


berada di poli peminjam

Berkas rekam medis


dikembalikan

Petugas Ambulator
mengembalikan berkas
dan menulis di buku
ekspedisi

Selesai

Gambar 4.3 Alur Pelaksanaan Peminjaman dan Pengembalian


Berkas Rekam Medis
Sumber: Unit Rekam Medis Klinik Utama Medika Antapani Bandung

C. Dekomposisi Fungsi

Dekomposisi fungsi yaitu gambar tersusun tentang pemisahan

fungsi-fumgsi yang ada di dalam organisasi. Dekomposisi fungsi alur

peminjaman dan pengembalian rekam medis rawat jalan Klinik Utama

Medka Antapani Bandung terdapat 3 fungsi yang dilakukan. Berikut

penjelasaannya:
1. Pada Distribusi rekam medis rawat jalan yang pertama dilakukan adalah

peminjaman berkas yaitu bagian pendaftaran/poli meminjam berkas ke

bagian filling dan menulis di buku ekspedisi.

2. Setelah berkas ada di poli lalu di kembalikan ke bagian rekam medis

dan di sortir.

3. Dan berkas di buat laporan peminjaman dan pengembalian berkas

rekam medis.

Sistem Informasi Distribusi


Rawat Jalan

Peminjaman Pengembalian Laporan

Buku Ekspedisi Menyortir rekam medis

Gambar 4.4 Dekomposisi Fungsi


Sumber: Unit Rekam Medis Klinik Utama Medika Antapani Bandung

D. Analisa Masukan

Input (masukan) adalah penginputan data dari sistem analisis

kelengkapan rekam medis rawat jalan yang sedang berjalan dari sumber

data yang akan diinput. Analisis (input) adalah segala sesuatu yang

masuk kedalam sistem selanjutnya menjadi bahan untuk proses. Dalam

proses peminjaman dan pengembalian rekam medis rawat jalan, analisis


masukan nya berupa data pasien yang berasal dari rekam medis pasien.

Data masukan yang dicatat pada buku ekspedisi adalah sebagai berikut :

Dokumen peminjaman Rekam Medis

Deskripsi : Merupakan buku yang diisi oleh petugas rekam

medis untuk peminjaman rekam medis.

Fungsi :Untuk pencatatan data peminjaman dan

pengembalian

Sumber : Peminjaman, Petugas rekam medis.

Bentuk Dokumen : Buku

Elemen Data : Tgl peminjaman, No. Rekam Medis, nama pasien,

nama peminjam.

E. Analisa Keluaran

Keluaran merupakan hasil akhir dari suatu proses informasi, data-data

yang didapat diproses sehingga menghasilkan sebuah informasi yang

dibutuhkan. Format keluaran dari proses data yang berkaitan dengan

sistem peminjaman dan pengembalian rekam medis rawat jalan di Klinik

Utama Medika Antapani Bandung sebagai berikut :

Deskripsi : Laporan Peminjaman dan Pengembalian

Fungsi :Untuk Laporan Peminjaman dan Pengembalian

Rekam Medis.

Sumber : Peminjam, Petugas Rekam Medis

Frekuensi : Setiap Rekam Medis Dipinjam dibuat

peminjaman.
Bentuk Dokumen : Buku

Elemen Data : Tgl peminjaman, tgl pengembalian, No rekam

medis, nama pasien, nama peminjam, tanda tangan petugas, rekam medis.

F. Analisis Proses

1. Flowmap

Flowmap Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Klinik Utama


Medika Antapani yang sedang berjalan

Petugas Ambulator Poli Kepala Rekam Medis

Mulai
Laporan Peminjaman
& Pengembalian
rekam medis
Berkas rekam Berkas rekam
medis yang Medis yang
sedang dipinjam dipinjam

Pengembalian
Input data
Berkas Rekam
peminjaman di
Medis
buku ekspedisi

Rekam Medis Input data


Kembali pengembalian di
buku ekspedisi

Berkas Laporan
Peminjaman dan
Pengembalian Rekam
Medis

Gambar 4.5 Flowmap Peminjaman dan Pengembalian yang


berjalan
Sumber: Unit Rekam Medis Klinik Utama Medika Antapani Bandung
2. Diagram Konteks

RM akan di pinjam SI Peminjaman dan Kepala Rekam


Petugas laporan
Data peminjaman Pengembalian Medis
Ambulator
Data pengembalian

Berkas RM dikembalikan

Buat Lap Peminjaman & Pengembalian

Gambar 4.6 Diagram Konteks Peminjaman dan Pengembalian


yang sedang berjalan
Sumber: Unit Rekam Medis Klinik Utama Medika Antapani Bandung

3. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram Level 0

1.0
Petugas Kepala Rekam
Ambulator
Data Pasien Olah Data Medis
pasien

RM yang akan dipinjam

2.0
Data Peminjaman Olah Data
Peminjaman

3.0
Data Pengembalian Olah Data
Pengembalian
Berkas RM dikembalikan
Laporan peminjaman &
Buat Laporan pengembalian
Peminjaman&
pengembalian

4.0
Buat Laporan

Gambar 4.7 Data Flow Diagram (DFD) Level 0 Peminjaman dan


Pengembalian yang sedang berjalan
Sumber: Unit Rekam Medis Klinik Utama Medika Antapani Bandung
G. Permasalahan yang dihadapi di Klinik Utama Medika Antapani

Bandung

Setelah melakukan observasi dan wawancara, penulis menemukan

permasalahan yang ada dalam sistem informasi Distribusi rekam medis

rawat jalan di Klinik Utama Medika Antapani Bandung, antara lain:

a. Terdapat rekam medis yang tidak ada di tempat penyimpanan rekam

medis saat dibutuhkan, hal tersebut disebabkan oleh keterlambatan

dalam pengembalian rekam medis atau pun hilangnya berkas rekam

medis karena kesalahan dalam penyimpanan berkas. Serta terkadang

tidak adanya koordinasi antara peminjaman rekam medis dan petugas

rekam medis dikarenakan tidak adanya petugas khusus di bagian

penyimpanan berkas.

b. Sistem Laporan Distribusi yang sedang berjalan di Klinik Medika

Antapani Bandung adalah manual, yaitu pada laporan peminjaman

petugas rekam medis hanya mengisi buku ekspedisi, dan laporan

pengembalian hanya berupa rekapan data dari buku ekspedisi tersebut

sedangkan pengembalian petugas rekam medis hanya menceklis satu

persatu rekam medis yang sudah dikembalikan.

c. Masih adanya poli yang terlambat mengembalikan rekam medis rawat

jalan.
4.3 Kesimpulan Hasil Analisis

Berdasarkan analisis yang dilakukan selama melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan di Klinik Medika Antapani Bandung, penulis dapat menyimpulkan,

petugas rekam medis terkadang tidak dapat dengan segera menyediakan

berkas rekam medis yang dia butuhkan, karena masih mengalami beberapa

kesulitan dalam menemukan rekam medis yang dibutuhkan, bahkan ada

beberapa berkas rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan. Beberapa

berkas rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan tersebut salah satu

penyebabnya adalah terlambatnya pengembalian berkas rekam medis dari

poliklinik ke unit rekam medis. Serta tidak adanya laporan peminjaman dan

pengembalian rekam medis sehingga tidak diketahui berkas rekam medis

mana saja yang dipinjam, jumlah rekam medis yang dipinjam dan tujuan poli

yang meminjam. Dan belum adanya suatu sistem informasi peminjaman dan

pengembalian rekam medis tersendiri sehingga menghambat pelayanan

kesehatan.

Maka, dari itu penulis mencoba memberikan saran untuk

melakukan suatu perancangan sistem informasi yang berbasis

komputerisasi guna memperbaiki kekurangan yang ada di Klinik Medika

Antapani Bandung.
BAB V
PERANCANGAN SISTEM

5.1 Rancangan Proses

A. Flowmap

Alur Berkas Rekam Medis Rawat Jalan


Kepala Rekam
Petugas Ambulator
Medis

Mulai
Cetak Laporan
Login

Lap keterlambatan
dan kelengkapan
pengembalian RM
Validasi
Login

Selesai

Input data
peminjaman

Berkas RM
yang sudah diisi Database

Olah data
Pengembalian
berkas RM

Lap keterlambatan
dan kelengkapan
pengembalian RM

Gambar 5.1 Flowmap Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis


B. Diagram Konteks

Data Petugas
Data User Kepala
Data User Ambulator
Sistem Rekam Medis
Petugas Distribusi Laporan peminjaman & Kepala Rekam
Data Pasien
Ambulator Rekam Medis pengembalian Medis
Rawat Jalan
Data Poli

Data Peminjaman

Data Pengembalian

Gambar 5.2 Diagram Konteks Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
C. Data Flow Diagram (DFD)

1. Data Flow Diagram (DFD) Level 0


Data User

Data User Ambulator User


Data User

Petugas 1.0
Data Petugas Data Petugas Petugas
Ambulator Olah Data User
Data Petugas

2.0
Data Pasien Olah Data Data Pasien Pasien
Pasien

3.0
Data Poli Data poli Poli
Olah Data Poli
Data User
Kepala Rekam
Data Petugas Medis
Data Peminjaman
4.0 Data Poli
Olah Data Data pasien
Peminjaman
Data Pengembalian
Data Peminjaman Peminjaman

Data Peminjaman

5.0
Olah Data Data Pengembalian Pengembalian
Pengembalian

6.0
Data Pengembalian
Cetak Laporan
Data Pengembalian

Laporan Peminjaman & Kepala Rekam


Pengembalian Medis

Gambar 5.3 Data Flow Diagram (DFD) Level 0 Distribusi Rekam


Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
2. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 1.0

1.1
Data user 1.2
Petugas Data user Data user Kepala
Petugas Data user
Ambulator Ambulator Petugas Kepala RM Rekam Mdis
ambulator Kepala RM

Data user User Data user

Gambar 5.4 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 1.0


Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
3. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 2.0

2.1
Data Pasien Simpan Data Data Pasien
Pasien

2.2
Petugas
Data Pasien Edit Data Data Pasien Pasien
Ambulator
Pasien

2.3
Data Pasien Hapus Data Data Pasien
Pasien

Gambar 5.5 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 2.0


Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
4. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 3.0

3.1
Data Petugas Simpan Data Data Petugas
Petugas

3.2
Petugas
Data Petugas Edit Data Data Petugas Petugas
Ambulator
Petugas

3.3
Data Petugas Hapus Data Data Petugas
Petugas

Gambar 5.6 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 3.0


Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

5. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 4.0

4.1
Data Poli Simpan Data Data Poli
Poli

4.2
Petugas
Data Poli Edit Data Data Poli Poli
Ambulator
Poli

4.3
Data Poli Hapus Data Data Poli
Poli

Gambar 5.7 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 4.0


Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

6. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 5.0


Laporan Peminjaman Laporan Peminjaman

Laporan Pengembalian Laporan Pengembalian


5.1
Petugas Laporan RM Kepala Rekam
Laporan RM belum kembali Cetak
Ambulator Belum Kembali Medis
Laporan Laporan Keterlambatan
Laporan Keterlambatan Pengembalian RM
Pengembalian RM

Lap Peminjaman
Laporan
Lap Peminjaman
Peminjaman
Lap Pengembalian

Lap RM
Laporan Lap Pengembalian
Blm kmbali
Pengembalian
Lap Lap RM
Keterlambatan RM Blm kmbali Lap Keterlambatan
Laporan RM Pengembalian RM
belum kembali

Laporan
Keterlambatan
Pengembalian RM

Gambar 5.8 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Proses 5.0


Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

D. Kamus Data

Tabel 5.1 Kamus Data User


Nama Data : User
Alias : TB_User
Penjelasan : Dipergunakan untuk menyimpan dam mengedit
semua data pengguna (user) agar dapat masuk ke
dalam sistem ketika akan login.
Arus Data : Petugas Ambulator ke proses 1.1
Kepala Rekam Medis ke proses 1.2
Isi Data : No, username, password, hak akses.
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Tabel 5.2 Kamus Data Pasien
Nama Data : Pasien
Alias : TB_Pasien
Penjelasan : Dipergunakan untuk menyimpan, edit dan hapus
semua data pasien.
Arus Data : Petugas Rekam Ambulator ke proses 2.1
Data Pasien ke proses 3.0
Isi Data : No_RM; Nama_Pasien;Ttl; Umur;nik;alamat;jenis
kelamin;pekerjaan;no
telepon;pendidikan;agama;golongan_darah; status;
ortu .
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Tabel 5.3 Kamus Data Petugas


Nama Data : Petugas
Alias : TB_Petugas
Penjelasan : Dipergunakan untuk menyimpan dan mengubah
data petugas.
Arus Data : Petugas Ambulator ke proses 2.3
Data Petugas ke proses 3.0
Isi Data : NIP, nama, alamat, tanggal lahir, no_tlp,
no_ktp,jkel.
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Tabel 5.4 Kamus Data Poli
Nama Data : Poli
Alias : TB_Poli
Penjelasan : Dipergunakan untuk menyimpan, edit dan hapus
semua data poli.
Arus Data : Petugas Ambulator ke proses 2.2
Data Poli ke proses 3.0
Isi Data : No,kode poli, nama poli
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Tabel 5.5 Kamus Data Peminjaman


Nama Data : Peminjaman
Alias : TB_Peminjaman
Penjelasan : Dipergunakan untuk menyimpan, edit dan hapus
semua data Peminjaman.
Arus Data : Petugas Ambulator ke proses 3.0
Isi Data : No; no rekam medis; Nama_Pasien; nama
poli;kode poli; tanggal pinjam;petugas;tgl harus
kembali; alamat.
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Tabel 5.6 Kamus Data Pengembalian

Nama Data : Pengembalian


Alias : TB_Pengembalian
Penjelasan : Dipergunakan untuk menyimpan, edit dan hapus
semua data Pengembalian.
Arus Data : Petugas Ambulator ke proses 4.0

Isi Data : No; no rekam medis; nama pasien; kode poli;


nama poli; tgl kembali; jam kembali;petugas; tgl
harus kembali;tgl pinjam;alamat;keterlambatan.
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

5.2 Rancangan Basis Data

A. Entity Relationship Diagram (ERD)


Kode_poliklinik Tgl_Peminjaman Tempat_tgl_lahir

Nama_poliklinik Jam_peminjaman Umur

Nama_pasien Petugas Nama_pasien Nik

Tgl_lahir Tgl_haruskembali Alamat


No_Rekam_Medis
Alamat No_Tlp
#No. Alamat Jenis_Kelamin
Nama No_KTP
#No_RM
#NIP Jenis_kelamin Pekerjaan

Rekam
Petugas n Meminjam n No_Tlp
Medis
Pendidikan
n
n
Agama
n #No

Golongan_darah
Poliklinik Kode_poliklinik

Status
n Nama_poliklinik

Nama_orangtua

Mengembalikan

Telat #No

Alamat No_rekammedis

Tgl_peminjaman Nama_pasien

Tgl_haruskembali Kode_poliklinik

Petugas Nama_poliklinik

Jam_pengembalian Tgl_pengembalian

Gambar 5.9 Entity Relationship Diagram (ERD)Distribusi Rekam


Medis yang dirancang
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
B. Relasi Tabel

Pasien Peminjaman Poli

No_Rekammedis No No
Nama No Rekam Medis Kode Polklinik
Tanggal Lahir Nama pasien Nama Poliklinik
No Induk Kependudukan Alamat
Alamat Nama Poliklinik
Jenis Kelamin Kode Poliklinik Petugas
Pekerjaan Tanggal Peminjaman
No Telephone Tanggal harus kembali Nip
Umur Jam Peminjaman Nama
Nama ibu/orang tua Petugas Alamat
Pendidikan Tanggal lahir
Agama No Telepon
Golongan Darah Nik
Status Jenis Kelamin

Pengembalian
No
No Rekam Medis
Nama Pasien
Alamat
Keterlambatan
Nama Poliklinik
Kode Poliklinik
Tanggal peminjaman
Tanggal harus kembali
Jam pengembalian
Petugas
Jam Pengembalian

Gambar 5.10 Relasi Tabel Distribusi Rekam Medis


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

C. Spesifikasi Basis Data

Pada database sistem peminjaman dan pengembalian rawat jalan

ini menggunakan Microsoft Access 2013, terdapat 6 tabel sebagai tempat

penyimpanan data yaitu tabel user, Tabel User, Tabel pasien, Tabel

Petugas, Tabel Poliklinik, Tabel Peminjaman, Tabel Pengembalian.


1. Tabel User

Nama Tabel : TB_User

Primary Key : No

Isi : Data Pengguna

Tabel 5.7 Tabel User


Nama Jenis Data Ukuran Keterangan
No Short text 255 Daftar
User_Name Short Text 10 Nama Pengguna
Kata sandi
Password Short Text 10
pengguna
Untuk hak akses
Hak Akses Short text 10
pengguna
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

2. Tabel Pasien

Nama Tabel : tb_Pasien

Primary Key : No_RM

Isi : Data Pasien

Tabel 5.8 Tabel Pasien


Nama Jenis Data Ukuran Keterangan
No_RM Number Long Integer Nomor Rekam Medis
Nama_Pasien Short Text `10 Nama Pasien
Tempat Tanggal Lahir
Ttl Date/Time -
Pasien
Umur Short text 25 Umur Pasien
NIK Short Text 50 Nomor Induk Pasien
Alamat Short Text 255 Alamat Pasien
Jkel Short Text 25 Jenis Kelamin Pasien
Pekerjaan Short Text 50 Pekerjaan pasien
Short Text Nomor Telepon
Notel 25
pasien
Pendidikan Short Text 50 Pendidikan Pasien
Agama Short text 25 Agama Pasien
Golongan darah
Golongan_darah Short text 25
pasien
Status Short text 25 Status pasien
Nama Orang tua Short text 255 Nama orangtua pasien
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

3. Tabel Petugas

Nama Tabel : tb_Petugas

Primary Key : Nip

Isi : Data Petugas

Tabel 5.9 Tabel Petugas


Nama Jenis Data Ukuran Keterangan
NIP Short text 255 Nomor Induk Petugas
Nama Short Text 255 Nama petugas
Alamat Short Text 255 Alamat Petugas
Tgl_lahir Date/time - Tgl lahir petugas
No_tlp Short text 255 No telepon petugas
No_ktp Short text 255 No ktp petugas
Jkel Short text 255 Jenis kelamin petugas
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

4. Tabel Poliklinik

Nama Tabel : TB_Poliklinik

Primary Key : No

Isi : Data Poliklinik


Tabel 5.10 Tabel Poliklinik
Nama Jenis Data Ukuran Keterangan
No Auto Number Long Integer Nomor Poliklinik
Kode_Poliklinik Short Text 50 Kode Poliklinik
Nama_Poliklinik Short text 25 Nama Poliklinik
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

5. Tabel Peminjaman

Nama Tabel : TB_Peminjaman

Primary Key : No

Isi : Data Peminjaman Berkas Rekam Medis

Tabel 5.11 Tabel Peminjaman


Nama Jenis Data Ukuran Keterangan
No AutoNumber Long Integer Nomor Peminjaman
No_Rekam medis Short Text 10 Nomor rekam medis Pasien
Nama_pasien Short Text 50 Nama Pasien
Nama_Poliklinik Short Text 25 Nama Poliklinik
Kode_Poliklinik Short Text 50 Kode Poliklinik
Tgl_peminjaman Date/Time - Tanggal peminjaman
Jam_peminjaman Short text - Jam Peminjaman
Petugas Short Text 25 Petugas peminjaman
Date/time Tgl rekam medis yang
Tgl_haruskembali
dipinjam harus kembali
Alamat Short Text 50 Alamat peminjaman
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

6. Tabel Pengembalian

Nama Tabel : TB_Pengembalian

Primary Key : No

Isi : Data Pengembalian Rekam Medis


Tabel 5.12 Tabel Pengembalian Rekam Medis
Nama Jenis Data Ukuran Keterangan
Auto Long
No No Pengembalian
Number Integer
No_Rekam Medis Short text 8 No rekam medis
Nama_pasien Short text 25 Nama Pasien
Kode_Poliklinik Short text 5 Kode Poliklinik
Nama_poliklinik Short text 25 Nama Poliklinik
Tgl Pengembalian
Tgl_Pengembalian Date/Time -
berkas
Jam pengembalian
Jam_pengembalian Short text 255
berkas rekam medis
Petugas yang
Petugas Short text 25 meminjam berkas
rekam medis
Tgl rekam medis harus
Tgl_harus kembali Date/time -
kembali
Tgl pengembalian
Tgl_pengembalian Date/time -
berkas rekam medis
Alamat Short text 50 ???
Keterlambatan
Terlambat Short text 50
pengembalian berkas.
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

5.3 Rancangan Masukan

Pada tahap rancangan masukan memberikan penjelasan mengenai

masukan yang terjadi pada proses pengolahan data yang sedang berjalan saat

ini dan menjelaskan apa saja yang menjadi hasil analisis tersebut.
A. Nama Masukan : Data User

Sumber : Pengguna Aplikasi

Fungsi : Sebagai data untuk masuk ke aplikasi ketika akan

login

Media : PC

Frekwensi : Setiap ada penambahan dan perubahan data

Pengguna

Keterangan : Petugas memasukan data pengguna

B. Nama Masukan : Data Pasien

Sumber : Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Fungsi : Sebagai master data pasien

Media : PC

Frekwensi : Setiap ada penambahan dan perubahan data pasien

Keterangan : Petugas memasukan data pasien

C. Nama Masukan : Data Petugas

Sumber : Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Fungsi : Sebagai master data Petugas

Media : PC

Frekwensi : Setiap ada penambahan dan perubahan data

petugas

Keterangan : Petugas memasukan data peminjaman

D. Nama Masukan : Data Poliklinik

Sumber : Rekam Medis Pasien Rawat Jalan


Fungsi : Sebagai master data poliklinik

Media : PC

Frekwensi : Setiap ada penambahan dan perubahan data poli

Keterangan : Petugas memasukan data poli

E. Nama Masukan : Data Peminjaman berkas rekam medis

Sumber : Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Fungsi :Sebagai master data peminjaman berkas rekam

medis

Media : PC

Frekwensi :Setiap ada Penambahan dan Perubahan data

peminjaman berkas rekam medis

Keterangan : Petugas memasukan data peminjaman rekam

medis

F. Nama Masukan : Data Pengembalian

Sumber : Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Fungsi : Sebagai master data pengembalian rekam medis

Media : PC

Frekwensi :Setiap ada penambahan dan pengembalian


Keterangan :Petugas memasukan data penggembalian

5.4 Rancangan Keluaran

Rancangan keluaran memberikan penjelasan mengenai keluaran dari

hasil yang diinput sebelumnya yang terjadi pada proses peminjaman dan
pengembalian rekam medis rawat jalan saat ini dan menjelaskan apa saja yang

menjadi hasil dari peminjaman dan pengembalian tersebut.

A. Nama Keluaran : Laporan Peminjaman

Sumber : Data Masukan Peminjaman Rekam Medis

Rawat Jalan

Fungsi : Sebagai hasil masukan peminjaman rekam

medis rawat jalan

Media : PC, Kertas

Frekwensi : Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan

Keterangan : Petugas membuat laporan hasil analisa dari

data-data yang telah diinputkan

B. Nama Keluaran : Laporan Pengembalian

Sumber : Data Masukan Laporan Rekapitulasi Analisis

Kelengkapan

Fungsi : Sebagai hasil masukan laporan rekapitulasi analisis

kelengkapan rekam medis rawat jalan

Media : PC, Kertas

Frekwensi : Tahunan

Keterangan : Petugas membuat laporan rekapitulasi analisis

kelengkapan dari data-data yang diinputkan

C. Nama Keluaran : Laporan Berkas Belum Kembali

D. Nama Keluaran : Laporan Keterlambatan


5.5 Rancangan Dialog Layar

A. Rancangan Tampilan Form Login

LOGOGambarUsername
5.10 Rancangan Tampilan Fo

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis


Password

Login Exit

Gambar 5.11 Rancangan Tampilan Login


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

B. Rancangan Tampilan Menu Utama

Sistem Distribusi Rekam Medis


Rawat Jalan

Home Data Input Laporan Export to Exel Logout

Login Pasien Peminjaman Peminjaman

User Pengembalian Pengembalian


Exit

Poli
Belum kembali

Petugas
Keterlambatan

Gambar 5.12 Rancangan Struktur Tampilan Menu Utama


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
C. Rancangan Tampilan Form User

Data User
Nomor ID Password User

Nama User Hak Akses

Tambah Hapus Simpan Batal Ubah Keluar

Cari berdasarkan
 No id  Nama user

Data gird

Gambar 5.13 Rancangan Tampilan Form User


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

D. Rancangan Tampilan Form Pasien

Gambar 5.14 Rancangan Tampilan Form Pasien


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
E. Rancangan Tampilan Form Petugas

Gambar 5.15 Rancangan Tampilan Form Dokter


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

F. Rancangan Tampilan Form Poliklinik

Gambar 5.16 Rancangan Tampilan Form Poli


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
G. Rancangan Tampilan Form Peminjaman

Gambar 5.17 Rancangan Tampilan Form Poli


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

H. Rancangan Tampilan Form Pengembalian

Gambar 5.18 Rancangan Tampilan Form Laporan Per Dokter


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
I. Rancangan Tampilan Form Laporan Peminjaman

Gambar 5.19 Rancangan Tampilan Form Laporan Peminjaman


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

J. Rancangan Tampilan Form Laporan Pengembalian

Gambar 5.20 Rancangan Tampilan Form Laporan Pengembalian


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

K. Rancangan Tampilan Form Laporan Belum Kembali

Gambar 5.21 Rancangan Tampilan Form Laporan Belum Kembali


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
L. Rancangan Tampilan Form Laporan Keterlambatan

Gambar 5.22 Rancangan Tampilan Form Laporan Keterlambatan


Rekam Medis
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

5.6 Spesifikasi Hardware dan Software

A. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Untuk mendukung kinerja sistem informasi analisis kelengkapan

rekam medis rawat jalan dibutuhkan spesifikasi perangkat keras

(Hardware) agar sistem berjalan dengan baik. Berikut adalah spesifikasi

yang disarankan:

1. Prosessor : intel Dual Core atau lebih tinggi

2. RAM : 2 GB atau lebih tinggi

3. Harddisk : 250 GB atau lebih tinggi

4. Monitor : Compatible dengan Windows

5. Keyboard : Compatible dengan Windows

6. Mouse : Compatible dengan Windows


B. Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Dalam perancangannya, sistem informasi distribusi rekam medis

rawat jalan membutuhkan perangkat lunak (Software) sebagai pendukung

untuk kebutuhan program. Adapun spesifikasi perangkat lunak (Software)

untuk membangun sistem yang dirancang adalah sebagai berikut:

1. Sistem Operasi : Windows 7 Professional atau lebih tinggi

2. Pemograman : Microsoft Visual Studio 2010 (Visual

Basic

.NET 2010) Professional

3. Pengolahan Database : Microsoft Access 2013 Professional

4. Pengolahan Data : Cristal Report (pdf) Professional

5.7 Implementasi dan Pengujian Sistem

A. Implementasi Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat Keras (Hardware) yaitu peralatan bentuk fisik yang

menjalankan perangkat lunak (software) dan peralatan ini berfungsi untuk

menjalankan intruksi-intruksi yang diberikan dan mengeluarkannya dalam

bentuk informasi yang digunakan oleh manusia untuk laporan. Adapun

perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk mendukung pembuatan

program aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Prosessor : intel Corei3-5005U CPU @ 2.00 GHz


2. RAM : 4.00 GB

3. Harddisk : 500 GB

4. Monitor : Compatible dengan Windows (Intel HD Graphics

5500)

5. Keyboard : Compatible dengan Windows

6. Mouse : Compatible dengan Windows

B. Implementasi Perangkat Lunak (Software)

Untuk mendukung sistem yang diusulkan optimal, dibutuhkan

perangkat lunak (software) pengolahan data, adapun perangkat lunak

(software) yang digunakan untuk mendukung pembuatan aplikasi ini

adalah:

1. Sistem Operasi : Windows 10 Professional 64-bit

2. Pemograman : Microsoft Visual Studio 2010 (Visual Basic

.NET 2010) Professional

3. Pengolahan Database : Microsoft Access 2013 Professional

4. Pengolahan Data : Cristal Report (pdf) Professional

C. Implementasi Basis Data

Pembuatan basis data dilakukan dengan menggunakan Microsoft

Access 2013 Professional.


D. Implementasi Dialog Layar

1. Form Login

Gambar 5.23 Tampilan Form Login


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

2. Form Menu Utama

Gambar 5.24 Tampilan Form Menu Utama


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
3. Form Data User

Gambar 5.25 Tampilan Form User


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

4. Form Data Pasien

Gambar 5.26 Tampilan Form Pasien


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
5. Form Data Poliklinik

Gambar 5.27 Tampilan Form Poli


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

6. Form Data Petugas

Gambar 5.28 Tampilan Form Petugas


Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
7. Form Peminjaman

Gambar 5.29 Tampilan Form Peminjaman Rekam Medis


Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

8. Form Pengembalian

Gambar 5.30 Tampilan Form Pengembalian Rekam Medis


Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
Laporan Peminjaman Per Hari

Gambar 5.31 Tampilan Laporan Peminjaman Per Hari Rekam


Medis
Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
9. Laporan Peminjaman Per Periodik

Gambar 5.32 Tampilan Laporan Peminjaman Per Periodik


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
10. Laporan Peminjaman Per Bulanan

Gambar 5.33 Tampilan Laporan Peminjaman Per Bulan


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
11. Laporan Peminjaman Per Triwulan

Gambar 5.34 Tampilan Laporan Peminjaman Per Triwulan


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
12. Laporan Peminjaman Per Semester

Gambar 5.35 Tampilan Laporan Peminjaman Per Semester


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
13. Laporan Peminjaman Per Tahunan

Gambar 5.36 Tampilan Laporan Peminjaman Per Tahunan


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
14. Laporan Peminjaman Per No Rekam Medis

Gambar 5.37 Tampilan Laporan Peminjaman Per No


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
15. Laporan Peminjaman Per Nama Pasien

Gambar 5.38 Tampilan Laporan Peminjaman Per Nama Pasien


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
16. Laporan Peminjaman Per Poliklinik

Gambar 5.39 Tampilan Laporan Peminjaman Per Nama Poli


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
17. Laporan Pengembalian per hari

Gambar 5.40 Tampilan Laporan Pengembalian Per Hari Rekam


Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
18. Pengembalian Per Periode

Gambar 5.41 Tampilan Laporan Pengembalian Per Periode


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

19. Laporan Pengembalian Per Triwulan

Gambar 5.42 Tampilan Laporan Pengembalian Triwulan Rekam


Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
20. Laporan Pengembalian PerTahun

Gambar 5.43 Tampilan Laporan Pengembalian Per Tahun


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
21. Laporan Pengembalian Per No RM

Gambar 5.44 Tampilan Laporan Pengembalian Per No


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
22. Laporan Pengembalian Per Nama Pasien

Gambar 5.45 Tampilan Laporan Pengembalian Per Nama Pasien


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
23. Laporan Pengembalian Per Poli

Gambar 5.46 Tampilan Laporan Pengembalian Per Poli


Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
24. Laporan Rekam Medis Belum Kembali Per Hari

Gambar 5.47 Tampilan Laporan Rekam Medis Belum Kembali


Per Hari Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
25. Laporan Rekam Medis Belum Kembali Per Tahun

Gambar 5.48 Tampilan Laporan Rekam Medis Belum Kembali


Per Tahun Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
26. Laporan Rekam Medis Belum Kembali Per Poli

Gambar 5.49 Tampilan Laporan Rekam Medis Belum Kembali


Per Poli Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
27. Laporan Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Per Hari

Gambar 5.50 Tampilan Laporan Keterlambatan Rekam Medis


Per Hari Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
28. Laporan Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Per No Rekam

Medis

Gambar 5.51 Tampilan Laporan Keterlambatan Rekam Medis


Per Rekam Medis Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
29. Laporan Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Per Nama Pasien

Gambar 5.52 Tampilan Laporan Keterlambatan Rekam Medis


Per Nama Pasien Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
30. Laporan Keterlambatan Pengembalian Rekam Medis Per Poli

Gambar 5.53 Tampilan Laporan Keterlambatan Rekam Medis


Per Poli Rawat Jalan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
E. Pengujian Sistem

Pengujian sistem informasi ini menggunakan metode pengujian

black box. Pengujian black boxtesting menguji spesifikasi suatu fungsi

atau modul, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

Cara pengujian hanya dialkukan dengan yang diharapkan dan

mengeksekusi unit atau modul, metode ini digunakan untuk mengetahui

apakah perangkat lunak ini dapat berfungsi dengan benar.

Adapun hal-hal yang akan di uji melalui pengujian Black Box

adalah sebagai berikut:


Tabel 5.13 Pengujian Sistem
Metode Data Uji yang
No. Bentuk Pengujian Keterangan
Pengujian Digunakan
1. Pengujian unit Black Box Data sembarang yang Menguji kebenaran
program mewakili data pasien, unit program secara
dokter, poli, analisis fungsional
kelengkapan dan
rekapitulasi analisis
kelengkapan
2. Pengujian validasi Black Box Data pasien, dokter, poli, Menguji kesesuaian
analisis kelengkapan dan perangkat lunak
rekapitulasi analisis yang dihasilkan
kelengkapan dengan kebutuhan
yang sudah
didefinisikan
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

F. Deskripsi Pengujian Sistem

Tabel 5.14 Deskripsi Pengujian Sistem


Deskripsi Kebutuhan Skenario Hasil yang
No. Ket.
Pengujian yang Diuji Pengujian diharapkan
1. Menguji Login Command button Memasukan user Masuk ke menu Ok
User pada form login name dan utama
password tekan
tombol login
2. Menguji Command button Memasukan data Data pasien Ok
penambahan data pada form pasien pasien dan tekan tersimpan pada
pasien tombol save form pasien
3. Menguji Command button Memasukan data Data petugas Ok
penambahan data pada form petugas dan tekan tersimpan pada
petugas petugas tombol save form petugas
4. Menguji Command button Memasukan data Data poli Ok
penambahan data pada form poli poli dan tekan tersimpan pada
poli tombol save form poli
5. Menguji Command button Memasukan data Data analisis Ok
penambahan data pada form peminjaman peminjaman
peminjaman peminjaman rekam medis tersimpan pada
rekam medis rekam medis form peminjaman
6. Menguji Command botton Memasukan data Data analisis Ok
penambahan data pada form pengembalian pengembalian
pengembalian laporan rekam medis tersimpan pada
rekam medis pengembalian form
rekam medis pengembalian
7. Menguji Command botton Memasukan kode Data Peminjaman Ok
keluaran laporan pada form peminjaman serta rekam medis
data Peminjaman laporan keterangan dan muncul pada data
Rekam Medis peminjaman tekan tombol print report laporan
8. Menguji Command botton Memasukan Data analisis Ok
keluaran laporan pada form keterangan dan pengembalian
data laporan tekan tombol print rekam medis
pengembalian pengembalian muncul pada data
rekam medis per rekam medis report laporan
9. Menguji Command button Memasukan data Data rekam medis Ok
penambahan data pada form rekam rekam medis belum kembali
rekam medis medis belum belum kembali tersimpan
belum kembali kembali dan tekan tombol
save
10. Menguji Command botton Memasukan Data laporan Ok
keluaran laporan pada form keterangan dan keterlambatan
rawat jalan pada
keterlambatan keterlambatan tekan tombol print
data report
laporan
rekam medis rekam medis
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari pembahasan bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

A. Pelaksanaan distribusi rekam medis rawat jalan masih berjalan tidak sesuai

prosedur, yaitu ketika berkas rekam medis keluar atau dipinjam dan

dikembalikan petugas sering tidak menulis di buku ekspedisi.

B. Permasalahan yang ada dalam sistem informasi distribusi rekam medis

rawat jalan di Klinik Utama Medika Antapani Bandung, antara lain proses

distribusi rekam medis rawat jalan masih dilakukan secara manual karena

belum tersedianya suatu program sistem informasi distribusi rekam medis

rawat jalan, sehingga tidak adanya laporan peminjaman dan pengembalian

berkas rekam medis rawat jalan.

C. Pengolahan distribusi rekam medis rawat jalan di Klinik Utama Medika

Antapani Bandung perlu dilakukan perubahan dari proses pencatatan ke

sistem komputerisasi guna mempermudah dan memperlancar dalam

pengerjaan.

D. Perancangan Sistem Informasi Distribusi Rekam Medis Pasien Rawat

Jalan yang diusulkan menggunakan penyimpanan database Microsoft

Acces 2013 di Klinik Utama Medika Antapani Bandung dirancang


menggunakan metode waterfall dan hanya bersifat komputer deskstop

dibagian rekam medis.

6.2 Saran

Dari kesimpulan diatas penulis bisa melihat bahwa masih ada kendala

yang dihadapi oleh Klinik Utama Medika Antapani Bandung mengenai proses

Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan. Maka dari itu penulis mencoba untuk

memberikan saran-saran yang sekiranya dapat menjadi masukan atau

pertimbangan bagi pihak instansi, adapun saran tersebut adalah sebagai

berikut :

A. Perlu adanya perancangan sistem informasi distribusi rekam medis rawat

jalan, sehingga kegiatan/proses peminjaman dan pengembalian menjadi

mudah, tepat dan cepat.

B. Adanya pemeliharaan pada sistem informasi distribusi rekam medis rawat

jalan, sehingga sistem dapat berjalan dengan baik dan kesalahan-kesalahan

dapat diawasi dan diminimalisir.

C. Perlu diadakan pelatihan bagi petugas yang akan menggunakan sistem

informasi distribusi rekam medis rawat jalan di unit rekam medis Klinik

Utama Medika Antapani Bandung.

Anda mungkin juga menyukai