Ruang Lingkup Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Ruang Lingkup mata pelajaran PKn untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. c. Hak Asasi Manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM. d. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara. e. Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi. f. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. g. Pancasila, meliputi, kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilainilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka. h. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. Berdasarkan ruang lingkup PKn di atas, diketahui bahwa materi yang ada dalam PKn terdiri dari diantaranya tentang materi nilai-nilai, norma dan peraturan hukum yang mengatur perilaku warga negara, sehingga diharapkan peserta didik dapat mengamalkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi karakter pribadi yang baik melekat pada setiap individu peserta didik. Sedangkan pada Permendiknas No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, ruang lingkup materi PPKn untuk kelas I dan II adalah: (1) Kandungan moral pancasila dalam lambang negara, (2) Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam masyarakat, (3) Semangat kebersamaan dalam keberagaman, dan (4) Persatuan dan kesatuan bangsa. Ruang lingkup materi kelas III dan IV adalah: (1) Makna simbol-simbol Pancasila dan lambang negara Indonesia, (2) Hak, kewajiban dan tanggung jawab negara, (3) Makna keberagaman personal, sosial dan kultural, (4) Persatuan dan kesatuan, (5) Moralitas dan politik warga negara/ pejabat negara dan tokoh masyarakat. Ruang lingkup materi kelas V dan VI adalah: (1) Nilai dan moral Pancasila, (2) Hak, kewajiban dan tanggunh jawab warganegara, (3) Keanekaragaman sosial dan budaya serta pentingnya kebersamaan, (4) Nilai dan moral persatuan dan kesatuan bangsa dan (5) Moralitas terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Secara substantif ruang lingkup materi dasar PPKn berdasarkan kurikulum 2013 bertalian dengan empat hal prinsip, yaitu: (1) Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, (2) UUD 1945 sebagai hukum dasar yang menjadi landasan konstitusional, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, (3) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam keberagaman yang kohesif dan utuh, dan (4) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara Indonesia. Terdapat penyederhanaan dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013. Hal-hal yang dibahas pada pada kurikulum 2006 bukan berarti dihilangkan atau tidak diajarkan pada kurikulum 2013, tetapi hal-hai dikaitkan dengan penguatan empat pilar kebangsaan. Ruang lingkup materi lebih bersifat realistik dengan adanya nilai- nilai sosial kemasyarakatan yang dikemas dalam proses pendidikan Sekolah Dasar. Peserta didik diajak untuk lebih memahami kondisi sosial empirik masyarakatnya dengan cara melihat langsung bagaimana nilai dan norma serta moral dikemas untuk menjadi kebutuhan dalam kehidupan. Empat pilar kebangsaan merupakan empat nilai atau empat ajaran yang kembali disosialisasikan atau dimasyarakatkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sejak tahun 2009. Hal ini disebabkan karena beberapa persoalan dasar yang melanda bangsa Indonesia bertalian dengan telah terjadi degradasi kesadaran dan upaya penghapusan terhadap pilar aset nasional, yaitu : NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pancasila yang ditandai dengan adanya keinginan beberapa kelompok untuk memisahkan diri (disintegrasi bangsa), terjadinya konflik antar etnis, agama, golongan, adanya upaya pendirian Negara Kalipahan, upaya memasukkan piagam Jakarta untuk mengganti pembukaan, dan adaya upaya untuk mengganti Ideologi Pancasila dengan ideologi lain, merupakan upaya terstruktur yang akan meruntuhkan karakter dan jatidiri bangsa Indonesia (Jayanegara dalam Suastika, 2017). Pancasila adalah konsesnsus nasional yang dapat diterima semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat di Indonesia. Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan bangsa sekaligus bintang penuntun (Ieitstar) yang dinamis, yang mengarahkan bangsa dalam mencapai tujuannya. Pada posisisnya itu, Pancasila merupakan suber jati diri, kepribadian, moralitas dan haluan keselamatan bangsa (Pimpinan MPR dan Badan Sosialisasi MPR RI, 2017). Secara konseptual Pancasila dimaknai sebagai lima dasar Negara Republik Indonesia yang terbangun berdasarkan nila-nilai budaya masyarakat Indonesia (kaelan, 2016). Pancasila merupakan kritalisasi nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang telah terpatri sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, sebelum masuknya agama di Indonesia. Bertalian dengan itu, Pancasila dapat dimaknai sebagai sebuah jatidiri bangsa yang membedakan antara bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya yang ada di dunia. Oleh Soekarno Pancasila dikatakan sebagai takdir bangsa Indonesia yang mampu merekatkan seluruh komponen anak bangsa yang terdiri dari beragam suku, agama, budaya dan daerah (Soediman, 2010). Senada dengan Sutaryo (2016: 8) yang mengatakan Pancasila merupakan pemersatu bangsa yang terbangun dari jiwa masyarakat dan elemen-elemen yang ada pada jiwa Indonesia yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan, Perikemanusiaan, Kedaulatan rakyat, dan Keadilan sosml. Secara gamblang Soekarno menyampaikan dasar penggunaan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai tanggal 1 Juni 1945 (Pusat Studi Pancasila UGM, 2016). Oleh Pemerintahan Era ]oko Widodo kemudian tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila sebagai bentuk pehormatan dan penyadaran akan pentingnya Pancasila. Kemudian untuk melegitimasi kehidupan bangsa yang merdeka dengan berdasarkan pada hukum, maka pada tanggal 18 Agustus 1945, ditetapkanlah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai hukum dasar yang berlaku pada Negara Kesatuan Republik lndonesia (Soediman, 2010). Melalui UUD 1945 akan terbangun kehidupan bangsa yang kuat dengan berdasarkan pada konstitusi. Secara struktur UUD 1945 tediri dari pembukaan, batang tubuh dan penjelasan. Pada pembukaan alinea ke-4, yang berbunyi “maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pada Pasal 1 Ayat (1) Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Ketentuan ini menjelaskan bagaimana kemajemukan masyaraka indonesia yang diikat dalam satu kesatuan, yaitu Negara Kesatuan Republik lndonesla (Pusat Studi Pancasila UGM, 2016). Perumusan ini telah dipikirkan secara matang oleh Para Pendiri Bangsa untuk untuk dapat mengayomi seluruh anak bangsa dimasa itu mapun dimasa yang akan datang. Kemudian mempertegas bangaiman keragaman bangsa Indonesia yang dipersatukan karena kesadaran akan kesamaan nasib, kesamaan sejarah dan penderitaan karena imprialisme termuat dalam Pasal 36A yang berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika” (Kaelan, 2016). Ketentuan ini sejatinya telah menggugurkan semua tesis yang menghendaki dasar negara di luar Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Upaya memecah belah bangsa dengan dasar apapun tidak dibenarkan oleh Pancasila, karena semua masyarakat Indonesia telah sepakat mengikatkan dirinya dalam sebuah simpul dasar negara Pancasila (Suastika, 2016) Berdasarkan kenyataan tersebut empat pilar kebangsaan atau konsensus nasional sebagai intisari pembelajaran PPKn dapat digambarkan sebagai berikut: Empat Pilar Kebangsaan Ruang Lingkup Ppkn SD Pancasila Kandungan moral Pancasila dalam lambang Negara Makna simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Indonesia Moralitas sosial dan politik warga negara/ pejabat negara dan tokoh masyarakat Nilai dan moral Pancasila Moralitas terpuji dalam kehidupan sehari-hari Undang-Undang Dasar 1945 Bentuk dan tujuan norma/ kaidah dalam masyarakat Hak, kewajuban dan tanggung jawab warga negara Negara Kesatuan Republik Indonesia Persatuan dan kesatuan Nilai dan moral persatuan dan kesatuan Bhineka Tunggal Ika Semangat kebersamaan dalam keberagaman Makna keberagaman personal, sosial, dan kultaral Keanekaragaman sosial dan budaya serta pentingnya kebersamaan